Perifiton TINJAUAN PUSTAKA 1. Ekosistem Sungai

5

2.2. Perifiton

Perifiton mencakup semua organisme tanaman, kecuali makrofita berakar, yang tumbuh pada material di bawah permukaan air. Material tersebut meliputi semua substrat, seperti sedimen, batu, puing-puing, dan organisme hidup. Wetzel and Westlake 1974. Menurut Cooke 1956 in Weitzel 1979, perifiton merupakan kumpulan dari mikroorganisme yang tumbuh pada permukaan benda yang diletakkan dalam air. Young 1945 in Weitzel 1979 mendefinisikan perifiton sebagai kumpulan organisme yang tumbuh pada permukaan benda yang terdapat di bawah permukaan air dan menutupi mereka dengan lapisan tipis. Lapisan ini berwarna coklat atau hijau yang umumnya ditemukan melekat pada permukaan tanaman air, kayu, batu, atau benda lainnya dan dapat berkembang secara bertahap. Definisi trersebut menunjukkan bahwa perifiton dapat tumbuh pada substrat alami dan buatan. Odum 1971 dalam Weitzel 1979 memasukkan tumbuhan dan hewan yang melekat pada benda di bawah permukaan air sebagai definisi dari perifiton. Dalam bahasa Jerman, istilah perifiton dikenal dengan nama ‘Aufwuchs’. Istilah ini pertama kali digunakan untuk mendeskripsikan organisme yang tumbuh di atas atau melekat pada substrat, tetapi tidak tumbuh ke dalam atau menembus substrat Cooke 1956 and Young 1945 in Weitzel, 1979. Berdasarkan substrat penempelannya, perifiton dibedakan atas epilithic perifiton yang tumbuh pada batu, epipelic perifiton yang tumbuh pada permukaan sedimen, epiphytic perifiton yang tumbuh pada batang dan daun tumbuhan, dan epizoic perifiton yang tumbuh pada hewan Cole 1988. Selain itu, terdapat pula epipsammic perifiton yang tumbuh pada permukaan pasir dan epidendric perifiton yang tumbuh pada kayu Weitzel 1979. Faktor-faktor yang umumnya dipertimbangkan sebagai pembatas, hal-hal yang diperlukan, serta penting untuk perkembangan perifiton, meliputi tipe perairan, ketersediaan cahaya, tipe substrat, perpindahan air, pH, alkalinitas, nutrien, bahan terlarut lainnya, suhu, salinitas, dan oksigen Weitzel 1979. 6

2.3. Produktivitas Primer