Pembangunan Sanitasi dengan Sistem Terdesentralisasi
Pembangunan Sanitasi dengan Sistem Terdesentralisasi
orang masih hidup tanpa akses sanitasi yang layak (WSP 2,5 buat kebijakan, profesional, peneliti, serta para pelaku
juta orang di seluruh dunia belum memi- Sanitation Program (WSP) Bank Dunia bersama Asian liki akses terhadap kebutuhan sanitasi
Development Bank (ADB).
dasar. Di Indonesia sendiri, seratus juta Konferensi ini mempertemukan para ahli dan pem-
2008). Saat ini isu sanitasi semakin menjadi perhatian pembangunan sanitasi dari kalangan LSM dan swasta dalam pembangunan, terkait dengan eratnya hubungan
untuk mendiskusikan jalan keluar bagi permasalahan antara sanitasi yang baik dengan kesehatan, kesejahtera-
sanitasi yang masih dihadapi oleh banyak negara berkem- an, serta kualitas hidup masyarakat, terutama di negara
bang melalui sistem pengolahan air limbah terdesentrali- berkembang.
sasi. Tercatat sebanyak 185 orang peserta menghadiri Di Indonesia, kerugian ekonomis akibat buruknya
konferensi ini, yang berasal dari 24 negara dari Asia, kondisi sanitasi dan kesehatan lingkungan mencapai Rp
Afrika, dan Eropa.
56 triliun setiap tahunnya, dimana sekitar 70 juta orang Andreas Ulrich, Direktur Borda, dalam sambutannya masih melakukan praktek buang air besar sembarangan
pada acara pembukaan di hari pertama (23/3) menyata- (BABS). Karena itulah, sanitasi merupakan salah satu
kan “Melalui konferensi ini diharapkan akan diperoleh permasalahan utama yang mulai menjadi prioritas dalam
masukan berharga dari peserta yang berasal dari berba- pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
gai latar belakang profesi, sehingga dapat memberikan Didasari berbagai latar belakang tersebut, Pokja
sumbangan berharga bagi pendekatan maupun konsep AMPL dibawah koordinasi Bappenas bekerja sama
pelaksanaan pembangunan sanitasi baik di Indonesia dengan International Water Association (IWA) dan Bremen
maupun di negara berkembang lainnya.” Overseas Research and Development Association (BORDA) mengadakan Konferensi Internasional dan Pameran
Ragam Pendekatan Pembangunan “Decentralized Wastewater Treatment Solutions (DE-
Sanitasi dengan Sistem Desentralisasi
WATS) in Developing Countries”. Diadakan di Hotel Pembangunan infrastruktur sanitasi umumnya Sheraton Surabaya, pada tanggal 23 – 26 Maret 2010,
direncanakan dengan menggunakan sistem terpusat, acara ini juga terselenggara atas dukungan dari Water and
seperti saluran drainase maupun instalasi pengolahan
air limbah. Kelebihan yang dimiliki sistem terpusat antara lain efektiitas pengolahannya yang tinggi, namun dikompensasikan oleh biaya operasional yang mahal dan terbatasnya cakupan yang hanya meliputi wilayah urban. Sistem desentralisasi memungkinkan pengadaan pilihan teknologi pengelolaan air limbah dan sanitasi yang efektif dengan biaya yang rendah melalui pelibatan masyarakat dalam proses pelaksanaannya. Karena itu sistem desen- tralisasi merupakan pendekatan yang cocok bila diterap- kan bagi pembangunan sanitasi di negara berkembang.
DOK. POKJA AMPL
Berbagai pendekatan sistem desentralisasi yang didis- kusikan meliputi; Pilihan teknologi (Technical Options for Decentralized Systems), Pemberdayaan masyarakat (Com munity Aspects for Decentralized Systems), dan pengelolaan yang berkelanjutan (Management Options for Sustainabili ty). Berbagai pendekatan tersebut dibahas melalui be- berapa sesi paralel pada hari kedua. Pada dasarnya semua pendekatan tersebut merupakan kesatuan yang tidak bisa
Juni 2010 Juni 2010
DOK. POKJA AMPL
untuk pengadaan sarana-prasarana, lingkungan alam yang tidak mendukung, serta kurangnya kapasitas sumber daya manusia. Beberapa topik yang relevan dengan keadaan di Indonesia antara lain “Studi Opsi Teknologi Sanitasi bagi Daerah Khusus/Sulit” dari WSP World Bank Indonesia, dan “Emergency Sanitation” yang disampaikan oleh Borda Vietnam.
Dalam beberapa hal, sistem desentralisasi juga mem- butuhkan pemberdayaan masyarakat untuk memastikan keberlanjutan pelaksanaannya, dan dibahas secara men- detil pada sesi Pemberdayaan masyarakat (Community As pects for Decentralized Systems). Dalam sesi ini dipaparkan bahwa proses penyediaan fasilitas sanitasi di masyarakat harus melibatkan kaum perempuan dan penduduk mis- kin Dalam hal ini, peran LSM sebagai mitra pemerintah untuk menerapkan pendekatan pemberdayaan masyarakat yang propoor dan progender dirasakan cukup signiikan, terutama di Indonesia.
Di dalam komunitas, terutama komunitas masyarakat perdesaan, sekolah merupakan salah satu komponen masyarakat yang dapat mendorong perubahan perilaku sanitasi, sehingga peningkatan kapasitas perlu dilakukan kepada murid dan guru. Intervensi dan pemberdayaan yang dilakukan di sekolah dalam bidang sanitasi terdiri dari peningkatan kesadaran hidup bersih dan pengenalan
dipisahkan dalam pelaksanaan pembangunan sanitasi serta praktek pembuatan pengolahan air limbah seder- dengan sistem desentralisasi.
hana.
Dalam pembahasan mengenai pilihan teknologi, Selain peningkatan peran masyarakat melalui pember- disepakati bahwa pilihan teknologi yang dibutuhkan di
dayaan, juga diperlukan satu sistem pengelolaan yang ter- negara berkembang adalah pilihan teknologi yang murah, integrasi untuk menjaga keberlanjutan sistem DE WATS. tidak membutuhkan keterampilan yang terlalu tinggi
Dalam sesi Pengelolaan yang Berkelanjutan (Management sehingga dapat dioperasikan masyarakat, eisien, hemat
Options for Sustainability), dipaparkan mengenai sejarah energi, dan berkelanjutan. Pada sesi ini disampaikan me-
dan aplikasi DEWATS oleh Direktur Borda, Andreas ngenai berbagai pembelajaran penerapan pilihan teknolo- Ulrich, serta pemaparan berbagai keberhasilan pemba- gi dari berbagai negara di Asia, Eropa, dan Afrika. Pilihan ngunan sanitasi di negara-negara berkembang seperti di teknologi yang disampaikan meliputi penanganan limbah India, Jordania, dan Indonesia. Dari Indonesia disam- skala rumah tangga, industri, perkotaan, maupun pilihan
paikan mengenai pencapaian program Sanitasi Berbasis teknologi yang cocok untuk diterapkan di daerah-daerah
Masyarakat (SANIMAS) oleh Oswar Mungkasa dari khusus yang mengalami kesulitan air maupun berlebihan
Bappenas, dan pencapaian program Indonesia Sanitation air (pantai, rawa, sungai, dan lainnya).
Sector Development Program (ISSDP) melalui dukungan Banyak pembelajaran menarik dapat diambil dari sesi
SANIMAS oleh J. Sinarko Wibowo dari ISSDP. ini, baik dari sisi teknis pengelolaan limbah maupun dari
Sebagai penutup dari sesi Management Options for beragamnya teknologi sanitasi yang diterapkan di ber-
Sustainability, disimpulkan bahwa dalam pembangunan bagai negara dengan beragam kondisi alam dan karakter
sanitasi, peran pemerintah sebagai regulator sangat diper- masyarakatnya masing-masing. Namun benang merah
lukan untuk mengimplementasikan suatu kebijakan yang dari semua pemaparan tersebut adalah pada umumnya
dapat memastikan keberlanjutan pembangunan pilihan teknologi yang dipaparkan diterapkan pada
sanitasi yang telah dilakukan di wilayahnya berjalan negara berkembang yang memiliki keterbatasan dalam
sesuai yang diharapkan.
pembangunan sanitasi, terutama dalam hal pendanaan
Juni 2010 Juni 2010
DOK. POKJA AMPL
CD yang dibagikan, tentunya pembelajaran dan kesan yang didapat oleh para pengunjung akan lebih baik lagi.
Pada kesempatan ini juga dilakukan pameran poster pembangunan sanitasi. Terpilih sebagai poster terbaik adalah Poster “ProPoor Septic Tank for Urban Areas – Modular Units Programs of Urban Sanitation and Hygiene Promotion” karya Suryani Amin dari MercyCorps Indone- sia, dan “Performance of Wastewater Treatment with A Constructed Wetland in the Philippines” oleh Jonah Butler dari salah satu LSM di Filipina.