BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Pengertian peranan
Peranan menurut Grass, Mason dan MC Eachern yang dikutip dalam buku pokok- pokok pikiran dalam sosiologi karangan David Bery 1995:100 mendefinisikan peranan
sebagai perangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu atau kelompok yang menempati kedudukan sosial tertentu.
Sedangkan dikemukakan oleh Soekanto 2002:243, bahwa peranan role merupakan aspek dinamis kedudukan status. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan. Berdasarkan dua pengertian di atas, peranan adalah perangkat harapan-harapan yang
dikenakan pada individu atau kelompok untuk melaksanakan hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan oleh pemegang peran sesuai dengan yang diharapkan masyarakat.
Setiap orang memiliki macam-macam peranan yang berasal dari pola-pola pergaulan hidupya. Hal ini sekaligus berarti bahwa peranan menentukan apa yang diperbuatnya bagi
masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat atau lingkungannya kepadanya.
II.2 Kantor Pertanahan
II.2.1 Defenisi Kantor Pertanahan Kantor Pertanahan adalah unit kerja Badan Pertanahan Nasional di wilayah
kabupaten, kotamadya, atau wilayah administratif lain yang setingkat, yang melakukan pendaftaran hak atas tanah dan pemeliharaan daftar umum pendaftaran tanah. Pasal 1 Angka
6 UU Nomor 4 Tahun 1996 Tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan Dengan Tanah.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2 Fungsi dan Agenda Kebijakan Kantor Pertanahan Fungsi Kantor Pertanahan dalam menyelenggarakan tugas, Kantor Pertanahan
mempunyai fungsi sebagai berikut : 1.
Penyusunan rencana, program, dan penganggaran dalam rangka pelaksanaan tugas pertanahan;
2. Pelayanan, perijinan, dan rekomendasi di bidang pertanahan; 3. Pelaksanaan survei, pengukuran, dan pemetaan dasar, pengukuran, dan
pemetaan bidang, pembukuan tanah, pemetaan tematik, dan survei potensi tanah;
4. Pelaksanaan penatagunaan tanah, landreform, konsolidasi tanah, dan penataan wilayah pesisir, pulau-pulau kecil, perbatasan, dan wilayah tertentu;
5. Pengusulan dan pelaksanaan pemetaan hak tanah, pendaftaran hak atas tanah, pemeliharaan data pertanahan dan administrasi tanah aset pemerintah;
6. Pelaksanaan pengendalian pertanahan, pengelolaan tanah negara, tanah terlantar dan tanah kritis, peningkatan partisipasi dan pemberdayaan
masyarakat; 7. Penanganan konflik, sengketa, dan perkara pertanahan;
8. Pengkoordinasian pemangku kepentingan pengguna tanah; 9. Pengelolaan Sistem Informasi Manajemen Pertanahan;
10. Pemberian penerangan dan informasi pertanahan kepada masyarakat, pemeritah dan swasta;
11. Pengkoordinasian penelitian dan pengembangan; 12. Pengkoordinasian pengembangan sumberdaya manusia pertanahan;
Universitas Sumatera Utara
13. Pelaksanaan urusan tata usaha, kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, perundang-undangan serta pelayanan.
Kantor Pertanahan yang sebagaimana dimaksud sebagai instansi vertical dari Badan Pertanahan Nasional BPN menurut Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia
memiliki 11 agenda kebijakan yaitu :
1. Membangun kepercayaan masyarakat pada Badan Pertanahan Nasional.
2. Meningkatkan pelayanan dan pelaksanaan pendaftaran, serta sertifikasi
tanah secara menyeluruh di seluruh Indonesia. 3.
Memastikan penguatan hak-hak rakyat atas tanah land tenureship. 4.
Menyelesaikan persoalan pertanahan di daerah-daerah korban bencana alam dan daerah-daerah konflik.
5. Menangani dan menyelesaikan perkara, masalah, sengketa, dan konflik
pertanahan di seluruh Indonesia secara sistematis. 6.
Membangun Sistem Informasi Pertanahan Nasional SIMTANAS, dan sistem pengamanan dokumen pertanahan di seluruh Indonesia.
7. Menangani masalah KKN serta meningkatkan partisipasi dan
pemberdayaan masyarakat. 8.
Membangun data base pemilikan dan penguasaan tanah skala besar. 9.
Melaksanakan secara konsisten semua peraturan perundang-undangan Pertanahan yang telah ditetapkan.
10. Menata kelembagaan Badan Pertanahan Nasional.
11. Mengembangkan dan memperbarui politik, hukum dan kebijakan
Pertanahan. http:id.wikipedia.orgwikiBadan_Pertanahan_Nasional diakses pada 25 0oktober 2012 pukul 10.00
Universitas Sumatera Utara
II.3 Konsep Pelayanan dan Pelayanan Publik Dalam ilmu politik dan administrasi Negara, pelayanan umum atau pelayanan publik
merupakan istilah yang menggambarkan bentuk dan jenis pelayanan pemerintah kepada rakyat atas kepentingan umum.
Seperti yang dikemukakan oleh Lay 2002 yang dikutip oleh Agung Kurniawan 2005: 4 Pelayanan dapat diartikan sebagai pemberian layanan melayani keperluan orang
atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tat cara yang telah ditetapkan.
Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada rakyat. Ia tidaklah diadakan untuk melayani dririnya sendiri, tetapi untuk melayani rakyat, dengan kata lain pemerintah adalah
pelayan rakyat. Pelayanan publik public service oleh birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi
negara, Kurniawan 2005 : 4. Menurut Kotler dalam Sampara Lukman 2000 : 8 , pelayanan adalah setiap kegiatan
yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Selanjutnya Sampara
berpendapat, pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam interaksi langsung antar seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan
menyediaakan kepuasan pelanggan. Sementara dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan pelayanan sebagai hal, cara, atau hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani
adalah menyuguhi orang dengan makanan atau minuman; mengiyakan, menerima; menggunakan.
Sementara itu, istilah public berasal dari Bahasa Inggris public yang berarti umum, masyarakat, negara. Kata public sebenarnya sudah diterima menjadi bahasa Indonesia baku
Universitas Sumatera Utara
menjadi publik yang berarti umum, orang banyak, ramai. Padanan kata yang tepat adalah praja yang sebenarnya bermakna rakyat sehingga lahir istilah pamong praja yang berarti
pemerintahan yang melayani kepentingan seluruh rakyat. Sinambella 2010:10 mendefenisikan publik adalah sejumlah manusia yang memiliki kebersamaan berfikir,
perasaan harapan, sikap dan tindakan yang benar dan baik beradasarkan nilai-nilai dan norma yang merasa memiliki. Oleh karena itu pelayanan publik diartikan sebagai setiap kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah tehadap sejumlah manusia yang memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan, dan menawarkan kepuasan
meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu produk secara fisik. Pelayanan publik diartikan, pemberian layanan melayani keperluan orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Selanjutnya menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No.63KEPM.PAN72003, publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan
penerima pelayanan maupun pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dengan demikian, pelayanan publik adalah pemenuhan keinginan dan kebutuhan
masyarakat oleh penyelenggara negara. Negara didirikan oleh publik masyarakat tentu saja dengan tujuan agar dapat meningkatakan kesejahteraan masyarakat. Pada hakikatnya negara
dalam hal ini pemerintah birokrat haruslah dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kebutuhan dalam hal ini bukanlah kebutuhan secara individual akan tetapi berbagai
kebutuhan yang sesungguhnya diharapkan oleh masyarakat, misalnya kebutuhan akan kesehatan, pendidikan, dan lain-lain.
Pelayanan publik oleh Lembaga Administrasi Negara 1998 diartikan sebagai segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di
daerah dan di lingkungan badan usaha milik negaradaerah dalam bentuk barang dan atau jasa
Universitas Sumatera Utara
baik dalam rangka upaya kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Secara teoritis, tujuan pelayanan public pada dasarnya adalah memuaskan masyarakat. Maka untuk mencapai kepuasan itu, Sinambela L.Poltak 2010:6 berpendapat
bahwa dituntut kualitas pelayanan prima yang tercermin dari : 1. Transparansi, yakni pelayanan yang bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh
semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti.
2. Akuntabilitas, yakni pelayanan yang dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
3. Kondisional, yakni pelayanan yang sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan efektifitas.
4. Partisipatif, yaitu pelayanan yang dapat mendorong peran serta massyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan dan
keinginan masyarakat. 5. Kesamaan hak, yaitu pelayanan yang tidak melakukan diskriminasi dilihat dari
aspek apapun termasuk suku. Ras, agama, golongan, status social, dan lain-lain. 6. Keseimbangan hak dan kewajiban. Yaitu pelayanan yang mempertimbangkan
aspek keadilan antara pembeli dan penerima pelayanan publik.
Birokrasi publik juga dituntut harus dapat mengubah posisi dan peran revitalisasi dalam memberikan pelayanan publik. dari yang suka mengatur dan memerintah berubah
menjadi suka melayani, dari yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan, berubah menjadi suka menolong menuju ke arah yang fleksibel kolaboratis dan dialogis dan dari cara-
cara yang sloganis menuju cara-cara kerja yang realistik pragmatis. dengan revitalitas
Universitas Sumatera Utara
birokrasi publik terutama aparatur pemerintah daerah ini, pelayanan publik yang lebih baik dan profesional dalam menjalankan apa yang menjadi tugas dan kewenagan yang diberikan
kepadanya dapat terwujud. Pelayanan publik diberikan kepada masyarakat berdasarkan pada standar tertentu.
Menurut Mahmudi 2005 : 236, standar adalah spesifikasi teknis atau sesuatuyang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan kegiatan. Jadi, standar pelayanan publik yaitu
spesifikasi teknis pelayanan yang dibakukan sebagai patokan dalam melakukan pelayanan publik.
Adapun cakupan standar pelayanan publik yang ditetapkan KeputusanMENPAN No. 632003 meliputi:
1 .Prosedur Layanan yaitu harus ditetapkan standar prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan termasuk prosedur pengaduan.
2.Waktu Penyelesaian yaitu harus ditetapkan pula standar waktu penyelesaian pelayanan yangditetapkan sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan
penyelesaian pelayanan termasuk pengaduan. 3.Biaya Pelayanan yaitu harus ditetapkan standar biayatarif pelayanan termasuk
rinciannya yangditetapkan dalam proses pemberian pelayanan. 4.Produk Pelayanan yaitu harus ada penetapan standar produkhasil pelayanan yang
akan diterimasesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. 5.Sarana dan Prasarana yaitu penetapan standar sarana dan prasarana pelayanan yang
memadai oleh penyelenggara pelayanan publik. 6. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan
Perlu adanya penetapan standar kompetensi petugas pemberi pelayanan berdasarkan pengetahuan, keahlian, sikap, dan perilaku yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
II.4 Konsep Administrasi dan Administrasi Pertanahan