Letak dan Iklim Luas Wilayah Menurut Penggunaan

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sejarah Perkembangan HR di Desa Kesenet

Sejarah penanaman sengon untuk HR di Desa Kesenet sudah ada sejak tahun 1950-an, namun tanaman sengon mulai marak ditanam sebagai pohon andalan pada tahun 2000, dan dilakukan hampir serempak oleh petani. Kegiatan penanaman sengon terakhir dilakukan pada tahun 2007. Semua petani HR desa Kesenet menggunakan sistem agroforestri yang umumnya dilaksanakan melalui sistem tumpang sari antara tanaman kehutanan dan tanaman salak pondoh agroforestri. Terdapat kondisi yang menggambarkan jumlah petani yang mengandalkan sengon sebagai sumber pendapatan pokok 68,3, sementara yang menyatakan sengon sebagai sumber pendapatan sampingan 23,3 dan sisanya 8,4 menanam sengon untuk kepentingan lingkungan. Petani yang menjadikan sengon sebagai sumber pendapatan sampingan mengandalkan sumber pendapatan pokoknya dari salak pondoh 84,68. Tanaman pertanian lainnya yang juga menjadi andalan petani adalah pisang, kapulaga dan kelapa 10,96. 5.2 Sosial Ekonomi Petani HR 5.2.1 Sebaran Umur Petani HR Sebaran umur petani HR berdasarkan hasil responden terpilih berkisar antara 27 tahun sampai dengan 72 tahun, sedangkan yang berada pada kisaran umur produktif yaitu antara umur 26 tahun sampai dengan 55 tahun 76,67. Secara rinci sebaran umur responden dapat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Kelompok umur responden petani HR di ketiga dusun contoh desa Kesenet sumber: Hasil penelitian di lapang tahun 2010 Nama dusun Kelas umur responden orang 16-25 26-35 36-45 46-55 56-65 66-75 75 Jumlah Kesenet - 1 12 2 4 1 - 20 Sarang Panjang - 3 5 8 3 1 - 20 Silambur - 1 6 8 3 2 - 20 Jumlah 5 23 18 10 4 60 Persentase 8.33 38.33 30 16.67 6.67 100 Kondisi tersebut menunjukan bahwa jumlah minat masyarakat berumur muda sebagai pengelola HR masih kecil 8,33. Hal tersebut erat sekali bila dihubungkan dengan jaminan keberlanjutan pengusahaan HR di masa yang akan datang sebagai generasi penerus.

5.2.2 Pendidikan

Umumnya tingkat pendidikan masyarakat petani HR hanya mencapai lulusan SD 58,33 dan yang mencapai tingkat pendidikan SMP 15, SMA 11.67, Perguruan Tinggi 3.33 dan yang tidak bersekolah sebesar 11,67. Tabel 5 Tingkat pendidikan responden petani HR desa Kesenet sumber: Hasil penelitian di lapang tahun 2010 Suatu gambaran menunjukkan bahwa walaupun tingkat pendidikan petani HR rendah bila memperhatikan sebaran umur produktif mereka cukup besar dan inovasi mereka cukup tinggi dalam usaha mengembangkan lahan pertanian mereka ke arah sistem agroforestri. Satu hal yang penting perlu diperhatikan adalah perlu adanya kegiatan penyuluhan tentang budidaya HR yang lebih intensif yang mudah dimengerti dan diterima sebagai harapan masyarakat petani HR.

5.2.3 Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Desa Kesenet sebagai petani HR murni 78,33, sedangkan sisanya 21,67 merangkap sebagai pedagang, pegawai BUMN, pensiunan, perangkat desa dan PNS seperti yang tersaji pada Tabel 6. Nama dusun Pendidikan terakhir orang Tidak sekolah SD SMP SMA Perguruan tinggi Jumlah Kesenet - 8 3 7 2 20 Sarang Panjang 1 14 5 - - 20 Silambur 6 13 1 - - 20 Jumlah 7 35 9 7 2 60 Persentase 11.67 58.33 15 11.67 3.33 100