Universitas Sumatera Utara kongestif untuk mengalami rawat inap ulang di RSUP Haji Adam Malik
selama januari hingga desember 2012 yang paling banyak ialah 1 kali 81,3. Hasil ini hampir sesuai dengan hasil penelitian National Institute for
Cardiovascular Outcome Research NICOR, dimana 1 kali rawat inap ulang akibat gagal jantung kongestif sebanyak 79. Sedangkan untuk 2 kali rawat
inap ulang akibat gagal jantung kongestif sebanyak 15. Hasil ini juga mendekati angka yang diperoleh dari hasil penelitian ini yaitu 14,1.
5.2.8 Distribusi Proporsi Berdasarkan Penyebab Rehospitalisasi
Pasien gagal jantung kongestif rentan untuk mengalami rawat inap ulang. Rawat inap ulang terjadi akibat perburukan dari kondisi umum pasien.
Penyebab paling sering rawat inap ulang berdasarkan penelitian di RSUP Haji Adam Malik ialah Pneumonia. Pneumonia saja sebagai penyebab rawat inap
ulang sebesar 15,6 sedangkan pneumonia disertai dengan penyakit lain AKI, AF, Sepsis sebesar 6,3. Sehingga secara keseluruhan pneumonia
sebagai penyebab gagal jantung kongestif sebesar 21,9. Hal ini hampir mendekati hasil penelitian Zaya 2012 yang mengatakan bahwa kejadian
rawat inap ulang pasien gagal jantung kongestif akibat pneumonia sebesar 28.
Semua pasien gagal jantung kongestif datang berobat ke dokter dengan keluhan sesak nafas. Karena sesak nafas sangat mempengaruhi
kualitas hidup pasien gagal jantung kongestif. Pneumonia merupakan penyakit dengan gejala klinis sesak nafas dan nyeri dada. Sehingga pasien
gagal jantung yang stabil jika menderita pneumonia akan mengalami sesak nafas yang menyebabkan pasien gagal jantung harus menjalani rawat inap
ulang akibat perburukan kondisi umum. Selain itu, pneumonia merupakan salah satu infeksi dengan manifestasi klinis demam dan peningkatan tekanan
darah yang juga akan memperburuk kondisi umum pasien gagal jantung kongestif sehingga pasien gagal jantung kongestif harus menjalani rawat inap
ulang.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara Atrial fibrilasi menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian
rawat inap ulang. Dari hasil penelitian diperoleh 15,7 rawat inap ulang akibat atrial fibrilasi. Berdasarkan European Heart Journal 2010 Ed. 31
tentang atrial fibrilasi, pasien dengan atrial fibrilasi yang menjalani rawat inap ulang sebesar 30. Dimana atrial fibrilasi tersebut sebagian besar diderita
oleh pasien gagal jantung dan penyakit jantung koroner.
5.2.9 Lama Rawatan Rata-Rata Pasien Gagal Jantung Kongestif dengan Rawat Inap Ulang
Berdasarkan hasil penelitian National Institute for Cardiovascular Outcome Research NICOR lama rawat inap rata-rata pasien gagal jantung
kongestif adalah 11 hari, sedangkan lama rawat inap ulang rata-rata adalah 13 hari. Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa lama rawat inap rata-rata yaitu
11 hari, terjadi perbedaan dua hari dengan hasil yang dikemukan oleh NICOR. Hasil penelitian Tsuchihashi 2001 bahkan menunjukan perbedaan yang
signifikan, dimana lama rawatan rata-rata adalah 34 hari.
5.2.10 Distribusi Proporsi Berdasarkan Hasil Akhir Klinis