Penanaman Sistem Pengelolaan HR Desa Kesenet .1 Pengadaan Bibit

Harga jual yang cukup bervariasi tersebut dikarenakan petani HR tidak memiliki posisi tawar akibat sistem tebang butuh dan juga disebabkan petani kurang mengetahui harga pasaran yang berlaku. Sehingga dalam kondisi tersebut pihak petani HR belum sebagai pihak yang diuntungkan akan peran tengkulak dalam menentukan harga kayu sengon masih sepihak. Tingkat kepuasan para petani dalam usaha HR sengon memiliki berbagai alasan. Sebagian petani ada yang sudah merasakan puas bila kebutuhan mereka baik yang mendesak maupun yang tidak mendesak sudah terpenuhi dari hasil penjualan kayu sengon 25, sedangkan sebagian lagi ada yang beralasan bahwa harga yang biasa mereka terima adalah sudah cukup menguntungkan 20 dan 12 cukup puas hanya karena kayu sengon mampu memberikan pendapatan tambahan sebagai usaha sampingan mereka. Ratio kontribusi pendapatan petani HR antara hasil dari penjualan kayu sengon terhadap pendapatan hasil dari tanaman pertanian 3:17. Hal ini dikarenakan faktor periode waktu panen tanaman pertanian lebih pendek dibandingkan untuk jangka waktu panen kayu sengon.

5.3.6 Penyuluhan

Kegiatan penyulahan yang pernah dilaksanakan terkait dengna kegiatan HR adalah oleh Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Pertanian PPL. Hasil dari wawancara menyatakan 71,7 petani tidak tahu adanya kegiatan penyuluhan sehingga menyatakan tidak pernah ikut penyuluhan. Ini menunjukkan sistem informasi dan komunikasi penyelenggaraan kegiatan penyuluhan HR belum serta penyelenggaraannya juga tidak dilakukan secara rutin adapun materi penyuluhannya yang pernah diterima masyarakat tani HR adalah tentang pembibitan, cara tanam serta masalah penanggulangan hama penyakit sengon. Pada tahun 2008 tercatat adanya kegiatan penyuluhan bertema “perempuan menanam” melalui pengenalan bibit jenis sengon, mahoni, petai dan durian yang difasilitasi penyuluh kehutanan tingkat kecamatan. Pada tahun 2009 juga terdapat kegiatan penanaman satu pohon satu orang One Man One Tree di Desa Kesenet seluas lima hektar dengan pohon sengon sebanyak 2.000 bibit dan petai sebanyak 50 bibit yang juga di fasilitasi penyuluh kehutanan kecamatan. Bibit ini difungsikan untuk peningkatan ekonomi pendapatan petani dan fungsi