Kerangka Pikir PEWARISAN NILAI SEJARAH LOKAL MELALUI PEMBELAJARAN SEJARAH JALUR FORMAL DAN INFORMAL PADA SISWA SMA DI KUDUS KULON

Kudus sehingga bisa digunakan sebagai bahan pengayaan materi sejarah. Penelitian Suwoto ini menjadi referensi yang sangat berguna bagi penelitian ini karena memberikan informasi tentang pembelajaran sejarah formal yang dilaksanakan di Kudus Kulon. Penelitian Castlel 1982, R. Soeharso 1994, Suhadi 2006, Wasino 2007, dan Suwoto 2009 sedikit banyak memberikan peta kepada peneliti untuk mengetahui “arah” dan bisa menguasai medan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Penelitian yang akan dilakukan ini memiliki tekanan serta sudut pandang yang berbeda dengan penelitian-penelitian yang terdahulu. Penelitian ini akan mencari jawaban tentang pelaksanaan pewarisan nilai-nilai sejarah melalui dua jalur pendidikan sekaligus yakni jalur pendidikan formal di sekolah dan jalur pendidikan informal keluarga dan masyarakat dengan objek utamanya adalah siswa SMA yang tinggal di Kudus Kulon.

C. Kerangka Pikir

Setiap daerah, kawasan, dan wilayah pasti mempunyai cerita sejarah yang tersendiri. Cerita sejarah suatu kawasan atau sekelompok masyarakat antara satu dengan yang lain berbeda-bada serta memiliki keunikan dan ke-khasan sendiri. Cerita-cerita tersebut biasanya menceritakan tentang asal-muasal kenapa suatu daerah mendapat nama atau julukan tertentu. Dalam cerita-cerita rakyat tersebut biasanya terdapat muatan nilai-nilai luhur yang hendak diwariskan kepada generasi berikutnya. Nilai-nilai tersebut yang bisa terus berlanjut dan kuat dijaga dalam masyarakat akan memberikan identitas dengan karakter-karakter khas yang tidak dimiliki daerah lain. Misal tentang identitas Kudus sebagai Kota Santri, Kota Wisata, Kota barang dan jasa, serta Kota Kretek. Karakter yang menjadi identitas Kawasan Kudus, terutama Kudus Kulon dapat dipertahankan, dalam artian pewarisan nilai-nilai lokal yang bisa diambil dari cerita rakyat fokllore tetap diceritakan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Proses pewarisan nilai ini bisa dilakukan melalui pilar pendidikan. Dalam hal ini pendidikan berfungsi sebagai agen dalam proses pewarisan nilai-nilai lokal yang menjadi identitas. Pendidikan yang dilihat adalah pendidikan dalam arti luas, yakni pendidikan yang dilakukan di sekolah pendidikan formal dan pendidikan yang dilakukan oleh keluarga dan masyarakat pendidikan informal. Penggunaan pendidikan jalur formal atau sekolah bisa dilihat dari kurikulum serta muatan lokal yang digunakan. Apakah dalam pembelajaran sejarah guru mengajarkan nilai-nilai lokal? Apakah siswa antusias terhadap pembelajaran yang guru lakukan? Penanaman nilai-nilai lokal dalam cerita rakyat juga akan dilihat dari keluarga. Apakah siswa yang dalam hal ini berstatus sebagai anak pernah mendapatkan penanaman nilai dari keluarga? Dengan cara memberi nasehat atau mendongeng kepada anak sebelu tidur? Dan apakah keluarga juga antusias terhadap penanaman nilai melalui nasehat? Hal lain yang akan dikaji adalah bagaimana masyarakat Kudus Kulon juga melakukan proses penanaman nilai sejarah, serta bagaimana bentuk serta metode yang digunakan. Luaran dari semua kegiatan pembelajaran formal dan informal adalah siswa mampu memainkan peran dalam masyarakat. Peran yang dimainkan siswa sebagai generasi penerus masyarakat akan sangat ditentukan proses yang berlangsung serta kondisi psikologis siswa itu sendiri. Ketika ketiga macam pembelajaran sejarah di sekolah, keluarga, dan masyarakat bisa berjalan dengan baik dan sinergis maka dapat dipastikan akan terciptanya kesadaran sejarah. Kesadaran sejarah dalam hal ini dapat dilihat bagaimana karakter masyarakat yang terbentuk dari cerita rakyat atau fokllore tetap bertahan dari generasi-generasi. Agar lebih jelas, berikut ini adalah gambaran atau alur pemikiran dalam penelitian ini. Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian proses pewarisan nilai Sejarah lokal melalui pembelajaran sejarah jalur formal dan informal pada siswa SMA di Kudus Kulon. Nilai-nilai sejarah Identitas Lokal Pemb. Sejarah Keluarga Formal Kesadaran sejarah Ceritanasihat Masyarakat Mempertahankan identitas Upacara ritual Kurikulum Sekolah Informal Siswa BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu penelitian