Adopsi Inovasi Biogas
B. Adopsi Inovasi Biogas
Instalasi biogas di wilayah penelitian terdapat dua tipe instalasi yaitu tipe plastik dan tipe fiberglass atau tipe kubah. Masing-masing tipe dapat dikelompokkan dalam tiga tahap pengoperasian, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
commit to user
· Proses Pengoperasian Instalasi Biogas
Gambar 3. Skema Proses Pengoperasian Instalasi Biogas Tipe Plastik
Gambar 4. Skema Proses Pengoperasian Instalasi Biogas Tipe
Kubah/Fiberglass
commit to user
a. Tahap penampungan, pengenceran dan pengadukan, pemasukan bahan baku
Tahap penampungan, pengenceran dan pengadukan, pemasukan bahan baku terjadi pada tabung penampungan bahan baku. Tabung ini berfungsi untuk menampung, mengencerkan dan menyaring kotoran sebelum diproses lebih lanjut ke dalam tabung yang kedua atau digester.
Tabel 5.4 Distribusi Jumlah Responden Menurut Tahap Penampungan, Pengenceran dan Pengadukan, Pemasukan Bahan Baku
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011
1) Pengetahuan · Alasan Pengenceran dan Pemisahan
Seluruh petani responden mengetahui akan petingnya dilakukan pengenceran. Manfaat dilakukan pengenceran yaitu untuk memisahkan bahan baku dari bahan-bahan yang sukar dicerna sehingga bahan-bahan tersebut dapat dengan mudah masuk ke dalam tabung pemrosesan. Bahan-bahan yang sukar dicerna diantaranya sisa pakan yang teksturnya keras dan bentuknya besar, logam berat seperti tembaga, cadmium, kromium. Bahan-bahan tersebut harus dipisahkan karena jika bahan-bahan yang sukar dicerna ikut masuk ke dalam pemrosesan akan membentuk lapisan kerak pada
Indikator Proses
Pengetahuan
Ketrampilan
Tahu (orang)
Tidak Tahu
(orang)
Sesuai (orang)
Tidak Sesuai (orang)
a. Alasan pengenceran dan pemisahan
b. Alasan pengadukan
c. Bahan yang ditampung · Plastik · Kubah + Fiberglass
d. Perbandingan air dan kotoran ternak
19(90,50) 17(80,90)
36(85,70)
2(9,50) 4(19,10)
6(14,3o)
commit to user
mikroorganisme yang berpengaruh terhadap jumlah biogas yang dihasilkan.
· Alasan Pengadukan
Seluruh petani responden mengetahui akan pentingnya dilakukan pengadukan. Pengadukan dilakukan untuk menghindari bahan baku yang sukar dicerna, misalnya jerami yang ikut masuk ke dalam tabung pemrosesan akan membentuk lapisan kerak pada permukaan cairan karena bahan tersebut mengandung senyawa lignin. Lapisan ini dapat dicegah dengan alat pengaduk sehingga hambatan terhadap laju biogas yang dihasilkan dapat dikurangi. Namun untuk mempermudah aktivitas bakteri dalam menghasilkan biogas, bahan-bahan tersebut dapat dihilangkan atau dibuang.
2) Ketrampilan · Bahan Yang Ditampung
Petani responden menggunakan instalasi tipe plastik, kubah dan fiberglass. Kapasitas isi untuk instalasi tipe plastik yang sesuai dengan petunjuk teknis sebanyak 50-75 kg dan kapasitas isi untuk instalasi tipe kubah dan fiberglass dapat menampung sebanyak 100-175 kg. Sebanyak 19 orang atau sebesar 90,50 persen yang menggunakan tipe plastik sudah sesuai dengan yang dianjurkan sedangkan sebanyak 2 orang atau sebesar 9,50 persen memasukkan bahan baku sekitar 40-
45 kg. Untuk yang menggunakan tipe kubah dan fiberglass sebayak 17 orang atau sebesar 80,95 dalam menampung bahan baku sudah sesuai dengan petunjuk teknis sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 19,05 persen dalam menampung bahan baku hanya 80-90 kg. Adanya
commit to user
faktor keterbatasan jumlah kotoran ternak. · Perbandingan Air Dan Kotoran Ternak
Bahan baku yang telah ditampung selanjutnya dimasukkan dan ditambahkan air untuk diencerkan. Dalam anjuran teknis mengatakan bahwa perbandingan antara bahan baku dengan air kira-kira 1:1, sebanyak 36 orang atau sebesar 85,70 persen melakukan sesuai dengan anjuran teknis dan sebanyak 6 orang atau sebesar 14,30 persen tidak sesuai anjuran teknis. Adanya ketidaksesuaian perbandingan dalam pengenceran disebabkan karena tekstur kotoran ternak yang dihasilkan. Jika kotoran ternak yang digunakan masih segar maka penambahan air sama besarnya dengan jumlah kotoran ternak sedangkan jika kotoran ternak yang digunakan dalam bentuk kering maka perbandingan banyaknya jumlah air dan bahan baku bisa bervariasi antara 1:1,25 sampai 1:2.
Pada tahap penampungan, pengenceran dan pengadukan, pemasukan bahan baku dalam aplikasinya dilihat dari aspek pengetahuan meyatakan bahwa seluruh petani responden memahami akan hal-hal yang berkaitan dengan biogas. Sedangkan dilihat dari aspek ketrampilan, mayoritas petani responden sudah melakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
b. Tahap pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas Tahap ini berlangsung pada tabung pencerna/pemroses atau digester. Tabung ini merupakan tabung yang paling penting karena berfungsi sebagai tempat pemrosesan dan pemisahan antara gas yang diambil dengan material lain yang harus dikeluarkan dari tabung untuk diisi dengan bahan baku yang baru. Proses antara pengisian, pengeluaran gas dan pengeluaran materi yang sudah diambil gasnya harus dapat berlangsung terus-menerus.
commit to user
Pengambilan dan Pemanfaatan Biogas
Indikator Proses
Pengetahuan Ketrampilan Tahu Tidak Tahu Sesuai Tidak Sesuai
(orang) (orang) (orang) (orang)
1) Pengetahuan · Kegunaan lubang kontrol
Seluruh petani responden mengetahui kegunaan lubang kontrol. Bagian ini berfungsi sebagai pengontrol terhadap kebocoran digester dan sebagai pembuka apabila suatu saat terjadi kebocoran atau kerusakan. Tutup kubah berupa lingkaran yang didalamnya diisi penutup berupa lingkaran yang diameternya lebih kecil sehingga dapat dibuka/ditutup dengan mengangkat penutup tersebut. Sebagai penutup celah digunakan tanah liat. Bagian paling atas diisi dengan air yang berfungsi untuk mengontrol apabila terjadi kebocoran dibagian penutup tabung. Terjadinya kebocoran ditandai dengan adanya gelembung-gelembung udara yang keluar ke permukaan air.
a. Kegunaan lubang control
42 (100%)
0 (0%)
- - b. Kegunaan selang plastic
c. Kegunaan pengontrol volume gas
d. Akibat pemasukan bahan baku yang berlebihan
- e. Besarnya kapssitas isi tabung pemasukan dan tabung pengeluaran
42 (100%)
0( 0(0%)
f. Penyediaan kompor
42 (100%)
0 (0%)
- - g. Pemasukan bahan baku
27(64,30%)
15(35,70%)
h. Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk gas
27(64,30%)
15(35,70%)
i. Pemanfaatan hasil gas
42 (100%)
0 (0%)
j. Jangka waktu penggunaan biogas · Plastik
· Kubah+fiberglass
Kapasitas penggunaan kompor · Plastik
· Kubah+fiberglass
Sumber : Analisis Data Primer Tahun 2011
commit to user
· Kegunaan selang plastik
Seluruh petani responden mengetahui kegunaan selang plastik. Selang ini harus ada pada setiap instalasi, alat ini dilengkapi dengan petunjuk berupa angka dari 0-120 dan stop kran untuk membuka dan menutup saluran. Apabila gas yang diproduksi terlalu banyak yang ditunjukkan dengan angka maka kran ini dapat dibuka untuk membuang gas. Setelah volume gas normal maka kran ditutup kembali. Yang menyebabkan produksi terlalu banyak yaitu pemasukan bahan baku yang terlalu banyak sehinga akan menghambat proses pembentukan gas.
· Kegunaan pengontrol volume gas
Seluruh petani responden mengetahui kegunaan pengontrol volume gas. Pengontrol volume gas berfungsi sebagai alat pengontrol terhadap volume gas yang diproduksi. Bagian ini penting karena apabila gas yang diproduksi melebihi kapasitas maka akan terjadi tekanan atau ledakan yang akan mendorong pada bagian tutup kubah sehingga disediakan tempat pembuangan air yang dilengkapi dengan keran untuk membuka dan menutup. Jika terjadi kelebihan tekanan gas maka kran langsung dibuka.
· Akibat pemasukan bahan baku yang berlebihan Seluruh petani responden mengetahui akibat yang akan
terjadi jika pemasukan bahan baku dilakukan berlebihan. Bahan baku yang telah diencerkan dan sudah dibersihkan dari bahan-bahan yang diperkirakan mengganggu proses terbentuknya biogas selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung digester. Pada saat pemasukan bahan baku harus disesuai dengan anjuran teknis (tidak kurang dan tidak lebih dari kaspasitas isi) karena jika terlalu berlebihan dalam
commit to user
biogas selain itu juga akan mengurangi umur instalasi, sehingga jika gas yang dihasilkan terlalu banyak maka pemrosesan harus segera dihentikan.
· Besarnya kapasitas isi tabung pemasukan dan tabung
pengeluaran
Seluruh petani responden mengetahui akan besarnya kapasitas isi antara tabung pemasukan dan tabung pengeluaran. Kapasitas isi antara tabung pemasukan dan tabung pengeluaran tidak sama. Kapasitas isi tabung pengeluaran harus lebih besar dibandingkan dengan tabung pemasukan. Hal ini dikarenakan hasil akhir bahan baku yang telah diproses dan diambil gasnya akan membentuk slurry atau lumpur yang membutuhkan kapasitas yang lebih besar.
· Penyediaan kompor
Kompor gas yang digunakan petani responden, seluruhnya berasal dari Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukoharjo. Kompor gas, yang digunakan mengalami modifikasi dengan mengganti saluran gas dengan saluran yang lebih besar. Pematik yang ada diganti dengan korek api sebagai alat pembakar. Hal ini didasarkan pada pengalaman di lapangan, bahwa api yang dihasilkan dari pematik kompor sering tidak dapat digunakan sebagai alat pembakar biogas. Selain itu biogas juga mempunyai sifat cepat menyala seperti gas LPG sehingga tempat pembuatan dan penampungan biogas harus selalu berada jauh dari sumber api demi keselamatan pengguna dari lingkungan.
commit to user
· Pemasukan bahan baku
Bahan baku yang telah ditampung selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung pemrosesan. Pemasukan bahan baku disesuaikan dengan kapasitas isi yang telah ditentukan oleh anjuran teknis. Sebanyak 36 orang atau sebesar 85,70 persen melakukan sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 6 orang atau sebesar 14,30 persen dalam pemasukan bahan baku tidak sesuai dengan anjuran teknis. Hal ini disebakan karena faktor jumlah kotoran ternak yang dihasilkan tidak dapat diprediksikan, dalam satu hari hewan ternak dapat menghasilkan kotoran ternak bisa lebih dari yang dibutuhkan atau bisa kurang dari yang dibutuhkan untuk menghasilkan biogas. Untuk instalasi biogas tipe plastik membutuhkan bahan baku sebanyak 50-75 kg sedangkan untuk tipe kubah dan fiberglass membutuhkan bahan baku sebanyak 100-175 kg.
· Waktu yang dibutuhkan untuk membentuk gas Pemasukan bahan baku ke dalam digester dibutuhkan
waktu selama 1 minggu untuk didiamkan sebelum dihasilkan gas yang pertama. Sebanyak 27 orang atau sebesar 64,30 persen melakukan sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 15 orang atau sebesar 35,70 persen membutuhkan waktu yang lebih lama yaitu berkisar 8-14 hari , lama tidaknya pemrosesan tergantung dari bahan baku dan aktivitas mikro organisme dalam memproses menjadi biogas. Apabila bahan yang digunakan tidak dapat melakukan fermentasi dan tidak mampu menghasilkan biogas, maka perlu menambahkan bahan baku atau substrat yang di dalamnya sudah dipastikan mengandung mikroba methan.
commit to user
· Pemanfaatan hasil biogas
Hasil pemrosesan yang berupa gas digunakan oleh seluruh petani responden untuk memasak karena jika digunakan untuk keperluan penerangan dan generator daya yang dihasilkan tidak sesuai dengan yang dibutuhkan sehingga. Api yang dihasilkan berwarna biru dan mempunyai bau yang khas. Adanya bau ini terkadang memberikan kesan yang tidak higienis terhadap makanan yang dimasak dengan menggunakan biogas. Jadi apabila akan menggunakan biogas untuk keperluan memasak maka perlu mempersiapkan korek api terlebih dahulu kemudian buka saluran biogas sehingga gas yang keluar langsung terbakar dan tidak ada bau yang tersebar.
· Jangka waktu penggunaan biogas
Untuk instalasi tipe plastik, penggunaan biogas dapat digunakan dalam jangka waktu 6 jam sedangkan instalasi tipe kubah dan fiberglas, penggunaan biogas dapat digunakan dalam jangka waktu 12 jam. Pada tipe plastik sebanyak 13 orang atau sebesar 65 persen jangka waktu penggunaan biogas sudah sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 7 orang atau sebesar 16,70 persen jangka waktu penggunaan biogas hanya selama 4 jam. Untuk tipe kubah dan fiberglass sebanyak 18 orang atau sebesar 42,85 persen dalam jangka waktu penggunaan biogas sudah sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 9,50 persen jangka waktu penggunaan biogas hanya selama 8 jam. Lama tidaknya penggunaan jangka waktu biogas karena pengaruh banyaknya bahan baku yang dimasukkan ke dalam instalasi, jika sesuai dengan anjuran teknis maka biogas yang dihasilkan juga akan stabil tetapi jika bahan baku yang
commit to user
yang dihasilkan tidak akan optimum. · Kapasitas penggunaan kompor
Banyaknya bahan baku yang dimasukkan juga akan berpengaruh terhadap kapasitas banyaknya penggunaan kompor. Instalasi dengan tipe plastik dapat digunakan untuk 2-3 kompor sedangkan untuk instalasi tipe kubah dan fiberglass dapat digunakan untuk 5-6 kompor. Untuk tipe plastik, sebanyak 15 orang atau sebesar 35,70 persen kapasitas penggunaan kompor sudah sesuai dengan petunjuk teknis sedangkan sebanyak 5 orang atau sebesar 11,90 persen kapasitas penggunaan kompor hanya 1 kompor yang dapat digunakan. Untuk tipe kubah dan fiberglass, sebanyak 18 orang atau sebesar 42,90 persen kapasitas penggunaan kompor sudah sesuai dengan anjuran teknis sedangkan sebanyak 4 orang atau sebesar 9,50 persen hanya menggunakan 2-3 kompor. Adanya pengaruh banyaknya kotoran ternak yang dimasukkan ke dalam instalasi tidak sesuai dengan petunjuk teknis mengakibatkan gas yang dihasilkan kecil.
Pada tahap pemrosesan, pengambilan dan pemanfaatan biogas dalam aplikasinya dilihat dari aspek pengetahuan menyatakan bahwa seluruh petani responden mengetahui hal-hal yang berkaitan mengenai biogas. Sedangkan dilihat dari aspek ketrampilan mayoritas petani responden sudah melakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
c. Tahap pengambilan sisa limbah
Tahap ini terjadi pada tabung penampung sisa limbah yang telah diambil gasnya. Tabung ini berfungsi untuk menampung limbah hasil akhir pemrosesan.
commit to user
Pemrosesan, Pengambilan Sisa Limbah
Indikator Proses
Pengetahuan
Ketrampilan
Tahu (orang)
Tidak Tahu
(orang)
Sesuai (orang)
Tidak Sesuai (orang)
a. Alasan harus segera mengambil sisa limbah
42(28,6%)
0(o%)
b. Pemanfaatan sisa limbah sebagai pupuk organik
42 (100%)
0 (0%)
c. Cara mengambil sisa limbah · Dialrkan ke bak penampung · Tidak
d. Cara
menjadi pupuk organik dan pupuk cair · Langsung digunakan · Diolah terlebih dahulu
16(38,10%) 26(61,90%)
e. Penggunaan pupuk · Digunakan sendiri · Dijual kembali
16(38,10%) 26(61,90%)
Sumber : Analisis Data Primer 2011
1) Pengetahuan · Alasan pengambilan sisa limbah
Seluruh petani responden mengetahui akan pentingnya pengambilan sisa limbah. Sisa bahan yang diambil merupakan sisa dari limbah yang telah diambil gasnya oleh bakteri methan atau bakteri biogas yang membentuk seperti lumpur atau slurry. Dikarenakan proses pembentukan biogas dilakukan setiap hari maka sisa limbah harus segera diambil karena jika tidak segera diambil akan terjadi penyumbatan yang mengakibatkan terganggunya proses pembentukan biogas.
· Pemanfaatan sisa limbah
Seluruh petani responden mengetahui manfaat dari sisa limbah. Sisa bahan yang telah diambil gasnya masih mempunyai kandungan N tinggi, oleh karena itu sisa hasil pemrosesan biogas dapat digunakan untuk pupuk organik
commit to user
mempunyai nilai positif bagi lingkungan.
2) Ketrampilan · Cara mengambil sisa limbah
Pengambilan sisa limbah biasanya langsung dialirkan ke bak penampung, yang mengalirkam ke bak penampung sebanyak 15 orang atau sebesar 36,70 persen sedangkan sebanyak 27 orang atau sebesar 64,30 persen tidak dialirkan ke bak penampung. Adanya perbedaan dalam pengambilan sisa limbah disebabkan karena sisa limbah yang dialirkan di bak penampung kebanyakan dari instalasi tipe kubah dan fiberglass, tipe tersebut menghasilkan sisa limbah yang lebih banyak dibandingkan dengan instalasi plastik sehingga pada instalasi plastik sisa limbah yang dihasilkan hanya ditampung di tempat akhir pembuangan.
· Cara mengolah sisa limbah
Seluruh petani responden mengetahui cara mengolah sisa limbah. Sisa bahan hasil pemrosesan limbah masih mempunyai kandungan air yang tinggi sehingga dapat langsung digunakan sebagai pupuk atau dapat diolah terlebih dahulu sehingga dapat dijadikan pupuk cair dan pupuk padat. Sebanyak 16 orang atau sebesar 38,10 persen sisa hasil pemrosesan limbah diolah kembali menjadi pupuk cair dan padat yaitu dengan cara ditambahkan dengan starter seperti EM4 dan stardex (untuk pupuk padat) sedangkan utuk pupuk cair hanya perlu penyaringan dan penambahan rempah- rempah alami. Sebanyak 26 orang atau sebesar 61,90 persen mengatakan bahwa sisa hasil pemrrosesan dapat langsung digunakan tanpa perlu diolah terlebih dahulu sehingga menguntungkan bagi petani responden.
commit to user
· Penggunaan pupuk
Sebanyak 16 orang atau sebesar 38,10 persen memanfaatkan pupuk yang telah diolah oleh petani responden untuk dijual kembali agar mendapatkan tambahan pemasukan. Adapula sebanyak 26 orang atau sebesar 61,90 persen menggunakan sendiri pupuk tersebut sehingga dapat menghemat pengeluaran biaya dalam berusahatani.
Pada tahap pengambilan sisa limbah dalam apliksinya dilihat dari segi pengetahuan menyatakan bahwa seluruh petani reponden menegtahui hal-hal yang berkaitan mengenai biogas. Sedangkan dilihat dari segi ketrampilan, mayoritas petani responden sudah melakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
2. Pemeliharaan instalasi biogas Instalasi biogas perlu dilakukan pemeliharaan instalasi untuk menjaga agar instalasi tidak cepat rusak dan tidak terjadi kebocoran. Dalam pemeliharaan instalasi biogas dapat dijelaskan sebagai berikut :
Gambar 5. Skema Pemeliharaan Instalasi Biogas
commit to user
Indikator Proses
Pengetahuan
Ketrampilan
Tahu (orang)
Tidak Tahu
(orang)
Sesuai (orang)
Tidak Sesuai (orang)
a. Cara memelihara instalasi
42(100%)
0(0%)
b. Cara mengetahui kebocoran
42(100%)
0(0%)
c. Jika terjadi kebocoran
42(100%)
0(0%)
d. Peletakkan pipa penyaluran gas
Di dalam tanah
Diluar
27(64,28%) 15(35,72%)
e. Biaya
memelihara instalasi
42(100%)
0 (0%)
Sumber : Analisis Data Primer 2011
1) Pengetahuan · Cara merawat instalasi
Pemeliharaan yang dilakukan oleh seluruh petani responden yaitu dengan menjaga kebersihan selain itu dalam pengisian bahan baku dilakukan setiap hari dan diusahakan selalu ada bahan baku karena jika terjadi kekosongan akan mempengaruhi proses pembentukan gas. Dilakukan pula pengecekan pipa agar terdeteksi jika terjadi kebocoran.
· Cara mengetahui kebocoran
Kebocoran gas dapat diketahui dengan melihat pipa. Pipa yang letaknya di dalam tanah jika terjadi kebocoran dapat diketahui melalui perubahan warna tanah menjadi hitam sedangkan jika letak pipa di luar dapat diketahui dengan keluarnya bau yang tidak sedap. Perlakuan yang dilakukan untuk mengatasi kebocoran yaitu dengan mengganti pipa yang rusak.
· Mengatasi kebocoran
Jika terjadi kebocoran, aktifitas pemrosesan langsung diberhentikan. Biasanya akan tercium bau tidak sedap, itu menandakan adanya kebocoran. Agar tidak semakin parah maka pipa harus segera diganti. Apabila kebocoran terjadi pada
commit to user
intensif.
2) Ketrampilan · Peletakkan pipa
Penyaluran gas dari instalasi ke setiap rumah tangga digunakan pipa dan peletakkan disetiap rumah tangga berbeda- beda, ada yang diletakkan di luar dan ada yang diletakkan didalam tanah. Sebanyak 27 orang atau sebesar 64,28 persen meletakkan pipa di dalam tanah dan sebanyak 15 orang atau sebesar 35,72 persen meletakkan pipa di luar. Kebanyakan pipa yang diletakkan di dalam tanah lebih awet dibandingkan dengan pipa yang diletakkan di luar karena pipa yang diletakkan di luar sering dirusak tikus sehingga terjadi kebocoran. Pipa saluran gas yang digunakan diusahakan terbuat dari bahan polimer (seperti pipa PVC). Sementara ukuran pipa yang digunakan berdiameter 0,5 inci.
· Biaya untuk pemeliharaan instalasi
Dalam perawatan tidak perlu mengeluarkan biaya yang mahal karena perawatan dari instalasi biogas tidak begitu sulit hanya saja perlu perawatan jika terjadi kebocoran pada pipa atau terjadi kebocoran pada instalasi yang menggunakan reaktor yang berasal dari plastik. Selain itu jika pemeliharaan dilakukan secara rutin maka biaya operasionalpun tidak diperlukan.
Pemeliharaan instalasi dalam aplikasinya dari aspek pengetahuan menyatakan bahwa seluruh petani responden mengetahui cara memelihara instalasi, cara mengetahui kebocoran dan cara mengatasi jika terjadi kebocoran. Sedangkan dari aspek ketrampilan mayoritas petani responden sudah melakukan sesuai dengan petunjuk teknis yang telah ditetapkan.
commit to user
Terdapat empat komponen yang dibahas dalam dampak dari teknologi biogas yaitu dampak ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Berikut adalah uraian mengenai dampak dari teknologi biogas terhadap petani :
1. Dampak ekonomi
a. Penggunaan bahan bakar Energi yang paling banyak digunakan untuk aktivtas manusia adalah energi minyak bumi. Energi minyak bumi yang banyak digunakan petani sehari-hari adalah kayu bakar, minyak tanah dan gas elpigi.
Tabel 5.8. Distribusi Jumlah Responden Menurut Penggunaan Bahan
Bakar Beralih ke Biogas
No.
Bahan Bakar
Jumlah Persentase (%)
1. Kayu bakar beralih ke biogas
13 30,95
2. 3.
Minyak tanah beralih ke biogas Gas elpiji beralih ke biogas
42
19,05 100,00
Sumber : Analisis Data Primer 2011 Peralihan dari penggunaan bakan bakar (kayu bakar dan
minyak tanah) menjadi ke biogas disebabkan karena biogas dapat menggantikan kebutuhan bakan bakar. Tetapi tidak semua petani responden beralih ke biogas, hal ini dikarenakan energi biogas yang dihasilkan terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan oleh sebab itu gas elpiji masih tetap digunakan oleh petani responden.
b. Penghasil pupuk Jumlah kotoran ternak yang dihasilkan sebelum dan sesudah menggunakan biogas.
commit to user
Menggunakan Biogas
Kotoran Ternak
Sebelum Biogas (kg)
Persentase
(%)
Sesudah Biogas (kg)
Persentase (%)
· Kotoran yang dihasilkan
91.400
91.400 -
· Kotoran yang diproses
· Pupuk yang dihasilkan
- harga pupuk dalam rupiah
Sumber : Analisis Data Primer 2011 Jumlah kotoran ternak yang dihasilkan sebelum dan sesudah
adanya biogas tetap (tidak berubah) yang berubah adalah jumlah kotoran setelah diproses menjadi pupuk. Kotoran ternak yang diproses menjadi pupuk terjadi perubahan jumlah penggunaan dikarenakan sebelum adanya biogas, kotoran ternak hanya digunakan sebagai pupuk tanpa diproses sedangkan sesudah adanya biogas kotoran ternak tersebut digunakan sebagai bahan baku untuk proses biogas. Sedangkan untuk pupuk yang dihasilkan terjadi perbedaan jumlah yang sangat besar antara sebelum dan sesudah menggunakan biogas. Hal ini disebabkan karena kotoran ternak tersebut mengalami proses biogas.
c. Penghematan Penghematan adalah berkurangnya pengeluaran rumah tangga oleh petani responden. Pengeluaran yang dimaksud yaitu dengan adanya biogas petani responden mengalami penghematan pengeluaran untuk membeli bahan bakar. Dengan adanya biogas juga memberikan keuntungan bagi petani responden karena sisa hasil pemrosesan biogas dapat digunakan menjadi pupuk yang dapat dijual sehingga petani responden mendapatkan pemasukan.
2. Dampak sosial Adanya biogas juga berpengaruh terhadap dampak sosial. Dampak
sosial dapat dilihat dari berbagai aspek apa saja yang dilakukan oleh petani responden.
commit to user
zDampak dari Teknologi Biogas Jumlah Responden (orang)
1. Timbul kecemburuan sosial · Ya
· Tidak
42(100%) 0(0%)
2. Bersosialisasi dengan peternak lain · Ya · Tidak
12(28,60%) 30(71,40%)
Sumber : Analisis Data Primer 2011 Teknologi biogas walaupun digunakan sebagai energi alternatif
tetapi tidak semua masyarakat di Kabupaten Sukoharjo mendapatkannya. Hal inilah yang menimbulkan kecemburuan sosial. Tidak meratanya pembagian biogas disebabkan karena dana yang dibutuhkan untuk membuat instalasi biogas cukup besar untuk biogas yang bertipe plastik dibutuhkan dana Rp 500.000,00 sedangkan untuk yang bertipe fiberglass dibutuhkan dana ± Rp 15.000.000,00 dan untuk yang bertipe kubah dibutuhkan dana ± Rp 20.000.000,00. Disisi lain dana yang dimiliki pemerintah terbatas sehingga pemerintah lebih mengutamakan petani yang mengajukan proposal dan tentunya dengan syarat memiliki hewan ternak dan lokasi penempatan yang sesuai.
Adanya biogas secara tidak langsung ada yang berpengaruh dan ada yang tidak. Sebanyak 30 orang atau sebesar 71,40 persen mengatakan bahwa dengan adanya biogas tidak berpengaruh terhadap sosialisasi kepada petani lain karena skala biogas yang digunakan adalah individu sehingga segala apapun yang berhubungan dengan biogas akan ditangani sendiri, adapun sesama petani akan bertemu itupun intensitasnya sangatlah kecil. Sebanyak 12 orang atau sebesar 28,60 persen mengatakan bahwa dengan adanya biogas akan memudahkan untuk bersosialisasi dengan petani lain karena skala biogas yang digunakan adalah skala kelompok sehingga mereka akan sering bertemu dan membicarakan seputar ternak, kotoran ternak dan energi yang dihasilkan dari biogas.
commit to user
Masuknya inovasi baru dalam suatu daerah pastinya akan berdampak pada budaya lokasi setempat. Budaya yang dimaksud adalah pola pikir masyarakat yang dapat menerima secara langsung atau tidak suatu teknologi baru. Masuknya teknologi baru tidak secara mudah diterima oleh masyarakat setempat, hal ini disebabkan karena teknologi tersebut akan bermanfaat atau tidak bagi masyarakat.
Tabel 5.11. Distribusi Jumlah Responden Menurut Dampak Budaya
Sumber : Analisis Data Primer 2011 Dampak budaya dapat diketahui melalui penerimaan biogas yang
tidak secara langsung diterima oleh semua petani responden. Sebanyak 28 orang atau sebesar 66,70 persen mengatakan bahwa petani responden langsung menerima teknologi biogas karena petani ingin meniru dan mempraktekkan biogas tersebut, mereka berpikir bahwa dengan adanya biogas akan memberikan keuntungan secara ekonomi bagi mereka. Keuntungan tersebut yaitu pengurangan anggaran untuk membeli bahan bakar, adanya pemasukan dari penjualan pupuk yang berasal dari sisa hasil pemrosesan biogas selain itu petani responden tidak perlu mengeluarkan anggaran untuk membeli pupuk organik karena sisa hasil pemrosesan biogas dapat digunakan sebagai pupuk yang siap pakai tanpa diolah. Sedangkan sebanyak 14 orang atau sebesar 33,30 persen tidak langsung menerima teknologi biogas karena petani masih memikirkan keuntungan dan kerugian dari teknologi tersebut sehingga mereka tidak mudah langsung menerima akan inovasi baru.
Dampak Dari Teknologi Biogas Jumlah Responden (orang)
1. Penerimaan teknologi biogas · Langsung diterima
· Tidak langsung menerima
28(66,70%) 14(33,30%)
2. Masuknya biogas akan mengubah kebiasaan · Ya · Tidak
0(0%) 42(100%)
commit to user
pengganti BBM yang semakin melonjak harganya. Walapun teknologi biogas telah digalakkan dan digunakan tetapi biogas tersebut tidak akan mengubah kebiasaan karena tidak sepenuhnya pola pikir petani tidak sepenuhnya bergantung pada biogas, mereka juga masih menggunakan gas elpigi sebagai sumber energi untuk memasak. Hal ini disebabkan biogas tidak dapat memenuhi semua kebutuhan petani.
4. Dampak lingkungan Teknologi biogas secara tidak langsung berpengaruh terhadap
dampak lingkungan. Tabel 5.12. Distribusi Jumlah Responden Menurut Dampak Lingkungan
Dampak Dari Teknologi Biogas Jumlah Responden (orang)
1. Pengaruh biogas terhadap polusi udara · Berpengaruh
· Tidak Berpengaruh
42(100%) 0(0%)
2. Pengaruh biogas terhadap kebersihan kandang · Berpengaruh · Tidak Berpengaruh
37(88,10%) 5(11,90%)
3. Pengaruh buiogas terhadap kesehatan · Berpengaruh
· Tidak Berpengaruh
42(100%) 0(0%)
4. Pengaruh biogas terhadap perubahan lingkungan · Berpengaruh · Tidak Berpengaruh
42(100%) 0(0%)
Sumber : Analisis Data Primer 2011 Bahan baku biogas berasal dari kotoran ternak sehingga
kebanyakan petani memelihara ternak diantaranya sapi, kambing, bebek dan ayam. Adanya biogas akan berpengaruh terhadap penataan kotoran ternak, yang semula hanya ditumpuk dan menimbulkan bau tidak sedap setelah adanya biogas kotoran dari ternak dapat bermanfaat tanpa menimbulkan bau tidak sedap lagi. Sehingga adanya biogas berdampak terhadap polusi udara selain itu biogas juga berdampak pada kebersihan kandang. Sebanyak 37 orang atau sebesar 88,10 persen mengatakan bahwa biogas berpengaruh terhadap kebersihan kandang karena adanya
commit to user
orang atau sebesar 11,90 persen mengatakan bahwa dengan adanya biogas tidak berpengaruh terhadap kebersihan kandang karena tidak adanya kerutinan antar anggota dalam membersihkan kandang. Disisi lain dengan adanya biogas juga akan mempengaruhi kesehatan masyarakat sekitar karena kebersihan akan terjaga dan bau tidak sedap yang diakibatkan dari kotoran ternak juga akan berkurang.
Adanya biogas berpengaruh juga terhadap lingkungan karena dengan masuknya biogas mengubah kebiasan petani yang buruk seperti menumpuk kotoran ternak hingga menimbulkan polusi udara, kadang ternak yang semula jarang dibersihkan sekarang menjadi rutin dibersihkan karena petani selain membersihkan mereka juga sekaligus mengumpulkan bahan baku kotoran ternak yang akan digunakan untuk biogas.
Adanya teknologi biogas telah berdampak pada seluruh aspek yaitu aspek ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan. Hampir semua dampak yang dirasakan petani responden mengarah kepada dampak yang positif. Dari beberapa aspek dampak yang paling terasa yaitu pada aspek ekonomi. Teknologi biogas telah mengurangi pengeluaran untuk pembelian bahan bakar selain itu adanya pemasukan yang diperoleh dari penjualan pupuk hasil sisa limbah.
Berikut adalah keadaan atau kondisi lingkungan yang menggunakan biogas dan yang tidak menggunakan biogas.
commit to user
Gambar 6. Kondisi Kandang Ternak Yang Tidak Menggunakan Biogas
Gambar 7. Kondisi Kandang Ternak Yang Menggunakan Biogas
commit to user