8 sebagai proses formal dan sarat nilai-nilai keadilan sosial dalam penyelenggaraan
pemerintah yang baik. Kedua, persoalan anggaran publik merupakan bentuk hubungan antara warga negara pembayar pajak dan aparat. Politik anggaran
merupakan salah satu instrumen kebijakan dan bukanlah sekedar instrumen ekonomi untuk revenue policy kebijakan menarik pendapatan. Ketiga, politik
anggaran merupakan instumen penting bagi pemerintah untuk melaksanakan dan memenuhi fungsi-fungsi dasarnya dan mencapai tujuan-tujuan substantif dari
kebijakan. Berdasarkan latar belakang diatas, penulis merasa tertarik memilih judul “Politik Anggaran dalam Penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan tentang
Pajak Daerah”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana
politik anggaran dalam penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan tentang pajak daerah?
C. Batasan Masalah
Agar penelitian terfokus pada permasalahan, perlu ditetapkan batasan- batasan permasalahan yang akan diteliti agar tidak melebar sehingga
menyebabkan tujuan dari penelitian itu sendiri tidak tercapai. Maka penelitian ini
9 hanya membatasi masalah pada proses penyusunan Peraturan Daerah Kota Medan
Nomor 7 Tahun 2011 Tentang Pajak Hiburan.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk: 1.
Untuk mengetahui dan mendeskripsikan proses penyusunan peraturan daerah Kota Medan tentang pajak daerah
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan politik anggaran dalam
penyusunan peraturan daerah Kota Medan tentang pajak daerah.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti bagi peneliti, pengembangan ilmu pengetahuan, masyarakat dan pemerintah
diantaranya: 1.
Bagi peneliti, untuk meningkatkan pengetahuan serta kemampuan khususnya dalam penelitian, sehingga mampu mengungkapkan
permasalahan yang dihadapi. 2.
Bagi pengembangan ilmu pengetahuan, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, diantaranya
mengenai berbagai aspek dari politik anggaran disektor pajak daerah. 3.
Bagi masyarakat, diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan peran serta dalam melakukan kontrol terhadap penyelenggaraan organisasi
10 pemerintahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Serta diharapkan
hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi pemikiran secara konseptual, khususnya kepada masyarakat maupun pemerintah yang
berorientasi pada pengelolaan pajak daerah.
F. Kerangka Teori
Penelitian ini mendasarkan pada teori-teori yang relevan sehingga mendukung bagi tercapainya hasil penelitian yang ilmiah. Dasar teori yang
digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian ini adalah teori tentang Politik Anggaran dan Kebijakan Publik. Teori-teori ini yang akan dijadikan peneliti
sebagai dasar pemikiran dan menjadi acuan dalam melakukan penelitian.
F.1. Politik Anggaran
Secara teoritik, anggaran merupakan instrumen pemerintah dalam menyelenggarakan roda kekuasaannya. Dalam praktiknya, anggaran tidak terlepas
dari sejumlah kepentingan yang harus diakomodasi, sekaligus menjadi mediasi berbagai kebutuhan masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan bahwa politik
anggaran adalah proses saling mempengaruhi diantara berbagai pihak yang berkepentingan dalam menentukan skala prioritas pembangunan akibat
terbatasnya sumber dana publik yang tersedia
5
5
Fridolin Berek, dkk. 2006. Kumpulan modul: Pendidikan Politik Anggaran Bagi Warga. Bandung: BiGS dan TiFA. Hal.213
. Politik Anggaran dapat juga diartikan sebagai proses penegasan kekuasaan atau kekuatan politik di antara
11 berbagai pihak yang terlibat dalam penentuan kebijakan maupun alokasi
anggaran. Politik anggaran menurut Noer Fauzi dan R. Yando Zakaria diartikan
sebagai berikut: “Politik anggaran adalah penetapan berbagai kebijakan tentang proses
anggaran yang mencakupi berbagai pertanyaan bagaimana pemerintah membiayai kegiatannya; bagaimana uang publik didapatkan, dikelola dan
didistribusikan, siapa yang diuntungkan dan dirugikan; peluang-peluang apa saja yang tersedia baik untuk penyimpangan negatif maupun untuk
meningkatkan pelayanan publik”
6
Kedudukan dan domain politik anggaran selalu menjadi perdebatan oleh banyak kalangan. Persoalan anggaran dianggap sebagai persoalan pemerintah,
kelembagaan, tatakelola, kewenangan, kekuasaan, norma ideologi, kebijakan dan pasar maupun persoalan sosial budaya serta politik jangka pendek. Defenisi ruang
lingkup dan batasan politik anggaran sangat luas, dan berada dimana saja. Namun umumnya politik anggaran dianggap merupakan domain peran negara karena
.
Politik anggaran dapat dimaknai sebagai proses pengalokasian anggaran berdasarkan kemauan dan proses politik, baik dilakukan oleh perorangan maupun
kelompok. Tidak dapat dihindari bahwa penggunaan dana publik akan ditentukan kepentingan politik. Dalam penentuan besaran maupun alokasi dana untuk rakyat
senantiasa ada kepentingan politik yang diakomodasi oleh pejabat. Yaitu alokasi anggaran acap kali juga mencerminkan kepentingan perumus kebijakan terkait
dengan konstituennya.
6
Loc. Cit.
12 sebagai analisis kajian politik. Sehingga kekuatan politik menjadi aktor penting
untuk merumuskan dan merencanakan anggaran
7
Proses politik anggaran tidak menanyakan bagaimana anggaran seharusnya dibuat, tapi bagaimana ia sebenarnya dibuat. Sehingga dalam
penganggaran juga merefleksikan sejenis kepolitikan tertentu .
8
. Fokus analisisnya adalah pada setiap isu atau kebijakan, yang langsung ataupun tak langsung yang
melibatkan kepentingan publik. Selain itu keterlibatan politik didalam penyusunan anggaran juga tercermin pada kegiatan yang melibatkan warga negara secara
signifikan dalam sebagian atau seluruh dari proses pembuatan kebijakan khususnya dalam kebijakan penganggaran. Perdebatan politik tentang penyusunan
anggaran tersebut bukan hanya antara eksekutif dengan lembaga legislatif tetapi juga dengan masyarakat luas dalam wacana politis dalam pengambilan keputusan
akan kebijakan publik
9
Dalam konteks demikian, kebutuhan atau kepentingan seringkali memiliki bobot prioritas yang relatif sama. Dari sanalah diperlukan pilihan-pilihan untuk
memutuskan mana yang akan didanai terlebih dahulu. Tidak heran jika atas .
Politik anggaran pada dasarnya menyangkut keputusan politik mengenai kondisi anggaran dan siapa yang berhak memutuskan dan yang menerima
anggaran tersebut dan itu semua bermuara pada negara sebagai pemegang otoritas kekuasaan tertinggi. Sehingga dapat dijawab analisis politik anggaran adalah
bagaimana anggaran untuk rakyat.
7
Aaron Wildavsky dan Naomi Caiden. Op. Cit. Hal.xxiv
8
Ibid. Hal.vi
9
Ibid. Hal.xxx
13 pertimbangan itu pada akhirnya berbagai pihak dan kelompok kepentingan akan
berebut pengaruh didalam memutuskan alokasi anggaran. Itulah yang disebut dengan anggaran sebagai medan tempur strategis dalam politik kebijakan
pembangunan
10
Perubahan era dan paradigma dalam sistem dan pengelolaan negara juga berdampak pada masalah anggaran sebagai jantung berjalannya program
pelayanan negara terhadap rakyatnya, misalnya anggaran untuk siapa dan bagimana rakyat merasa sejahtera. Secara umum, anggaran diartikan sebagai
rencana keuangan yang mencerminkan pilihan kebijakan suatu institusi atau lembaga tertentu untuk suatu masa periode di masa yang akan datang. Dalam
pengertian anggaran secara umum itu, tercakup baik pengertian anggaran negara, anggaran perusahaan maupun anggaran institusi atau lembaga lainnya. Anggaran
negara adalah suatu pernyataan tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi dalam suatu periode di masa datang, serta data dari
pengeluaran dan penerimaan yang sesungguhnya terjadi di masa lalu .
11
1. Pertama, anggaran adalah persoalan rumit dan rewel. Untuk
memahaminya harus memiliki kecakapan dan tingkat pendidikan tertentu. Tidaklah mudah mementahkan anggapan yang mendarah daging itu karena
anggaran memiliki struktur, sistem dan mekanisme yang biasanya hanya dimengerti oleh mereka dengan kecakapan khusus. Dalam banyak kasus
. Sejauh ini terdapat tiga mistifikasi terhadap anggaran:
10
Umar Alam Nusantara, dkk. 2010. Jalan Baru Pendidikan Politik Rakyat: Kumpulan Tulisan. Bandung: FDA Forum Diskusi Anggaran. Hal.11
11
Aaron Wildavsky dan Naomi Caiden. Op. Cit. Hal.xxii
14 terutama di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, anggaran
masih dipahami sebagai aturan formal dan sesuatu yang menggantungkan pihak aktor atau institusi kelembagaan negara dan secara yuridis anggaran
sekedar dipahami sebagai aturan baku yang sudah ada. 2.
Kedua, anggaran hanyalah urusan proyek-proyek pembangunan dan sumber finansial lainnya. Ujung-ujungnya pada keengganan pemerintah
untuk keluar dari kungkungan cengkeraman indikator-indikator yang mengaburkan implikasinya pada kelompok masyarakat yang rentan. Kaum
miskin dan warga rentan justru menjadi pemikul beban dari implikasi anggaran.
3. Ketiga, anggaran adalah semata-mata urusan yang boleh dimonopoli
pemerintah. Setidaknya sejak merdeka hingga saat ini pemerintah selalu mendudukkan anggaran sebagai persoalan yang sangat eksklusif di
wilayah monopoli mereka, tanpa ada ruang keterlibatan bagi masyarakat
12
.
Anggaran merupakan salah satu tahap yang harus dilalui dalam dalam perencanaan keuangan terutama sebagai pedoman dalam mengelola keuangannya.
Tetapi karena proses penyusunan dan pertanggungjawaban anggaran tidak mungkin dipisahkan dari keterlibatan lembaga perwakilan rakyat. Dengan
demikian sesungguhnya anggaran dapat pula berfungsi sebagai alat pengawas bagi
12
Ibid. Hal.xxiii
15 masyarakat terhadap pemerintah, sekaligus celah bagi terjadinya tarik ulur
kepentingan diantara stakeholder tersebut. Politik anggaran bukan hanya sekedar perwujudan pengelolaan keuangan
negara tetapi merupakan wujud kedaulatan rakyat yang tanggung jawabnya berada ditangan pemerintah. Sebagai konsekuensi dari tanggung jawab tersebut, perlu
upaya-upaya serius agar pejabat negara dapat melakukan pengelolaan keuangan negaradaerah dengan lebih berkualitas. Adanya ruang kepentingan politik
terhadap anggaran negara dan anggaran daerah, maka seyogianyalah pengelolaan keuangan negara harus berbasis kinerja. Bukan hasil dari sulap-menyulap dari
eksekutif dan legislatif. Adanya dinamika perkembangan pembaharuan dibidang politik baik ditingkat nasional maupun ditingkat daerah serta adanya perubahan
perangkat hukum formal yang didasarkan atas prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang bersifat dinamis dan modern menunjukkan kebutuhan transparansi
dan akuntabilitas didalam pengelolaan keuangan juga harus dilaksanakan.
F.2. Kebijakan Publik
Istilah policy kebijakan seringkali penggunaannya saling dipertukarkan dengan istilah-istilah lain seperti tujuan goals, program, keputusan, Undang-
Undang ketentuan-ketentuan usulan-usulan dan rancangan-rancangan besar. Secara Etimologis, istilah Kebijakan policy berasal bahasa Yunani, Sangsekerta,
dan Latin. Dimana istilah kebijakan ini memiliki arti menangani masalah-masalah
16 publik atau pemerintahan
13
. Secara umum, saat ini kebijakan lebih dikenal sebagai keputusan yang dibuat oleh lembaga pemerintah, yang bertujuan untuk
menyelesaikan permasalah-permasalahan yang terjadi dimasyarakat dalam sebuah negara
14
Carl J Federick sebagaimana dikutip Leo Agustino mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian tindakankegiatan yang diusulkan seseorang,
kelompok atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-hambatan kesulitan-kesulitan dan kesempatan-kesempatan terhadap
pelaksanaan usulan kebijaksanaan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu
.
15
Sedangkan pengertian publik; dalam bukunya, Islamy menjelaskan: Kata publik mempunyai dimensi arti agak banyak, secara sosiologis kita tidak boleh
menyamakan dengan masyarakat . Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan
perilaku yang memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan, karena bagaimanapun kebijakan harus menunjukan apa yang
sesungguhnya dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.
16
13
William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi II. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Hal.51
14
Ibid. Hal.32
15
Leo Agustino. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta. Hal.7
16
Islamy. 1998. Agenda Kebijakan Administrasi Negara. Malang: Universitas Brawijaya. Hal.23
. Perbedaan pengertian masyarakat diartikan sebagai “sistem antar hubungan sosial dimana manusia hidup dan tinggal secara
bersama-sama”. Didalam masyarakat tersebut norma-norma atau nilai-nilai tertentu yang mengikat atau membatasi kehidupan anggota-anggotanya.
17 Kebijakan publik adalah pemanfaatan yang strategis terhadap sumberdaya-
sumberdaya yang ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Selanjutnya dikatakan bahwa kebijakan publik merupakan suatu
bentuk intervensi yang dilakukan secara terus-menerus oleh pemerintah demi kepentingan kelompok yang kurang beruntung dalam masyarakat agar mereka
dapat hidup, dan ikut berpartisipasi dalam pembangunan secara luas
17
Thomas R Dye menyebutkan kebijakan sebagai pilihan pemerintah untuk menentukan langkah untuk “berbuat”atau “tidak berbuat” to do or not to do.
Defini Thomas ini kata Said zanal Abidin adalah hasil gabungan dari definisi yang dibuat David Easton, Lasswell dan Kaplean dan dari Carl Fredich. Carl J.
Friedrich menyatakan kebijakan adalah serangkain konsep tindakan yang diusulkan oleh seorang atau sekelompok orang atau pemerintah dalam satu
lingkungan tertentu dengan menunjukkan hambatan-hambatan dan peluang terhadap pelaksanaan usulan tersebut dalam rangka mencapai tujuan tertentu
.
18
1. Tujuan goal
. Carl Friedrich merinci apa-apa yang pokok dalam suatu kebijakan yaitu adanya :
2. Sasaran objectives
3. Kehendak purpose
Menurut Amara Raksasataya, kebijakan adalah suatu taktik dan strategi yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan. Ada tiga unsur dalam mencapai
suatu tujuan :
17
Hesel Nogi Tangkilisan. 2003. Implementasi Kebijakan Publik. Yogyakarta: Lukman Offset YPAPI. Hal.1
18
Said Zainal Abidin. 2004. Kebijakan Publik. Jakarta: Yayasan Pancur Siwah. Hal.20-21
18 1.
Identifikasi tujuan yang akan dicapai 2.
Strategi untuk mencapainya Apa yang dimaksud dengan strategi 3.
Penyediaan berbagai input atau masukan yang memungkinkan pelaksanaanya
Hugo Hegio, dalam said, menyatakan kebijakan sebagai suatu tindakan yang bermaksud mencapai tujuan goal, end tentu a course of action intended to
accomplish some end
19
William N. Dunn dalam bukunya “pengantar analisis kebijakan publik” seraya menunjuk tulisan Duncan Mac Rac, Jr. mengatakan analisis kebijakan,
. Perumusan kebijakan berarti penetapan langkah-langkah yang akan atau seharusnya ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan, misalnya
Garis-Garis Besar Haluan Negara, Repelita, Rancangan Pembangunan Nasional, sedangkan “analisis kebijakan” adalah upaya evaluatif atau upaya “penilaian”
bermuatan sorotan kritik dan sumbang-saran terhadap pelaksanaan sesuatu konsep kebijakan yang ditetapkan semula, misalnya evaluasi terhadap pelaksanaan
konsep pembangunan nasional dan daerah. Kegiatan analisis kebijakan juga bersifat audit yang sering diiringi
tuntutan pertanggungjawaban atas suksesnya tidaknya pelaksanaan sesuatu konsep kebijakan. Kategori pertanggungjawaban itu, mungkin “politis” ataupun “yuridis”
risiko kegagalan bertanggungjawab politis, umumnya risiko terhadap posisi jabatan. Tanggung jawab yuridis bisa berupa tanggungjawab secara hukum
“keperdataan”, “pidana” atau secara hukum administrasi negara”.
19
Ibid. Hal.22
19 melibatkan berbagai disiplin dan profesi yang tujuannya bersifat deskriptif,
evaluatif dan preskriptif
20
Implementasi merupakan salah satu tahap dalam proses kebijakan publik. Biasanya implementasi dilaksanakan setelah sebuah kebijakan dirumuskan dengan
tujuan yang jelas. Implementasi adalah suaturangkaian aktifitas dalam rangka menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat
membawa hasil sebagaimana yang diharapkan . Sebagai disiplin ilmu terapan applied science,
analisis kebijakan meminjam tidak hanya ilmu social dan perilaku, tetapi juga administrasi public, hukum, etika dan berbagai macam cabang analisis sistem dan
matematika terapan. Dari berbagai definisi diatas, pada dasarnya yang dimaksud dengan kebijakan publik adalah semua tindakan pemerintah baik untuk melakukan
sesuatu atau tidak melakukan sesuatu, untuk mengatasi masalah-masalah dalam masyarakat, bentuknya berupa Peraturan Perundang-Undangan atau program-
program.
F.2.1. Implementasi Kebijakan Publik
21
20
William N. Dunn. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik Edisi II. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. Hal.97
21
Gaffar Afan. 2009. Politik Indonesia: Transisi Menuju Demokrasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal.295
. Rangkaian kegiatan tersebut mencakup persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi
dari kebijakan tersebut. Misalnya dari sebuah Undang-Undang muncul sejumlah Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, maupun Peraturan Daerah,
menyiapkan sumber daya guna menggerakkan implementasi termasuk di
20 dalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan, dan tentu saja siapa yang
bertanggung jawab melaksanakan kebijakan tersebut, dan bagaimana mengantarkan kebijakansecara konkrit kemasyarakat.
Implementasi kebijakan pada prinsipnya adalah cara agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan kurang. Untuk
mengimplementasikan kebijakan publik, maka ada dua pilihan langkah yang ada, yaitu langsung mengimplementasikan dalam bentuk program-program atau
melalui formulasi kebijakan Derivate atau turunan dari kebijakan tersebut. Kebijakan publik dalam bentuk Undang-Undang atau Peraturan Daerah adalah
jenis kebijakan yang memerlukan kebijakan publik penjelas atau sering diistilahkan sebagai peraturan pelaksanaan. Kebijakan publik yang bisa langsung
dioperasionalkan antara lain Keputusan Presiden, Instruksi Presiden, Keputusan Menteri, Keputusan Kepala Daerah, Keputusan Kepala Dinas
22
G. Metodologi Penelitian