Pertanyaan Tentang Tokoh

D. Pertanyaan Tentang Tokoh

Selain tiga materi pertanyaan di atas, terdapat pula materi lain yang ditanyakan yaitu menyangkut tokoh-tokoh yang dikisahkan al-Qur’ân dalam kerangka mengingatkan kembali umat Islam sehubungan dengan peristiwa- peristiwa perjuangan dan pengorbanan dalam konteks perjuangan menegakkan agama Allah yang dapat dijadikan sebagai pelajaran di satu sisi dan memberikan hiburan kepada Nabi agar dalam menjalankan perjuangannya selalu bersikap tabah, sabar dan tidak mudah putus asa.

Menurut hemat penulis, pertanyaan tentang tokoh ini terdapat pada surat al-Kahfi yang diturunkan di kota suci mekkah ini memiliki sebanyak 110 ayat. Surat tersebut mengetengahkan tiga kisah unik.

Pertama; Kisah tokoh-tokoh muda yang gigih mempertahankan keyakinan ketauhidan dan agamanya, sebuah kisah pengorbanan jiwa dan raga untuk mempertahankan aqidahnya hingga akhirnya harus rela melarikan diri dari khalayak keramaian dan menyembunyikan diri di sebuah gua yang Pertama; Kisah tokoh-tokoh muda yang gigih mempertahankan keyakinan ketauhidan dan agamanya, sebuah kisah pengorbanan jiwa dan raga untuk mempertahankan aqidahnya hingga akhirnya harus rela melarikan diri dari khalayak keramaian dan menyembunyikan diri di sebuah gua yang

muda ini merasa amat pilu dan nestapa melihat kondisi kekejaman seorang raja. Setelah beritanya didengar sang raja, mereka inipun diundang agar datang dihadapannya dan dihimbau agar mau menyembah patung dan sang Raja berjanji membantai mereka jika mereka menolak ajakannya. Dengan sikap tegas, para tokoh muda ini bersikap menolak ajakan raja dihadapannya seraya menyatakan jawaban:

Artinya: “Mereka berdiri lalu mengatakan Tuhan kami adalah Tuhan langit dan bumi, kami tidak akan pernah menjyembah Tuhan lain selain Allah”. (Q.S. al-Kahfi [18]: 14).

Mendengar pernyataan penolakan tegas yang disampaikan para tokoh muda tersebut sang paduka Rajapun tidak serta merta menghunuskan pedangnya di leher-leher mereka, melainkan memberi kesempatan waktu hingga pagi hari. Raja berkata: kalian masih muda-muda saya beri kesempatan hingga besok pagi untuk memikirkan tawaranku dan merubah pendirian kalian. Di malam hari mereka melarikan diri melewati seorang penggembala yang Mendengar pernyataan penolakan tegas yang disampaikan para tokoh muda tersebut sang paduka Rajapun tidak serta merta menghunuskan pedangnya di leher-leher mereka, melainkan memberi kesempatan waktu hingga pagi hari. Raja berkata: kalian masih muda-muda saya beri kesempatan hingga besok pagi untuk memikirkan tawaranku dan merubah pendirian kalian. Di malam hari mereka melarikan diri melewati seorang penggembala yang

Kedua; Kisah Musa bersama Khidir, sebuah kisah kesopansantunan mencari ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalamam supra-natural yang diperlihatkan hamba Allah yang saleh kepada Musa yang sama sekali belum pernah dialami dalam hidupnya seperti pengalaman aneh tentang bahtera,

peristiwa pembunuhan seorang anak kecil, dan pembangunan sebuah dinding.

Ketiga: Kisah seorang tokoh yang disebut dalam al-Qur’ân sebagai ﻯﺫ ﲔﻧﺮﻘﻟﺍ yaitu seorang Paduka Raja yang memiliki ketaqwaan dan sikap adil

serta bijaksana terhadap rakyat-rakyatnya dan kekuasaannya meluas di atas bumi persada dari Barat hingga Timur, Utara hingga Selatan. Dan yang terakhir inilah yang menjadi kajian penulis sebagaimana yang dilukiskan Allah pada ayat 83. Kisah ini diabadikan Allah SWT. dengan tujuan untuk mengingatkan kembali kepada penguasa-penguasa di dunia agar dalam menjalankan kebijakan-kebijakan politiknya senantiasa terilhami dengan sikap kearifan dan klebijaksanaan yang senantiasa mementingkan rakyat banyak sehingga apapun yang diputuskan tidak menyengsarakan rakyat.

Pada ayat-ayat berikut, ketokohan seorang raja yang jujur, saleh, bijaksana, dan tidak semena-mena dalam bertindak dilukiskan Allah SWT. dengan redaksi tanya jawab: “Dan mereka orang-orang Yahudi bertanya kepadamu, wahai Muhammad saw. tentang kisah seorang tokoh yang disebut- Pada ayat-ayat berikut, ketokohan seorang raja yang jujur, saleh, bijaksana, dan tidak semena-mena dalam bertindak dilukiskan Allah SWT. dengan redaksi tanya jawab: “Dan mereka orang-orang Yahudi bertanya kepadamu, wahai Muhammad saw. tentang kisah seorang tokoh yang disebut-

– karena tidak demikian hal yang sebenarnya. Imam al-Râzi dalam karya tafsirnya mengatakan, bahwa ketika sang paduka Raja tiba di ujung Barat dunia di mana tiada lagi banguan berada, ia menyaksikan surya seolah-olah terbenam ke dalam mata air dan dunia mulai gelap gulita walaupun sebenarnya tidak demikian adanya, seperti halnya seseorang yang berlayar dengan bahtera akan melihat seolah-olah matahari terbenam ke dalam lautan. Ketika tiba pada

mata air tersebut, ia menjumpai sebuah komunitas masyarakat. 19

Keterkaitan ayat 83 dan seterusnya dengan ayat-ayat sebelumnya ialah ketika kisah peristiwa Khidir diketengahkan, Allah SWT. meneruskan kisah

seorang tokoh yang di tampilkan al-Qur’ân sebagai ﲔﻧﺮﻘﻟﺍ ﻯﺫ dalam kisah

perjalanannya ke Timur dan Barat serta pembangunan bendungan yang menutupi jalan keluar ﺝﻮﺟﺄﻣﻭ ﺝﻮﺟﺄﺑ yaitu kisah yang ke-empat dari kisah- kisah yang disebutkan dalam surat ini yang secara keseluruhan terkait dengan masalah aqidah keimanan. Sebagian pakar tafsir mengatakan bahwa yang

19 Kisah selanjutnya sebagaimana yang dinyatakan dalam al-Qur’ân surat al-Kahfi: 18: 83-98.

dimaksud dengan ﲔﻧﺮﻘﻟﺍ ﻯﺫ adalah Alexander al-Maqduni, seorang Raja yang

saleh yang dikaruniai ilmu pengetahuan dan ilmu hikmah oleh Allah SWT. Penamaan tersebut dikarenakan yang bersangkutan menjadi penguasa muslim yang memimpin seluruh kawasan Timur dan Barat.

Terkait dengan pertanyaan seorang tokoh juga terdapat pada surat al- Isrâ’ ayat 101 di mana Rasulullah dianjurkan untuk bertanya kepada tokoh Yahudi (Bani Israil) tentang peristiwa yang terjadi antara nabi Musa-Firaun, serta surah al-Nahl ayat 42 yang mengisahkan sikap penolakan orang-orang

musyrikin terhadap status kenabian Muhammad, sehingga mereka disarankan untuk bertanya kepada para ulama Yahudi dan Nashrani. Demikian juga surat Furqân ayat 59, yang mengetengahkan penciptaan langit dan bumi dan priode waktu penciptaannya itu.

Adapun ayat-ayat tersebut di atas sebagaimana berikut:

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulkarnain, katakanlah: Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya” (Q.S. al-Kahfi [18]: 83).

Artinya: “Dan sesungguhnya kami telah memberikan kepada Musa sembilan buah mu’jizat yang nyata, maka tanyakanlah kepada bani Israel, tatkala Musa datang kepada mereka, lalu Fir’aun berkata kepadanya; sesungguhnya aku sangka kamu, hai Musa, seorang yang kena sihir ” (Q.S, al-isrâ’: 17: 101).

Artinya: “Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang kami beri, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.” (Q.S. al-Nahl [16]: 43).

Artinya: “Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas Arsyi, (Dialah) Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah (tentang Allah) kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia” (Q.S. al-Furqân [25]: 59).