Nilai dari setiap klasifikasi berbeda-beda disebabkan beberapa faktor. Menurut Pujiyati 2008 hal ini menjelaskan bahwa nilai backscattering
dipengaruhi oleh ukuran partikel. Selain ukuran partikel, nilai backscattering dasar atau substrat dapat diduga adanya pengaruh dari faktor lain seperti porositas,
kandungan zat organik dan biota yang berada dalam substrat
.
2.3. Ikan Demersal
Menurut Ilo 2009 dalam Nugraheni 2011, yang termasuk ikan demersal adalah ikan yang tertangkap dengan alat tangkap dasar seperti cantrang, trawl,
trammel net , rawai dasar, dan jaring klitik. Ikan demersal merupakan kelompok
ikan yang mendiami suatu perairan dimana habitatnya berada dekat dasar perairan. Ikan demersal pergerakannya lamban dan aktifitas mencari makan pada
malam hari. Ikan demersal dibedakan menjadi dua tipe, yaitu: round fish misalnya ikan cod, haddock, dan hake dan flat fish yang beradaptasi lebih luas
dengan kehidupannya di atas dasar laut misalnya ikan plaice, dan halibut. Ikan yang hidup berdekatan dengan dasar akan beradaptasi terhadap lingkungannya,
memiliki modifikasi struktur, badan mereka terpipihkan dan kedua matanya bergeser ke satu sisi dari kepalanya misalnya ikan pari Pujiyati, 2008.
Tipe substrat dapat mempengaruhi kehidupan organisme yang hidup didasar perairan. Ikan-ikan yang termasuk ikan demersal umumnya dapat hidup
dengan baik di perairan yang bersubstrat lumpur atau lumpur berpasir. Keadaan lain yang berpengaruh adalah salinitas, dimana salinitas optimum bagi ikan
demersal adalah sekitar 33‰. Umumnya ikan demersal mengelompok pada perairan yang bersubstrat
lumpur, lumpur berpasir, pasir, karang dan karang berpasir. Sehubungan dengan
tingkah laku mencari makan, secara umum ikan demersal mencari makan pada malam hari nocturnal dan beristirahat pada siang hari. Hasil tangkapan ikan
demersal di Perairan Sulawesi Selatan tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Jumlah tangkapan ikan demersal di Perairan Sulawesi Selatan 2011
Nama Indonesia Nama Ilmiah
Jumlah ton Bawal Hitam
Formio niger 475
Bawal putih Pampus argenteus
552 Layur
Trichiurus spp. 793
Pepetek Leiognathidae
5.902 Kakap Merah
Lutjanus malabaricus 8.237
Kuniran Upeneus sulphureus
496 Kurisi
Nemipterus spp. 4.417
Senangin Polynemus spp.
254 Kerapu
Epinephelus spp. 7.116
Pari Trigonidae
1.737 Sumber: Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2012
2.4. Klasifikasi Dasar Perairan Bottom Classification