Kawasan Bahaya ANALISIS KESESUAIAN PEMANFAATAN

lxxxix kegiatan yang dapat mengganggu kelestarian sumber daya perairan dan fungsi utama waduk, kawasan lindung merupakan kawasan penjaga atau sabuk hijauGreen belt diseputar waduk. dan kawasan bebas merupakan kawasan yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan misalnya untuk kegiatan usaha dan pariwisata, karena itu pada umumnya fungsi waduk dapat dikatakan bersifat serba guna dan pengelolaanya harus memenuhi unsur keserasian antar fungsi dalam pencapaian tujuan Dirjen. Pengairan Departemen Pekerjaan Umum, 1983.

a. Kawasan Bahaya

Kawasan bahaya merupakan kawasan tertutup bagi kepentingan umum untuk melindungi instalasi penting. Adapun yang termasuk dalam kawasan ini adalah di seputar bangunan utama waduk mulai dari sisi luar menara intake, sisi kanan bangunan utama waduk, bangunan outlet, bangunan pelimpah dan sisi kiri bangunan utama waduk sampai ke menara intake. Zona ini benar-benar merupakan kawasan terlarang untuk melakukan kegiatan apapun dalam rangka melindungi bangunan utama waduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut: Sumber: Foto satelit Google earth Tahun 2006 GAMBAR 4.13 KAWASAN BAHAYA DILIHAT DENGAN FOTO SATELIT KAWASAN BAHAYA xc Pada saat sekarang terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pada kawasan bahaya yang merupakan daerah tertutup untuk umum yaitu: 1. Dibangunnya area bermain anak yang berada tepat dibawah bangunan utama waduk hal tersebut dari segi keselamatan pengunjung cukup membahayakan karena pada kawasan tersebut merupakan pusat tumpuan bendung yang sewaktu-waktu bisa terjadi longsor. Dimungkinkan ketika merencanakan pembangunan ini kurang adanya koordinasi antara BPSDA sebagai pengelola teknis waduk dengan Dinas Perhubungan dan Pariwisata sebagai pengelola kawasan wisata. Sumber: Dokumen penelitian 2006. GAMBAR 4.14 AREA BERMAIN ANAK, DIBAWAH BANGUNAN UTAMA WADUK 2. Banyaknya para pedagang makanan yang menggelar dagangannya tepat di atas bangunan utama waduk khususnya pada hari minggu, meskipun sudah ada tanda larangan, karena sepanjang area itu terdapat peralatan penting antara lain berupa piezometer yang berada disisi kiri jalan dan batu rockfill pada sisi kanan. Pada saat awal reformasi justru tanda larangan yang ada dirusak, sebagaimana tampak pada gambar berikut: 3. xci Sumber: Dokumentasi penelitian 2006. GAMBAR 4.15 PERINGATAN LARANGAN YANG BANYAK DILANGGAR 4. Belum adanya dermaga perahu, sehingga perahu yang jumlahnya lebih dari 20 buah, ditambatkan di badan bangunan utama waduk yaitu pada batu repkop, hal tersebut sangat mengganggu sehingga batu rockfill selalu mengalami longsor meskipun tiap tahun dilakukan perbaikan. Sumber: Dokumentasi penelitian 2006. GAMBAR 4.16 PERAHU YANG DITAMBATKAN PADA BATU REPKOP

b. Kawasan Suaka