Latihan lari dengan jarak bertahap

commit to user 23 Ditinjau dari pelaksanaan latihan lari 40 m dengan metode variasi jarak lari tetap juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan latihan lari 40 m dengan metode variasi jarak lari tetap antara lain: 1 Dapat menimbulkan rasa bosan atau jenuh saat istirahat untuk menunggu gilirannya. 2 Siswa yang aktif adalah atlit yang mendapat giliran, sedangkan yang lainnya hanya menjadi penonton untuk menunggu giliran. 3 Seringnya waktu istirahat akan mengakibatkan penguasaan teknik gerakan menjadi agak berkurang karena gerakan yang sudah terbentuk akan berkurang lagi dalam istirahat. 4 Bersifat monoton sehingga siswa merasa kurang tertantang dalam melakukannya. 5 Pola gerakan lari kurang maksimal. 6 Kondisi fisik siswa kurang diperhatikan, sehingga terjadi kelelahan pada siswa yang tidak diperhatikan kondisi fisiknya.

b. Latihan lari dengan jarak bertahap

Teknik pendekatan latihan dengan variasi lari jarak bertahap adalah salah satu metode dalam proses latihan untuk meningkatkan kecepatan lari. Dalam lari cepat, penguasaan gerakan lari cepat merupakan dasar yang yang sangat penting agar dapat berlari dengan baik. Berlatih untuk meningkatkan penguasaan gerakan lari cepat dapat dilakukan dengan berbagai teknik latihan yaitu dengan drill, dengan alat, tanpa alat, atau game situation. Teknik pendekatan latihan dengan jarak lari bertahap dilakukan dengan cara memperjauh jarak lari secara bertahap. Pada awal latihan dimulai dari jarak yang terdekat hingga jarak yang terjauh. Hal ini dimaksudkan agar atlit dengan menggunakan tenaga yang sedikit, dapat berlari dengan baik dan dapat menggunakan teknik yang efektif dan efisien. Setelah menunjukkan keberhasilan dari jarak yang dekat, latihan ditingkatkan dengan jarak yang lebih jauh yaitu secara bertahap mundur hingga pada jarak 40 meter. Pendekatan latihan dengan jarak lari secara bertahap diperjauh diharapkan mampu memberikan adaptasi fisik dan mental terhadap siswa. Adaptasi fisik commit to user 24 berkaitan erat dengan fungsi fisiologis tubuh dalam unjuk kerja berlari meliputi penggunaan tenaga berlari dan menghasilkan kecepatan maksimal. Adaptasi mental pola latihan secara bertahap akan membiasakan diri siswa dari hal yang mudah menuju ke hal yang sulit, sehingga hambatan yang diterima siswa meningkat pula sesuai dengan tingkatan tahapan yang dihadapi. Selain hal itu keberhasilan dalam unjuk kerja akan menumbuhkan kepercayaan diri pada diri siswa, sehingga pada diri siswa akan tumbuh motivasi dan kemauan yang kuat. Untuk mencapai tingkat keterampilan suatu cabang olahraga, maka dalam pelaksanaan latihan seorang atlet harus melakukan gerakan dengan frekuensi sebanyak-banyaknya. Dengan pengulangan gerakan yang sebanyak-banyaknya akan diperoleh keterampilan yang lebih baik. Karena tanpa melakukan pengulangan gerakan keterampilan yang dipelajari, maka suatu keterampilan tidak dapat dikuasai. Menurut kamus besar bahasa Indonesia 1995 : 990 ” tahap adalah bagian dari perkembangan pertumbuhan, bagian dari sesuatu yang ada awal dan akhirnya, bagian dari urutan menegak atau menyamping tingkat, jenjang”. Menurut Garry. A Carr 2003:18 ” setelah pemula mempelajari gerakan yang benar dan mendapatkan ritme yang diperlukan, kecepatan gerakan mereka dapat ditingkatkan. Jarak yang disarankan adalah meningkat dari 10 hingga 15 meter dengan 2 atau 3 kali pengulangan”. Menurut Garry. A Carr 2003:21, 22 ” Pemula berlari sejauh 25 hingga 30 meter, jarak yang diterima oleh pemula adalah 35 hingga 40 meter”. Seperti yang dikemukakan Suharno HP. 1993 : 8 bahwa, “ untuk mengotomatiskan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik, dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”. Mengulang-ulang gerakan yang dipelajari secara terus-menerus atau sebanyak-banyaknya merupakan faktor yang sangat penting agar keterampilan yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik. Dengan mengulang-ulang secara terus- menerus akan menguatkan respon. Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa, metode jarak lari bertahap pada prinsipnya dapat meningkatkan daya tahan secara keseluruhan. commit to user 25 Disamping itu juga, dengan latihan secara terus-menerus akan meningkatkan kemampuan mengontrol gerakan pada waktu latihan dan akan merangsang kemampuan otot yang dibutuhkan dalam cabang olahraga tertentu untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Pelaksanan latihan lari dengan jarak bertahap : 1 Sikap permulaan Pelari berdiri dibelakang garis start, kaki kiri didepan, pandangan ke depan, badan sedikit dicondongkan. 2 Gerakan a. pada aba-aba ”SIAP” pelari mengambil sikap start berdiri, siap untuk lari b. pada aba-aba “YA” pelari lari secepat mungkin dengan menempuh jarak secara bertahap, dengan menempuh jarak 10m kemudian pelari kembali ke garis start, berikutnya dengan sikap yang sama dan dengan aba-aba yang sama pelari lari menempuh jarak 15 m, 20 m, 25 m, 30 m, 35 m, hingga siswa menempuh jarak 40 m. 3 Sikap akhir Pelari menempuh jarak yang diukur kecepatannya menggunakan stop watch sampai pelari mencapai garis finish. Beberapa contoh pelaksanaan lari jarak bertahap dengan berbagai variasi dapat dilihat dalam gambar berikut : Gambar 4. Lari mengitar simpai berputar sesuai formasi berbanjar Djumidar 2004 : 5.12 commit to user 26 Gambar 5. Lari mengitar kotak - kotak berputar sesuai formasi berbanjar Djumidar 2004 : 5.13 Gambar 6. Lari memasukkan simpai berputar sesuai formasi berbanjar Djumidar 2004 : 5.13 Berdasarkan pelaksanaan latihan lari dengan metode jarak lari bertahap dapat diidentifikasi kelebihan dan kelemahannya. Kelebihan pelaksanaan latihan lari 40 m dengan metode variasi jarak lari bertahap antara lain: 1 Pengusaan terhadap pola gerakan lari akan lebih cepat tercapai, karena latihan secara terus-menerus dan bertahap akan dapat membentuk pola gerakan lari yang lebih cepat. 2 Dapat merangsang motivasi siswa untuk mencoba latihan lari 40 m. 3 Dapat meningkatkan daya tahan fisik, sehingga akan mendukung penampilannya dalam melakukan lari. commit to user 27 4 Karena bervariasi siswa dapat tertantang untuk mencoba melakukan latihan secara berulang-ulang. 5 Dengan jarak bertahap Siswa akan selalu aktif dan tidak terlalu lama menunggu gilirannya. 6 Karena sering diulang-ulang siswa akan mengingat dan menguasai gerak yang baik dan benar. 7 Pola gerakan lari terbentuk dengan maksimal karena koreksi gerak dapat segera dilakukan. Kelemahan latihan lari 40 m dengan metode variasi jarak lari bertahap antara lain: 1 Penguasaan gerak lari kurang dapat tercapai dengan baik, sebab gerakan yang dilakukan secara terus-menerus akan menyebabkan kelelahan, hal ini akan berpengaruh terhadap kesempurnaan gerakan. 2 Pengontrolan dan perbaikan teknik gerakan sulit dilakukan karena tidak ada waktu istirahat. 3 Akan sering terjadi kesalahan teknik karena terlalu lelah. Dapat menyebabkan kelelahan yang berlebihan overtraining dan dapat menimbulkan cedera.

B. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut: Kemampuan lari 40 meter siswa di SD Negeri Gumpang 1 dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: sumber daya manusia pelatihguru penjas, siswaatlit, pembinapengurus, sarana prasarana. Selain faktor- faktor tersebut, faktor eksternal siswa juga akan mempengaruhi kualitas individu, salah satunya adalah besarnya peranan metode latihan dengan berbagai variasi, dengan menggunakan metode latihan jarak tetap dan jarak bertahap diharapkan dapat berpengaruh terhadap kemampuan berolahraga atau cabang olahraga yang ditekuni dalam hal ini kemampuan lari 40 meter. Untuk mengetahui kemampuan lari 40 meter diperlukan

Dokumen yang terkait

Perbedaan Hasil Latihan Servis antara Metode Latihan Jarak Bertahap dan Jarak Tetap Terhadap Kemampuan Penempatan Servis pada Petenis Pemula Putra Klub Diklat Tenis Pandanaran Semarang Tahun 2011

0 6 85

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PASSING BAWAH DENGAN JARAK BERTAHAP DAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING BAWAH PADA LPSB HARIMAU BEKONANG SUKOHARJO USIA 14 16 TAHUN 2009

0 5 15

PENGARUH KOPI TERHADAP WAKTU TEMPUH LARI JARAK 1500 METER

0 3 37

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN LARI 40 METER DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 1 JIMUS KEC. POLANHARJO, KAB. KLATEN TAHUN 2010

0 1 53

Perbedaan Hasil Latihan Servis Atas Topspin antara Jarak Bertahap dan Jarak Tetap Terhadap Hasil Latihan Servis Permainan Bolavoli pada Siswa Putra Eksrtakurikuler SMA N 1 Polokarto.

0 0 1

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS JARAK BERTAHAP DENGAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI BREBES 08 TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

0 0 68

(ABSTRAK) PERBANDINGAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS JARAK BERTAHAP DENGAN JARAK TETAP TERHADAP KEMAMPUAN PASSING ATAS SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI BREBES 08 TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

0 0 1

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH JARAK BERTAHAP DAN JARAK TETAP TERHADAP KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI MINI PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI PEMARON 01 BREBES TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

0 1 78

(ABSTRAK) PERBEDAAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH JARAK BERTAHAP DAN JARAK TETAP TERHADAP KETEPATAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI MINI PADA SISWA PUTRA KELAS IV DAN V SD NEGERI PEMARON 01 BREBES TAHUN PELAJARAN 2008 / 2009.

0 0 1

PERBEDAAN METODE BELAJAR LATIHAN LARI CEPAT DENGAN JARAK PROGRESIF DAN JARAK TETAP TERHADAP HASIL BELAJAR LARI 100 M PADA SISWA PUTRA KELAS X MIA SMA NEGERI 1 NGEMPLAK BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 0 16