Arah pandang dan visi ke depan
1. Arah pandang dan visi ke depan
Banyak kota di indonesia belum terbentuk arah pandang nya tentang apa yang ingin dibentuk dalam beberapa dekade mendatang termasuk bagaimana
sebuah kota/negara/perusahaan terbentuk dalam beberapa decade mendatang. Visi dan arah pandang selanjutnya menjadi sebuah semacam acuan dasar dalam menjalankan sebuah perusahaan/kota, dimana kota/negara/perusahaan Tanpa peduli apakah si A atau si B yang menjalankan sebuah kota tetapi azas yang dipakai harus sama. Kesamaan visi tentunya menjadikan suatu perusahaan atau kota mempunyai tolak ukur yang pasti dan sama. Sesuatu yang membedakan hanya bagaimana cara menjalankannya saja. Menurut Hermawan Kartajaya dalam bukunya “New Wave Marketinig” pada era Digital sekarang ini yang berlaku strategic marketing, bukannya strategic planning. Strategy marketing bertujuan untuk mengantisipasi perubahan yang tidak terprediksi dalam era globalisasi sehingga perlu sistem marketing yang adaptif. Strategy planning mungkin cocok pada era Legacy Marketing (sekitar 1998 – sekarang) dimana perubahaan masih bisa diprediksi. Sedangkan strategic marketing lebih berorientasi ke depan bukan masa kin dan masa sekarang.
Contoh kasusnya adalah:
a. GE Way : Control your destiny or someone else will. Kebangkitan General Electric (GE) di era kepemimpinan CEO Jack Welch sejak 1990-an menjadikan GE tumbuh jadi perusahaan global dan berada di peringkat teratas menurut Forbes 500 selama bertahun tahun. Welch menekankan soal effisiensi, pemotongan biaya dan ketrampilan melakukan deal – deal bisnis karena saat itu perekonomian amerika tumbuh pesat di bawah kepemimpinan Presiden Clinton. Welch melihat perkembangan perekonomian masih potensial dan bisa dikalkulasi. Sedangkan dalam era digital, CEO GE Immelt menerapkan konsep visi dan misi yang jauh berbeda. Kecenderungan GE pada bottom line result dan memecat orang yang tidak berkompeten menjadikan para eksekutif GE tidak berani mengambil resiko dan inovasi. Sedangkan di era sekarang, Immelt berada dalam pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat akibat peristiwa WTC 9/11. Karena itu perlunya visi dan misi yang adaptif bergantung dengan kondisi global.
b. Kesuksesan IBM pada masa lampau menjadi pertanyaan ketika visi dan misi tidak adaptif dengan kondisi global. IBM sukses menguasai pasar industri computer hingga era 1980-an. Namun pada akhir era 1980-an IBM mulai mengalami penurunan pemasukan hingga pada tahun 1992 dinyatakan kritis. IBM gagal menghadapi
Seminar Nasional Dies 43 Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra
c. Salah satu contohnya adalah “urban redevelopment” yang terkenal adalah remodeling bilbao. Menurut sumber www.aam-us.org sekitar tahun 1990 kota Bilbao dapat dikatakan sebagai kota mati. Gairah ekonominya sangat rendah, lebih dari 25% penduduknya tidak mempunyai
pekerjaan, dan produktifitas industri2-nya
mulai menurun. Selain itu tingginya tingkat kriminalitas dan tingginya tingkat polusi serta buruknya system transportasi menjadikan kota ini semakin terpuruk. Hal
ini membuat walikota Bilbao harus
merencanakan kembali suatu tatanan urban yang lebih holistic dan lebih baik. Dengan kata lain, sebenarnya walikota setempat tidak menghabiskan $229,8 juta hanya untuk pembangunan Guggenheim Museum Bilbao (GMB) semata, tetapi sebagai “urban
Gambar 1.1 Jumlah Pengunjung ke Gunggenheim
redevelopment”. Adapun tujuan utama
Gambar 1 :
GMB adalah peningkatan kualitas hidup Laporan tahunan dari tahun 1997 hingga 2006 masyarakatnya melalui pembangunan Sumber : Gunggenheim Museum Bilbao
berbagai system kota, baik system transportasi, system drainase, area bisnis
d. Bukti lain tentang bagaimana sebuah visi dan perumahan yang diakhiri oleh
dan arah pandang mampu memberikan suatu pembangunan “Guggenheim Museum
keuntungan yang luar biasa. Peran penting Bilbao”. GMB dianggap sebagai symbol
dari seorang “Sheik Mohammed bin Rashid perubahan dan harapan kota Bilbao untuk