2.3.2 Sumber-sumber Koping
Folkman, et al 1997 dalam Ratna, 2006 menggambarkan lima jenis sumber koping untuk mengurangi efek yang buruk dari stres dan mempengaruhi
penyesuaian diri. Sumber koping yang pertama adalah keahlian menyelesaikan masalah
dimana orang akan lebih efektif dalam mengidentifikas masalah dan mengembangkan solusi yang dapat mengatasi stres. Kedua yaitu jaringan sosial
yang didefenisikan sebagai hubunga dukungan yang potensial seperti pasangan, teman, keluarga yang memfasilitasi adaptasi positif terutama selama kritis. Ketiga
adalah sumber-sumber yang bermanfaat seperti penghasilan, pendidikan, intervensi dari luar dan peayanan professional lainnya. Keempat adalah keyakinan
umum maupun spesifik termasuk kontrol diri, self efeciency, dan spiritulitas.Kelima yaitu kesehatan, energi, moral yang mencerminkan tingkat
kesejahteraan fisik, emosi.
2.3.3 Mekanisme Koping
Dalam kehidupan sehari-hari, individu menghadapi pengalaman yang mengganggu ekuilibirium kognitif dan afektifnya. Individu dapat mengalami
perubahan hubungan dengan orang lain dalam harapannya terhadap diri sendiri cara negatif. Munculnya ketegangan dalam kehidupan mengakibatkan perilaku
pemecahan masalah mekanisme koping yang bertujuan meredakan ketegangan tersebut.Equilibrium merupakan proses keseimbangan yang terjadi akibat adanya
proses adaptasi manusia terhadap kondisi yang akan menyebabkan sakit. Proses menjaga keseimbangan dalam tubuh manusia terjadi secara dinamis dimana
Universitas Sumatera Utara
manusia berusaha menghadapi segala tantangan dari luar sehingga keadaan seimbang dapat tercapai Sulistiawati, dkk. 2005.
Koping adalah mekanisme untuk mengatasi perubahan yang dihadapi atau beban yang diterima. Apabila mekanisme koping ini berhasil, seseorang akan
dapat beradaptasi terhadap perubahan atau beban tersebut. Mekanisme koping terbentuk melalui proses belajar dan mengingat, yang dimulai sejak awal
timbulnya stressor dan saat mulai disadari dampak stressor tersebut. Kemampuan belajar ini tergantung pada kondisi eksternal dan internal, sehingga yang berperan
bukan hanya bagaimana lingkungan membentuk stressor tetapi juga kondisi temperamen individu, persepsi, serta kognisi terhadap stressor tersebut.
Efektivitas koping memiliki kedudukan sangat penting dalam ketahanan tubuh dan daya penolakan tubuh terhadap gangguan maupun serangan penyakit
fisik maupun psikis. Jadi, ketika terdapat stressor yang lebih berat dan bukan yang biasa diadaptasi, individu secara otomatis melakukan mekanisme koping,
yang sekaligus memicu perubahan neurohormonal. Kondisi neurohormonal yang terbentuk akhirnya menyebabkan individu mengembangkan dua hal baru:
perubahan perilaku dan perubahan jaringan organ. Mekanisme koping menunjuk pada baik mental maupun perilaku, untuk
menguasai, mentoleransi, mengurangi, atau minimalisasikan suatu situasi atau kejadian yang penuh tekanan. Mekanisme koping merupakan suatu proses di
mana individu berusaha untuk menanggani dan menguasai situasi stres yang menekan akibat dari masalah yang sedang dihadapinya dengan cara melakukan
perubahan kognitif maupun perilaku guna memperoleh rasa aman dalam dirinya.
Universitas Sumatera Utara
Penggolongan mekanisme koping menurut Lazzarus and Folkman dalam ratna 2006, yaitu:
a. Koping yang berfokus pada masalah problem-focused coping adalah istilah Lazarus untuk strategi kognitif dalam penanganan stres atau coping
dimana individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres. Strategi yang
biasa digunakan untuk memecahkan masalah antara lain : menentukan masalah, menciptakan pemecahan alternaif, menimbang
nimbang alternatif berkaitan dengan biaya dan manfaat, memilih salah satunya dan mengimplementasikan alternatif yang dipilih.
b. Koping yang berfokus pada emosi emotion-focused coping adalah istilah Lazarus untuk strategi penanganan stres dimana individu memberikan
respon terhadap situasi stres dengan cara emosional, terutama dengan menggunakan penilaian defensif.
Hasil penelitian membuktikan bahwa individu menggunakan kedua cara tersebut untuk mengatasi berbagai masalah yang menekan dalam berbagai ruang
lingkup kehidupan sehari-hari. Faktor yang menentukan strategi mana yang paling banyak atau sering digunakan sangat tergantung pada kepribadian seseorang dan
sejauhmana tingkat stres dari suatu kondisi atau masalah yang dialaminya. Contoh: seseorang cenderung menggunakan problem-solving focused coping
dalam menghadapai masalah-masalah yang menurutnya bisa dikontrol seperti masalah yang berhubungan dengan sekolah atau pekerjaan; sebaliknya ia akan
cenderung menggunakan strategi emotion-focused coping ketika dihadapkan pada masalah-masalah yang menurutnya sulit dikontrol seperti masalah-masalah yang
Universitas Sumatera Utara
berhubungan dengan penyakit yang tergolong berat seperti kanker atau HIV Aids.
Penggolongan mekanisme koping menurut Folkman dan Lazarus adalah: 1.
Planful problem solving Problem-focused Individu berusaha menganalisa situasi untuk memperoleh solusi dan
kemudian mengambil tindakan langsung untuk menyelesaikan masalah 2.
Confrontative copingProblem focus Individu mengambil tindakan asertif yang sering melibatkan kemarahan
atau mengambil resiko untuk merubah situasi 3.
Seeking social support Problem or emotion- focused Usaha individu untuk memperoleh dukungan emosional atau dukungan
informasional. 4.
Distancing Emotion – focused Usaha kognitif untuk menjauhkan diri sendiri dari situasi untuk
menciptakan pandangan yang positif terhadap masalah yang dihadapi 5.
Escape – Avoidanceting Emotion – focused Menghindari masalah dengan cara berkhayal atau berfikir dengan penuh
harapan tentang situasi yang dihadapi atau mengambil tindakan untuk menjauhi masalah yang dihadapi
6. Self Control Emotion – focused
Usaha individu untuk menyesuaikan diri dengan perasaan apapun tindakan dalam hubungannya dengan masalah.
Universitas Sumatera Utara
7. Accepting Responsibility Emotion – Focused
Mengakui peran diri sendiri dalam masalah dan berusaha untuk memperbaikinya
8. Possitive Reappraisal Emotion – focused
Usaha individu untuk menciptakan arti yang positif dari masalah yang dihadapi.
2.4 Konsep kepribadian 2.4.1 Pengertian