BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Tentang Botani Sengon
Paraserianthes falcataria 2.1.1   Taksonomi
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Klas : Dicotyledoneae
Ordo : Rosales
Famili : Fabaceae
Subfamili : Mimosoideae
Genus : Paraserianthes
Nama Ilmiah  : Paraserianthes falcataria L Nielsen Nama Daerah  : albasia, jeunjing Jawa Barat, sengon laut Jawa Tengah, sengon
sebrang  Jawa  Timur,  jing  laut  Madura,  tedehu  pute  Sulawesi,  rawe, selawoku, merah, seka, sekah, tawasela Maluku, bae, wahogon, wai, wikie Irian
Jaya Atmosuseno 1998.
2.1.2   Sifat Botani
Pohon  sengon  memiliki  ciri-ciri  berbatang  lurus,  tidak  berbanir,  kulit berwarna  kelabu  keputih-putihan,  licin,  tidak  mengelupas  dan  memiliki  tinggi
bebas  cabang  mencapai  20  m.  Pertumbuhan  sengon  sangat  cepat. Pertumbuhannya  selama  25  tahun  dapat  mencapai  tinggi  45  m  dengan  diameter
batang  mencapai  100  cm.  Sengon  memiliki  tata  daun  mejemuk  menyirip  ganda dengan  anak  daun  yang  kecil-kecil  dan  mudah  rontok.  Tajuk  berbentuk  perisai,
agak jarang dan selalu hijau. Tajuk yang agak jarang ini memungkinkan beberapa jenis tanaman perdu tumbuh baik dibawahnya Alrasjid 1973.
Pohon  sengon  berbunga  sepanjang  tahun  dan  berbuah  pada  bulan  Juni  - November.    Bunga  tersusun  dalam  bulir  atau  sebagian  besar  bercabang  malai,
berbulu  halus,  panjang  kedudukan  bunga  10 ‒  25  mm,    kelopak  bunga  2  ‒  2,5
mm, daun mahkota 5 ‒ 7 mm, berwarna putih, dibaliknya kuning muda, berbulu
rapat  dan  berbuah  polong.  Bijinya  kecil  dan  berkulit  keras.  Jumlah  biji  sengon
sekitar  40.000  bijikg  atau  36.000  bijiliter,  dan  daya  kecambahnya  80  dengan perlakuan perendaman pada air mendidih selama 24 jam Alrasjid 1973.
Sistem  perakaran  sengon  banyak  mengandung  nodul  akar  sebagai  hasil simbiosis  dengan  bakteri  Rhizobium.  Hal  ini  sangat  menguntungkan  bagi  tanah
disekitarnya.  Keberadaan  nodul  akar  dapat  membantu  porositas  tanah  dan penyediaan  unsur  nitrogen  dalam  tanah.  Sehingga  pohon  sengon  dapat
menyebabkan  tanaman  disekitarnya  lebih  subur.  Tanaman  sengon  digunakan untuk  penghijauan  dan  reboisasi,  penyubur  tanah  dan  daunnya  sebagai  pakan
ternak Kwatrina et al. 2008.
2.1.3   Daerah Penyebaran dan Persyaratan Tempat Tumbuh
Pohon  sengon  ditemukan  tumbuh  secara  alami  di  Kepulauan  Maluku, Toampala Sulawesi  Selatan dan  Irian Jaya dan  pada tahun 1871 mulai  ditanam
di  Pulau  Jawa.  Di  luar  Indonesia,  pohon  sengon    telah  ditanam  di  Serawak, Brunai, Kepong, Sri Lanka, dan India Alrasjid 1973.
Sengon tumbuh baik  di daerah  yang terletak antara 10 LS
‒ 3 LU  yang
memiliki 15 hari hujan  dalam 4 bulan kering. Suhu udara yang diperlukan untuk pertumbuhan optimum berkisar 22
‒ 29 C.  Tempat tumbuh terbaik adalah pada
ketinggian 10 ‒ 800 mdpl. Curah hujan tahunan yang diinginkan pohon ini adalah
2.000 ‒ 2.700 mm, kelembaban udara yang dibutuhkan untuk tumbuh berkisar 50
‒ 75. Pohon ini dapat tumbuh pada tanah yang kurang subur bonita 1 dengan drainase  yang  kurang  baik.  Sengon  lebih  menyukai  topografi  yang  relatif  datar,
namun pada keadaan tertentu sengon dapat ditanam pada areal bergelombang dan miring dengan kemiringan lereng mencapai 25 Primantoro 1991.
2.1.4   Penanaman dan Pemeliharaan