Pembangunan Sarana AMPL Berbasis Masyarakat Proyek CWSH

Pembangunan Sarana AMPL Berbasis Masyarakat Proyek CWSH

DOK. POKJA AMPL

proyek pemerintah dalam bidang AMPL yang bertujuan P

royek Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Masyarakat (Community Water Services and Water Health Project – CWSHP) merupakan salah satu

untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, teru- tama dalam menurunkan angka penyakit diare dan pe- nyakit lainnya yang ditularkan melalui air dan lingkung- an. Proyek ini dilaksanakan di dua puluh kabupaten di empat provinsi, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Jambi, dan Bengkulu. CWSH merupakan ker- jasama Pemerintah Indonesia dengan Asian Development Bank (ADB), dengan sumber dana berupa pinjaman (loan) dari ADB. Selain dari loan, CWSHP dilaksanakan juga melalui dana hibah di Aceh dan Nias, sebagai tanggapan terhadap bencana tsunami yang terjadi. Pada kurun 2008-2009, tercatat bantuan CWSHP dari dana pinjaman ini telah melayani 293 desa, dimana 15 desa

sumber air bersih maupun sarana sani- diantaranya terletak di Kabupaten Kotawar-

tasi sehari-hari. Pemanfaatan air sungai ingin Timur (Kotim). Dari 15 desa tersebut,

Proyek CWSH

turut membantu

untuk pemenuhan kebutuhan sehari-

empat desa telah dibantu CWSH pada tahun masyarakat di

hari terkait dengan kondisi air tanah 2008 sedangkan sisanya mendapat bantuan

yang buruk. Tanah di kabupaten Kotim, pada tahun 2009.

Kotim untuk

terutama yang terletak di sekitar sungai, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim)

meningkatkan

merupakan tanah bergambut. Kondisi merupakan satu dari enam kabupaten di

derajat

tersebut tidak memungkinkan bagi Propinsi Kalimantan Tengah yang mendapat-

kesehatannya.

warga untuk membangun sarana air kan bantuan CWSHP. Dari 11 desa di Kotim

bersih maupun sanitasi biasa, karena yang mendapat bantuan pada tahun 2009,

air tanah di tanah bergambut mem- tujuh desa telah selesai membangun Sarana Air Bersih

butuhkan penyaringan khusus. Akibatnya pembangunan dan Sanitasi (SABS), sedangkan pembangunan di empat

sarana air bersih dan sanitasi membutuhkan biaya yang desa lainnya telah mencapai tahap penyelesaian. Pelaksa-

cukup mahal untuk ukuran warga desa di kabupaten naan acara serah terima SABS dilakukan secara simbolis

Kotim.

ke tujuh desa, dan serahterima ke empat desa lainnya Proyek CWSH turut membantu masyarakat di Kotim akan segera menyusul. Total biaya pembangunan SABS

untuk meningkatkan derajat kesehatannya dengan men- per desa sebesar Rp 250 juta, dengan rincian Rp 200 juta

dorong masyarakat untuk merubah perilaku sehari-harinya merupakan bantuan dari proyek, dan Rp 50 juta merupa- dalam memanfaatkan air sungai sebagai sumber air bersih kan kontribusi masyarakat (tunai Rp 10 juta, tenaga dan

sekaligus sarana sanitasi. Menurut Kusrianto, Team Leader bahan Rp 40 juta).

CWSH Provinsi Kalteng, selain meningkatkan derajat Kabupaten Kota Waringin Timur memiliki tujuh

kesehatan, proyek CWSH memberikan manfaat kepada sungai mengalir di sepanjang wilayahnya, dengan sungai

masyarakat Kalteng dari segi sosial maupun ekonomi mela- yang terbesar adalah Sungai Mentaya. Sebagian desa mau- lui penyediaan air bersih yang lebih dekat dengan pun permukiman penduduk terbentuk mengikuti jalur

tempat tinggal serta pe ngurangan biaya kesehatan/ sungai. Selain sebagai sarana transportasi, masyarakat

pengobatan dari penyakit yang ditimbulkan air kabupaten Kotim juga memanfaatkan sungai sebagai

dan lingkungan.

Juni 2010 Juni 2010

Untuk mendorong perubahan perilaku, CWSH terbangun dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. melakukan promosi peningkatan perilaku hidup bersih

Bupati Kotim, Wahyudi K. Anwar, dalam sambutannya dan sehat (PHBS) masyarakat, pembangunan sarana pras- mengingatkan bahwa “Masyarakat jangan hanya sebatas arana air minum dan penyehatan lingkungan, serta pem-

bangga telah berhasil membangun sarana yang bagus ini, berdayaan masyarakat untuk keberlanjutan pemanfaatan

tapi juga harus bangga dan aktif dalam memanfaatkan, sarana prasarana serta PHBS yang telah dicapai. Selain

menjaga, dan memeliharanya agar manfaatnya dapat se- ketiga komponen tersebut, CWSH juga melakukan pen-

lalu dirasakan”.

ingkatan kapasitas pemerintah daerah dalam bidang pem- Seusai sambutan, Bupati melakukan penandatanganan bangunan air minum/bersih dan penyehatan lingkungan,

prasasti peresmian sarana air bersih desa Kandan, dan serta memberikan dukungan dalam implementasi dan

melakukan serah terima sarana kepada tujuh Kepala Desa koordinasi proyek melalui CPMU di ting-

Penerima Bantuan Proyek CWSH di kabupaten Kotim. kat pusat dan PPMU maupun DPMU di

Ketujuh desa tersebut yaitu desa Kandan, Bukit Indah, tingkat daerah.

Gunung Makmur, Agung Mulya, Tanjung Jariangu, Samuda Besar, dan Babirah. Dari Kepala Desa, Sarana Air

Serah Terima SABS

Bersih dan Sanitasi akan diserahkan kepada

Badan Penge lola Sarana masing-masing yang telah selesai dibangun pada tahun

Sarana Air Bersih dan Sanitasi (SABS) Masyarakat

jangan hanya

desa.

2009 akan diserahterimakan ke Badan

Seusai peresmian dan serahterima, Bu- Pengelola Sarana Desa yang telah diben-

sebatas bangga

telah berhasil

pati Kotim didampingi oleh Ibu Pimanih

tuk. Terkait dengan serah terima tersebut, membangun

dari CWSH Pusat meninjau SAB terbangun pada Hari Minggu, 28 Februari 2010,

di desa Kandan dan kemudian mengunjungi diselenggarakan acara Peresmian dan Se-

sarana yang

pameran pelaksanaan CWSH oleh desa-desa rah Terima Sarana Air Bersih (SAB) dan

bagus ini, tapi

juga harus bangga yang melakukan serah terima. Kesempatan

Sanitasi Proyek CWSH di desa Kandan,

ini digunakan oleh Tim Kerja Masyarakat kecamatan Kota Besi, kabupaten Kotim.

dan aktif dalam

dari tiap desa untuk menunjukkan foto-foto Waktu menunjukkan 10 menit lewat

memanfaatkan,

dokumentasi proses maupun hasil pelaksan- dari pukul sepuluh pagi ketika rombong-

menjaga, dan

memeliharanya. aan CWSH di desa mereka.

an Bupati, Perwakilan CWSH DPMU Dalam kesempatan ini, tiga desa juga Kotim, dan Perwakilan CPMU Pusat tiba

melakukan Deklarasi ODF (Open Defeca­ di desa Kandan. Rombongan disambut di depan gerbang

tion Free/Stop BABS) di hadapan Bupati. desa dengan upacara adat, dimana seorang wanita tetua

Deklarasi ODF ini dilakukan oleh desa-desa

adat membacakan doa memohon keselamatan dan kesuk- yang semua penduduknya telah berhasil dipicu untuk sesan bagi para rombongan. Upacara ini diakhiri dengan

berhenti melakukan praktik buang air besar sembarang- pemotongan palang bambu yang menghalangi gerbang,

an (BABS). Diharapkan pelaksanaan deklarasi ini akan dan rombongan dipersilahkan memasuki desa Kandan.

memacu desa-desa lainnya di kabupaten Kotim untuk Dari obrolan dengan warga desa, masyarakat desa

segera menyusul ODF, dan para penduduk di desa yang Kandan sangat senang dan bangga ter hadap pembangu-

telah ODF tidak akan kembali melakukan praktek BABS. nan sarana air bersih di desa mereka. Terlebih lagi, mereka juga terlibat dalam proses pemba ngunannya. Sarana air

Kendala dan Pembelajaran

bersih yang berupa instalasi pengolahan air sederhana me- CWSH merupakan proyek yang telah menerapkan mudahkan mereka untuk mendapatkan air bersih tanpa

pendekatan berbasis masyarakat, untuk itu masyarakat harus pergi ke sungai. Masyarakat cukup mengambil

dilibatkan dalam setiap tahapannya. Pelaksanaan AMPL air ke keran umum yang terletak dekat dengan rumah

BM menuntut pendampingan menerus dari fasilitator me reka. Ke depannya, masyarakat desa Kandan sedang

masyarakat, dimulai dari tahap pemicuan hingga tahapan mempersiapkan penyambungan pipa ke tiap rumah un-

paska proyek, sehingga dalam pelaksanaan pendekatan ini tuk lebih mempermudah dalam memperoleh air bersih.

sebaiknya direkrut fasilitator lokal untuk memudahkan Kebanggaan masyarakat akan SABS yang telah me-

proses pendampingan.

reka bangun menimbulkan tanggung jawab Kesulitan yang dihadapi di Kotim, fasilitator yang

untuk menjaga agar SABS

direkrut bukan berasal dari daerah Kotim dan mereka

Juni 2010 Juni 2010

tidak selalu berada di daerah Kotim, sehingga proses pelaksanaan, monev, maupun replikasi program. Dalam pelaksanaan CWSH di beberapa desa berjalan dengan

konteks pelaksanan CWSH di Kotim, koordinasi lang- lambat. Proses MPA-PHAST (metodologi pelibatan

sung dilakukan Bappeda melalui Tim Kerja Kabupaten masyarakat secara langsung dalam penilaian kondisi, dan

(TKK) Proyek CWSH. Kelemahannya adalah saat proyek kebutuhan masyarakat, red.) berlangsung lambat karena

berakhir, TKK tersebut akan bubar sehingga proses pen- minimnya pendampingan fasilitator, akibatnya ada desa

dampingan akan sangat tergantung dari kinerja masing- yang baru dapat menyelesaikan proses MPA-PHAST

masing sektor.

dalam waktu lima bulan. Hal ini memperlambat proses Untuk lebih mengoptimalkan sinergi masing-masing penyelesaian pembangunan SABS yang pada mulanya

sektor yang terlibat dalam pembangunan AMPL tanpa ditargetkan telah selesai semua pada akhir tahun 2009.

tergantung dari keberadaan program/proyek AMPL di Selain kendala mengenai minimnya pendampingan

daerah, saat ini upaya koordinasi lintas sektor di Ka- dari fasilitator, kondisi geograis juga menjadi kendala

bupaten Kotim sedang diupayakan untuk diformalkan dalam pelaksanaan CWSH, terkait dengan sulitnya

ke dalam satu wadah lembaga Kelompok Kerja (Pokja) akses menuju ke beberapa desa lokasi di Kotim dan juga

AMPL melalui fasilitasi CWSH. Lembaga Pokja AMPL kondisi lingkungan (karakter tanah, lingkungan, dan

inilah yang diharapkan akan mengawal keberlanjutan sebagainya) yang menyulitkan promosi PHBS dan pem-

SABS yang sudah dibangun, dan lebih lanjut lagi akan bangunan SABS. Namun hal ini dapat diatasi dengan

mendorong replikasi program CWSH maupun melan- pendamping an intensif

jutkan pembangunan AMPL dari DPMU dan pemerin-

secara lintas sektor di Kabu- tah kabupaten.

paten Kotim. Selain kendala diatas, ada beberapa hal dalam

Upaya Keberlanjutan Proyek

pelaksanaan CWSH yang Proses pemba ngunan dapat dijadikan pembe-

AMPL masih belum selesai lajaran, terutama dalam

pada saat sarana selesai diba- hal strategi keberlanjutan

ngun, tantangan terbesarnya program. Guna menjaga

adalah menjaga bagaimana sa- keberlanjutan, masyarakat

rana terbangun dapat diman- harus dilibatkan dalam

faatkan secara berkelanjutan. menjaga dan me ngelola

Upaya CWSH mendorong sarana terbangun. Untuk DOK. POKJA AMPL masyarakat membentuk Ba-

itu, CWSH mensyaratkan pembentukan Badan Pengelola dan Pengelola Sarana, dengan sebelumnya meningkatkan Sarana (BPS) di tingkat masyarakat. BPS inilah yang akan kapasitas masyarakat, agar siap menjaga dan merawat menjaga dan mengelola sarana, termasuk memu ngut

sarana terbangun merupakan salah satu strategi untuk iuran dari para masyarakat. Anggota BPS direkrut dari

menciptakan keberlanjutan dari sisi masyarakat. masyarakat desa yang kebanyakan berpendidikan ren-

Dari pemerintah daerah, Bupati Kotim telah meng- dah sehingga peningkatan kapasitas mutlak diperlukan,

instruksikan dinas-dinas terkait untuk melakukan pen- terutama bagi anggota BPS agar dapat mengelola SABS

dampingan BPS dengan menggunakan anggaran APBD dengan baik. CWSH memfasilitasi peningkatan kapasitas daerah. Selain itu, Bupati juga berkomitmen untuk me- masyarakat melalui berbagai pelatihan, seperti pelatihan

niru pola pemberdayaan masyarakat dalam pemba ngunan teknik konstruksi, administrasi keuangan, Operational

AMPL daerah Kotim untuk desa-desa yang belum and Maintenance, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan

mendapatkan bantuan, melalui APBD. Ispanur, anggota Kader Sanitasi.

Tim Kerja Kabupaten(TKK) dari Bappeda, selanjutnya Saat ini disadari bahwa upaya menjaga keberlanjutan

menambahkan bahwa dinas-dinas terkait dalam pemba- SABS maupun untuk upaya replikasi program AMPL

ngunan AMPL dan terlibat dalam pelaksanaan CWSH memerlukan peran pemerintah daerah. Dengan komplek- melalui TKK telah berkomitmen untuk melanjutkan sitas pembangunan AMPL yang merupakan pembangun- koordinasi dalam wadah Pokja AMPL yang akan an multi-sektor, diperlukan satu koordinasi yang baik

dibentuk sebelum pertengahan tahun ini. di level pemerintah daerah, baik dalam pendampingan

[SAZ]

Juni 2010 Juni 2010 Testimoni