Tabel 2 Data permintaan di setiap pelanggan Pelanggan  Permintaan
krat Botol minuman
kosong krat 1
17 17
2 3
2 3
7 7
4 17
18 5
8 6
6 12
15 7
19 19
8 17
17 9
2 5
Tabel 3 Data tiap tipe kandaraan Tipe kendaraan
1 2
3 Kapasitas
krat 25
30 40
Banyak kendaraan
buah 2
2 1
Biaya tetap ribu rupiah
100 150
150 Biaya
perjalanan ribu rupiah
1.5km 1 km
1.5km Kecepatan
kmjam 60
60 60
Tabel 4 Data jarak antarpelanggan 1
2 3
4 5
6 7
8 9
0  0.00  11.52  18.24  14.16  12.48  13.08  18.00  13.92  13.44  14.12 1
0.00 6.72    2.64    1.56    2.16    6.00
4.32 4.32
4.56 2
0.00    4.32    8.28    8.88  10.44 6.60
6.60 7.56
3 0.00    1.80    1.56    4.92
4.56 4.32
3.36 4
0.00    0.60    4.44 2.76
2.76 3.00
5 0.00    3.84    2.16
2.16 2.40
6 0.00    4.08
3.84 2.88
7 0.00
0.24 1.20
8 0.00
0.96 9
0.00 Keterangan: 0 menunjukkan depot sedangkan 1-9 menunjukkan pelanggan, data jarak
diadaptasi dari Raditya 2009
4.1 Konstruksi Rute dari Setiap Metode
Heuristik 4.1.1
Konstruksi  rute  dengan  Nearest Neighbour Heuristic NNH
Pada  langkah  ini,  setiap  kendaraan melakukan  iterasi  satu  kali  dilanjutkan  oleh
kendaraan  lain  hingga  permintaan  semua pelanggan terpenuhi.
Iterasi 1: Kendaraan 1 Tipe 1 Berdasarkan  Tabel  4,  kendaraan  ini
mengunjungi  pelanggan  1  dari  depot  karena jaraknya  terdekat  dari  depot.    Kapasitas  yang
dimiliki  kendaraan  sebesar  25  krat  dan permintaan  pelanggan  1  sebesar  17  krat,
sehingga  dimungkinkan  untuk  menambah pelanggan
dalam rute
kendaraan ini.
Pelanggan  terdekat  dari  pelanggan  1  ialah pelanggan  4  dengan  permintaan  sebesar  17
krat.    Jika  pelanggan  4  dimasukkan  ke  dalam rute  kendaraan  ini  maka  permintaan  yang
diangkut  akan  melebihi  kapasitas.    Maka  dari itu,  dicari  pelanggan  lain  yang  cukup  dekat
dengan  pelanggan  1  dengan  permintaan maksimal  8  krat.    Berdasarkan  Tabel  2,
pelanggan  yang  mungkin  dikunjungi  ialah pelanggan  2,  pelanggan  3,  pelanggan  5,  dan
pelanggan  9.    Jika  dilihat  pada  Tabel  4  maka pelanggan  yang  kunjungi  selanjutnya  ialah
pelanggan 5, kemudian kendaraan kembali ke depot.
Tabel  5  Rute  Iterasi  1  Kendaraan  1  Tipe  1
dengan NNH kapasitas 25 krat Pelanggan   Permintaan
krat Jarak
km Sisa
kapasitas krat
- -
25 1
17 11.52
8 5
8 2.16
- 13.08
Total 25
26.76 -
Sisa  pelanggan  =  {2,3,4,6,7,8,9}.    Karena masih  terdapat  pelanggan  yang  belum
dikunjungi  maka  iterasi  dilanjutkan  ke  Iterasi 2 menggunakan kendaraan lain.
Rute  yang  dihasilkan  pada  Iterasi  1  hanya memuat  tiga  verteks  dua  pelanggan  dan  satu
depot sehingga tidak perlu dilakukan  metode 2-opt.    Biaya  yang  dikeluarkan  pada  Iterasi  1
= 100 + 1.5 26.76 = 140.14 ribu rupiah.
Iterasi 2: Kendaraan 2 Tipe 1 Iterasi 2 dilakukan untuk menentukan rute
selanjutnya  bagi  para  pelanggan  yang  belum dikunjungi.    kendaraan  yang  digunakan  ialah
Kendaraan 2 Tipe 1 dengan kapasitas 25 krat. Metode yang digunakan sama dengan  metode
pada  Iterasi  1,  tetapi  pelanggan  yang  diamati hanya pelanggan yang belum dikunjungi pada
iterasi sebelumnya.
Tabel  6  Rute  Iterasi  2  Kendaraan  2  Tipe  1 dengan NNH kapasitas 25 krat
Pelanggan   Permintaan krat
Jarak km
Sisa kapasitas
krat -
- 25
4 17
12.48 8
3 7
1.80 1
- 13.44
1 Total
24 28.44
- Sisa  pelanggan  =  {2,6,7,8,9},  dilanjutkan  ke
Iterasi 3. Pada  Iterasi  2  verteks  yang  dihasilkan
hanya tiga verteks maka tidak perlu dilakukan metode  2-opt.  Biaya  yang  dikeluarkan  pada
Iterasi  2  =  100  +  1.5  28.44  =  142.66  ribu rupiah.
Iterasi 3: Kendaraan 1 Tipe 2 Iterasi  3  menggunakan  metode  yang  sama
dengan iterasi-iterasi sebelumnya. Tabel  7  Rute  Iterasi  3  Kendaraan  1  Tipe    2
dengan NNH kapasitas 30 krat Pelanggan   Permintaan
krat Jarak
km Sisa
kapasitas krat
- -
30 8
17 13.44
13 9
2 0.96
11 2
3 7.56
8 -
18.24 8
Total 22
40.20 -
Sisa pelanggan = {6,7}, dilanjutkan ke Iterasi 4.
Pada  Iterasi  3,  metode  2-opt  dapat dilakukan  karena  verteks  yang  dihasilkan
sebanyak empat verteks.  Metode 2-opt mudah diaplikasikan  jika  rute  dibentuk  dalam
gambar.    Maka  dari  itu,  rute  yang  dihasilkan dari  Iterasi  3  dibentuk  seperti  pada  Gambar
11.
Gambar 11 Rute Iterasi 3 Kendaraan 1 Tipe 2 pada NNH.
Jika  rute  pada  Gambar  11  dilakukan prosedur  2-opt  maka  akan  didapat  beberapa
rute seperti pada Gambar 12. a
b Gambar 12 Rute Iterasi 3 Kendaraan 1 Tipe 2
pada  NNH  dengan  melakukan prosedur 2-opt.
Rute  yang  dihasilkan  pada  Gambar  12a 0-9-8-2-0 menempuh jarak sebesar 39.92 km
sedangkan  pada  Gambar  12b  0-8-2-9-0 menempuh  jarak  41.72  km,  sehingga  rute
yang  dipilih  ialah  rute  pada  Gambar  12a dengan biaya  yang dikeluarkan  yaitu = 150 +
1.0 39.92 = 189.92 ribu rupiah.
Iterasi 4: Kendaraan 2 Tipe 2 Iterasi  4  dilakukan  karena  masih  terdapat
pelanggan  yang  belum  dikunjungi.    Rute Iterasi 4 dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel  8  Rute  Iterasi  4  Kendaraan  2  Tipe  2 dengan NNH kapasitas 30 krat
Pelanggan   Permintaan krat
Jarak km
Sisa kapasitas
krat -
- 30
7 19
13.92 11
- 13.92
11 Total
19 27.84
- 8
2 9
13.44
7.56 18.24
0.96
14.22 18.24
0.96 6.60
8
9 2
8
2 9
13.44
7.56 6.60
14.12
Sisa  pelanggan  =  {6},  dilanjutkan  ke Iterasi 5.  Biaya yang dikeluarkan pada Iterasi
4 = 150 + 1.0 27.84 = 177.84 ribu rupiah. Iterasi 5: Kendaraan Tipe 3
Iterasi  5  kendaraan  hanya  mengunjungi satu  pelanggan  yaitu  Pelanggan  6  karena
hanya pelanggan  tersebut  yang  belum
dikunjungi. Tabel  9  Rute  Iterasi  5  kendaraan  Tipe  3
dengan NNH kapasitas 40 krat Verteks
Permintaan krat
Jarak km
Sisa kapasitas
krat -
- 40
6 12
18.00 28
- 18.00
28 Total
12 36.00
- Sisa pelanggan = {}, pada Iterasi 5 semua
permintaan  pelanggan  telah  terpenuhi,  iterasi dihentikan.    Biaya  yang  dikeluarkan  pada
Iterasi  5  =  150  +  1.5  36.00    =  204.00  ribu rupiah.
Setelah  iterasi  selesai  total  biaya  yang didapat  pada  metode  NNH  ialah  sebesar
854.56 ribu rupiah. 4.1.2
Konstruksi  rute  dengan  Petal Heuristic PH
Misalkan F
adalah himpunan
pelanggan  yang  telah  digunakan  sebagai verteks  seed  yaitu  pelanggan  pertama  yang
dikunjungi  dari  depot.  U  adalah  himpunan pelanggan  yang  belum  dikunjungi.  R  adalah
himpunan rute yang dibangkitkan.
Seperti halnya pada NNH, kendaraan yang digunakan dimulai dari kendaraan dengan tipe
terkecil lihat Tabel 3. Kendaraan  Tipe  1  dengan  kapasitas  25
krat. Iterasi 1:
1. Inisialisasi
F={0}, R= 
2. Pemilihan verteks seed i
Karena  jarak  yang  terdekat  dari  depot adalah  pelanggan  1  maka  yang  menjadi
verteks seed adalah pelanggan 1. Jadi F={0,1}, R={0,1,0},
U={2,3,4,5,6,7,8,9}.
3. Perluasan rute
Karena  PH  mengonstruksi  satu  himpunan rute  berdasarkan  NNH  maka  perluasan
rute yang diperoleh: R={0,1,0,0,1,5,0},
U=U\{5}={2,3,4,6,7,8,9} Pada  Iterasi  1  metode  2-opt  tidak  perlu
diterapkan.  Dilanjutkan ke langkah 2. Iterasi 2 :
2. Pemilihan verteks seed Pelanggan  i=4  merupakan  verteks  seed
karena  merupakan  verteks  di  V\F  dengan jarak terdekat dari depot.
F={0,1,4}, U={2,3,6,7,8,9}, R={0,1,0,0,1,5,0,0,4,0}.
3. Perluasan rute Jarak  pelanggan  terdekat  dari  pelanggan  4
adalah  pelanggan  3.  Pada  Iterasi  2  metode 2-opt juga tidak  perlu diterapkan,  sehingga
didapat:U=U\{3}={2,6,7,8,9} R={0,1,0,0,1,5,0,0,4,0,0,4,3,0}.
Dilanjutkan ke langkah 2.
Iterasi 3 : 2. Pemilihan verteks seed
Pelanggan  i=8  merupakan  verteks  seed karena  merupakan  verteks  di  V\F  dengan
jarak terdekat dari depot. F={0,1,2,4,8}, U=U\{8}={2,6,7,9}
R={0,1,0,0,1,5,0,0,4,0,0,4,3,0, 0,8,0}.
3. Perluasan rute Jarak  pelanggan  terdekat  dari  pelanggan  8
adalah pelanggan
9 dilanjutkan
ke pelanggan  2.    Jika  metode  2-opt  dilakukan
pada  iterasi  ini  rute  yang  awalnya  berjarak 40.20 km lihat Gambar 11 menjadi 39.92
km  lihat  Gambar  12a,  sehingga  didapat: R={0,1,0,0,1,5,0,0,4,0,0,4,3,0,
0,8,0,0,9,8,2,0}, U=U\{9,2}={6,7}.  Dilanjutkan ke langkah
2.
Iterasi 4 : 2. Pemilihan verteks seed
Pelanggan  i=7  merupakan  verteks  seed karena  merupakan  verteks  di  V\F  dengan
jarak terdekat dari depot. F={0,1,4,8,7}, U=U\{7}={6}
R={0,1,0,0,1,5,0,0,4,0,0,4,3,0, 0,8,0,0,9,8,2,0,0,7,0}.
3. Perluasan rute Pada  Iterasi  4  tidak  dapat  dilakukan
perluasan rute karena kapasitas yang tersisa sudah  tidak  dapat  menampung  permintaan
dari  pelanggan  yang  belum  dikunjungi. Dilanjutkan ke langkah 2.
Iterasi 5 : 2. Pemilihan verteks seed
Pelanggan  i=6  merupakan  verteks  seed karena  merupakan  verteks  di  V\F  dengan
jarak terdekat dari depot. F={0,1,4,8,7}, U=U\{6}=
 R={0,1,0,0,1,5,0,0,4,0,0,4,3,0,
0,8,0,0,9,8,2,0,0,7,0,0,6,0}. 3. Perluasan rute
Pada  Iterasi  5  tidak  perlu  dilakukan perluasan  rute  karena  tidak  ada  lagi
pelanggan yang dikunjungi. Selanjutnya
dilakukan metode
PH menggunakan  kendaraan  Tipe  2  dengan
kapasitas 30 krat. Iterasi 1:
1. Inisialisasi
F={0}, R= 
2. Pemilihan verteks seed Pelanggan  i=1merupakan  verteks  seed
sehingga F={0,1}, R={0,1,0}, U={2,3,4,5,6,7,8,9}
3. Perluasan rute Pelanggan  terdekat  dari  pelanggan  1  ialah
pelanggan  5,  dilanjutkan  ke  pelanggan  9 kemudian  ke  pelanggan  2  dan  kembali  ke
depot  karena  kendaraan  sudah  tidak mampu  menampung  permintaan  lagi,
sehingga  didapat:R={0,1,0,0,1,5,9,2,0} U=U\{5,9,2}={3,4,6,7,8}.  Jika  metode  2-
opt  dilakukan  pada  iterasi  ini  maka beberapa
kemungkinan rute
yang dihasilkan  detail  rute  dapat  dilihat  di
Lampiran 3.  Rute dengan jarak terpendek ialah  rute  0,1,2,9,5,0  dengan  jarak  41.28
km.  R = {0,1,0,0,1,2,9,5,0.  Dilanjutkan ke langkah 2.
Iterasi 2: 2. Pemilihan verteks seed
Pelanggan  i=4  menjadi  verteks  seed sehingga: F={0,1,4}, U={3,6,7,8},
R={0,1,0,0,1,2,9,5,0,0,4,0}. 3. Perluasan rute
Pelanggan yang
dikunjungi setelah
pelanggan  4  yaitu  pelanggan  3  kemudian kembali  ke  depot  karena  kendala  kapasitas
kendaraan,  sehingga  didapat  U={6,7,8}, R={0,1,0,0,1,2,9,5,0,0,4,0,0,4,3,0}.
Pada Iterasi 2 tidak perlu dilakukan metode 2-opt.  Dilanjutkan ke langkah 2.
Iterasi 3: 2. Pemilihan verteks seed
Pelanggan  i=8  menjadi  verteks  seed sehingga: F={0,1,4,8}, U={6,7},
R={0,1,0,0,1,2,9,5,0,0,4,0,0,4,3,0, 0,8,0}.
3. Perluasan rute Perluasan  rute  yang  didapat  dari  iterasi  ini
dengan  metode  yang  sama  ialah  U={7}, R={0,1,0,0,1,2,9,5,0,0,4,0,0,4,3,0,
0,8,0,0,8,6,0}.    Pada  iterasi  ini  tidak perlu
melakukan metode
2-opt. Dilanjutkan ke langkah 2.
Iterasi 4: 2. Pemilihan verteks seed
Pelanggan  i=7  menjadi  verteks  seed sehingga: F={0,1,4,8,7}, U={ },
R={0,1,0,0,1,2,9,5,0,0,4,0,0,4,3,0, 0,8,0,0,8,6,0,0,7,0}.
3. Perluasan rute Pada  Iterasi  4  tidak  perlu  dilakukan
perluasan  rute  karena  tidak  ada  lagi pelanggan yang dikunjungi.
Selanjutnya dilakukan
metode PH
menggunakan  kendaraan  Tipe  3  dengan kapasitas  40  krat.    Kendaraan  Tipe  3  juga
melakukan langkah-langkah
yang sama
sehingga didapat : Iterasi 1:
F={0,1},R={0,1,0,0,1,4,9,2,0}, U={3,5,6,7,8},    setelah  dilakukan  metode
2-opt  detail  penghitungan  dapat  dilihat  di Lampiran  4  maka  terjadi  perubahan  R
menjadi R={0,1,0,0,1,2,9,4,0}.
Iterasi 2: F={0,1,5},
R={0,1,0,0,1,4,9,2,0,0,5,0,0,5,3,8,0}, U={6,7},    setelah  dilakukan  metode  2-opt
R={0,1,0,0,1,2,9,4,0,0,5,0,0,8,5,3,0}. detail  penghitungan  dapat  dilihat  di
Lampiran 5. Iterasi 3:
F={0,1,5,7}, R={0,1,0,0,1,4,9,2,0,0,5,0,0,5,3,8,0,
0,7,0,0,7,6,0}, U={ }, metode 2-opt tidak perlu dilakukan.
4. Evaluasi rute Rute-rute  yang  dihasilkan  tiap  iterasi  pada
setiap  tipe  kendaraan,  dapat  dimisalkan seperti berikut :
e
1
= rute 0,1,5,0 kendaraan Tipe 1 e
2
= rute 0,4,3,0 kendaraan Tipe 1 e
3
= rute 0,8,9,2,0 kendaraan Tipe 1 e
4
= rute 0,7,0 kendaraan Tipe 1 e
5
= rute 0,6,0 kendaraan Tipe 1 e
6
= rute 0,1,5,9,2,0 kendaraan Tipe 2
7 6
e
7
= rute 0,4,3,0 kendaraan Tipe 2 e
8
= rute 0,8,6,0 kendaraan Tipe 2 e
9
= rute 0,7,0 kendaraan Tipe 2 e
10
= rute 0,1,2,9,4,0 kendaraan Tipe 3 e
11
= rute 0,8,5,3,0 kendaraan Tipe 3 e
12
= rute 0,7,6,0 kendaraan Tipe 3 sehingga biaya tiap rute ialah:
π
1
= 100 + 1.526.76 = 140.14 π
2
= 100 + 1.529.57 = 142.66 π
3
= 100 + 1.539.92 = 159.88 π
4
= 100 + 1.527.84 = 141.76 π
5
= 100 + 1.536.00 = 154.00 π
6
= 150 + 1.041.88 = 191.88 π
7
= 150 + 1.028.44 = 178.44 π
8
= 150 + 1.035.24 = 185.24 π
9
= 150 + 1.027.84 = 177.84 π
10
= 150 + 1.541.88 = 211.92 π
11
= 150 + 1.531.32 = 196.98 π
12
= 150 + 1.536.00 = 204.00 5.
Penentuan  solusi  masalah  pemartisi himpunan yang diperumum
Fungsi objektif Min  140.14  x
1
+  142.66  x
2
+  159.88  x
3
+ 141.76  x
4
+  154.00  x
5
+  191.88  x
6
+ 178.44  x
7
+  185.24  x
8
+  177.84  x
9
+ 211.92 x
10
+ 196.98 x
12
+ 204.00 x
12
terhadap kendala x
1
+ x
6
+ x
10
= 1 x
3
+ x
6
+ x
10
= 1 x
2
+ x
7
+ x
11
= 1 x
2
+ x
7
+ x
10
= 1 x
1
+ x
6
+ x
11
= 1 x
5
+ x
8
+ x
12
= 1 x
4
+ x
9
+ x
12
= 1 x
3
+ x
8
+ x
11
= 1 x
3
+ x
6
+ x
10
= 1 x
1
+ x
2
+ x
3
+ x
4
+ x
5
≤ 2 x
6
+ x
7
+ x
8
+ x
9
≤ 2 x
10
+ x
11
+ x
12
≤ 1 Dengan  LINGO  11.0  diperoleh  solusi
untuk masalah
SPP sebagai
berikut: x
1
=x
3
=x
5
=x
7
=x
9
=x
10
=x
11
=x
12
=0, x
2
=x
4
=x
6
=x
8
=1,  dan  nilai  fungsi  objektif sebesar  661.54  detail  penghitungan  dapat
dilihat di Lampiran 6.
4.2 Tahap Perbaikan dari Setiap Heuristik