Kesesuaian pemanfaatan waduk dalam Pengembangan Wisata Alam

cvii

4.4.3 Kesesuaian pemanfaatan waduk dalam Pengembangan Wisata Alam

Pemanfaatan waduk sebagai sarana wisata pada dasarnya merupakan fungsi tambahan dari bangunan waduk dengan memanfaatkan kondisi alam yang ada berupa panorama dan volume air yang terbentuk didalamnya, dan kunci keberhasilan wisata alam adalah terjaganya sumber daya alam dan lingkungan karena hal tersebut yang menjadi daya tarik utamanya sehingga pemanfaatan waduk sebagai sarana wisata harus memperhatikan perlindungan terhadap lingkungan. Dalam memanfaakan pulau-pulau yang ada didalam waduk untuk kepentingan pengembangan wisata alam harus mengingat bahwa pulau merupakan kawasan suaka sehingga tidak tepat kalau kemudian dibangun gadung pertemuan, hotel dan lain-lain tetapi kalau akan dikembangkan harus dengan konsep pelestarian alam dengan tetap menjaga fungsi lahan sebagai kawasan terbatas untuk budidaya. Selaras dengan visi Kabupaten Tegal, konsep pembangunan berwawasan lingkungan ecologically sustainable Development yaitu upaya interaksi atau mengintegarasikan pembangunan ekonomi dengan pembangunan lingkungan, sehingga dicapai keselarasan antara kepentingan ekonomi dan lingkungan, baik alam maupun budaya. Dan pembangunan pariwisata berkelanjutan yaitu sebagai proses pembangunan pariwisata yang tidak mengenyampingkan kelestarian sumberdaya alam dan budaya, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan datang. Dalam rangka meningkatkan keragaman produk wisata, wisata ilmu pengetahuan merupakan alternatif untuk menambah keragaman produk wisata yang cviii ditawarkan, dimana dengan wisata ilmu pengetahuan sekaligus sebagai wahana sosialisasi fungsi waduk dan upaya pelestariannya. Adapun Skenario pengembangan kawasan wisata alam Waduk Cacaban dalam bentuk zoning dibagi dalam lima daerah peruntukan meliputi: • Daerah peruntukan 1 atau zoning A merupakan daerah lindung atau konservasi yaitu berada pada bukit tumpuan kanan dan bukit tumpuan kiri serta daerah tangkapan air. • Daerah peruntukan 2 atau zoning B merupakan daerah fungsi utama waduk yang merupakan kawasan tertutup dari kegiatan umum. • Daerah peruntukan 3 atau zoning C merupakan daerah perairan waduk. • Daerah peruntukan 4 atau Zoning D merupakan daerah pengembangan pariwisata yang selama ini telah digunakan untuk taman wisata selanjutnya pada daerah ini dapat dibangun dermaga perahu maupun dermaga pemancingan ikan. Sedang pemanfaatan pulau untuk kepentingan pariwisata harus tetap memperhatikan fungsi kawasan sebagai zone suaka sehingga harus menghindari sebesar mungkin terjadinya kerusakan alam. • Daerah peruntukan 5 atau zoning E merupakan daerah penunjang pariwisata yang selama ini sudah difungsikan sebagai area perkemahan selanjutnya dapat dimanfaatkan sesuai kebutuhan. Untuk menggambarkan skenario kesesuaian pemanfaatan waduk Cacaban dalam pengembangan kawasan wisata alam, dapat dilihat pada peta berikut: cix

BAB V P E N U T U P

5.1 Temuan Studi

Dari langkah-langkah penelitian yang telah dilakukan untuk menganalisis Pemanfaatan fungsi waduk Cacaban dalam pengembangan wisata alam di Kabupaten Tegal, diperoleh beberapa temuan studi sebagai berikut : a. Berdasarkan kondisi hidrologis maupun geologi, kawasan waduk Cacaban termasuk daerah yang tidak rawan bencana dengan tingkat stabilitas yang cukup baik, oleh karena itu dimungkinkan untuk difungsikan sebagai kawasan wisata alam. b. Waduk Cacaban telah memberikan andil yang besar terkait pengaturan ketersediaan air sehingga pada puncak kemarau debet air yang tersedia masih mampu untuk memberikan pengairan bagi daerah persawahan yang berada dalam sistem irigasinya. c. Pemanfaatan waduk sebagai sarana wisata alam dengan memanfaatkan kondisi alam yang ada berupa panorama dan volume air yang terbentuk didalamnya, menimbulkan adanya pola aktifitas wisatawan dimana konsentrasinya masih pada bangunan utama waduk, taman wisata, area bermain anak dan area perkemahan. d. Zonasi kawasan waduk Cacaban terdiri dari kawasan bahaya, kawasan suaka, kawasan lindung dan kawasan bebas. Dan dilapangan ditemukan hal-hal sebagai berikut: i. Pada kawasan bahaya yang seharusnya tertutup dari segala kegiatan umum, ternyata masih ada kegiatan yang dilakukan antara lain dibangunnya area