Waktu dan Tempat Penelitian Pembuatan Dapar Posfat 0,15 M pH 7,4 Pembuatan Larutan Isosalin Pembuatan Larutan Hiposalin Penyiapan Konsentrasi Sampel Uji dan Natrium Diklofenak

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 30

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai Bulan Maret hingga Bulan Mei 2015 di Laboratorium Penelitian I, Laboratorium Penelitian II, Laboratorium Farmakognosi dan Fitokimia, Laboratorium Kimia Obat dan Laboratorium Formulasi Sediaan Steril FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.2 Bahan dan Alat

3.2.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah buah parijoto Medinilla speciosa Blume dengan spesifikasi warna merah muda keunguan dan rasa asam sepat yang berasal dari Desa Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Bahan selanjutnya yang digunakan adalah sel darah merah yang diisolasi dari whole blood darah lengkap yang masih segar dengan batas kadaluarsa 30 hari. Darah yang digunakan adalah golongan darah B dan diperoleh dari PMI Palang Merah Indonesia DKI Jakarta. Sel darah merah yang dibutuhkan untuk uji ini adalah sel darah yang belum mengalami lisis.

3.2.2 Bahan Kimia

Etanol 70, kloroform, asam sulfat H 2 SO 4 , pereaksi Dragendorff, pereaksi Mayer, asam klorida HCl, aquades, natrium klorida NaCl, feri klorida FeCl 3 , amoniak NH 3 , dinatrium hydrogen posfat dihidrat Na 2 HPO 4 . 2H 2 O, natrium dihidrogen posfat monohidrat NaH 2 PO 4 . H 2 O, natrium hidroksida NaOH, natrium diklofenak PT. Indofarma.

3.2.3 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari peralatan gelas standar, tabung gelap, mikropipet Mettler Toledo 200 µL, mikropipet Mettler Toledo 1000 µL, neraca analitik, vacuum rotary evaporator, spatula, seperangkat alat spektrofotometer UV-Vis, vial, waterbath, 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sentrifugator, tabung sentrifus, autoklaf, spuit, pH meter, vortex, mikrotips, dan termometer.

3.3 Prosedur Kerja

3.3.1 Determinasi

Buah parijoto Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada penelitian ini dilakukan determinasi terlebih dahulu di Herbarium Bogoriense LIPI Bogor untuk menentukan apakah buah yang digunakan pada penelitian ini benar jenis Medinilla speciosa Blume, suku Melastomaceae, Parijoto.

3.3.2 Penyiapan Bahan

Buah parijoto Medinilla speciosa Blume yang digunakan pada penelitian ini diambil pada Bulan Desember 2014 dari Desa Colo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Buah parijoto disortasi untuk dipisahkan dari kotoran-kotoran atau bahan-bahan asing sehingga dapat mengurangi jumlah pengotor yang ikut terbawa dalam bahan uji, kemudian dicuci dengan air mengalir dan dikering anginkan hingga tidak terdapat sisa air. Buah segar yang telah didapatkan kemudian dihaluskan dengan blender dan dilakukan ekstraksi.

3.3.3 Pembuatan Ekstrak

Buah segar parijoto Medinilla speciosa Blume yang telah dihaluskan dimaserasi dengan etanol 70 selama 48 jam, dan dilakukan secara terus menerus hingga hasil maserasi atau maserat yang diperoleh hampir jernih. Hasil maserasi kemudian diuapkan dengan menggunakan alat vacuum rotary evaporator pada suhu 40 C hingga didapatkan ekstrak kental dengan kadar air kurang dari 10 yang merupakan ekstrak kasar.

3.3.4 Penapisan Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan terhadap ekstrak kasar yang telah diperoleh. Uji penapisan fitokimia yang dilakukan meliputi uji alkaloid, 32 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta flavonoid, saponin, tanin, glikosida, dan terpenoid. Berikut prosedur masing-masing pengujian. I. Identifikasi senyawa alkaloid Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 mL kloroform diaduk rata. Campuran disaring dan dimasukkan kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 0,5 mL H 2 SO 4 1 M dan dikocok baik-baik, dibiarkan beberapa saat. Lapisan atas yang jernih dipipet kedalam 2 tabung reaksi kecil. Salah satunya diberikan pereaksi Dragendorff dan tabung lainnya pereaksi Mayer 2-3 tetes. Reaksi positif apabila menunjukkan endapan kuning jingga orange dengan pereaksi Drogendorf dan endapan putih dengan pereaksi Mayer Guevara, 1985 dalam Wachidah, 2013. II. Identifikasi Senyawa Flavonoid Ekstrak parijoto ditetesi dengan larutan NaOH. Adanya perubahan menjadi warna kuning dan ketika ditambahkan larutan asam warna menjadi pudar menunjukkan hasil positif adanya flavonoid Tiwari et al., 2011. III. Identifikasi Senyawa Saponin Uji Forth Ekstrak ditimbang 10 mg, lalu ditambahkan 10 ml air panas. Selanjutnya dikocok kuat selama 10 detik, akan terbentuk buih yang mantap setinggi 1-10 cm selama 10 menit. Kemudian ditambahkan 1 tetes HCl 2N dan diamati Guevera, 1985 dalam Wachidah, 2013. IV. Identifikasi Senyawa Tanin 0,5 g ekstrak direbus dalam 10 mL air dalam tabung reaksi dan disaring, kemudian ditambahkan beberapa tetes FeCl 3 0,1 dan diamati, positif jika terbentuk warna hijau kecoklatan atau biru kehitaman Ayoola et al., 2008. 33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta V. Identifikasi Senyawa Glikosida Metode Keller-Killiani Ekstrak sebanyak 10 mg ditambahkan 3 ml pereaksi FeCl 3 kemudian diaduk dan dipindahkan ke dalam tabung reaksi. Diteteskan 1 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung reaksi. Biarkan campuran beberapa lama sehingga terbentuk warna merah kecoklatan, yang mungkin berubah menjadi biru atau lembayung. Perubahan tersebut menunjukkan reaksi positif terhadap 2-deoksi-gula Guevera, 1985 dalam Wachidah, 2013. VI. Identifikasi Terpenoid Sebanyak 0,5 g ekstrak ditimbang kemudian ditambahkan 2 ml kloroform. Sebanyak 3 ml H 2 SO 4 ditambahkan dengan hati-hati untuk membentuk lapisan. Perubahan warna menjadi coklat kemerahan yang terdapat pada antar lapisan mengindikasikan adanya terpenoid Ayoola et al., 2008.

3.3.5 Pengamatan Organoleptis

Organoleptis ekstrak dinyatakan melalui pengamatan dengan panca indera, mendeskripsikan bentuk, warna, bau, dan rasa ekstrak Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000.

3.3.6 Uji Kadar Air

Parameter non spesifik kadar air dilakukan terhadap ekstrak kasar. Ekstrak ditimbang sebanyak 1 gram dalam wadah yang telah ditara. Kemudian dikeringkan pada suhu 105 C selama lima jam dan ditimbang. Pengeringan dilanjutkan dan ditimbang pada jarak satu jam sampai perbedaan antara dua penimbangan berturut – turut tidak lebih dari 0,25 Depkes RI, 2000 34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7 Uji Aktivitas Anti Inflamasi Metode Stabilisasi Membran Eritrosit

3.3.7.1 Pembuatan Larutan yang Dibutuhkan

a. Pembuatan Dapar Posfat 0,15 M pH 7,4

Sebanyak 2,67 gram dinatrium hidrogen posfat dihidrat Na 2 HPO 4 . 2H 2 O dilarutkan dalam 100 mL aquades. Kemudian sebanyak 2,07 gram natrium dihidrogen posfat monohidrat NaH 2 PO 4 . H 2 O dilarutkan dalam 100 mL aquades. Kemudian 81 mL larutan Na 2 HPO 4 . 2H 2 O 0,15 M dicampurkan dengan 19 mL NaH 2 PO 4 . H 2 O 0,15 M pada suhu ruang Ruzin, 1999. Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf 121 C.

b. Pembuatan Larutan Isosalin

Sebanyak 0,85 gram NaCl dilarutkan dalam dapar posfat 0,15 M pH 7,4 kemudian di add hingga volumenya 100 mL Kumar et al., 2011 dan Oyedapo et al., 2010. Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf 121 C selama 15 menit.

c. Pembuatan Larutan Hiposalin

Sebanyak 0,25 gram NaCl dilarutkan dalam dapar posfat 0,15 M pH 7,4 kemudian di add hingga volumenya 100 mL Kumar et al., 2011 dan Oyedapo et al., 2010. Kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf 121 C selama 15 menit.

d. Penyiapan Konsentrasi Sampel Uji dan Natrium Diklofenak

Sebanyak 500 mg ekstrak dilarutkan dalam 5 mL etanol 70 lalu diencerkan dengan isosalin sampai 50 mL 10000 ppm pada suhu ruang, selanjutnya encerkan larutan tersebut menjadi 50, 100, 500, dan 1000 ppm, masing – masing seri konsentrasi dibuat triplo. Kemudian 5 mg natrium diklofenak dilarutkan dalam 1 mL etanol 70 lalu diencerkan dengan isosalin sampai 50 mL 100 ppm pada suhu ruang. 35 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3.7.2 Pembuatan Suspensi Sel Darah Merah

Darah yang telah diperoleh dari PMI Palang Merah Indonesia dimasukkan ke dalam tabung sentrifus sebanyak 10 mL. Selanjutnya disentrifus dengan kecepatan 3000 rpm selama 10 menit pada suhu ruang. Supernatan yang dihasilkan dipisahkan, kemudian residu yang dihasilkan dicuci kembali dengan menggunakan larutan isosalin dan disentrifus kembali. Proses tersebut diulangi sebanyak tiga kali hingga larutan isosalin berwarna jernih Oyedapo et al., 2010. Lalu dibuat suspensi sel darah merah 10 dengan mencampurkan 2 mL sel darah merah dengan 18 mL larutan isosalin Saleem et al., 2011.

3.3.7.3 Pengujian Aktivitas Anti Inflamasi Ekstrak Etanol 70 Buah

Parijoto terhadap Stabilisasi Membran Eritrosit a. Pembuatan Larutan Uji Dibuat larutan uji dengan mencampurkan 1 mL larutan sampel, 1 mL dapar posfat, 2 mL hiposalin dan 0,5 mL suspensi 10 sel darah merah.

b. Pembuatan Larutan Kontrol Positif