Pendahuluan Kultur Antera Hasil Persilangan Padi Lokal Beras Hitam Dengan Varietas Budidaya Dan Karakterisasi Agronomi Galur Padi Beras Hitam Dihaploid

gogo dan padi tipe baru. Bagheri dan Jelodar 2008 melaporkan bahwa hasil respon genotipe sangat nyata pada induksi kalus kultur antera padi lokal Iran dan galur padi komersial serta F1 hasil persilangannya. Tabel 1 Hasil sidik ragam peubah kultur antera padi lokal beras hitam dengan varietas budidaya Sidik ragam Peubah IK JK + JKMT + JKTH + JKTA + TT + TH + TA + Kuadrat tengah 86.3 51.4 0.7 0.3 0.3 5.0 2.8 1.6 F hitung 2.4 16.8 3.4 9.4 2.2 3.9 6.0 2.3 Keterangan: IK= Inisiasi kalus; JK = jumlah kalus; JKMT = jumlah kalus yang menghasilkan tanaman hijau dan albino; JKTH = jumlah kalus yang menghasilkan tanaman hijau; JKTA = jumlah kalus yang menghasilkan tanaman albino; TT= Tanaman hijau+albino; TH = Tanaman hijau; TA = tanaman albino; + Data ditransformasi = transformasi akar = berbeda sangat nyata pada taraf α 1 , = berbeda nyata pada α = 5 3.3.1 Induksi Pembentukan Kalus dan Regenerasi Tanaman Setiap persilangan padi beras hitam menghasilkan jumlah kalus yang berbeda. Rataan jumlah kalus yang paling banyak 87 butir kalus pada persilangan MelikFatmawatiMelik, sedangkan rataan jumlah kalus yang paling sedikit 10 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Inpari13 Tabel 2. Peningkatan produksi kalus sangat penting karena peluang untuk mendapatkan tanaman hijau akan lebih besar Dewi et al. 2007. Rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman berbeda pada setiap persilangan kultur antera padi lokal beras hitam dengan varietas budidaya. Rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman hijau dan albino paling banyak 4.7 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Melik, sedangkan rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman hijau dan albino paling sedikit 1.7 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Inpari13. Jumlah kalus yang bervariasi tergantung dari daya tanggap mikrospora dalam antera yang dikulturkan Dewi et al. 2009a. Tabel 2 Jumlah kalus dan jumlah kalus menghasilkan tanaman enam persilangan pada kultur antera padi lokal beras hitam dengan varietas budidaya Persilangan JK JKMT JKTH JKTA MelikInpari13Inpari13 10.0 d 1.7 c 1.4 b 0.3 b MelikInpari13Melik 48.2 c 4.7 a 2.4 a 2.3 a MelikFatmawatiFatmaw atiFatmawati 54.8 bc 2.1 bc 0.2 c 1.9 a MelikFatmawatiFatmaw ati 61.0 bc 3.2 abc 1.4 b 1.8 a MelikFatmawatiMelik 87.0 a 2.8 bc 1.3 b 1.5 ab MelikFatmawati 77.0 ab 3.7 ab 1.4 b 2.3 a Keterangan: JK = jumlah kalus ; JKMT = jumlah kalus yang menghasilkan tanaman hijau dan albino; JKTH = jumlah kalus yang menghasilkan tanaman hijau; JKTA = jumlah kalus yang menghasilkan tanaman albino. Angka dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada α = 5. Rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman hijau paling banyak 2.4 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Melik, sedangkan rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman hijau paling sedikit 0.2 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikFatmawatiFatmawatiFatmawati Tabel 2. Kalus menghasilkan tanaman lebih sedikit dibandingkan kalus yang terbentuk. Kemampuan membentuk kalus pada kultur antera persilangan tidak diimbangi dengan kemampuan meregenerasikan kalus menjadi tanaman, khususnya tanaman hijau Safitri et al. 2010. Rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman albino paling banyak 2.3 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Melik dan MelikFatmawati, sedangkan rataan jumlah kalus menghasilkan tanaman albino paling sedikit 0.3 butir kalus dihasilkan pada persilangan MelikInpari13 Inpari13. Pembentukan kalus enam persilangan pada kultur antera padi lokal beras hitam dengan varietas budidaya memiliki waktu yang berbeda dengan kisaran 27- 34 hari lebih dari 3 mingguTabel 3. Pada kultur antera padi subspesies japonica, kalus terbentuk setelah 3 minggu Dewi et al. 2004; Dewi dan Purwoko 2008; Dewi dan Purwoko 2011. Umur kalus yaitu lamanya waktu hari sejak kalus diinduksi sampai kalus dipindahkan ke media regenerasi sangat menentukan frekuensi regenerasi Dewi dan Purwoko 2011. Persentase kalus menghasilkan tanaman hijau tertinggi dan terendah berturut-turut dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Inpari13 dan Melik Fatmawati Fatmawati Fatmawati sebesar 14.0 dan 0.4. Persentase kalus menghasilkan tanaman albino tertinggi dan terendah dihasilkan pada persilangan MelikInpari13 Melik dan MelikFatmawatiMelik yakni sebesar 4.8 dan 1.7. Berdasarkan persentase kalus menghasilkan tanaman hijau dan tanaman albino, diperoleh persentase kalus tidak menghasilkan tanaman tertinggi 96.8 dihasilkan pada persilangan MelikFatmawatiMelik, sedangkan terendah 83 dihasilkan pada persilangan MelikInpari13Inpari13. Persilangan dengan Melik subspesies indica menghasilkan daya kultur antera lebih rendah dibandingkan dengan varietas budidaya subspesies japonica. Tetua japonica dan indica menghasilkan daya kultur antera lebih tinggi dibandingkan F1 yang hanya melibatkan tetua indica saja Grewal et al. 2011; Gunarsih 2015. Tabel 3 Inisiasi kalus dan persentase kalus enam persilangan pada kultur antera padi lokal beras hitam dengan varietas budidaya Persilangan IK hari Persentase KTMT Persentase KTH Persentase KTA MelikInpari13Inpari13 34.3 a 83.0 14.0 3.0 MelikInpari13Melik 29.5 ab 90.2 5.0 4.8 MelikFatmawatiFatma watiFatmawati 30.7 ab 96.1 0.4 3.5 MelikFatmawatiFatma wati 28.9 ab 94.7 2.3 3.0 MelikFatmawatiMelik 26.5 b 96.8 1.5 1.7 MelikFatmawati 27.8 b 95.2 1.8 3.0 Keterangan: J IK= Inisiasi kalus ; Persentase KTMT = persentase kalus tidak menghasilkan tanaman hijau dan albino; Persentase KTH =persentase kalus yang menghasilkan tanaman hijau; Persentase KTA = persentase kalus menghasilkan tanaman albino. Angka dalam satu kolom yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata pada uji DMRT pada α = 5.