31
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sentrifugator, tabung sentrifus, autoklaf, spuit, pH meter, vortex, mikrotips, dan termometer.
3.3 Prosedur Kerja
3.3.1 Determinasi
Buah parijoto Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada
penelitian ini dilakukan determinasi terlebih dahulu di Herbarium
Bogoriense LIPI Bogor untuk menentukan apakah buah yang digunakan
pada penelitian ini benar jenis Medinilla speciosa Blume, suku
Melastomaceae, Parijoto.
3.3.2 Penyiapan Bahan
Buah parijoto Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada
penelitian ini diambil pada Bulan Desember 2014 dari Desa Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Buah parijoto disortasi untuk dipisahkan
dari kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing sehingga dapat mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan uji, kemudian dicuci
dengan air mengalir dan dikering anginkan hingga tidak terdapat sisa air. Buah segar yang telah didapatkan kemudian dihaluskan dengan blender
dan dilakukan ekstraksi.
3.3.3 Pembuatan Ekstrak
Buah segar parijoto Medinilla speciosa Blume yang telah
dihaluskan dimaserasi dengan etanol 70 selama 48 jam, dan dilakukan secara terus menerus hingga hasil maserasi atau maserat yang diperoleh
hampir jernih. Hasil maserasi kemudian diuapkan dengan menggunakan alat vacuum rotary evaporator pada suhu 40
C hingga didapatkan ekstrak kental dengan kadar air kurang dari 10 yang merupakan ekstrak kasar.
3.3.4 Penapisan Fitokimia
Penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak kasar yang telah diperoleh. Uji penapisan fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid,
32
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
flavonoid, saponin, tanin, glikosida, dan terpenoid. Berikut prosedur masing-masing pengujian.
I. Identifikasi senyawa alkaloid
Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 mL kloroform diaduk rata. Campuran disaring dan dimasukkan kedalam tabung reaksi,
kemudian ditambahkan 0,5 mL H
2
SO
4
1 M dan dikocok baik-baik, dibiarkan beberapa saat. Lapisan atas yang jernih dipipet kedalam 2
tabung reaksi kecil. Salah satunya diberikan pereaksi Dragendorff dan tabung lainnya pereaksi Mayer 2-3 tetes. Reaksi positif apabila
menunjukkan endapan kuning jingga orange dengan pereaksi Drogendorf dan endapan putih dengan pereaksi Mayer Guevara, 1985
dalam Wachidah, 2013.
II. Identifikasi Senyawa Flavonoid
Ekstrak parijoto ditetesi dengan larutan NaOH. Adanya perubahan menjadi warna kuning dan ketika ditambahkan larutan asam warna
menjadi pudar menunjukkan hasil positif adanya flavonoid Tiwari et al., 2011.
III. Identifikasi Senyawa Saponin
Uji Forth Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 ml air panas.
Selanjutnya dikocok kuat selama 10 detik, akan terbentuk buih yang mantap setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 1 tetes
HCl 2N dan diamati Guevera, 1985 dalam Wachidah, 2013.
IV. Identifikasi Senyawa Tanin
0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air dalam tabung reaksi dan disaring, kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl
3
0,1 dan diamati, positif jika terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman Ayoola
et al., 2008.
33
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
V. Identifikasi Senyawa Glikosida
Metode Keller-Killiani Ekstrak sebanyak 10 mg ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl
3
kemudian diaduk dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan
asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran beberapa lama sehingga terbentuk warna merah kecoklatan, yang mungkin
berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut menunjukkan reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula Guevera, 1985 dalam Wachidah,
2013.
VI. Identifikasi Terpenoid
Sebanyak 0,5 g ekstrak ditimbang kemudian ditambahkan 2 ml kloroform. Sebanyak 3 ml H
2
SO
4
ditambahkan dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan yang
terdapat pada antar lapisan mengindikasikan adanya terpenoid Ayoola et al., 2008.
3.3.5 Pengamatan Organoleptis