Pemodelan Sistem Dinamik TINJAUAN PUSTAKA

43 Secara rinci hasil penelitian terdahulu dalam bentuk nama peneliti, judul penelitian, tahun penelitian, motodologi yang digunakan, dan kesimpulan yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 5. 44 Tabel 5 Hasil penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek dan metodologi penelitian model pengelolaan air baku untuk kebutuhan air minum secara berkelanjutan No. Nama Peneliti Judul Penelitian Waktu Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan 1. Fauzi dan Anna Evaluasi Status Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan: Aplikasi Pendekatan Rapfish Studi Kasus Perairan Pesisir DKI Jakarta 2002 “Rapid appraisal multidimensional: dengan menggunakan aplikasi Rapfish Menghasilkan atribut yang sensitif mempengaruhi status keberlanjutan masing-masing dimensi adalah: 1. Dimensi ekonomi: marketable right, sector employment, dan other income; 2. Dimensi sosial: education level, environmental knowledge, fishing income; 3. Dimensi teknologi: selective gear, on-board handling Ice 1.5, dan gear; 4. Dimensi etika: just management, illegal fishing, dan alternative; dan 5. Dimensi ekologi: range collapse, change in level, dan size of fish caught. 2. Susilo Keberlanjutan Pembangunan Pulau- Pulau Kecil: Studi Kasus Kelurahan Pulau Panggang dan Pulau Pari, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta 2003 Rapid appraisal multidimensional: dengan menggunakan aplikasi Rapfish dan simulasi model ekonomi-ekologis. Ada lima dimensi yang dikaji ekologi, ekonomi, sosial, teknologi, hukum dan kelembagaan didapatkan bahwa dimensi ekonomi memiliki nilai keberlanjutan paling rendah dan kondisi ekonomi dan ekologi di lokasi tersebut dalam kondisi tidak seimbang. 3. Syaukat dan Glen Model Pengelolaan Air Tanah dan Air Permukaan di Wilayah Jakarta 2004 Pendekatan system dengan menggunakan tools GAMS Software Meneliti keberadaan air tanah dan air permukaan secara terintegratif, conjunctive water. Diperoleh 3 driven faktor skenario kebijakan yang harus dilakukan yaitu; meningkatkan investasi dalam infrastruktur perpipaan; meningkatnya permintaan terhadap air dan memperhatikan nilai bunga investasi. 4. Ansofino Peranan Kebijakan Penentuan Harga Air Bagi Pemanfaatan Sumberdaya Air ke arah Berkelanjutan dengan Fokus Studi Wilayah Jakarta 2005 Pendekatan system dengan menggunakan analisis ekonometrika, dalam membangun fungsi permintaan Hasil penelitian menunjukan bahwa permintaan air di wilayah perkotaan lebih besar dari pada penawarannya dan telah mengalami decreasing return to scale. Faktor yang sangat menentukan permintaan demand air di wilayah penelitian adalah jumlah penduduk pada tahun sekarang 2.6, jumlah penduduk pada periode dua tahun lalu t-2 4.4, jumlah sumur bor 3.5, jumlah pelanggan 44 45 No. Nama Peneliti Judul Penelitian Waktu Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan dan penawaran air secara dinamik. Software rumahtangga final demand 2.2, dan nilai rumah pada tahun sebelumnya 1.13. Faktor input yang mempengaruhi penawaran air kepada penduduk di wilayah DKI Jakarta adalah: harga marginal pada tahun sebelumnya, pengambilan air sungai waktu sekarang dan satu tahun sebelumnya, jumlah karyawan teknis, nilai pajak perolehan air yang harus dibayar ke hulu, jumlah pengambilan air tanah, dan luas lahan kritis di wilayah DAS Citarum. 5. Nurandani Hardyanti dan Nurmeta Diana Fitri Studi Evaluasi Instalasi Pengolahan Air Bersih untuk Kebutuhan Domestik dan Non Domestik Studi Kasus Perusahaan Tekstil Bawen Kabupaten Semarang 2006 Analisis kualitatif dan deskriptif Kinerja bangunan pengolahan air secara keseluruhan belum memenuhi kriteria desain yang berlaku, yaitu koagulasi, flokulasi, dan clarifier sehingga menyebabkan proses pengolahan air kurang optimal. Kualitas air baku dan air bersih yang digunakan telah memenuhi standar baku mutu untuk air baku Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 maupun standar baku mutu untuk air bersih Permenkes RI No.907MENKESSKVII2002, kecuali satu parameter berasal dari air sungai yaitu warna yang belum memenuhi standar baku mutu air bersih. 6. Retno Sulistiyaning Asih Kajian Aspek-Aspek yang Mempengaruhi Penyediaan Air Bersih Secara Individual di Kawasan Kaplingan Kota Blora 2006 Analisis deskriptif kuantitatif. Aspek yang mempengaruhi kontinuitas penyediaan air bersih individual adalah jumlah pemakaian air bersih, pola pemakaian air bersih dan ketersediaan air bersih. Untuk menjaga pemanfaatan penyediaan air bersih secara individual perlu adanya pengendalian agar pemanfaatan air tanah dapat dikurangi serta agar penyediaan air bersih secara individual tidak diterapkan dengan bebas di kawasan yang lain. 7. Ariya Asghara Strategi Peningkatan Kapasitas Pelayanan Air Bersih di Kota Bangko Kabupaten Merangin 2007 Analisis deskriptif, Analisis SWOT dan Superimpose Strategi yang perlu dilakukan untuk meningkatan kapasitas pelayanan air bersih di Kota Bangko Kabupaten Merangin guna pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat adalah untuk wilayah Desa Sungai Ulak dapat memanfaatkan Sungai Tantan sebagai sumber air baku dan jaringan air bersih PDAM 45 46 No. Nama Peneliti Judul Penelitian Waktu Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan melalui IPA Sumur Bor II dengan menggunakan sistem pompa, untuk wilayah Desa Salam Buku dapat memanfaatkan Sungai Masumai sebagai sumber air baku dan jaringan air bersih PDAM melalui IPA Waskita Karya dengan menggunakan sistem gravitasi, untuk wilayah Selatan dan Timur Kota Bangko dapat memanfaatkan jaringan air bersih PDAM melalui IPA RPD Bangko Tinggi dengan menggunakan sistem pompa, untuk masyarakat yang yang berada didalam wilayah pelayanan air bersih PDAM dapat memanfaatkan jaringan pipa distribusi induk yang sudah ada dengan cara menambah jaringan pipa distribusi secara langsung ke tiap sambungan rumah, melakukan pemanfaatan kelebihan kapasitas produksi air bersih PDAM, memperluas wilayahcakupan pelayanan pada wilayah atau daerah yang berpotensial membutuhkan air bersih PDAM. 8. Muhammad Dicky Implikasi Perubahan Guna Lahan terhadap Kualitas Air Baku Kota Batam 2008 Analisis kualitas air baku, analisis penggunaan lahan Nilai kandungan bakteri Coliform sudah di atas ambang batas yang diizinkan. Perairan Dam Duriangkang termasuk dalam ambang batas yang kurang memenuhi baku mutu air sebagai sumber air baku air minum yang mensyaratkan nilai E-coli di bawah 100 MPN100 ml. Produksi limbah domestik yang turut andil mencemari Dam Duriangkang merupakan hasil dari aktifitas penduduk di perumahan-perumahan di sekitar . Dam Duriangkang, terutama yang berasal dari perumahan-perumahan di Batam Centre. Untuk itu, perlu pengawasan dan pengendalian yang sangat ketat dari pemerintah dengan melibatkan masyarakat untuk menjaga kelestarian sumber air baku. 46 47 No. Nama Peneliti Judul Penelitian Waktu Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan 9. Lily Montarcih L Analisa Ketersediaan Air untuk Pemenuhan Kebutuhan Air Baku Dalam Perencanaan Embung Tambak Pocok Bangkalan 2009 Analisis Curah Hujan NRECAH Hasil simulasi keandalan embung dengan melakukan proses simulasi tiap data debit hasil bangkitan sepanjang 20 tahun dengan masa proyeksi selama 20 tahun, diketahui bahwa data debit untuk NRECA mengalami kegagalan pada data debit tahun 2004 dengan peluang keandalan 100 pada tahun 2007 dan 25 pada tahun 2026. Sedangkan untuk data debit F.J Mock peluang keandalan 100 pada tahun 2007 sampai tahun 2026 untuk semua simulasi data debit. Dikarenakan tidak adanya data debit di lapangan, maka pemilihan data debit dilakukan dengan mengambil Qmin untuk masing-masing data debit dari 2 metode didapatkan untuk Qmin F.J Mock embung memiliki tingkat keandalan 100 pada tahun 2007 sampai 2026. Untuk Qmin NRECA embung embung hanya mampu melayani seluruh penduduk 100 pada tahun 2007 sedangkan untuk tahun-tahun berikutnya mengalami penurunan hingga 25 pada tahun 2026. 10. Febrihan Akmal Analisis Kebutuhan Air Baku Kabupaten Rejang Lebong 2010 Analisis Tingkat Pertumbuhan Pada tahun 2014 kebutuhan air baku domestik yaitu 35 268.88 m 3 hari. Kebutuhan air baku non domestik yaitu 30 344.75 m 3 hari, kebutuhan air harian rata-rata yaitu 65 613.63 m 3 hari, kebutuhan air harian maksimum yaitu 78 736.36 m 3 hari, kehilangan air yaitu 19 684.09 m 3 hari , dan jumlah kebutuhan air per tahun yaitu 23 948 974.95 m 3 tahun. 47