Kelompok Perempuan Nelayan Di desa Matiro Bombang
2. Kelompok Perempuan Nelayan Di desa Matiro Bombang
a. Latar belakang
Kelompok ini lahir bermula dari pendidikan kejar Paket B yang diikuti ibu rumah tangga di Pulau Salemo Desa Matiro Bombang. Perjalanan kelompok sudah berlangsung 5 tahun yakni sejak didirikan tahun 2012. Kelompok diketuai oleh MSd yang anggotanya adalah perempuan (ibu rumah Kelompok ini lahir bermula dari pendidikan kejar Paket B yang diikuti ibu rumah tangga di Pulau Salemo Desa Matiro Bombang. Perjalanan kelompok sudah berlangsung 5 tahun yakni sejak didirikan tahun 2012. Kelompok diketuai oleh MSd yang anggotanya adalah perempuan (ibu rumah
kebersamaannya karena faktor ketetanggaan, kekerabatan dan merasa memiliki kesamaan nasib sebagai perempuan istri nelayan. Sejak awal sampai sekarang kelompok ini memiliki kegiatan pembuatan abon, krupuk ikan dan pengolahan hasil yang bersumber dari hasil laut sambil mengikuti pendidikan kejar Paket B.
Menurut MSd sebagai ketua kelompok umumnya ibu-ibu pada saat itu tidak memiliki kegiatan kecuali menunggu hasil yang di bawa oleh suami dari melaut. Dengan kegiatan berkelompok ibu rumah tangga setidak-tidaknya memiliki kegiatan yang
menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan itulah yang menjadi cita- cita bersama yang mungkin bisa terwujud dikemudiaan hari. Dalam melaksanaan kegiatan menunjang peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kesejahteraan itulah yang menjadi cita- cita bersama yang mungkin bisa terwujud dikemudiaan hari. Dalam melaksanaan kegiatan
dalam bentuk pemberian pelatihan-pelatihan pengolahan hasil perikanan dan juga bantuan alat pengolahan hasil perikanan. Sampai saat ini kelompok beroperasi sudah berlangsung 5 tahun dengan jumlah anggota
terjadinya
perubahan,
50 orang lebih. Dalam perjalanannya, tata hubungan di antara mereka terjalin dengan struktur yang didalamnya terdapat pembina, ketua, sekertaris, bendahara dan anggota. Struktur tersebut mernurut mereka sebagai pola hubungan yang biasa dikalangan kelompok. Sampai saat ini kelompok ini di beri nama KUB Rahmatullah.
Jumlah anggota sejak awal pembentukan sampai sekarang tentunya bertambah mengikuti perjalanan waktu, demikian pula variasi kegiatannya.
Menurut pengakuan beberapa anggota, mereka tertarik untuk bergabung karena tertarik dengan jenis kegiatan yang selama ini dilakukan kelompok.
Gambar 15. Dermaga Pulau Salemo Desa Matiro Bombang
b. Kegiatan kelompok
Fokus kegiatan kelompok perempuan nelayan ini sampai sekarang adlah mengolah produk hasil laut dalam bentuk kue kering untuk skala rumah tangga. Produk tersebut dibuat dari bahan rumput laut dan ikan tengiri, dan ada pula terbuat dari buah atau daun kelor yang tumbuh subur di seikitar lingkungan pulau. Ada juga kepiting, tetapi bahan bakunya relatif mahal. Bahan baku umumnya dikumpulkan dari setiap anggota. Pada waktu tertentu bahan baku melimpah, pada saat lain menurun, atau berfluktuasi tergantung keadaan musim. Pada saat bahan tersebut kurang kelompok beralih ke kegiatan Fokus kegiatan kelompok perempuan nelayan ini sampai sekarang adlah mengolah produk hasil laut dalam bentuk kue kering untuk skala rumah tangga. Produk tersebut dibuat dari bahan rumput laut dan ikan tengiri, dan ada pula terbuat dari buah atau daun kelor yang tumbuh subur di seikitar lingkungan pulau. Ada juga kepiting, tetapi bahan bakunya relatif mahal. Bahan baku umumnya dikumpulkan dari setiap anggota. Pada waktu tertentu bahan baku melimpah, pada saat lain menurun, atau berfluktuasi tergantung keadaan musim. Pada saat bahan tersebut kurang kelompok beralih ke kegiatan
Gambar 16. Wawancara dengan salah seorang anggota kelompok perempuan
Ada beberapa produk yang selalu dihasilkan kelompok seperti yang telah disebutkan antara lain abon ikan, kacang sembunyi, krupuk rumput laut, krupuk daun kelor dan krupuk ikan. Produk tersebut dibuat untuk kebutuhan sendiri dan bila ada pemesanan dari luar, produk tersebut dikumpulkan dan dijual sesuai permintaan pelanggan. Secara umum anggota kelompok dapat dikatakan aktif terutama pada saat bahan baku melimpah. Interaksi diantara ketua dan anggota, erta antara anggota Ada beberapa produk yang selalu dihasilkan kelompok seperti yang telah disebutkan antara lain abon ikan, kacang sembunyi, krupuk rumput laut, krupuk daun kelor dan krupuk ikan. Produk tersebut dibuat untuk kebutuhan sendiri dan bila ada pemesanan dari luar, produk tersebut dikumpulkan dan dijual sesuai permintaan pelanggan. Secara umum anggota kelompok dapat dikatakan aktif terutama pada saat bahan baku melimpah. Interaksi diantara ketua dan anggota, erta antara anggota
c. Kepekaan anggota kelompok menghadapi perubahan
Di wilayah ini faktor utama yang menjadi alat pengikat atau menjadi basis kelompok menurut pengakuan
mereka, dalam mempertahankan kelangsungan hidup kelompok adalah pertemanan, kekeluargaan dan merasa senasib dan sepenang- gungan. Menurut pengakuan beberapa anggota ada beberapa prinsip yang yang menjadi faktor penting dalam berkelompok sehingga kelompok bisa bertahan lama seperti prinsip kejujuran, kepercaya- an, berbagi, keperdulian, kebersamaan. Prinsip tersebut dapat disimpulkan wujudnya dalam kerjasama atau prinsip kegotong royongan atau biasa disebut dalam bahasa setempat Asseddi- seddi.
Wujud gotong royong tersebut tidak hanya pada kegiatan kelompok saja tetapi berlaku pula pada kegiatan sehari-hari seperti pada saat selamatan, pernikahan, mauludan dan peristiwa hari besar keagamaan lainnya. Ada beberapa potensi penting yang memungkinkan kelompok semakin maju dari segi karunia sumberdaya yang ada disekitar pulau yakni kepiting dan rumput laut. Ketika ditanyakan mengenai masalah- masalah apa saja yang dihadapi oleh kelompok, sehingga potensi tersebut tidak mampu dikelola sampai sekarang, mereka mengakui bahwa kelompok terkendala dengan modal dan pemasaran.
Pengakuan anggota kelompok, kehidupan mereka secara individu masih jauh dari kecukupan. Masih banyak di antara anggota berpendapatan rendah, tidak memiliki tabungan, kurang mampu akses kepada sekolah dan kesehatan. Apakah mereka
bahwa dengan berkelompok
memiliki
keyakinan
kesejahteraan? Sebenarnya keyakninan itu ada, karena mereka berpendapatan bila anggota kelompok memiliki kemampuan dalam pengolahan hasil laut dan menemukan pasar yang tepat maka akan memberi
dapat
memberi memberi
Impian atau cita-cita jangka panjang dari kelompok perempuan tersebut adalah kehidupan yang lebih baik dengan banyak berbuat dan menghasilkan sesuatu. Hanya mereka akui bahwa tantangan
belum dapat pemecahannya adalah bagaimana hasil produksi perempuan tersebut dapat di pasarkan dengan memuaskan, dan berkesinambungan
yang
mereka
d. Kepemimpinan dan manajemen organisasi
Selama kelompok ini ada, anggota dan ketua kelompok sudah mulai sering mengikuti pelatihan dan pembinaan terutama terkait dengan pengolahan hasil perikanan, dan membangun kesadaran bersama terutama dalam meningkatkan taraf hidup. Diantara pelatihan tersebut ada pengetahuan yang diperoleh demikian pula dengan ketrampilan seperti ketrampilan dalam produksi. Hasil pelatihan tersebut Selama kelompok ini ada, anggota dan ketua kelompok sudah mulai sering mengikuti pelatihan dan pembinaan terutama terkait dengan pengolahan hasil perikanan, dan membangun kesadaran bersama terutama dalam meningkatkan taraf hidup. Diantara pelatihan tersebut ada pengetahuan yang diperoleh demikian pula dengan ketrampilan seperti ketrampilan dalam produksi. Hasil pelatihan tersebut
Gambar 17: Pertemuan/ pelatihan Uji coba model di tempat pertemuan kelompok perempuan nelayan
Menurut pengakuan anggota, selama ini hampir di setiap kegiatan kebersamaan dan kerjasama selalu terlihat pada anggota, sehingga kesan keterpakasaan tidak terjasi pada setiap anggota kelompok. Setiap anggota terlibat karena kesadaran dan tanggung jawab bersama. Artinya input pelatihan diadaptasi oleh anggota dalam bentuk cara berpikir dan bertindak yang positif. Mereka mengakui bahwa hapuir setiap keputusan yang diambil selalu di bicarakan sehingga tidak Menurut pengakuan anggota, selama ini hampir di setiap kegiatan kebersamaan dan kerjasama selalu terlihat pada anggota, sehingga kesan keterpakasaan tidak terjasi pada setiap anggota kelompok. Setiap anggota terlibat karena kesadaran dan tanggung jawab bersama. Artinya input pelatihan diadaptasi oleh anggota dalam bentuk cara berpikir dan bertindak yang positif. Mereka mengakui bahwa hapuir setiap keputusan yang diambil selalu di bicarakan sehingga tidak
kepada kelompok terbangun begitu saja karena kepercayaan. Hal tersebut lebih disebabkan karena ketua selalu mengkomunikasikan setiap kegiatan, dan berupaya memperlihatkan tanggung jawab dan sikap adil kepada anggota. Ketika ditanya apakah dikelompok ini
Ketaatan
anggota
pernah terjadi konflik dab bagaimana menyelesaikan, mereka menjawab konflik pernah ada.
terjadi bila ada kesalahpahaman antar anggota. Jalan keluar bila terjadi konflik adalah ketua mengumpulkan anggota yang konflik, untuk duduk bersama dan berupaya menyelesaikan konflik tersebut secara kekeluargaan. Menurut pendapat beberapa anggota, upaya membina kelompok agar tetap solid yakni dengan semangat yang dibangun secara bersama dan dengan cara saling mengingatkan antara satu dengan yang lain.
Konflik
tersebut tersebut
Dalam menyelesaikan setiap kegiatan atas nama kelompok, umumnya dilakukan secara bersama, terutama bila ingin mengolah hasil perikanan untuk dijadikan produk tertentu. Tetapi bila ada anggota ingin berupaya menghasilkan sendiri untuk kepentingannya sendiri, maka kelompok tetap meminjamkan alat yang dimiliki oleh kelompok untuk digunakan.
Kemudian bila ada upaya mengharap adanya sumberdari luar kelompok, maka untuk mengakses sumber tersebut biasanya dibantu oleh tenaga kader desa yang memiliki keahlian untuk itu. Umumnya tenaga tertsebutlah yang berhubungan dengan pihak luar yang menjadi pemberi bantuan.
Bagaimana cara menerima bantuan tersebut jika ada? Mereka menjawab bahwa bantuan tersebut dierima secara bersama di desa. Jika ada bantua itu berupa alat, maka alat tersebut disimpan di pusat kegiatan yakni rumah ketua kelompok. Tetapi bila tida saatnya melakukan pengoalah hasil atau melakuka produksi maka akan dikerjakan bersama-sama yang dikontrol langsung oleh ketua Bagaimana cara menerima bantuan tersebut jika ada? Mereka menjawab bahwa bantuan tersebut dierima secara bersama di desa. Jika ada bantua itu berupa alat, maka alat tersebut disimpan di pusat kegiatan yakni rumah ketua kelompok. Tetapi bila tida saatnya melakukan pengoalah hasil atau melakuka produksi maka akan dikerjakan bersama-sama yang dikontrol langsung oleh ketua
f. Partisipasi, Penguatan Norma dan Pengambilan Keputusan
Keterlibatan anggota dalam kelompok dapat tercipta dengan cara selalu membangun komunikasi dengan anggota dan memberikan tanggungjawab, Tapi bila ada kegiatan seperti kegiatan-kegiatan pelatihan, maka anggota akan dipanggil untuk mengikuti kegiatan tersebut. Untuk pemberian sangsi, tidak ada karena kegiatan kelompok ini berdasarkan kesadaran masing-masing anggota.
Gambar 18. Anggota Kelompok perempuan nelayan mengikuti pelatihan
Menurut mereka jika ada anggota menyimpang dari sesepakatan, maka dinasehati dan dikembalikan kepada yang bersangkutan untuk menyadari bahwa yang dilakukan tidak tepat. Biasanya anggota tersebut menyadari kasalahannya.
Selanjutnya pengambilan keputusan umumnya dilakukan dengan cara musyawarah ada beberapa aturan yang mengikat kelompok tetapi tidak tertulis yakni berupa kesepakatan Bayangan kemajuan di masa depan selalu menjadi harapan kelompok perempuan ini. Upaya meningkatkan kemampuan anggota yakni dengan selalu mengikutkan anggota dalam pelatihan-pelatihan dan selalu memproduksi olahan hasil perikanan. Ada keinginan agar kelompok menjadi contoh dan membuat kerjasama dengan kelompok lain di luar desa dan beberapa instansi terkait.
3. Pelatihan Uji Coba Pengembangan Model Peningkatan
dan Penguatan Kelembagaan
Kemampuan
Dalam rangka memberi penilaian terhadap perubahan perilaku anggota kelompok dalam merespon perubahan yang terjadi, pada proses studi
ini dilakukan ujicoba dengan memberi tambahan input berupa materi pelatihan yang menitik beratkan pada dua hal pokok yakni (1) peningkatan kesadaran dan motivasi yang mendukung kegiatan kelompok dan (2) materi yang berkenaan dengan pengelolaan sumberdaya yang ada disekitar lingkungannya. Dalam hubungan dengan kegiatan penelitian ini manfaat pelatihan ini agar supaya anggota kelompok medapat masukan terkait kegiatannya sehingga anggota kelompok dapat melakukan aktivitas yang bermakna pemecahan masalah. Setelah pelatihan ini dilakukan, diharapkan dapat ditemukan perubahan perilaku pada anggota kelompok, baik itu berupa perubahan pengetahuan, perubahan sikap atau keyakinan maupun perubahan ketrampilan. Tahap berikutnya diharapkan ada perubahan bangunan kemampuan (cupability building) baik yang terjadi secara individual sebagai anggota kelompok, maupun perubahan yang terjadi pada kinerja kelompok secara menyeluruh yang berwujud penguatan kelembagaan.
Gambar 19. Praktek Pembuatan Pupuk Kompos dalam
Pelatihan Uji Coba di kelompok Tani Desa Kapita
Pelatihan ini dilakukan dengan pendekatan partisipatoris (simulasi dan role playing dan ceramah interaktif) . Pada pelatihan tersebut materinya menitik beratkan pada proses tindakan dan dialog. Beberapa materi yang disajikan seperti (1) Perkenalan dan cara belajar orang dewasa. Materi ini diberikan dengan tujuan agar peserta (anggota kelompok) dapat memahami ada perbedaan antara belajar orang dewasa dengan belajar klasikal seperti yang diterapkan di sekolah. Materi ini juga dimaksudkan untuk menciptakan suasana yang lebih cair antara antara peserta pelatihan untuk saling kenal lebih mendalam sehingga dalam proses belajar dalam pelatihan uji coba ini dapat berlangsung lebih
dinamis. (2) Materi tentang makna motivasi dalam kelompok. Materi ini memberi pemahaman peserta bahwa aktivitas apapun tanpa motivasi yang kuat maka segala aktivitas tidak dapat berjalan dengan baik, karena setiap orang harus memiliki kesadaran akan adanya dorongan yang lahir dari masing- masing individu maka aktivitas dalam kelompok tidak dapat diperoleh manfaatnya secara bersama. Selain itu peserta diupayakan memahami bahwa motivasi (dorongan) itu adalah bagian dari potensi dirinya yang harus terus dipupuk guna menciptakan gairah dan dinamika dalam kelompok. Setiap motivasi dirorong oleh empat unsur baik secara intrisnik maupun secara ekstrinsik seperti faktor perhatian di mana setiap orang akan terdorong bila menghadapi setiap hal baru, atau peristiwa yang dihadapi memiliki keunikan, kontradiktif dan kemungkinannya juga bersifat kompleks.
Faktor lain adalah relevansi atau kesesuaian setiap perstiwa yang dihadapi. Faktor penting lain adalah kepercayaan diri dari setiap individu yang lain dari dalam dan kepuasannya terhadap capaian dan proses dari setiap aktivitas yang dilakukan. Dua faktor tersebut bila disadari merupakan unsure motivasi Faktor lain adalah relevansi atau kesesuaian setiap perstiwa yang dihadapi. Faktor penting lain adalah kepercayaan diri dari setiap individu yang lain dari dalam dan kepuasannya terhadap capaian dan proses dari setiap aktivitas yang dilakukan. Dua faktor tersebut bila disadari merupakan unsure motivasi
sosial. Pilihan menyebabkan setiap orang akan bergabung dalam kelompok dengan pertumbuhan kesadaran yang posirtif (hadapi diri) dan pertumbuhan kesadaran diri yang negatif (bela diri).
bersama
secara
Bila seseorang memilih untuk hadap diri maka orang tersebut akan tahu terhadap dirinya, menerima dirinya seutuhnya bahwa dirinya adalah bagian dari orang lain dan dapat berguna untuk orang lain. Kesadaran ini merupakan investasi penting bagi dirinya dan kelompok. Ada beberapa unsur yang menyertai setiap individu bila dalam kelompok selalu hadap diri maka individu tersebut akan selalu berpikir positif, suka berterus terang, senang mengemukakan idea, nasehat atau gagasan, selalu mengintrospeksi diri, tidak suka membanggakan diri, Bila seseorang memilih untuk hadap diri maka orang tersebut akan tahu terhadap dirinya, menerima dirinya seutuhnya bahwa dirinya adalah bagian dari orang lain dan dapat berguna untuk orang lain. Kesadaran ini merupakan investasi penting bagi dirinya dan kelompok. Ada beberapa unsur yang menyertai setiap individu bila dalam kelompok selalu hadap diri maka individu tersebut akan selalu berpikir positif, suka berterus terang, senang mengemukakan idea, nasehat atau gagasan, selalu mengintrospeksi diri, tidak suka membanggakan diri,
Tetapi bila seseorang memilih kesadaran negative ketika berbaur dalam kelompok (bela diri), maka sikap ini akan mengakibatkan individu menipu dirinya sendiri atau pada hakekatnya menolak dirinya. Orang seperti ini biasanya akan lari dari keompok
kembali akan mebahayakan keberlangsungan kelompok. Ada beberapa cirri orang yang suka beladiri seprti: selalu berpikir negative, suka berbohong, senang menyebar fitnah, tidak bisa menerima kenyataan yang dihadapi, orang lain di matanya selalu salah dan dia selalu benar, bekerja sedikit tetapi berangan-angan mendapat hasil banyak, tidak suka menintrospeksi diri, tidak amanah dan dalam berpikir / berperilaku memposisikan diri untuk selalu tangan dibawah dari tangan diatas. Sikap seperti ini membahayakan kelompok. (4) simulasi (role playing) kerjasama dalam kelompok dengan menggunakan game (Broken
dan
bila
masuk
Square). Materi ini dilakukan oleh 5 orang setiap kelompok berupa permainan dengan membuat bujur sangkar d imana peserta di persilahkan duduk berkeliling dan dibagikan amplop yang berisi potongan karton yang akan membentuk bujur sangkar bila nantinya kelompok mampu bekerja bersama. Materi ini akan menilai bagaimana sebuah kelompok memiliki hakekat bahwa harus ada orang yang bekerja sama,setiap orang akan beriteraksi untuk kerja sama tersebut dan ada tujuan yang ingin dicapai. Outputnya adalah manghasilkan bujur sangkar. Setiap kelompok di awasi oleh satu orang pengamat. Sebagai permainan layaknya kelompok sungguhan, harus memiliki aturan (norma) yang mengikat anggota kelompok. Aturan tersebut seperti: kelompok baru dianggap berhasil jika menghasilkan 5 bujur sangkar di hadapan setiap peserta, Selama permainan berlangsung, setiap peserta tidak boleh berbicara, tidak boleh meminta, tidak boleh, tidak boleh mengambil kepunyaan orang, tidak boleh membantu, tetapi boleh memberikan kepada temannya dan yang diberi harus menerima, kalau memberi harus jelas dan mulai bekerja kalau sudah diri tanda. Aturan tersebut untu Square). Materi ini dilakukan oleh 5 orang setiap kelompok berupa permainan dengan membuat bujur sangkar d imana peserta di persilahkan duduk berkeliling dan dibagikan amplop yang berisi potongan karton yang akan membentuk bujur sangkar bila nantinya kelompok mampu bekerja bersama. Materi ini akan menilai bagaimana sebuah kelompok memiliki hakekat bahwa harus ada orang yang bekerja sama,setiap orang akan beriteraksi untuk kerja sama tersebut dan ada tujuan yang ingin dicapai. Outputnya adalah manghasilkan bujur sangkar. Setiap kelompok di awasi oleh satu orang pengamat. Sebagai permainan layaknya kelompok sungguhan, harus memiliki aturan (norma) yang mengikat anggota kelompok. Aturan tersebut seperti: kelompok baru dianggap berhasil jika menghasilkan 5 bujur sangkar di hadapan setiap peserta, Selama permainan berlangsung, setiap peserta tidak boleh berbicara, tidak boleh meminta, tidak boleh, tidak boleh mengambil kepunyaan orang, tidak boleh membantu, tetapi boleh memberikan kepada temannya dan yang diberi harus menerima, kalau memberi harus jelas dan mulai bekerja kalau sudah diri tanda. Aturan tersebut untu
bersama dan kemampuan mebaca kebutuhan orang lain. Dalam permainan tedapat perilaku yang dapat terbaca dari setiap peserta selama bermain.
Perilaku tersebut pada dasarnya menjadi hambatan
dalam kerjasama bila nanti mempraktekannya dalam kelembagan kelompok sungguhan. Bentuk perilaku tersebut seperti: ada orang yang memberi semua potongan kepada teman lain artinya orang tersebut suka melempar tanggung jawab, ada orang yang gelisah, frustrasi, tetapi menahan banyak potongan di hadapannya artinya orang tersebut tidak peka terhadap kebutuhan orang lain, apa orang sudah merasa puas dengan potongan yang sudah berbentuk bujur sangkar kecil artinya orang tersebut tidak perduli terhadap orang lain Ada orang yang selalu menerima potongan dari orang lain dan memberi sesuai kebutuhan anggota lain. Artinya orang tersebut peka, perduli dan mau memamahami kepentingan orang lain.
Tentu saja pada setiap proses permainan banyak pelanggaran dilakukan peserta, semua hal Tentu saja pada setiap proses permainan banyak pelanggaran dilakukan peserta, semua hal
kerjasama dapat berlangsung dengan baik bila setiap orang tidak boleh masa bodoh, setiap orang tidak boleh egois dan mendominasi, setiap orang harus peka terhadap kepentingan orang lain, setiap orang merasa puas dengan karya (keberhasilan) bersama, setiap orang orang perduli terhadap orang lain dan setiap orang mampu membaca kebutuhan orang lain. Sebuah kerjasama dapat dikatakan kuat dan melembaga bila ada cita-cita atau kepentingan bersama, harus ada interaksi yang rutin dan partisipasi yang tinggi, harus ada tata hubungan yang setara dan adil serta harus ada aturan yang mengikat dan di tatati oleh setiap orang yang berkelompok
menyadari
bahwa
Empat materi pokok tersebut disajikan dalam pelatihan
Uji Coba pengembangan Model penguatan kelembagaan baik yang dilakukan pada kelompok Tani Jaya Bersama Desa Kapita Kabupaten Jeneponto maupun pada Kelompok Perempuan Nelayan di Desa Matiro Bombang Kabupaten
Pangkep. Materi lain merupakan materi spesifik disesuaikan dengan
kondisi dan karakteristik kelompok seperti pada Kelompok Tani Jaya bersama diberi materi tentang kaidah pertanian berkelanjutan yeng menerangkan tentang cara bertani lahan kering dengan memadukan pertanian semusim, kehutanan dan peternakan. Disamping itu di berikan pula materi teknologi tepat guna berupa pembuatan kompos baik dalam bentuk teori maupun praktek. Pada materi ini peserta mendiskusikan tayangan film Sukunan yang berisi pemanfaatan sampah organik untuk membuat pupuk. Gambaran Materi Pelatihan Uji Coba Pengembangan Model dapat dilihat Pada Tabel 9.
Tabel 9. Pola Materi pada Pelatihan Uji Coba Pengembangan Peningkatan Kemampuan dan Penguatan Kelembagaan.
No Kelompok
Materi contoh
Materi
khusus 1 Kelompok
umum
o Orientasi dan o Mengelola tani
pertanian secara Bersama
jaya
proses belajar
o Motivasi dalam berkelanjutan Desa
o Agrosilvopastoral Kapita
kelompok
o Pertumbuhan o Pemanfaatan
kesadaran
diri
limbah pertanian
untuk pupuk o Kerjasama
dalam kelompok
o (Pembuatan
dalam kelompok
kompos)
2 Kelompok o Orientasi dan o Kemasan untuk Perempuan
produk olahan Nelayan
proses belajar
o Motivasi dalam o Pemasaran Desa
konsvensional dan Matiro
kelompok
o Pertumbuhan online Bombang
kesadaran
diri o Produski Gapit,
Crispy dan tepung o Kerjasama
dalam kelompok
ikan, kepiting dan
dalam kelompok
rumput laut
Kelompok Perempuan Nelayan di beri tambahan materi tentang kemasan, dan pemasaran produk olahan baik secara konvensional maupun secara on line. Di samping itu didsikusikan pula tentang beberapa proses produksi olahan berbahan ikan, kepiting dan rumput laut.
Sedangkan
pada
Diskusi tersebut dilakukan melalui tayangan video pembuatan Gapit ikan, produksi Crispy ikan, cara pengolahan tepung dari bahan limbah ikan, dan pengolahan bahan rumput laut.