110
Sungai  Babon  kgtahun  adalah  sebesar  76  923.75  kgtahun  Bappedalda Semarang, Tahun 19961997.
Besarnya  konsentrasi  beban  pencemar  polutan  BOD  yang  masuk  ke Sungai Babon sangat dipengaruhi oleh keberadaan aktivitas industri yang terdapat
di  wilayah  DAS  Babon,  seperti  industri  penyamak  kulit,  tekstil,  pulp  dan kertas, serta  cold  and  storage  yang  merupakan  sumber  potensi  sebagai  pencemaran  di
Sungai  Babon.    Selain  kondisi  tersebut,  tingginya  nilai  BOD  diduga  berasal  dari buangan  limbah  cair  rumah  tangga  di  sepanjang  bantaran  sungai  dan  aktivitas
pertanian di daerah hulu.
5.1.2.  Atribut Kritis Dimensi Ekonomi
Atribut  yang  diprakirakan  memberikan  pengaruh  terhadap  keberlanjutan pada dimensi ekonomi terdiri atas 10 sepuluh atribut, yaitu: 1 Biaya produksi
pengolahan  air  minun;  2  Tingkat  keuntungan  Perusahaan  Daerah  Air  Minum PDAM;  3  Tingkat  pemenuhan  permintaan  konsumen;  4  Subsidi  yang
diterima;  5  Pangsa  pasar  demand;  6  Teknologi  pengolahan  air  minum;  7 Tingkat  efisiensi  pengolahan  air  minum;  8  Kebutuhan  modal  untuk
pengembangan  perusahaan  air  minum;  9  Ketersediaan  dana  untuk  kegiatan pelestarian  lingkungan;  10  Transfer  cost  untuk  biaya  pengelolaan  lingkungan
antar stakeholders. Untuk mengetahui kondisi yang mempengaruhi keberlanjutan pada dimensi
ekonomi  tersebut,  dilakukan  analisis  leverage.    Berdasarkan  hasil  analisis leverage  diperoleh  5  lima  atribut  yang  sensitif    terhadap  nilai  indeks
keberlanjutan  dimensi  ekonomi,  yaitu:  1  Pangsa  pasar  demand;  2  Tingkat keuntungan  Perusahaan  Daerah  Air  Minum  PDAM;  3  Subsidi  yang  diterima;
4  Kebutuhan  modal  untuk  pengembangan  perusahaan  air  minum;  dan  5 Ketersediaan dana untuk kegiatan pelestarian lingkungan. Hasil analisis leverage
dapat dilihat pada Gambar 21.
111
Gambar  21  Peran  masing-masing  atribut  aspek  ekonomi  yang  dinyatakan  dalam bentuk nilai root mean square RMS.
5.1.2.1.  Pangsa Pasar
Dari hasil analisis penilaian atribut dalam skala ordinal menunjukkan bahwa atribut  pangsa  pasar  memberikan  pengaruh  signifikan  terhadap  status
keberlanjutan  dimensi  ekonomi  dengan  nilai  sebesar  5.74.  Kondisi  tersebut menggambarkan  bahwa  pangsa  pasar  terkait  dengan  jumlah  pelanggan
konsumen  dan  atau  tingkat  permintaan  demand  air  di  wilayah  DAS  Babon masuk  dalam  peringkat  ”besar”.  Kondisi  tersebut  dapat  dilihat  dari  jumlah
pelanggan  sebanyak  136  634  sambungan  rumah  dengan  tingkat  cakupan pelayanan  55.46,  dan  dalam  sehari  air  dapat  mengalir  mencapai  160  099  m
3
. Angka itu sebenarnya melebihi kebutuhan warga kota yang mencapai 117 083 m
3
per  harinya.    Sedangkan  jumlah  pelanggan  layanan  swasta,  seperti  sektor  usaha yang meliputi hotel dan industri mencapai 80.
Kualitas pelayanan merupakan salah satu  faktor  yang dapat  mempengaruhi aspek pangsa pasar. Kondisi di lapang menunjukkan bahwa para pelanggan sering
mengeluhkan  pelayanan  PDAM  yang  kurang  profesional  misalnya  air  selalu macet, air kotor, pipa sering bocor tidak segera diperbaiki sehingga sering macet,
air  sering  mati,  air  sering  tidak  mengalir  dan  sistem  yang  buruk  dalam pengelolaan air.
0.03 3.14
0.65 2.67
5.74 1.50
0.51 2.45
1.84 0.87
1 2
3 4
5 6
7 Biaya produksi pengolahan air minum
Tingkat keuntungan PDAM Tingkat pemenuhan permintaan konsumen
Subsidi yang diterima Permintaan air minum
Teknologi pengolahan air minum Tingkat efisiensi pengolahan air minum
kebutuhan modal untuk pengembangan perusahaan air miunum
Ketersediaan dana untuk pelestarian lingkungan
Transfer cost untuk biaya pengelolaan lingkungan
A tt
ri bu
te
Atribut Kritis dari Aspek Ekonomi
112
5.1.2.2.  Tingkat Keuntungan Perusahaan Daerah Air Minum
Secara umum PDAM berbeda dengan perusahaan swasta murni yang selalu berorientasi  pada  keuntungan.  Namun  demikian  dalam  menjalankan  fungsinya
PDAM  harus  mampu  membiayai  sendiri  dan  harus  berusaha  mengembangkan tingkat  pelayanannya  disamping  mampu  memberikan  sumbangan  pembangunan
kepada Pemda. Dari hasil analisis penilaian atribut dalam skala ordinal menunjukkan bahwa
atribut  tingkat  keuntungan perusahaan memberikan pengaruh signifikan terhadap status keberlanjutan dimensi ekonomi dengan nilai sebesar 3.14.  Kondisi tersebut
menggambarkan  bahwa  tingkat  keuntungan  perusahaan  terkait  dengan  usaha pemanfaatan sumber air baku bersih t
elah ”jauh di atas titik impas”. Kondisi  tingkat  keuntungan  yang  diperoleh  tersebut  dapat  dilihat  dari
Jumlah  pemakaian  air  melalui  PDAM  Kota  Semarang  dalam  kurun  waktu  tahun 2004  sampai  dengan  2008,  yaitu  sebesar  7.17  atau  sebanyak  8  484  pelanggan
dari  jumlah  keseluruhan  pelanggan  yang  ada  sebanyak  126  749  dengan  nilai penjualan  air  sebesar  Rp  78  270  539  090,-  pada  tahun  2004  meningkat  menjadi
Rp  100  171  115  760,-  pada  tahun  2008,  atau  sebesar  27.98  BPS  Kota Semarang 2009.
Mengingat tidak adanya subsidi, dan beban produksi yang sangat besar serta kewajiban  membayar  hutang  menyebabkan  keuntungan  yang  diperoleh  menjadi
lebih  kecil  sehingga  sumbangan  PAD  tidak  signifikan.  Kondisi  tersebut menggambarkan  bahwa  Subsidi  yang  diterima  perusahaan  terkait  dengan  usaha
kondisi tersebut di atas disebabkan biaya produksi yang terus mengalami kenaikan setiap tahun. Setiap bulan PDAM selalu mendistribusikan air sebesar 708 900 m
3
10.57 atau Rp 815 juta dari biaya produksi langsung kepada berbagai institusi sosial  dan  umum. Selanjutnya  tingkat  kebocoran  setiap  bulan  mencapai  46-49
atau  Rp  3.3  miliar –  Rp  3.5  miliar. Dengan  demikian  subsidi  yang  ditanggung
PDAM  Kota  Semarang  setiap  bulan  43.  Beban  tersebut  sangat  membebani keuangan  PDAM  sehingga  menyebabkan  pemanfaatan  sumber  air  baku  bersih
”sangat tinggi” PDAM terus merugi  Radar Semarang 2010.