Volume Backscattering Dasar Perairan First Bottom E1

24

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Volume Backscattering Dasar Perairan First Bottom E1

Berdasarkan data hidroakustik yang diolah dalam penelitian ini. Perairan Pangkajene memiliki kedalaman yang dangkal dengan kedalaman berkisar antara 5,73 m sampai 58,40 m, dengan rata-rata kedalaman di Perairan Pangkajene 35,02 m. Posisi terdangkal terdapat pada kordinat 4°45’28” LS dan 119°27’28” BT, sedangkan posisi terdalam terdapat pada kordinat 4°34’45” LSdan 119°12’44 BT. Kedalaman perairan yang diperoleh menunjukkan adanya variasi kedalaman yang berbeda untuk setiap posisi lintang dan bujur, pulau-pulau kecil yang terdapat di Perairan Pangkajene menyebabkan perbedaan kedalaman perairan sehingga kedalaman menjadi bervariasi. Data hidroakustik yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari 64 lintasan. Nilai E1 backscattering volume first bottom menggambarkan kekasaran dasar perairan. Gambar 6 menunjukkan nilai hambur balik E1 dimana terjadi perbedaan setiap kedalaman. Nilai E1 dari Perairan Pangkajene sebesar -25,83 dB. Nilai E1 terbesar berada pada posisi 4°46’6” LS dan 119°28’35” BT dengan nilai sebesar -19,91 dB berada pada kedalaman 9 m. Nilai E1 terkecil terdapat pada posisi 4°28’10” LS dan 119°33’55” BT dengan nilai E1 sebesar -33,24 dB berada pada kedalaman 30 m. Sebaran vertikal nilai E1 menggambarkan hambur balik terhadap kedalaman, nilai E1 berada pada kisaran kedalaman 7 m sampai 53 m dengan nilai E1 yang bervariasi pada setiap kedalaman. Nilai E1 mengalami penurunan semakin bertambahnya kedalaman Gambar 6. Pada kedalaman 7 m sampai 53 m nilai E1 mengalami penurunan pada kisaran nilai E1 -19,91 dB sampai -29,00 dB, meskipun ada juga nilai E1 terendah pada kisaran kedalaman 25 m sampai 45 m. Diolah dari Lampiran 3 Gambar 6. Sebaran vertikal E1 terhadap kedalaman perairan Sebaran nilai E1 juga digambarkan secara horizontal. Gambar 7 menunjukkan nilai sebaran hambur balik pertama dasar perairan pada masing- masing lintasan. Nilai hambur balik pertama dasar perairan berbeda pada setiap lintasan. Nilai E1 tinggi merupakan tipe substrat kasar -19,71 dB sampai -24,05 dB berada pada lintasan 1-4, 11-7, 31, 33, 35-38, 48-53, 55, 57, 58, 61, 63, dan 64. Nilai E1 rendah merupakan tipe substrat halus -24,41 dB sampai -33,24 dB berada pada lintasan 5-10, 18-30, 32, 34, 39-47, 54, 56, 59, 60, dan 62. ‐55 ‐50 ‐45 ‐40 ‐35 ‐30 ‐25 ‐20 ‐15 ‐10 ‐5 ‐34 ‐32 ‐30 ‐28 ‐26 ‐24 ‐22 ‐20 ‐18 Kedalaman Peerairan meter E1 dB Diolah dari Lampiran 3 Gambar 7. Sebaran horizontal E1 terhadap lintasan Pengklasifikasian tipe substrat di Perairan Pangkajene mengacu pada Pustaka Allo 2008, hasil penelitian yang dilakukan di Perairan Sumur, Pandeglang Banten. Saat survei tidak dilakukan pengambilan sampel tipe substrat pada setiap lintasan sehingga tipe substrat mengacu nilai E1 yang dihasilkan pada penelitian Allo 2008. Nilai E1 untuk tipe substrat pasir di Perairan Sumur berkisar -18,05 dB sampai -20,31 dB. Tipe substrat pasir berlumpur nilai E1 berkisar -21,09 dB sampai -26,99 dB. Tipe substrat lumpur berpasir nilai E1 berkisar -27,00 dB sampai -29,97 dB. Tipe substrat lumpur nilai E1 berkisar - 30,02 dB sampai -34,84 dB. Pengklasifikasikan tipe substrat dasar perairan dapat dilihat dari nilai E1 yang berkisar antara -19,71 dB sampai -33,24 dB sehingga didapat tipe susbtrat pada setiap lintasan seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Klasifikasi tipe substrat berdasarkan E1 dengan keberadaan pada lintasan E1 dB Tipe Substrat Lintasan -19,71 sampai -21,01 Pasir 1, 2, 16 dan 35 -21,35 sampai -26,91 Pasir berlumpur 3-9, 11-15, 17-19, 30-34, 36- 39, 41-44, 47-58, dan 61-64 -27,67 sampai -28,94 Lumpur berpasir 10, 26, 28, 29, 40, 45, 46, 59 dan 60 -30,64 sampai -33,24 Lumpur 20-25 dan 27 Diolah dari Lampiran 3 ‐36 ‐34 ‐32 ‐30 ‐28 ‐26 ‐24 ‐22 ‐20 ‐18 ‐16 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 E1 dB Lintasan Tipe Substrat dasar perairan di Perairan Pangkajene didominsai oleh tipe substrat pasir berlumpur terdapat pada 44 lintasan. Tipe substrat lumpur berpasir terdapat pada 9 lintasan, substrat lumpur terdapat pada 7 lintasan dan substrat pasir yang terendah terdapat pada 4 lintasan. Nilai sebaran E1 diklasifikasikan berdasarkan selang kelas kedalaman untuk menentukan nilai rata-rata E1 pada setiap kedalaman. Tabel 5 menunjukkan nilai rata-rata E1 terhadap selang kelas kedalaman. Nilai hambur balik pada setiap selang kelas kedalaman dapat menunjukkan bahwa nilai hambur balik berkisar pada nilai -20,39 dB sampai -28,61 dB. Nilai tersebut menunjukkan perbedaan tipe substrat pada setiap selang kelas kedalaman. Tipe substrat mengacu hasil nilai E1 dari pustaka Allo 2008. Selang kelas kedalaman 5,65 m sampai 10,45 m dengan nilai E1 -20,39 dB menunjukkan tipe substrat pasir. Selang kelas kedalaman 10,45 m sampai 15,25 m; 15,25 m sampai 20,05 m; 20,05 m sampai 24,48 m; 24,48 m sampai 29,65 m; 29,65 m sampai 34,45 m; 34,45 m sampai 39,25 m; 39,25 m sampai 44,05 m; dan 44,05 m sampai 48,85 m dengan nilai E1 berkisar antara -21,29 dB sampai -26,90 dB menunjukkan bahwa tipe substrat dasar perairan pada 8 selang kelas kedalaman tersebut pasir berlumpur. Selang kelas kedalaman 48,85 m sampai 53,65 m dan 53,65 m sampai 58,45 m, menunjukkan bahwa tipe substrat dasar lumpur berpasir. Tipe substrat yang dominan pada Perairan Pangkajene terhadap perubahan kedalaman adalah pasir berlumpur, sedangkan tipe substrat lumpur tidak terdapat di Perairan Pangkajene terhadap perubahan kedalaman. Nilai E1 besar akan menunjukkan tipe substrat pasir sedangkan semakin kecil nilai E1 maka tipe substrat menunjukkan lumpur. Siwabessy 2001 dalam Irfania 2009 menjelaskan bahwa nilai backscattering dari dasar perairan yang lebih keras akan lebih besar dibandingkan nilai backscattering dasar perairan yang lunak. Menurut Pujiyati 2008 dimana nilai backscattering dipengaruhi oleh ukuran partikel. Selain ukuran partikel, nilai backscattering dasar dapat diduga adanya pengaruh dari faktor lain seperti porositas, kandungan zat organik dan biota yang berada dalam susbtrat. Tabel 5. Rata-rata E1serta tipe substrat pada kedalaman yang berbeda Selang Kelas Kedalaman meter E1 dB Tipe Substrat 5,65-10,45 -20,39 Pasir 10,45-15,25 -21,29 Pasir berlumpur 15,25-20,05 -22,43 Pasir berlumpur 20,05-24,48 -22,15 Pasir berlumpur 24,48-29,65 -22,88 Pasir berlumpur 29,65-34,45 -23,94 Pasir berlumpur 34,45-39,25 -25.42 Pasir berlumpur 39,25-44,05 -26,15 Pasir berlumpur 44,05-48,85 -26,90 Pasir berlumpur 48,85-53,65 -28,36 Lumpur berpasir 53,65-58,45 -28,61 Lumpur berpasir Diolah dari Lampiran 4

4.2 Volume Backscattering Dasar Perairan Second Bottom E2