Metode Pengumpulan Data Analisis Data

- Selang kepercayaan 1- α.100 bagi total populasi Y = Ŷ atau dapat dihitung dari selang kepercayaan bagi rata-rata sebagai berikut berikut Ŷ = N . Ŷ = N - Kesalahan penarikan contoh sampling error, SE Catatan: = ragam peubah y yang akan diukur misal volume tegakan = nilai tabel t-student dimana untuk kepraktisan digunakan nilai = 2 untuk n = 60 sampel

4. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1 Letak dan Iklim

Desa Kesenet merupakan bagian dari Kecamatan Banjarmangu, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Kecamatan Banjarmangu memiliki 17 Desa, antara lain desa: Jenggawur, Banjakulon, Banjarmangu, Kesenet, Rejasari, Paseh, Sigeblog, Sipedang, Pekandangan, Kendaga, Kalilunjar, Sijeruk, Prendengan, Beji, Majatengah, Sijenggung dan Gripit. Batas wilayah Desa Kesenet secara administratif adalah sebagai berikut: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Gripit, Desa Kendaga dan Desa Kalilunjar. 2. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Kalilunjar dan Sungai Merawu. 3. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Banjarmangu dan Sungai Merawu. 4. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Rejasari dan Desa Banjarmangu. Desa Kesenet terdiri dari tiga dusun, yaitu Dusun Kesenet, Dusun Sarang Panjang dan Dusun Silambur. Desa ini terletak pada ketinggian 340 - 800 mdpl, beriklim sedang dengan bulan basah pada bulan Oktober - bulan Mei dan bulan kering pada bulan Juni - September dengan temperatur antara 24 sampai dengan 28 o C Pemerintah Daerah Desa Kesenet dalam Monografi Desa Kesenet 2010.

4.2 Luas Wilayah Menurut Penggunaan

Desa Kesenet memiliki luas wilayah 315,26 ha dan dikelola untuk berbagai penggunaan lahan seperti tersaji pada Tabel 3 di bawah ini: Tabel 3 Luas penggunaan lahan di wilayah desa Kesenet Sumber: Monografi Desa Kesenet Jenis penggunaan lahan Luas ha Persentase Sawah tadah hujan 7,04 2 Bangunanpekarangan 95,55 30 Hutan rakyat 193,86 61 Hutan negara - - Kolam 1,95 1 Lain-lainnya 16,86 5 Total 315,26 100

4.3 Potensi Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk Desa Kesenet adalah 3.490 terdiri dari 1.736 orang laki- laki dan 1.754 orang perempuan. Kepala keluarga di desa ini berjumlah 1.007 KK dengan tingkat pendidikan kepala keluarganya sebagian besar tamatan SD-SLTP sebanyak 564 orang atau 56 dari total kepala keluarga yang ada. Penduduk desa Kesenet 871 orang bermatapencaharian sebagai petani pemilik lahan, sebagai buruh tani 128 orang, buruh industri 147 orang, pedagang 147 orang dan sisanya bekerja sebagai PNS, supir, pensiunan, TNI, Polri dan kontraktor. Mereka umumnya pemeluk agama Islam 3.486 orang dan pemeluk agama Kristen 4 orang. Desa Kesenet memiliki tiga Kelompok Tani Hutan Rakyat KTHR yaitu Sida Reja I, Sida Reja II dan Sida Mukti.

4.4 Sarana dan Prasarana Desa

Sarana pendidikan yang tersedia di Desa Kesenet berupa 1 PAUD, 2 TK, 4 SD, 1 Sekolah Menengah Pertama. Sarana kesehatan terdiri dari 1 Puskesmas dan 1 Polindes. Fasilitas ibadah yang tersedia hanya 10 masjid dan 7 musholla. Sebagian besar penduduk telah memiliki TV 689 orang yang digunakan sebagai sarana informasi dan hiburan. Sarana usaha penggergajian kayu sudah dibangun dan beroperasi ada 2 perusahaan di dusun Sarang Panjang dan dusun Kesenet. Dalam hal penyelenggaraan usaha HR tercatat ada 2 orang penyuluh lapang kehutanan, 7 orang penyuluh pertanian, 1 mantri statistik, 1 orang pengamat hama dan penyakit, 1 orang petugas tanaman pangan dari kecamatan. Petugas ini berasal dari pemerintah Kecamatan Banjarmangu yang melayani semua desa dalam kecamatan tersebut karena sebagian besar desa yang ada belum memiliki petugas maupun penyuluh kehutanan dan perkebunan sendiri namun Desa Kesenet memiliki 2 penyuluh kehutanan yang melakukan kegiatan secara swadaya.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Sejarah Perkembangan HR di Desa Kesenet

Sejarah penanaman sengon untuk HR di Desa Kesenet sudah ada sejak tahun 1950-an, namun tanaman sengon mulai marak ditanam sebagai pohon andalan pada tahun 2000, dan dilakukan hampir serempak oleh petani. Kegiatan penanaman sengon terakhir dilakukan pada tahun 2007. Semua petani HR desa Kesenet menggunakan sistem agroforestri yang umumnya dilaksanakan melalui sistem tumpang sari antara tanaman kehutanan dan tanaman salak pondoh agroforestri. Terdapat kondisi yang menggambarkan jumlah petani yang mengandalkan sengon sebagai sumber pendapatan pokok 68,3, sementara yang menyatakan sengon sebagai sumber pendapatan sampingan 23,3 dan sisanya 8,4 menanam sengon untuk kepentingan lingkungan. Petani yang menjadikan sengon sebagai sumber pendapatan sampingan mengandalkan sumber pendapatan pokoknya dari salak pondoh 84,68. Tanaman pertanian lainnya yang juga menjadi andalan petani adalah pisang, kapulaga dan kelapa 10,96. 5.2 Sosial Ekonomi Petani HR 5.2.1 Sebaran Umur Petani HR Sebaran umur petani HR berdasarkan hasil responden terpilih berkisar antara 27 tahun sampai dengan 72 tahun, sedangkan yang berada pada kisaran umur produktif yaitu antara umur 26 tahun sampai dengan 55 tahun 76,67. Secara rinci sebaran umur responden dapat disajikan pada Tabel 4. Tabel 4 Kelompok umur responden petani HR di ketiga dusun contoh desa Kesenet sumber: Hasil penelitian di lapang tahun 2010 Nama dusun Kelas umur responden orang 16-25 26-35 36-45 46-55 56-65 66-75 75 Jumlah Kesenet - 1 12 2 4 1 - 20 Sarang Panjang - 3 5 8 3 1 - 20 Silambur - 1 6 8 3 2 - 20 Jumlah 5 23 18 10 4 60 Persentase 8.33 38.33 30 16.67 6.67 100