Simpulan Kultur Antera Hasil Persilangan Padi Lokal Beras Hitam Dengan Varietas Budidaya Dan Karakterisasi Agronomi Galur Padi Beras Hitam Dihaploid

4.1 Pendahuluan

Melik adalah padi lokal beras hitam asal Bantul yang memiliki sifat unggul mengandung antosianin serta mineral seperti Zn dan Fe Kristamtini et al. 2012. Pengembangan padi lokal beras hitam saat ini masih sangat terbatas oleh karena itu dilakukan peningkatan keragaman genetik sebagai upaya pemuliaan tanaman. Keragaman genetik padi sangat penting dalam kegiatan pemuliaan tanaman untuk perakitan padi unggul yang diharapkan. Menurut Rohaeni et al. 2015, padi lokal merupakan salah satu sumber keragaman genetik yang memiliki sifat unik seperti ketahanan terhadap penyakit dan aroma serta kepulenan yang sangat disukai oleh masyarakat Indonesia. Informasi keragaman genetik diperlukan dalam proses pemuliaan tanaman . Supriyanti et al. 2015 menyatakan bahwa informasi tentang karakter suatu tanaman sangat dibutuhkan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki serta menghilangkan karakter yang tidak diinginkan dengan tujuan perbaikan varietas. Setelah perluasan keragaman genetik, langkah selanjutnya dalam pemuliaan tanaman adalah seleksi Syukur et al. 2012. Seleksi akan lebih efektif jika karakter yang menjadi target seleksi memiliki nilai heritabilitas yang tinggi. Heritabilitas sangat penting dalam menentukan metode seleksi dan pada generasi mana sebaiknya karakter yang diinginkan diseleksi Herawati et al. 2009. Percobaan ini merupakan lanjutan percobaan pertama. Pada percobaan pertama diperoleh 50 galur padi beras hitam dihaploid yaitu padi dengan aleuron berwarna hitam sehingga perlu dilakukan karakterisasi. Karakterisasi bertujuan untuk mengetahui karakter-karakter penting yang bernilai ekonomis. Tujuan percobaan ini ialah untuk menganalisis keragaman karakter agronomi galur padi beras hitam dihaploid.

4.2 Bahan dan Metode

Percobaan dilaksanakan pada bulan Juli sampai Desember 2015 di rumah kaca BB Biogen, Bogor. Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah 50 galur dihaploid hasil kultur antera persilangan MelikInpari13Inpari13, MelikInpari13Melik, MelikFatmawatiFatmawati, MelikFatmawatiMelik, dan MelikFatmawati dengan Varietas Aek Sibundong dan Melik sebagai kontrol. Percobaan dilakukan menggunakan rancangan kelompok lengkap teracak dengan tiga ulangan. Benih padi disemai dalam bak yang berisi lumpur. Setelah 21 hari, bibit dipindah ke pot yang berisi tanah sawah dengan 2 bibitpot. Pemeliharaan tanaman dilakukan berdasarkan budidaya padi sawah. Pengamatan yang dilakukan antara lain : 1. Tinggi tanaman cm, diukur dari permukaan tanaman sampai ujung malai 2. Jumlah anakan vegetatif, dihitung saat pertumbuhan vegetatif maksimum. 3. Jumlah anakan produktif, ditentukan dengan menghitung anakan yang menghasilkan malai 4. Umur berbunga HST, dihitung dari saat sebar benih sampai ± 50 malai bunga dalam satu rumpun telah keluar 5. Umur panen, dihitung dari saat sebar benih sampai ± 80 malai telah matang 6. Panjang malai cm, diukur dari leher malai sampai ujung malai 7.Jumlah gabah isi dan hampa per malai, dihitung jumlah gabah bernas atau berisi penuh dan gabah yang hampa tidak berisi tiap malai 8.Bobot 1000 butir gabah bernas g 9.Hasil gabah per rumpun, dihitung dari bobot gabah kering bernas yang berasal dari satu rumpun g 10 . Keluarnya malai eksersi malai, menggunakan skala 11. Sudut daun bendera 12. Warna gabah, diketahui dari warna sekam gabah 13. Warna beras, diketahui setelah sekam dikupas Silitonga et al. 2003. Data dianalisis menggunakan sidik ragam Tabel 8 dan jika F hitung berbeda nyata dilanjutkan dengan uji Dunnett pada α = 5 . Tabel 8 Sidik ragam satu lokasi dalam satu musim : Sumber keragaman Derajat bebas Kuadrat tengah Nilai harapan Ulangan r-1 Genotipe g-1 M2 σ 2 e + r σ 2 g Galat r-1g-1 M1 σ 2 e Keterangan : r = ulangan : g = genotipe : σ 2 e = ragam lingkungan ; σ 2 g = ragam genotipe dimana : σ 2 e = M1r σ 2 e + r σ 2 g = M2 M1 + r σ 2 g = M2 r σ 2 g = M2 – M1 σ 2 g = M2 – M1 r σ 2 p = σ 2 g + σ 2 e r Koefisien Keragaman Genotipe KKG Moedjiono dan Mejaya 1994: Luas sempitnya nilai keragaman genetik suatu karakter dihitung berdasarkan ragam genetik dan standar deviasi ragam genetik : σ σ 2 g = √ 2 M 2 2 + M 1 2 r 2 dbg 2 + 2 dbe 2 + 2 keterangan: σ σ 2 g = standar deviasi ragam genetik r = jumlah ulangan yang digunakan pada percobaan M 2 = kuadrat tengah genotipe M 1 = kuadrat tengah galat KKG = √σ X 100 dbg = derajat bebas genotipe dbe = derajat bebas galat Apabila σ 2 g 2σσ 2 g maka keragaman genetik peubah tersebut luas, sedangkan σ 2 g 2σσ 2 g menandakan keragaman genetik sempit Pinaria et al. 1995. h 2 bs = σ 2 g X 100 σ 2 p Menurut Stansfield 1983, nilai heritabilitas diklasifikasikan sebagai berikut : Tinggi : h 2 0.5 Sedang : 0.2 h 2 ≤ 0.5 Rendah : h 2 0.2 Kemudian dilakukan analisis korelasi menggunakan program SAS 9.0. 4.3 Hasil dan Pembahasan 4.3.1 Keadaan Umum Umumnya pelaksanaan penelitian di rumah kaca BB Biogen berjalan baik. Galur yang disemai dapat dipindahkan ke pot-potember tanaman. Kondisi tanaman saat pindah tanam, fase vegetatif dan mulai keluarnya malai disajikan pada Gambar 2. Fase vegetatif dan mulai keluarnya malai reproduktif merupakan fase-fase pertumbuhan tanaman padi. Penampilan beberapa galur dihaploid kultur antera dan hasil persilangan padi lokal beras hitam dengan varietas budidaya disajikan pada Gambar 3. Hal ini memperlihatkan keragaman penampilan turunan masing-masing persilangan tanaman padi. Gambar 2 Kondisi umum galur dihaploid tanaman padi. a kondisi pada saat baru pindah tanam, b Kondisi tanaman saat fase vegetatif, c kondisi saat mulai keluar malai a b c