31 termasuk arus ulang alik commuters, mempengaruhi kebijakan kependudukan
yang diterapkan. Tabel 2.1. Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan
Tahun 2008-2012 Tahun
Jumlah Penduduk Luas Wilayah KM Persegi
Kepadatan Penduduk
KM Persegi 2008
2.102.105 265,10
7.929,50 2009
2.121.105 265,10
8.001 2010
2.097.610 265,10
7.913 2011
2.117.224 265,10
7.987 2012
2.122.804 265,10
8007,56 Sumber: BPS Kota Medan
29
Secara konstitusional Negara Indonesia di bagi dalam daerah propinsi dan daerah yang lebih kecil Kota-Kabupaten. Masing-masing daerah pada dasarnya
memiliki sifat otonom dan atministratif. Adanya daerah, menjadikan adanya pemerintahan daerah, pertimbangan situasional, historis, politis, psikologis dan
Pada akhir proses transisi ini, baik tingkat kelahiran maupun kematian sudah tidak banyak berubah lagi, akibatnya jumlah penduduk juga cenderung
untuk tidak banyak berubah, kecuali disebabkan faktor migrasi atau urbanisasi.
B. Kota Medan Dalam Dimensi Otonomi Daerah
29
Katalog BPS. Op. Cit. Hal.45
32 tehnis pemerintahan, merupakan latar belakang pemikiran strategis perlunya
pemerintahan daerah di Indonesia. Suasana kejiwaan dan kebatinan inilah yang pada dasarnya menjadi
semangat penyusunan dan diperlakukannya UU No. 32 Tahun 2004 dan UU No. 33 Tahun 2004, yang saat ini berlaku sebagai dasar-dasar penyelenggaraan
pemerintahan di daerah, dengan prinsip demokratis, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan dan memperhatikan potensi dan keanekaragaman daerah.
Adanya pemerintahan daerah berkonsekuensi adanya Pemerintahan Daerah. Pemerintah Daerah Kota Medan adalah Walikota Medan beserta
perangkat daerah otonom yang lain sebagai unsur penyalenggara pemerintah daerah. Secara garis besar struktur organisasi Pemerintah Kota Medan, dapat
digambarkan sebagai berikut:
33 Bagan 2.1.
Organisasi Pemerintah Kota Medan
Sumber: Pemko Medan
30
Fungsi Pemerintah Kota Medan pada dasarnya dapat dibagi ke dalam lima 5 sifat, yaitu: 1 Pemberian pelayanan, 2 Fungsi pengaturan penetapan
Perda, 3 Fungsi pembangunan, 4 Fungsi perwakilan dengan berinteraksi dengan Pemerintah Propinsi Pusat, 5 Fungsi koordinasi dan perencanaan
pembangunan kota. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan desentralisasi dan otonomi daerah, Pemerintah Kota Medan menyelenggarakan 2 dua bidang
urusan yaitu:
30
http:www.pemkomedan.go.idimagesbagan_pemko.gif, diakses 1 Juni 2014, pukul 22.00 WIB
34 1.
Urusan pemerintahan teknis yang pelaksanaannya diselenggarakan oleh Dinas-dinas daerah Dinas Kesehatan, Pekerjaan Umum dan
2. Urusan pemerintahan umum, yang terdiri dari;
a. Kewenangan mengatur yang diselenggarakan bersama-sama dengan
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kota Medan, sebagi Badan Legislatif Kota.
b. Kewenangan yang tidak bersifat mengatur segala sesuatu yang
dicakup dalam kekuasaan melaksanakan kesejahteraan umum, yang diselenggarakan oleh WlikotaWakil Walikota, sebagai pimpinan
tertinggi Badan Eksekutif Kota. Berdasarkan fungsi dan kewenangan tersebut, Walikota Medan
membawahi pimpinan Eksekutif tertinggi seluruh Instansi pelaksana Eksekutif Kota.
B.1. Kewenangan Pemerintah Kota Medan
Harus diakui UU 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah menjembatani aspirasi dan semangat reformasi masyararakat lokal, yang
menginginkan adanya keleluasaan daerah dalam melaksanakan otonomi daerah. Secara filosofis, implimentasi otonomi daerah ternyata dapat mendorong daerah
berkembang dengan prakarsa kreditivitas dan inisiatifnya sendiri, termasuk menumbuhkan partisipasi masyarakat, akuntabilitas, transparansi dan komitmen
yang kuat untuk mendahulukan kepentingan bangsa dan negara.
35 Adanya keleluasan melaksanakan otonomi daerah, tercermin dari pola
pembagian kewenangan antara pusat dan daerah. Semangat Undang-Undang No. 32 Tahun. 2004, telah menempatkan kewenangan pusat hanya pada aspek- aspek
yang sangat terbatas seperti politik luar negeri, pertahanan, peradilan, moneter dan fiskal, agama serta kewenangan lain yang tidak atau belum dapat diselenggarakan
oleh daerah. Untuk itu, Kota Medan dituntut untuk mampu menyelenggarakan bidang pemerintahan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, meliputi administrasi
pemerintahan umum, pertanian, perikanan dan kelautan, perindustrian dan perdagangan,
koperasi, penanaman modal, ketenagakerjaan, kesehatan, pendidikan dan kebudayaan, sosial, penataan ruang, pemukiman, pekerjaan
umum, perhubungan, lingkungan hidup, kependudukan dan olahraga. Bagi Pemerintah Kota Medan, implementasi otonomi daerah diwujudkan
dalam kewajiban Pemerintah Kota untuk menjamin pelayanan umum yang sangat mendasar kepada masyarakat dan dunia usaha, berdasarkan kewenangan dan
bidang-bidang wajib yang dilaksanakan Pemerintah Kota. Secara terus menerus, Pemerintah Kota Medan memperbaiki mutu pelayanan umum yang ada, mulai
dari identifikasi dan standarisasi pelayanan, peningkatan kerja pelayanan Pemerintah Kota, dan monitoring pelayanan. Usaha ini diharapkan mampu
menciptakan pemberian pelayanan yang adil dan merata bagi seluruh pihak, baik masyarakat maupun dunia usaha yang bersifat lokal, nasional dan asing
31
31
Pemko Medan. Op. Cit. Hal.25
.
36
B.2. Kemampuan Keuangan Daerah Kota Medan
Diberlakukannya Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan
Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan kewenangan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang lebih luas,
nyata dan bertanggung jawab. Adanya perimbangan tugas, fungsi dan peran antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah tersebut berkonsekuensi, masing-
masing daerah harus memiliki penghasilan yang cukup, daerah harus memiliki sumber pembiayaan yang memadai untuk memikul tanggung jawab
penyelenggaraan pemerintahan daerah. Dengan demikian diharapkan masing- masing daerah akan dapat lebih maju, mandiri, sejahtera dan kompetitif.
Untuk mendukung penyelenggaraan kewenangan, peran, fungsi, dan tanggung jawabnya. Pemerintah Kota Medan memiliki beberapa sumber
pendapatan pokok, yaitu : 1 Pendapatan Asli Daerah PAD, 2 Dana Perimbangan, 3 Pinjaman Daerah, 4 Lain- lain penerimaan yang sah. Sebagai
daerah yang perkembangan ekonominya sangat didominasi sektor sekunder dan tertier, sumber pendapatan asli daerah sebagian besar diperoleh dari hasil pajak
dan retribusi daerah. Bagi Pemerintah Kota Medan, pungutan pajak lebih didefinisikan sebagai cara memberikan kesejahteraan umum redistribusi
pendapatan dari pada sekedar budgeter. Walaupun ada kecenderungan peningkatan volume dalam PAD, namun
diakui 70 sumber penerimaan Kota Medan di sektor publik masih berasal dari
37 alokasi pusat dana perimbangandana alokasi umum. Hal yang menggembirakan
dalam hal pembiayaan pembangunan kota adalah, jika sebelumnya sebagian besar program pembangunan yang disediakan oleh pemerintah pusat dialokasikan dalam
bentuk dana Inpres regional maupun dana DIP sektoral, maka saat ini sebagian besar sudah dalam bentuk bantuan spesifik specific blok grant, dan blok grant
yang lansung diterima dan dikelola oleh daerah. Pemanfaatan sebagian besar dana perimbangan tersebut oleh Pemerintah
Kota Medan digunakan untuk pengembangan jaringan infrastruktur kota terpadu, termasuk pemeliharaannya. Dengan keterpaduan tersebut infrastruktur yang
dibangun benar-benar memperlancar arus barang dan jasa antar daerah sehingga dapat menggerakkan kegiatan sosial ekonomi warga Kota Medan. Kegiatan
ekonomi yang berkembang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan Pemerintah Kota dalam pembiayaan pembangunan kota, sekaligus
memperkecil ketergantungan Pemerintah Kota kepada Pemerintah Pusat
32
Pajak dimasa lalu merupakan pungutan dari raja kepada rakyatnya yang bertempat tinggal di wilayah yang dikuasai oleh raja tersebut. Pemungutan pajak
dimasa lalu hanya berdasarkan kehendak raja. Tetapi di era globalisasi saat ini, pemungutan pajak merupakan pungutan dari negara terhadap rakyatnya. Oleh
karena itu banyak ahli yang membuat definisi pajak. .
C. Pajak di Indonesia