Kapal PSP 01 Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan

2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kapal PSP 01

Menurut Susanto 2010, Kapal PSP 01 merupakan kapal penangkap ikan yang dibangun dalam rangka pengembangan kompetensi Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan FPIK IPB yaitu teaching farm industry berbasis perikanan tangkap. Kapal yang pembuatannya ditujukan bagi kepentingan riset penelitian dan usaha penangkapan ikan ini dibiayai oleh program A3 dan resmi diluncurkan pada juni tahun 2008. Keberadaan kapal ini sangat penting artinya baik bagi civitas akademika PSP maupun masyarakat nelayan di PPN Palabuhanratu. General arrangement Kapal PSP 01 dapat dilihat pada Lampiran 1. Adapun foto Kapal PSP 01 disajikan pada Lampiran 2. Spesifikasi Kapal PSP 01 disajikan pada Tabel 1 di bawah ini: Tabel 1 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01 No. Keterangan 1. Nama PSP 01 2. Tahun pembuatan 2008 3. Bahan Kayu 4. L OA 14,30 meter 5. L PP 12,41 meter 6. Lebar B 3,12 meter 7. Lebar pada garis air B WL 3,03 meter 8. Dalam D 1,20 meter 9. Draft d 0,96 meter 10. Tonase 9,5 GT 11. Tenaga penggerak Mitsubishi 4D30-C Sumber: Susanto, 2010 2.2 Sistem Kerja Mesin Diesel 2.2.1 Mesin Diesel Mesin diesel ditemukan dan dipatenkan oleh Rudolf Diesel yang berkebangsaan Jerman pada tahun 1892. Mesin tersebut baru dibuat dengan sempurna pada prototipenya yang ke-3 yaitu pada tahun 1897 www.kruse- ltc.comdieseldiesel cycle.php . Konstruksi dan siklus kerja mesin diesel tidak berbeda jauh dengan mesin otto atau yang lebih dikenal dengan sebutan mesin bensin. Beberapa bagian bensin, seperti blok silinder, penggerak katupnya. Perbedaan adalah jenis bahan baka bakarnya, perbandingan Mesin diesel yang umum Siklu s kerja mesin diesel penyalaan antara mesin di bawah ini: Sumber : Suprapto Gambar 1 Perbedaan Menurut Soenarta pembakaran dalam internal menggunakan minyak gas dasarnya yaitu bahan bakar di dalamnya sudah terdapat sehingga bahan bakar tersebut Pada mesin diesel karena perbandingan kompresinya tinggi sekali. Tekanan mencapai 500 C dikarena kondisi seperti ini bahan bagian komponennya punya tugas yang sama dengan silinder, poros engkol, poros bubungan, torak, dan mekanisme Perbedaan mendasar pada mesin diesel dengan mesin bakar yang digunakan, cara pemberian dan penyalaan perbandingan kompresi, serta desain komponen Suprapto, umum digunakan saat ini adalah mesin diesel empat diesel em pat langka h disajik an pada Lampira n 3. mesin diesel dengan mesin bensin dapat dil ihat pada Suprapto, 1998 Perbedaan penyalaan pada mesin bensin dan mesin Soenarta dan Furuhama 1985 mesin diesel adalah internal combustion engine yang beroperasi gas atau minyak berat sebagai bahan bakar bakar disemprotkan diinjeksikan ke dalam silinder terdapat udara dengan tekana n dan suhu yang cukup tersebut terbakar secara spontan. diesel yang dihisap dan dikompresikan hanya udara kompresinya tinggi maka tekanan dan suhunya ekanan kompresinya dapat mencapai 35 atmosfir dan karenakan perbandingan kompresinya mencapai 20:1. bahan bakar yang diinjeksikan ketika posisi torak hampir dengan mesin mekanisme mesin bensin penyalaan bahan Suprapto, 1998. empat langkah. Perbedaan pada Gambar 1 mesin diesel adalah mesin beroperasi dengan bakar . Prinsip silinder yang cukup tinggi udara, namun suhunya menjadi dan suhunya 20:1. Pada hampir pada titik mati atas TMA dapat menyala dengan mudah tanpa bantuan api dari busi. Jumlah bahan bakar yang diinjeksikan diatur dan disesuaikan dengan beban kerja mesin, sedangkan jumlah pemasukan udara tetap. Hal inilah yang menyebabkan perbandingan campuran udara dan bahan bakar dapat berbeda-beda tapi penyalaannya tetap terjadi dan tidak tergantung dari perbandingan campurannya Soenarta dan Furuhama, 1985. Soenarta dan Furuhama 1985 mengklasifikasikan motor diesel berdasarkan langkah kerja, sistem pendingin, jumlah dan susunan silinder, serta tipe pembakarannya. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini: Sumber: Soenarta dan Furuhama, 1985 Gambar 2 Klasifikasi motor diesel Tipe kamar pusar Tipe kamar mula Tipe pembakaran Tipe kamar terpisah Tipe penyemprotan langsung Langkah 4 langkah 2 langkah Sistem pendingin Pendingin Pendingin air Susunan silinder Berhadapan horizontal Bentuk baris Tipe V Jumlah silinder Silinder Silinder ganda Jumlah dan susunan silinder Kedudukan silinder Horizontal Vertikal Maleev 1954 juga diesel yang membedakannya bahan bakar. Dalam mesin telah berisi udara bertekanan dalam silinder meningkat halus akan bersinggungan membutuhkan bantuan disebut mesin penyalaan Soeprapto 1998 penginjeksian bahan bakar 1 Motor diesel dengan disemprotkan langsung kompresi. Ilustrasi Gambar 3. Sumber: Suprapto, 1998 Gambar 3 Motor 2 Motor diesel penyemprotan yang disemprotkan tidak tambahan atau ruang Soeprapto 1998 ruang bakar tambahan dibedakan 1 Ruang bakar kamar mula Ketika penginjeksian diinjeksikan ke d alam juga menjelaskan bahwa karakteristik utama dari membedakannya dari motor bakar yang lain adalah metode mesin diesel bahan bakar diinjeksikan ke dalam silinder bertekanan tinggi. Selama kompresi mengakibatkan meningkat suhunya, sehingga bahan bakar yang berbentuk bersinggungan dengan udara panas ini dan menyala seketika bantuan penyalaan dari luar. Karena alasan ini, mesin penyalaan kompresi compression ignition engine. 1998 menggolongkan motor diesel berdasarkan bakar sebagai berikut: dengan penyemprotan langsung direc t injection, bahan langsung ke dalam ruang pembakaran pada akhir Ilustrasi motor diesel penyemprotan langsung disajikan 1998 Motor diesel dengan penyemprotan langsung direct injection penyemprotan tidak langsung indirect injection , bahan tidak pada ruang bakar tetapi melalui suatu ruang ruang bakar mula precombustion chamber. 1998 kembali menambahkan bahwa bardasarkan bentuknya, dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: kamar mula precombustion chamber penginjeksian terjadi selama langkah kompresi, bahan alam udara kompresi yang panas dalam ruang bakar dari mesin metode penyalaan silinder yang mengakibatkan udara berbentuk kabut seketika tanpa mesin diesel berdasarkan cara bahan bakar akhir langkah disajikan pada direct injection bahan bakar ruang bakar bentuknya, bahan bakar bakar kamar mula, sehingga terjadi peningkatan yang yang tidak terbakar kepala silinder kemudian pembakaran berlangsung motor diesel dengan Sumber : Suprapto, 1998 Gambar 4 Motor chamber Keuntungan ruang 1 Biasanya menggunakan jenis ini mempunyai kecenderungan 2 Tekanan penginjeksian karena kabut bahan 3 Campuran udara tinggi. 4 Kerja mesin lebih rendah. Kerugian ruang bakar 1 Harus menggunakan dingin, sebab melalui dindin terjadi penyalaan. Pembakaran selanjutnya menghasilkan yang berarti. Partikel-pertikel bahan bakar yang terbakar terbakar ditekan ke ruang bakar utama di antara puncak kemudian bercampur dengan udara panas, sehingga berlangsung seluruhnya dalam ruang bakar utama ini. dengan ruang bakar kamar mula disajikan pada Gambar 1998 Motor diesel dengan ruang bakar kamar mula precombustion chamber ruang bakar kamar mula: menggunakan pengabut injektor jenis pena pintle mempunyai lubang orifice yang agak besar, kecenderungan tersumbat oleh tumpukan karbon dapat dikurangi. penginjeksian lebih rendah dibandingkan pada injeksi bahan bakarnya tidak perlu terlalu halus. udara bahan bakar efisien karena adanya turbulensi lebih halus sebab selama pembakaran tekanan bakar kamar mula: menggunakan busi pemanas ketika akan dihidupkan pada sebab banyak panas yang hilang dari tekanan udara dinding ruang bakar yang besar. menghasilkan terbakar dan puncak torak dan sehingga proses ini. Ilustrasi Gambar 4. precombustion pintle type, besar, sehingga dikurangi. injeksi langsung turbulensi yang tekanan silinder pada cuaca udara kompresi 2 Pemakaian bahan karena adanya dinding dan saluran 2 Ruang bakar kamar pusar Perbedaan ruang bakar membingungkan karena sama ruang yang terpisah tempat bahan bakar Pada kamar pusar, besar daripada yang masuk ke kamar semprotan bahan bakarnya pada kamar mula, langsung disemprotkan. Tekanan pengabut tidak diperlukan kabut digunakan pengabut kamar pusar disajikan Sumber: Suprapto, Gambar 5 Keuntungan ruang 1 Emisi gas buang pembakaran hamper bahan bakar boros dan efisiensi panas relatif lebih adanya kehilangan panas dari tekanan udara kompresi saluran ruang bakar. kamar pusar bakar kamar pusar dan kamar mula ada kemungkinan karena kedua konstruksi ini memang merupakan terpisah dan keduanya ditempatkan dalam kepala bakar diinjeksikan. , saluran penghubung ke silinder mesin diameternya yang terdapat pada kamar mula, kemudian aliran udara kamar pusar arahnya membentuk sudut tangensial bakarnya pun menyilang terhadap kamar pusar. Sebaliknya mula, udara masuk men garah ke tengah kemudian bahan disemprotkan. pengabut yang digunakan pada kamar pusar lebih rendah kabut bahan bakar yang lebih halus, sehingga secara pengabut jenis pintle. Ilustrasi motor diesel dengan ruang disajikan pada Gambar 5. Suprapto, 1998 Gambar 5 Motor diesel dengan ruang bakar kamar pusar ruang bakar kamar pusar: buang berkurang karena turbulensi yang tinggi hamper sempurna. lebih rendah kompresi melalui kemungkinan merupakan sama - kepala silinder eternya lebih udara yang tangensial dan arah Sebaliknya bahan bakar rendah karena secara umum ruang bakar pusar tinggi dan 2 Tekanan injeksi yang diperlukan relatif rendah. 3 Ketukan mesin knocking praktis berkurang karena turbulensi yang tinggi dan pencampuran udara bahan bakar yang baik. Kerugian ruang bakar kamar pusar: 1 Konsumsi bahan bakar sedikit lebih banyak disbanding pada mesin injeksi langsung akibat adanya kerugian panas dan efisiensi mekanis. 2 Kehilangan panas pada udara kompresi di bagian atas kamar pusar menimbulkan masalah starting pada cuaca dingin. 3 Karena bentuk rancangannya yang demikian menimbulkan masalah yang merugikan pada efisiensi pembilasannya scavenging. 3 Ruang bakar kamar udara air cell atau energy cell combustion chamber Pada kamar udara jenis ini, ruang bakar utama di atas torak mempunyai cekungan tunggal atau ganda. Pada waktu penyemprotan bahan bakar, sebagian udara masuk ke kamar udara. Penyalaan dimulai dalam ruang bakar utama yaitu terjadi beberapa derajat sebelum torak mencapai TMA. Karena adanya tekanan pembakaran dan momentum semprotan bahan bakar, kabut bahan bakar terdorong ke kamar udara. Pada saat torak mencapai TMA, bahan bakar dalam kamar udara terbakar. Sementara penyemprotan bahan bakar masih berlangsung, terjadilah pembakaran di ruang lanova kecil sehingga bahan bakar yang belum terbakar sempurna itu tersembur keluar dan bercampur lebih sempurna di ruang bakar utama. Pada waktu torak bergerak ke arah TMB, terjadilah perbedaan tekanan antara ruang lanova dengan ruang bakar utama, sementara semburan gas dari ruang lanova masih terus berlangsung. Dengan demikian diharapkan terjadi proses pembakaran yang lebih sempurna. Karena kabut semprotan bahan bakar yang halus tidak terlalu dipentingkan, maka pengabut yang digunakan adalah jenis pintle dan tekanan penginjeksian bahan bakarnya berkisar 110 – 120 atmosfer. Ilustrasi motor diesel dengan ruang bakar kamar udara Lanova disajikan pada Gambar 6. Gambar 6 Motor

2.1.2 Sistem penyalaan

Mesin diesel dinyalakan sedemikian rupa sehingga TMA. Udara panas dan bakar yang diinjeksikan TMA, dan mengakibatkan 1954 mengemukakan saat menyalakan mesin perbandingan kompresi yang Maleev 1954 kembali berbagai cara untuk menyalakan tangan, dengan motor listrik tekan, dan dengan peluru Salah satu cara penyalaan adalah menggunakan kemudahan perawatannya. karena arus listrik dalam penyalaan, baterai tersebut Suprapto 1998 menjelaskan sistem pemanas awal yang Sumber : Suprapto, 1998 Motor diesel dengan ruang bakar kamar udara Lanova enyalaan dinyalakan dengan cara memutar poros engkolnya sehingga udara dalam silinder ditekan oleh torak menuju dan bertekanan tersebut kemudian bertemu dengan diinjeksikan pada saat torak terletak hanya beberapa derajat mengakibatkan bahan bakar menyala dan menghasilkan daya. mengemukakan bahwa setidaknya dua persyaratan yang harus mesin diesel, yaitu kecepatan putar yang cukup kompresi yang tepat. kembali menambahkan bahwa pada umumnya menyalakan mesin diesel, seperti cara manual diputar listrik dynamo starter, dengan mesin bantu, dengan peluru ledak explosive catridge . penyalaan mesin diesel yang banyak digunakan dynamo starter, karena kemudahan penggunaan perawatannya. Dynamo starter menggunakan arus listrik searah dalam bentuk ini dapat disimpan dalam baterai accu tersebut diisi kembali oleh alternator dynamo charger menjelaskan bahwa p ada mesin diesel umumnya yang berfungsi untuk memanasi ruang bakar secara Lanova engkolnya dari luar menuju posisi dengan bahan derajat sebelum daya. Maleev harus dipenuhi cukup d an umumnya terdapat diputar dengan dengan uda ra digunakan saat ini penggunaan dan searah DC accu. Setelah charger. umumnya terdapat secara elektrik, sehingga bahan bakar lebih mudah terbakar dan mesin mudah dihidupkan terutama pada waktu mesin dalam keadaan dingin. Sistem pemanas awal pada mesin diesel ini umumnya berbentuk busi pijar yang terletak pada kepala silinder dan ujung busi pijar tersebut mengarah pada ruang bakar kamar tambahan precombustion chamber. Busi pijar dihubungkan dengan arus listrik dari baterai melalui kunci kontak dan pengontrol busi pijar. Pengontrol busi pijar ditempatkan pada panel instrument yang berfungsi untuk memberi tanda apabila busi pijar telah panas. Busi pijar beserta pengontrolnya dihubungkan secara seri, sehingga pada saat kunci kontak diputar pada arah glow maka busi pijar dan pengontrolnya akan memijar bersamaan. Lamanya kunci kontak diputar ke arah glow kurang lebih selama dua puluh detik, dan setelah itu mesin dapat dinyalakan. Tetapi ada pula pengontrol busi pijar yang bekerja secara otomatis, apabila kunci kontak diposisikan ke arah glow, pemanas akan mulai bekerja dan lampu indikator akan menyala. Setelah kurang lebih tujuh belas detik, timer akan memadamkan lampu indikator. Lampu indikator yang mati menandakan ruang bakar sudah cukup panas dan mesin siap dihidupkan. Ilustrasi tentang busi pijar pada motor diesel disajikan pada Gambar 7. Sumber: Suprapto, 1998 Gambar 7 Jenis busi pijar

2.1.3 Sistem bahan bakar

Sist em baha n baka r dar i inst alas i mesi n die sel dide fini sika n seb agai pera lat an yang diper luka n unt uk mena nga ni baha n baka r dari tan gki baha n baka r hin gga pom pa inje ksi baha n baka r mal eev 1954 . Echizen et al. 1985 menggambarkan sistem bahan bakar motor diesel pada mesin kapal dalam Gambar 8 sebagai berikut: Sumber: Echizen et al., 1985 Gambar 8 Sistem bahan bakar motor diesel pada mesin kapal Dayw in et al . 199 1 men gemu kaka n bah wa ter dapa t lima syar at yang haru s dipe nuhi oleh sua tu baha n baka r : 1 Memp unya i nila i ener gi ting gi. 2 Dapa t diua pkan pada tem pera tur rend ah. 3 Uap baha n baka r har us dapa t diba kar da lam cam pura n den gan uda ra ok sige n. 4 Baha n baka r dan hasi l pemb akar ann ya si sa tid ak berb aha ya bagi kes ehat an manu sia. 5 Baha n baka r dida pat dal am jum lah yang bes ar, sert a muda h dan tid ak berba haya dala m peng una an dan peng ang kuta n. Mesi n diese l men ggu naka n baha n baka r petr oleu m dies el yan g berb eda deng an bens in ata u umum lebi h dike nal den gan seb utan sola r . Berd asa rkan jen is put aran mesinn ya, baha n baka r moto r dies el diba gi menj adi dua jeni s, anta ra lain : 1 Auto moti ve Dies el Oil ; bahan baka r ini kh usus digu naka n unt uk mes in yang mem ilik i kece pata n puta r diat as 1 .000 rpm. Baha n baka r ini lah yang seri ng dise but sola r, pada umum nya digu nak an seb agai baha n baka r kend araa n berm oto r. 2 Ind ustr ial Die sel Oil; Baha n baka r jen is ini digu naka n untu k mesi n yang mem ilik i put aran mesi n kura ng dari 1.00 0 rpm. Baha n baka r ini bias a dise but seba gai min yak dies el dan bany ak digu naka n dala m indu stri . Khus us unt uk mesi n die sel yang memi lik i put aran tin ggi dia tas 1.00 0 rpm , baha n baka rny a memi lik i kar akte r yan g berb eda den gan min yak dies el. Kara kte rist ik yang dipe rluk an ber hub unga n den gan auto ign itio n, kema mpua n men gali r dala m salu ran baha n baka r, kem amp uan untu k tera tomi sasi , kema mpu an lub rika si, nil ai kal or dan kara kte rist ik lain nya Abi din, 2006 . Maleev 1954 menjelaskan bahwa bahan bakar mesin diesel diperoleh dari proses penyulingan minyak bumi. Produk yang diperoleh dengan penyulingan dalam urutan titik didih yang semakin meningkat diantaranya adalah bensin, distilat minyak tanah, minyak gas, dan minyak bahan bakar diesel. Minyak lumas dan aspal disuling setelah residu yang tidak dapat diuapkan tertinggal. Menurut Suprapto 1998 bahan bakar untuk mesin diesel, yaitu solar, dihasilkan dari penyulingan minyak mentah crude oil pada temperatur 200 C hingga 340 C. Sebagai bahan bakar mesin diesel, solar mempunyai sifat utama sebagai berikut: 1 Tidak berwarna atau sedikit kekuningan dan berbau. 2 Encer dan tidak menguap di bawah temperatur normal. 3 Titik nyalanya berkisar 40 C sampai 100 C. 4 Temperatur nyala flash point 350 C . 5 Berat jenisnya berkisar 0,82 – 0,86 kgliter. 6 Mempunyai nilai bakar 10.500 kcalkg. 7 Mempunyai kandungan sulfur yang lebih besar dibandingkan bensin. Suprapto 1998 kembali menjelaskan bahwa solar yang dikonsumsi mesin diesel harus mempunyai kualitas yang memenuhi syarat sebagai berikut: 1 Mempunyai sifat nyala yang baik, artinya waktu penyalaan harus singkat, sehingga detonasinya lebih kecil. Dengan bahan bakar solar yang baik titik nyalanya, mesin mudah dihidupkan dan lebih halus getarannya. 2 Tetap encer pada suhu yang rendah, artinya solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga mesin mudah dihidupkan. 3 Mempunyai daya lumas yang baik, selain untuk pembakaran di dalam silinder, solar berfungsi untuk melumasi komponen-komponen pompa injeksi dan injektor. 4 Viskositas kekentalan yang tepat, solar harus mempunyai kekentalan yang sesuai dengan kebutuhan sehingga injektor menghasilkan semprotan yang baik dan pembakaran menjadi sempurna. 5 Kandungan sulfur yang rendah, sulfur yang terkandung dalam solar akan menambah deposit pada ruang bakar, torak, cincin torak, dan katup, sehingga komponen–komponen tersebut menjadi cepat rusak. Solar yang diperjualbelikan umumnya memiliki kandungan sulfur 0,8 – 0,9. 6 Pada motor diesel, angka setana menentukan titik nyala flash point dari bahan bakar. Mutu penyalaan bahan bakar diesel diukur dengan indeks yang disebut bilangan setana cetane number. Bilangan setana adalah persentase volume dari setana dalam campuran setana dan alfa metil naftalen yang mempunyai mutu penyalaan sama dengan bahan bakar yang diuji. Baik setana atau alfa metal naftalen adalah hidrokarbon yang dihasilkan secara kimia dari minyak ter tar oil. Setana memiliki mutu penyalaan sangat baik dan alfa metil naftalen mempunyai mutu penyalaan sangat buruk. Skalanya berkisar 0 sampai 100, alfa metil naftalen murni bernilai 0 dan setana murni bernilai 100. Bahan bakar diesel solar yang diproduksi pertamina mempunyai bilangan setana 48 yang berarti terdiri dari 48 persen bilangan setana dan 52 persen bilangan alfa metil naftalen. Daywin et al. 1991 menggambarkan reaksi bahan bakar dalam proses pembakaran motor diesel adalah sebagai berikut: C 16 H 34 + 24,5 O 2 16 CO 2 + 17 H 2 O + E bilangan setana cetane number adalah suatu indeks yang biasa dipergunakan bagi bahan bakar motor diesel untuk menunjukkan tingkat kepekaannya terhadap kelambatan penyalaan Daywin dkk, 1991. Setana normal C 16 H 34 dan methylnaphthalene C 10 H 7 CH 3 sebagai bahan standar pengukur, berturut-turut menunjukkan bahan bakar yang mudah dan sukar terbakar. Bilangan setana untuk bahan bakar motor diesel putaran tinggi berkisar antara 40 hingga 60. Untuk meningkatkan nilai setana , dapat digunakan aethylnitrat atau amynitrida acetaedehyd peroksida. Suprapto 1998 menyebutkan bahwa aliran bahan bakar pada mesin diesel meliputi: 1 Pompa pemindah transfer Pompa transfer berfungsi untuk menghisap bahan bakar dari tangki dan menekannya ke ruang pompa injeksi melalui saringan bahan bakar. Pompa transfer ditempatkan di samping pompa injeksi dan digerakkan oleh nok bumbungan yang terdapat pada poros pompa injeksi. Ilustrasi pompa transfer bahan bakar pada motor diesel disajikan pada Gambar 9. Keterangan : 1. Camshaft poros nok 2. Tapper roller 3. Push rod batang penghubung 4. Piston torak 5. Inlet valve katup masuk 6. Piston spring pegas torak 7. Pressure chamber ruang tekanan 8. Outlet valve katup pengeluaran 9. Pressure chamber ruang tekanan Sumber: Suprapto, 1998 Gambar 9 Pompa transfer bahan bakar 2 Saringan bahan bakar Saringan bahan bakar untuk mesin diesel ada dua jenis, yaitu saringan beserta rumahnya yang dapat dilepas catriage dan saringan yang integral spit on. Saringan yang dapat dilepas, biasanya digunakan pada kendaraan- kendaraan berat. Apabila saringan tersumbat atau sudah waktunya harus diganti, yang diganti hanya filternya saja, dan rumahnya dapat dipakai kembali. Sedangkan pada saringan yang integral harus diganti keseluruhan. Saringan bahan bakar untuk pompa injeksi jenis distributor, biasanya disatukan dengan pompa tangan prining pump dan sedimenter. Sedangkan untuk pompa injeksi jenis in line, saringan bahan bakar dan sedimenter dipasang seri dan letaknya berdekatan. Sedimenter berfungsi untuk memisahkan air dari bahan bakar, sehingga bahan bakar yang dikonsumsi oleh mesin diesel sudah bersih. Sedimenter memisahkan air dari bahan bakar berdasarkan perbedaan berat jenis, dimana air akan berada dibawah solar sehingga mudah dibuang. Ilustrasi saringan bahan bakar dan sedimenter disajikan pada Gambar 10. Sumber : Suprapto, 1998 Gambar 10 Saringan bahan bakar dan sedimenter 3 Pompa injeksi Pompa injeksi adalah bagian dari sistem injeksi bahan bakar diesel dan berguna untuk menaikkan tekana bahan bakar yang dialirkan ke masing- masing injektor sesuai dengan urutan penginjeksian. Pompa injeksi yang dipergunakan pada mesin diesel ada dua jenis, yaitu satu pompa yang melayani satu silinder dan satu pompa untuk semua silinder. Letak pompa injeksi dalam rangkaian sistem bahan bakar dapat dilihat pada Gambar 11. Sumber: Suprapto, 1998 Gambar 11 Letak pompa injeksi dalam rangkaian sistem bahan bakar 4 Injektor Injektor berfungsi untuk menyemprotkan bahan bakar menjadi dalam bentuk halus ke dalam ruang bakar. Injektor terdiri dari dua bagian, yaitu nozzle dan pemegang nozzle nozzle holder. 1 Nozzle; nozzle dapat diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu nozzle model lubang dan nozzle model pin. Nozzle model lubang dibagi lagi menjadi lubang satu dan lubang banyak, sedangkan nozzle model pin dibedakan menjadi jenis throttle dan jenis pintle. Ilustrasi tentang konstruksi dan jenis nozzle pada motor diesel disajikan pada Gambar 12. Sumber 2 Pemegang nozzle menempatkan yang diinjeksikan nozzle ditahan penambahan shim konstruksi pemegang Sumber : Suprapto, Gambar Soenarta dan Furuhama bakar pada motor diesel dan pompa injeksi tipe injeksi bahan bakar tersebut Sumber: Soenarta dan Furuhama 1985 Gambar 12 Konstruksi dan jenis nozzle nozzle nozzle holder; pemegang nozzle berfungsi menempatkan nozzle pada mesin dan menentukan jumlah bahan diinjeksikan serta mengatur tekanannya. Dalam proses ditahan oleh pin penekan dan tegangan pegas dapat diatur shim atau dengan memutar baut penyetel. pemegang nozzle disajikan pada Gambar 13. : Suprapto, 1998 Gambar 13 Konstruksi pemegang nozzle Furuhama 1985 menjelaskan bahwa pompa injeksi diesel terdiri dari dua macam, yaitu pompa injeksi tipe tipe Deckel. Deskripsi tentang masing-masing jenis tersebut dijelaskan di bawah ini: berfungsi untuk bahan bakar proses kerjanya, diatur dengan penyetel. Ilustrasi injeksi bahan injeksi tipe Bosch jenis pompa 1 Pompa injeksi bahan Pada pompa injeksi saluran miring untuk sesuai dengan waktu efektif dari plunyernya. pada mesin diesel pompa bahan bakar skematiknya disajikan Sumber : Soenarta Gambar Sumber : Soenarta Gambar 15 Skematik bahan bakar tipe BOSCH injeksi bahan bakar tipe Bosch, plunyernya dilengkapi untuk mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan, waktu akhirnya atau permulaan kompresi yait plunyernya. Pompa bahan bakar tipe ini lebih banyak diesel saat ini dibandingkan tipe Deckel. Ilustrasi bakar tipe Bosch disajikan pada Gambar 14 dan disajikan pada Gambar 15. Soenarta dan Furuhama, 1985 Gambar 14 Konstruksi pompa bahan bakar tipe Bosch Soenarta dan Furuhama 1985 Skematik operasi dari pompa bahan bakar tipe Bosch dilengkapi dengan diinjeksikan, yait u langkah banyak digunakan Ilustrasi konstruksi dan Ilustrasi Bosch Bosch 2 Pompa injeksi bahan Pada pompa injeksi diinjeksikan diatur melalui ruang bebas Perbedaan dengan dan tidak berputar Ilustrasi pompa bahan ilustrasi skematiknya Sumber : Soenarta Gambar Sumber: Soenarta dan Furuhama, Gambar 17 Skematik

2.1.4. Sistem pelumasan

Komponen-komponen pergesekan yang menyebabkan komponen mesin diperlukan bahan bakar tipe Deckel injeksi bahan bakar tipeDeckel, jumlah bahan bakar diatur dengan cara mengatur jumlah bahan bakar yang bebas dari jarum regulator langkah kompresi dari plunyernya. dengan tipe BOSCH adalah plunyernya tidak me miliki berputar waktu bergerak naik seperti pada pompa tipe bahan bakar tipe Deckel disajikan pada Gambar skematiknya disajikan pada Gambar 17. Soenarta dan Furuhama, 1985 Gambar 16 Konstruksi pompa bahan bakar tipe Deckel Furuhama, 1985 Skematik operasi dari pompa bahan bakar tipe Deckel elumasan komponen yang bergerak di dalam mesin selalu menyebabkan keausan. Untuk menguranginya maka diperlukan pelumasan agar tidak terjadi kontak langsung bakar yang bakar yang lepas plunyernya. miliki saluran tipe BOSCH. Gambar 16 dan Deckel Deckel selalu ada maka pada langsung antara dua bidang yang bergesekan. Apabila suatu mesin dihidupkan tanpa memakai minyak pelumas, dalam waktu yang relatif singkat komponen mesin akan menjadi panas dan terkikis. Menurut Daywin et al. 1991 tujuan utama dari pelumasan adalah mengurangi gesekan, keausan, dan kehilangan daya. Ia kembali menambahkan bahwa terdapat tujuan pelumasan lainnya yaitu: 1 Menyerap dan memindahkan panas. 2 Penyekat celah antara torak dan silinder sehingga tidak terjadi kebocoran dari ruang pembakaran. 3 Bantalan untuk meredam suara dari bagian-bagian yang bergerak. Pada motor bakar pelumasan menjadi lebih sulit dikarenakan panas yang tinggi di sekitar torak dan silinder akibat ledakan dalam ruang pembakaran. Gesekan yang terjadi pada bagian-bagian mesin yang berputar atau bersentuhan tentunya merugikan. Kerugian tersebut bukan saja karena keausan yang diakibatkan, tetapi juga daya yang diperlukan untuk mengatasi gesekan tersebut serta panas panas yang ditimbulkan dapat membahayakan. Bahan dasar minyak pelumas bisa berupa minyak dasar mineral, minyak dasar alami, dan minyak sintetis. Saat ini bahan dasar minyak pelumas sebagian besar berasal dari minyak dasar mineral atau minyak bumi yang diperoleh dari tambang dan diolah dengan penyulingan. Minyak dasar alami berasal dari minyak nabati seperti jarak, kopra,dan kelapa sawit, serta minyak hewani seperti lemak hewan. Minyak dasar sintetis dibuat dari bahan-bahan kimia sebagai dasar minyak pelumas. Dewasa ini minyak pelumas dibuat dari bahan dasar minyak bumi atau minyak alami dengan penambahan aditif bahan-bahan kimia Suprapto, 1998. Daywin et al. 1991 menjelaskan bahwa pelumasan terdiri dari tiga sistem, yaitu: 1 Sistem simple – circulating splash sistem percik sederhana Dalam sistem ini, pelumasan semua bagian internal mesin tergantung pada percikan dan semprotan oli pada batang torak connecting rod yang tercelup ke dalam oli. Agar sistem ini berjalan dengan baik, tinggi permukaan oli pada bagian bawah batang torak harus dipertahankan dan tetap seragam. Ilustrasi Gambar 18. Sumber: Daywin Gambar 18 Sistem sirkulasi 2 Sistem internal force Dalam sistem ini, utama, batang torak, engkol membawa oli Oli yang berada dalam bentuk semprotan hingga pena torak. lubrication disajikan Ilustrasi sistem simple – circulating splash disajikan Daywin et al., 1991 Sistem circulating splash yang menggunakan pompa sirkulasi oli force – feed and splash sistem percik dan tekan ini, oli dipompakan langsung pada poros engkol crank torak, dan bantalan poros. Lubang yang terdapat pada membawa oli dari bantalan utama ke bantalan batang torak. dalam tekanan keluar dari bantalan roda bearing semprotan atau spray dan melumasi bagian ujung sili nder, torak. Ilustrasi sistem kombinasi splash and disajikan pada Gambar 19. disajikan pada pompa untuk crank shaft terdapat pada poros torak. bearing dalam nder, torak, and pressure Gambar 19 3 Sistem full – internal Sistem ini tidak hanya bantalan poros engkol memungkinkan oli atau lubang dari batang Silinder dan torak karena semprotan dilumasi dengan oli Agar sistem pelumasan yang dibutuhkan dan tekanan oli mutlak diperlukan dalam kebersihan oli, maka diperlukan karbon, serbuk logam, ilustrasi sistem full pressure Sumber: Daywin et al., 1991 9 Sistem kombinasi splash and pressure lubrication internal force speed sistem tekan penuh hanya menekan oli ke poros engkol,batang torak, engkol seperti yang dijelaskan terdahulu. Sistem oli ditekan sampai pada bantalan pena torak melalui batang torak ke pena torak. torak menerima oli dari pena torak dan semburan semprotan oli melalui berbagai bantalan . Mekanisme katup oli yang disemprotkan. pelumasan dapat bekerja normal, perlu dija ga agar tekanan yang sesuai. Oleh karena itu, pengatur dan dalam sistem pelumasan ini. Dalam kaitannya diperlukan saringan oli untuk memisah pasir, tanah, logam, air dan, kotoran lainnya yang dapat merusak pressure lubrication disajikan pada Gambar 20. lubrication torak, dan Sistem ini melalui saluran semburan oli terjadi katup juga agar jumlah oli dan indicator kaitannya dengan tanah, sisa -sisa merusak mesin. Sumber Gambar Echizen et al. 1985 mesin kapal pada Gambar Sumber: Echizen et al Gambar 21

2.1.5 Sistem pendingin

Menurut Suprapto dapat mencapai 2.500 C ini terjadi berulang-ulang Sumber: Daywin et al., 1991 Gambar 20 Sistem full pressure lubrication 1985 menggambarkan sistem pelumasan motor diesel Gambar 21 sebagai berikut: al., 1985 21 Sistem pelumasan motor diesel pada mesin kapal endingin mesin Suprapto 1998 suhu pem bakaran yang terjadi di dalam C dan besarnya berubah-ubah tiap siklusnya. Pembakaran ulang sehingga komponen mesin menjadi panas diesel pada kapal dalam silinder Pembakaran panas dan dapat berakibat tidak dapat bekerja dengan baik. Untuk menjaga agar kondisi mesin tetap dapat bekerja dengan normal, komponen mesin seperti kepala silinder, blok silinder, torak, dan mekanisme katup perlu mendapat pendinginan yang cukup agar kekuatan materialnya tetap stabil. Jika sistem pendinginan tidak tersedia, Daywin et al. 1991 menyebutkan akan terjadi tiga sebagai berikut: 1 Torak akan mengembang berlebihan sehingga merusak dinding silinder dan menyebabkan motor macet. 2 Kualitas pelumasan lapisan film dari oli yang menyekat torak dan dinding silinder akan rusak dan suhu tinggi yang dapat merusak mesin tak dapat dihindarkan. 3 Akan terjadi “pre ignition”, yaitu kondisi ketika campuran bahan bakar dan udara terbakar sebelum waktunya. Hal ini terjadi dikarenakan campuran tersebut terlalu panas terbakar dengan sendirinya yang kemudian mengakibatkan knocking atau detonasi serta hilangnya daya. Sistem pendinginan yang biasa digunakan pada mesin diesel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu sistem pendinginan udara dan sistem pendinginan air. Soenarta dan Furuhama 1985 dan Suprapto 1998 menjelaskan sistem pendinginan tersebut sebagai berikut: 1 Pendinginan Udara Pada sistem pendinginan udara, panas yang dihasilkan dari pembakaran gas di dalam silinder sebagian merambat melalui dinding silinder, kepala silinder dan blok silinder, yang selanjutnya ke sirip-sirip pendingin. Panas tersebut kemudian diserap oleh udara luar yang temperaturnya jauh lebih rendah. Konstruksi dan jumlah sirip pendingin tergantung dari ukuran mesin dan kecepatan perpindahan kalor dari sirip-sirip pendingin ke udara. Ilustrasi sistem pendinginan udara disajikan pada Gambar 22. Sistem pendinginan aliran udara tekan dan pendinginan tersebut dide 1 Pendinginan menimbulkan dan 2 Pendinginan aliran pembakaran mengalir kipas. Udara secara mesin yang bergerak. Motor dengan keuntungan pend konstruksi sederhana pada cuaca dingin. suhu pada setiap beroperasi pada pelumas yang lebih 2 Pendinginan air Pada sistem pendinginan dinding silinder silinder-silinder pada Sumber : Soenarta dan Furuhama, 1985 Gambar 22 Sistem pendinginan udara pendinginan udara dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu pendinginan dan pendinginan udara secara alami. Penjelasan kedua dideskripsikan di bawah ini: aliran udara tekan, menggunakan kipas fan menimbulkan dan mengalirkan angin . aliran udara secara alami, sebagian panas yang mengalir melalui dinding ruang bakar tanpa menggunakan Udara secara alami mengalir terhadap mesin yang diam bergerak. engan pendinginan udara biasanya berkapasitas kecil. pend inginan dengan udara adalah bobot mesin lebih sederhana sehingga tidak merepotkan, dan tidak dingin. Sedangkan kerugiannya adalah sulit mengontrol setiap keadaan , dan motor dengan sistem ini pada suhu yang lebih tinggi sehingga memerlukan yang lebih kental. pendinginan air, sebagian panas dari ruang bakar diserap silinder dan kepala silinder. Untuk mendinginkannya pada blok motor dan kepala silinder dibuat pendinginan kedua jenis fan untuk yang dihasilkan menggunakan diam maupun kecil. Beberapa lebih ringan, tidak membeku mengontrol ini biasanya memerlukan minyak diserap oleh mendinginkannya maka dibuat rongga pendingin di dalamnya yang telah panas dalam tangki pendingin air Secara umum terdapat yaitu sistem jaket Daywin et al., dijelaskan dibawah 1 Sistem jaket terbuka Sistem pendinginan sistem hopper. silinder dan kepala dan penyimpanan sangat sederhana air dipastikan tumpah pendingin ini dibutuhkan banyak hanya cocok Ilustrasi sistem Sumber: Gambar 2 Sistem thermosiphon Dalam sistem silinder. Tempat dalamnya dan disebut mantel pendingin water jacket anas dalam mantel air pendingin selanjutnya dialirkan air yang berkisi-kisi. terdapat tiga jenis sistem pendinginan yang menggunakan jaket terbuka, sistem thermosiphon, sistem sirkulasi ., 1991. Penjelasan mengenai ketiga sistem dibawah ini: terbuka pendinginan air yang paling se derhana ini disebut pula hopper. Sistem ini terdiri dari ruangan terbuka di kepala silinder yang dikenal sebagai jaket air water penyimpanan air reservoir yang saling terhubung. Susunan sederhana namun tidak cocok untuk motor portable dikarenakan tumpah jika motor bergerak. Kekurangan lain dari ini adalah bobotnya yang menjadi lebih ber banyak air dalam pengoperasiannya. Sistem pendingin cocok digunakan pada motor stasioner bersilinder sistem pendinginan jaket terbuka disajikan pada Gambar Sumber: Daywin et al 1991 Gambar 23 Sistem pendinginan jaket terbuka thermosiphon sistem thermosiphon, jaket air jaket air berada di Tempat air reservoir terpisah yang bagian atas dan jacket. Air dialirkan menuju menggunakan air, sirkulasi tekanan sistem tersebut pula sebagai di sekeliling water jacket Susunan ini dikarenakan lain dari sistem ber at karena pendingin ini bersilinder tunggal. Gambar 23. di sekeliling dan bawah silindernya masing-masing dihubungkan dengan bagian atan dan bawah bagian silinder. Tempat penyimpanan air ini dikenal dengan nama radiator, yang terdiri dari saluran-saluran halus dimana air mengalir di dalamnya sehingga lebih cepat dingindibanding jika air disimpan dalam bentuk masif. Operasi sistem ini berdasarkan fakta bahwa air yang dipanaskan mengembang dan berat per unit volumenya menurun, suhu air dalam jaket air di sekitar silinder meningkat karena air menjadi panas dan air tersebut mengembang, menjadi ringan dan didesak keluar oleh air yang lebih dingin dan lebih berat yang keluar dari radiator bagian bawah melalui pipa bawah. Karena itu, terjadi sirkulasi secara lambat tetapi berkelanjutan selama motor beroperasi. Ilustrasi sistem pendinginan thermosiphon disajikan pada gambar 24. Sumber: Daywin et al., 1991 Gambar 24 Sistem pendinginan thermosiphon 3 Sistem sirkulasi tekanan Sistem sirkulasi tekanan mirip dengan sistem thermosiphon, kecuali bahwa sebuah pompa ditempatkan di bawah pipa. Pompa yang biasanya bertipe sentrifugal menekan air dalam jaket air dan sekitarnya ke radiator dan menyebabkan sirkulasi yang lebih cepat dibandingkan sistem thermosiphon. Dikarenakan sirkulasinya yang lebih cepat, air menjadi lebih cepat mendingin sehingga kebutuhan air pendingin lebih sedikit untuk menghasilkan lainnya karena lebih seragam dipertahankan. - pass thermostat Sumber : Daywin Gambar 25 Sistem pendinginan Echizen et al. 1985 mesin kapal pada Gambar Keterangan: 1. Katup kingstone 2. Filter 3. Pompa air 4. Pendingin 5. Pendingin Sumber: Daywin Gambar 26 menghasilkan efek pendinginan yang sama. Keuntungan karena sirkulasi air tergantung kecepatan motor maka seragam pada setiap kecepatan dan beban motor dipertahankan. Ilustrasi sistem pendinginan sirkulasi tekanan thermostat disajikan pada Gambar 25. : Daywin et al., 1991 pendinginan sirkulasi tekanan dengan by - pass thermostat 1985 menggambarkan sistem pendinginan motor diesel Gambar 26 sebagai berikut: Keterangan: kingstone 6. Supercharger 7. Katup pembuangan keluar kapal air laut 8. Katup pembuangan keluar kapal Pendingin minyak pelumas 9. Katup air panas Pendingin udara Daywin et al., 1991 26 Sistem pendinginan motor diesel pada mesin kapal Keuntungan maka suhu akan motor dapat an dengan by thermostat motor diesel pada kapal kapal kapal

2.3 Kesesuaian Instalasi Permesinan Berdasarkan Pedoman FAO 2009 tentang

Safety Guide For Guide Fishing Boats Pada pedoman tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang dikeluarkan FAO pada tahun 2009 terdapat acuan bagi instalasi sistem pompa lambung pada kapal, sistem bahan bakar, sistem kelistrikan, sistem pembuangan gas pembakaran, perawatan mesin, dan ventilasi kamar mesin. Small fishing boats yang dimaksud FAO adalah seluruh kapal ikan yang memiliki panjang total LOA kurang dari 15 meter, kapal dapat terbuat dari kayu maupun FRP fiber reinforced plastic, memiliki tenaga penggerak mesin inboard atau outboard, serta memiliki geladak atau tak bergeladak.

2.3.1 Sistem pompa pada lambung kapal

Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas instalasi sistem pompa lambung kapal disajikan pada Lampiran 4. Pedoman tersebut meliputi: 1 Kapal harus memiliki dua buah pompa lambung, yaitu pompa yang digerakkan secara otomatis dengan mesin dan pompa yang digerakkan menual dengan tangan. 2 Terdapat sekat yang rapat antara ruang mesin dan palka. 3 Pompa menghisap air di bawah ruang mesin dan ruang palka. 4 Terdapat saringan filter yang letaknya mudah diraih dan tersambung dengan pipa fleksibel sehingga mudah dibongkar dan dibersihkan pada ruang mesin dan palka. 5 Saringan terbuat dari pipa PVC dengan lubang 8 mm dan ujungnya buntu. Pipa penghisap sampai bagian tengah filter. 6 Pipa yang menuju pompa harus tahan oli, kuat terhadap hisapan, dan diameternya minimal seukuran inlet lubang masuk. 7 Terdapat katup tiga arah. Sebagai alternatif lain dapat digunakan katup dua arah yang terbuat dari stainless steel atau perunggu. Katup yang berbentuk bola lebih disukai sebagai pintu katup karena posisi “on” dan “off” lebih terlihat. 8 Debit pompa lambung pada kapal harus memenuhi kapasitas berikut: 1 Jika panjang kapal 6 m, pompa manual dengan tangan harus mempunyai debit minimal 70 litermenit. 2 Jika panjang kapal berkisar 6-15 m, pompa manual dengan tangan berikut pompa otomatisnya ninimal berdebit total 140 litermenit. 9 Pompa memiliki impeller pendorong yang terbuat dari karet dan memiliki jalur pengeluaran sepanjang 10 mm dengan katup yang berasal dari pompa sistem pendingin mesin. Pompa tersebut dapat berupa pompa elektrik, tapi tidak terhubung dengan baterai untuk penyalaan mesin. 10 Katup harus digunakan jika outlet jalur pengeluaran atau bagian apapun dari pipa berjarak kurang dari 350 mm diatas garis air. 11 Pompa lambung yang digerakkan secara manual dan terpasang tetap diatas geladak dapat berupa pompa berbentuk piston piston pump. 12 Kapal harus memiliki alarm untuk menunjukkan ketinggian air di ruang mesin.

2.3.2 Sistem bahan bakar

Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas tentang instalasi sistem bahan bakar disajikan pada Lampiran 5. Pedoman tersebut meliputi: 1 Tangki bahan bakar terbuat dari pelat baja yang dilas. Ketebalan pelat 4 mm dapat digunakan pada tangki hingga kapasitas 400 liter, pelat 5 mm pada tangki hingga 4.500 liter. Pengerasan diperlukan pada panel yang lebih besar dari 0,4 m 2 pada pelat 0,4 mm, dan 0,55 m 2 pada pelat 5 mm, serta tangki harus menggunakan cat anti karat. 2 Tangki bahan bakar dengan ukuran panjang lebih dari 1,2 m harus memiliki sekat yang tebalnya sama dengan tangki. 3 Penutup pada lubang pembersih tangki minimal berukuran 200 x 200 mm. Terpasang dengan baut dan dilengkapi dengan gasket tahan oli. 4 Ukuran diameter dalam dari pipa untuk pengisian bahan bakar minimum 38 mm dengan sumbat berbentuk sekrup berulir dan menonjol diatas dek. 5 Selang karet pendek yang lentur dan tahan bahan bakar diesel. 6 Semua penjepit selang karet terbuat dari stainless steel dan berjumlah ganda. 7 Diameter dalam dari pipa ventilasi minimal berukuran 12 mm dan minimal setinggi 450 mm diatas dek. 8 Meteran penunjuk bahan bakar yang memiliki katup katup yang dapat menutup sendiri pada bagian bawahnya. Alternatif lainnya ialah pemeriksaan batas ketinggian bahan bakar dengan batang melalui lubang pengisian. 9 Tempat berkumpulnya bahan bakar di bagian dasar tangki dengan katup penguras dan dilengkapi dengan sumbat. 10 Katup penghenti dengan kemungkinan menghentikan aliran bahan bakar dari luar ruang mesin untuk mencegah bahaya api. 11 Pipa tembaga tanpa sambungan dan telah diperkuat biasanya dengan proses pemanasan ketika diproduksi dengan ketebalan dinding minimal 0,8 mm dan terpasang tetap dengan klem pengunci. 12 Selang bahan bakar yang terbuat dari anyaman logam yang pendek dan fleksibel serta tahan terhadap getaran mesin. 13 Katup tiga jalur jika memiliki dua buah tangki bahan bakar. 14 Filter bahan bakar utama dan pemisah air water separator. 15 Terdapat pompa bahan bakar. 16 Terdapat filter bahan bakar. 17 Terdapat pompa injektor. 18 Terdapat injektor bahan bakar. 19 Pipa saluran balik bahan bakar. Terbuat dari tembaga, tanpa sambungan, serta diperkuat dengan pemanasan pada proses produksinya. 2.3.3 Sistem kelistrikan 2.3.3.1 Rangkaian instalasi kelistrikan Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas tentang instalasi sistem kelistrikan disajikan pada Lampiran 6. Pedoman tersebut meliputi: 1 Terdapat dua buah baterai yang terpisah, yang dapat digunakan untuk menyalakan mesin secara individual atau bersama-sama. Baterai yang digunakan untuk menyalakan mesin sebaiknya tidak digunakan untuk keperluan lainnya. 2 Dua buah kabel dengan dua buah kutub saklar mesin berperan sebagai konduktor ketika penyalaan. Saklar utama terletak sedekat mungkin dengan baterai. 3 Baterai diletakkan sedekat mungkin dengan motor starter. 4 Gunakan kabel sesuai ukuran yang telah ditentukan oleh pabrikan mesin. 5 Semua titik kontak pemakaian dilepaskan ketika saklar utama dalam kondisi “off”, dengan perkecualian pada alarm ketinggian air lambung kapal dan pompa lambung otomatis. 6 Terdapat papan saklar. Lampu navigasi utama harus menggunakan sekering yang terpisah. 7 Semua saklar dan sekering harus ditandai dengan jelas.

2.3.3.2 Baterai

Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas tentang instalasi sistem kelistrikan baterai disajikan pada Lampiran 6. Pedoman tersebut meliputi: 1 Baterai untuk penggunaan umum sebaiknya menggunakan baterai dengan siklus mendalam deep cycle battery. 2 Baterai untuk penyalaan mesin dapat memakai baterai seperti yang digunakan pada kendaraan otomotif, dan sebaiknya memiliki 50 lebih besar dari yang diperlukan untuk penyalaan mesin. 3 Instrument pengukur tegangan sangatlah penting untuk memastikan kerja baterai untuk keperluan umum tidak lebih dari 60 12 volt. 4 Baterai sebaiknya terkunci dengan kokoh di ruang mesin atau tempat lain yang berventilasi baik pada suatu kotak atau loker. 5 Ketika pengisian maksimum melebihi 5 kW, baterai harus diletakkan pada kotak yang berventilasi.

2.3.4 Sistem pembuangan gas pembakaran

Sistem pembuangan gas pembakaran yang dipakai pada Kapal PSP 01 adalah sistem pembuangan kering dimana saluran pembuangan gasnya tidak dimasuki air dan menonjol di atas rumah kemudi wheelhouse. Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas tentang instalasi sistem pembuangan gas pembakaran disajikan pada Lampiran 7. Pedoman tersebut meliputi: 1 Terdapat pintu keluar untuk ujung pipa knalpot pada bagian paling atas dari rumah geladak. 2 Cara yang terbaik adalah mengarahkan lubang pembuangan ke atas melewati saluran ventilasi yang besar. 3 Pipa knalpot beserta peredam silencer harus terbungkus dengan insulasi barbahan glasswool atau rockwool dan terlindungi dengan penutup yang sesuai seperti oleh lembaran tipis alumunium. 4 Pipa knalpot dapat menjadi sangat panas. Oleh karenanya harus ada jarak minimum antara pipa knalpot dengan bagian kapal yang terbuat dari kaya atau FRP fiber reinforce plastic sebesar 100 mm. 5 Sistem pembuangan gas kering sebaiknya tahan terhadap kebocoran untuk mencegah gas beracun. 6 Diameter pipa knalpot pada bagian akhir minimal besarnya sama dengan manifold knalpot pada mesin. 7 Sambungan pipa knalpot dengan cara flens lebih baik karena lebih mudah dibongkar daripada sambungan denga sekrup. 8 Terdapat perangkap untuk mengumpulkan air yang terkondensasi. 9 Gunakan pipa dengan tekukan yang landai. 10 Terdapat baja yang fleksibel dibawah dekat manifold knalpot dan disuplai oleh pabrikan mesin. 11 Terdapat pengusir asap knalpot exhaust air ejector pada ujung pipa knalpot. 12 Pipa knalpot harus menggunakan penyokong agar tidak membebani sampungan knalpot pada mesin exhaust engine manifold.

2.3.5 Perawatan mesin

Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas tentang perawatan mesin meliputi: 1 Pemeriksaan Harian Sebelum Menyalakan Mesin 1 Ketinggian minyak pelumas pada mesin. 2 Ketinggian air pendingin jika mesin menggunakan pendinginan air. 3 Ketersediaan gemuk otomatis untuk melumasi poros propeller. 4 Ketersediaan bahan bakar untuk perjalanan. 2 Pemeriksaan Harian Setelah Menyalakan Mesin 1 Air pendingin mesin harus bersirkulasi. 2 Pemeriksaan pipa air, pipa knalpot, saluran bahan bakar, pipa oli terhadap kemungkinan kebocoran. 3 Periksa tekanan oli. 4 Periksa indikator pengisisian baterai accu. 3 Pemeriksaan tiap empat belas hari 1 Pemeriksaan ketegangan pada sabuk alternator. Dengan ketegangan yang memadai, dimungkinkan menekan sabuk sejauh 5-10 mm. 2 Kuras kotoran dan air yang mengendap pada kotak pengendap pada tangki bahan bakar danfilter bahan bakar. 3 Periksa ketinggian air accu. Tambahkan dengan air murni terdistilasi jika dibutuhkan. 4 Baut mesin dan baut propeller harus diperiksa kekencangannya. 5 Periksa paking pada mesin.. 4 Pemeriksaan Tiap 100 -150 Jam Mesin beroperasi 1 Ganti oli mesin. 2 Ganti filter oli. 3 Ganti filter bahan bakar. 4 Ganti oli transmisi.

2.3.6 Ventilasi kamar mesin

Pedoman FAO tahun 2009 tentang Safety Guide for Small Fishing Boats yang membahas tentang ventilasi kamar mesin disajikan pada Lampiran 8. Pedoman tersebut meliputi: 1 Terdapat saluran untuk membuang udara panas yang letaknya tinggi dan saluran untuk memasukkan udara segar. Kedua saluran tersebut harus berjauhan letaknya. Untuk mesin yang berukuran besar harus terdapat kipas elektrik untuk membuang udara panas keluar. 2 Jika mesin memiliki sistem pembuangan gas buang kering dry exhaust system, sangat memungkinkan untuk meletakkan pipa pembuangan pada lubang ventilasi keluar dan mengeluarkan udara panas dengan aksi efektif dibawah sistem pembuangan kering seperti yang tergambarkan. 3 Untuk negara beriklim tropis, saluran melintang yang bersekat-sekat sebaiknya mempunyai luas 10 cm 2 tiap kW tenaga mesin 8 cm 2 per HP. Saluran udara dapat memiliki sekat yang berbeda-beda selama berada pada area sekat melintang yang sama. 3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan data di lapangan dilakukan selama satu minggu dari tanggal 27 Juni hingga 3 Juli 2011. Kapal yang diteliti adalah KM PSP 01 milik Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan PSP, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor yang berada di PPN Palabuhanratu, Jawa Barat. Sumber: Dwiyanti, 2010 Gambar 27 Peta lokasi penelitian CISOLOK CIKAKAK PALABUHANRATU SIMPENAN CIEMAS CIRACAP SURADE WALURAN CIBITUNG JAMPANGKULON LENGKONG CIKIDANG TELUKPALABUHANRATU 1 3 Km 105 105 106 106 107 107 108 108 109 109 - -7 -6 -6 SumberData: PetaRupaBumi Indonesia BAKOSURTANAL 7°20 7°20 7°10 7°10 7°00 7°00 106°20 106°20 106°30 106° 0 - - PPNPALABUHANRATU

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1 Kapal PSP 01 Spesifikasi Kapal PSP 01dalam penelitian ini : Nama : KM. PSP 01 Pemilik : Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor Panjang kapal seluruhnya LOA : 14,30 meter Lebar Breadth : 3,12 meter Dalam kapal Depth : 1,20 meter Isi kotor Gross Tonnage : 9,5 GT Mesin penggerak : Mitsubishi 4D30-C 54 PS 2 Kamera digital untuk mendokumentasikan seluruh kegiatan penelitian 3 Jangka sorong untuk mengukur beberapa bagian dari instalasi permesinan Kapal PSP 01 yang seperti mengukur diameter dan tebal bahan. 4 Penggaris mistar untuk mengukur beberapa bagian dari instalasi Kapal PSP 01 yang tidak bisa diukur jika menggunakan jangka sorong. 5 Meteran jahit untuk mengukur beberapa bagian dari instalasi permesinan kapal PSP 01 yang memerlukan kelenturan alat ukur. 6 Alat tulis dan data sheet untuk mencatat instalasi permesinan di Kapal PSP 01 yang sesuai maupun tidak sesuai dengan pedoman Safety Guide for Small Fishing Boats yang dikeluarkan oleh FAO tahun 2009.

3.3 Metode Pengumpulan Data