Metode Pengumpulan Data Pembahasan

4.3.3. Kriteria Inklusi dan Eksklusi

a. Kriteria Inklusi pada penelitian ini adalah: - Pasien thalassemia yang di rawat di RSUP Haji Adam Malik Medan - Data laboratorium dari rekam medik yang akurat b. Kriteria Eksklusi - Data laboratorium dari rekam medik yang tidak dapat di baca dan rusak - Data laboratorium dari rekam medik yang berulang

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan total sampling dan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari kartu status penderita thalassemia yang bersumber dari bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2014 kemudian dilakukan pencatatan sesuai variabel yang diteliti. 4.5.Pengolahan dan AnalisaData Pengelolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu : 1. Editing: Memeriksa nama, umur, jenis kelamin, dan hasil pemeriksaan. 2. Coding: Memberi kode atau angka pada label. 3. Entrying data: Memasukkan data dari rekam medis melalui pengolahan komputer dengan menggunakan program SPSS Statistical Package for Social Science. 4. Cleaning: Pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data yang sudah ada, apakah terdapat kesalahan atau tidak. 5. Saving: Upaya penyimpanan data. Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui gambaran biokimia hati pada pasien Thalassemia Mayor di RSUP Haji Adam Malik Medan. Hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. 24 4.6.Ethical Clearance Ethical clearance atau kelayakan etik adalah keterangan tertulis yang diberikan oleh komisi etik penelitian untuk penelitian yang melibatkan makhluk hidup serta manusia, hewan dan tumbuhan, dimana dinyatakan bahwa suatu proposal riset layak dilaksanakan setelah memenuhi persyaratan. Pada penelitian ini, akan dilakukan pengambilan rekam medik dari RSUP Haji Adam Malik Medan jika ethical clearence pada penelitian ini sudah mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Kedokteran USU. Tabel 4.7. Jadwal Perencanaan Penelitian No. Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des 1 Studi Kepustakaan x x x 2 Proposal Penelitian x 3 Pengumpulan Data x x 4 Penelitian x x 5 Pengolahan Data x x x 6 Pembacaan Hasil Peneltian x BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan selama dua bulan yaitu mulai bulan September hingga Oktober 2015 di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan. Dari 155 buah rekam medik pasien dengan thalassemia mayor yang diperiksa, ditemukan 51 buah rekam medik pasien denganthalassemia mayoryang memenuhi kriteria untuk dimasukkan sebagai sampel. Berdasarkan hasil pengumpulan dan analisis data rekam medik, maka dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUP Haji Adam Malik Medan yang berlokasi di Jalan Bunga Lau No. 17, Kelurahan Kemenangan Tani, Kecamatan Medan Tuntungan. Rumah sakit tersebut merupakan Rumah Sakit Tipe A sesuai dengan SK Menkes No. 355MenkesSKVII1990. RSUP Haji Adam Malik Medan telah memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi standar dan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, RSUP Haji Adam Malik Medan juga merupakan Rumah Sakit Pusat Rujukan untuk daerah pembangunan A yang meliputi propinsi Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau sehingga dapat dijumpai pasien- pasien dengan latar belakang yang bervariasi. Selain alasan diatas, berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 502MenkesIX1991 tanggal 6 September 1991, RSUP Haji Adam Malik Medan ditetapkan sebagai Rumah Sakit Pendidikan bagi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

5.1.2. Karakteristik Sampel

Sampel yang didapat dengan metode total sampling, didapatkan 51 pasien penderita thalassemia mayor yang berkunjung ke RSUP Haji Adam Malik tahun 2014. Semua data responden diambil dari data sekunder yaitu rekam medik pasien. Dari keseluruhan responden, variabel yang dinilai adalah jenis kelamin, 26 usia, frekuensi transfusi darah, nilai SGOT, nilai SGPT, nilai Bilirubin Total, nilai Bilirubin Direk, dan nilai ALP. 5.1.2.1.Karakteristik Sampel Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Tabel 5.1KarkteristikSampel Berdasarkan Jenis Kelamin Pasien Jenis Kelamin Frekuensi n Persentase Laki-laki 29 56,9 Perempuan 22 43,1 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel 5.1., dapat diketahui distribusi pasien Thalassemia mayor jenis kelamin terdiri dari 29 pasien laki-laki 56,9 dan 22 pasien perempuan 43,1. 5.1.2.2.Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia Pasien Tabel 5.2Karakteristik Sampel Berdasarkan Usia Pasien Usia Frekuensi n Persentase 1 12 tahun 39 76,5 2 12 tahun 12 23,5 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel5.2., dapat diketahui distribusi pasien thalassemia mayor berdasarkan usia terdiri dari 39 pasien berusia di bawah 12 tahun 76,5, dan 12 pasien berusia di atas 12 tahun 23,5. 27 5.1.2.3.Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Transfusi Tabel 5.3Karakteristik Sampel Berdasarkan Frekuensi Transfusi Frekuensi Transfusi Frekuensi n Persentase 1 Sekali per bulan 35 68,6 2 2 kali per bulan 16 31,4 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel 5.3., dapat diketahui prevalensi pasien thalassemia mayor yang mendapatkan transfusi darah sekali perbulan sebanyak 35 pasien 68,6 dan yang mendapatkan transfusi darah 2 kali perbulan sebanyak 16 pasien 31,4. 5.1.2.4.Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai SGOT Tabel 5.4Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai SGOT Nilai SGOT Frekuensi n Persentase 1 Normal 3-45 UL 16 31,4 2 Tinggi 46 UL 35 68,6 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel 5.4., dapat diketahui prevalensi pasien thalassemia mayor sebagian besar memiliki kadarSGOT yang tinggi yaitu sebanyak 35 pasien 68,6, dan yang memiliki kadar normal sebanyak 16 pasien 31,4. 5.1.2.5. Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai SGPT Tabel 5.5Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai SGPT Nilai SGPT Frekuensi n Persentase 1 Normal 0-35 UL 18 35,3 2 Tinggi ≥ 36 UL 33 64,7 Total 51 100,0 28 Berdasarkan Tabel 5.5., dapat diketahui prevalensi pasien thalassemia mayor sebagian besar memiliki kadar SGPT yang tinggi yaitu sebanyak 33 pasien 64,7, dan yang memiliki kadar normal sebanyak 18 pasien 35,3. 5.1.2.6. Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai Bilirubin Total Tabel 5.6Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai Bilirubin Total Nilai Bilirubin Total Frekuensi n Persentase 1 Normal 0.3-1,2 mgdL 9 17,6 2 Tinggi ≥ 1,3 mgdL 42 82,4 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel 5.6., dapat diketahui prevalensi pasien thalassemia mayor sebagian besar memiliki kadar Bilirubin Total yang tinggi yaitu sebanyak 42 pasien 82,4, dan yang memiliki kadar normal sebanyak 9 pasien 17,6. 5.1.2.7. Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai Bilirubin Direk Tabel 5.7Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai Bilirubin Direk Nilai Bilirubin Direk Frekuensi n Persentase 1 Normal 0.0-0,25 mgdL 13 25,5 2 Tinggi ≥ 0,26 mgdL 38 74,5 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel 5.7., dapat diketahui prevalensi pasien thalassemia mayor sebagian besar memiliki kadar Bilirubin Direk yang tinggi yaitu sebanyak 38 pasien 74,5, dan yang memiliki kadar normal sebanyak 13 pasien 25,5. 29 5.1.2.8.Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai ALP Tabel 5.8Karakteristik Sampel Berdasarkan Nilai ALP Nilai ALP Frekuensi n Persentase 1 Normal 36-92 UL 6 11,8 2 Tinggi ≥ 93 UL 45 88,2 Total 51 100,0 Berdasarkan Tabel5.8., dapat diketahui prevalensi pasien thalassemia mayor sebagian besar memiliki kadar ALP yang tinggi yaitu sebanyak 45 pasien 88,2, dan yang memiliki kadar normal sebanyak 6 pasien 11,8. 30

5.2. Pembahasan

Dari hasil penelitian ini, didapati pasien thalassemia mayor berdasarkan jenis kelamin terdiri dari pasien laki-laki sebanyak 29 pasien 56,9 dan 22 pasien perempuan 43,1. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor lebih banyak pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2009 terhadap pasien-pasien di lokasi yang sama yang menunjukkan prevalensi pasien thalassemia mayor laki-laki lebih banyak yaitu 76 pasien 63,3 dibandingkan dengan perempuan sebanyak 44 pasien 36,7. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jelvehgari 2007 di kota Tabriz, Iran yang melaporkan bahwa pasien thalassemia mayor terbanyak pada laki-laki sebanyak 72 pasien 65 dan perempuan sebanyak 38 pasien 35.Thalassemia adalah penyakit genetik yang disebabkan oleh faktor alel tunggal autosomal resesif, bukan penyakit genetik yang disebabkan oleh faktor alel terpaut dengan kromosom sekskelamin. Oleh karena itu penderita thalassemia tidak tergantung dari jenis kelamin, baik laki-laki maupun perempuan sama-sama dapat menderita penyakit thalassemia ini Rejeki, 2014. Berdasarkan usia, didapati bahwa prevalensi pasien thalassemia mayor terdiri dari 39 pasien berusia di bawah 12 tahun 76,5, dan 12 pasien berusia di atas 12 tahun 23,5. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor lebih banyak pada usia di bawah 12 tahun dibandingkan dengan usia di atas 12 tahun. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi 2009 terhadap pasien-pasien di lokasi yang sama yang menunjukkan prevalensi pasien thalassemia mayor terbanyak pada usia 6-12 tahun yaitu 79 pasien65,8. Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jelvehgari 2007 yang menunjukkan pasien thalassemia mayor terbanyak pada usia 5 tahun yaitu 42 pasien 38. Thalassemia tidak bergantung pada umur, namun umur berpengaruh pada kebutuhan darah transfusi penderita thalassemia. Setiap kenaikan satu tahun, maka kebutuhan darah akan bertambah sekitar 0,816 mililiter Rejeki, 2014. 31 Berdasarkan frekuensi transfusi, didapati prevalensi pasien thalassemia mayor yang mendapatkan transfusi darah sekali perbulan sebanyak 35 pasien 68,6 dan yang mendapatkan transfusi darah ≥ 2 kali perbulan sebanyak 16 pasien 31,4. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor yang mendapatkan transfusi sekali perbulan lebih banyak dibandingkan yang mendapatkan transfusi darah ≥ 2 kali perbulan. Berdasarkan nilai SGOT, didapati prevalensi pasien thalassemia mayor dengan nilai yang tinggi sebanyak 35 pasien 68,6, dan yang memiliki nilai normal sebanyak 16 pasien 31,45. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor dengan nilai SGOT yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan nilai SGOT yang normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laksmitawati 2013 pada pasien- pasien dengan kriteria yang sama di salah satu rumah sakit di Jakarta didapatkan hasil rata-rata SGOT pasien dengan nilai 88,9 UL atau dapat dikatakan kebanyakan pasien memiliki nilai SGOT yang tinggi. Berdasarkan nilai SGPT, didapati prevalensi pasien thalassemia mayor dengan nilai yang tinggi sebanyak 33 pasien 64,7, dan yang memiliki nilai normal sebanyak 18 pasien 35,3. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor dengan nilaiSGPT yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan nilaiSGPT yang normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Kumar, dkk 2010 pada pasien-pasien dengan kriteria yang sama di salah satu rumah sakit di India didapatkan hasil rata- rata SGPT pasien dengan nilai 116,13UL atau dapat dikatakan kebanyakan pasien memiliki nilai SGPT yang tinggi. Berdasarkan nilai Bilirubin Total, didapati prevalensi pasien thalassemia mayor dengan nilai yang tinggi yaitu sebanyak 42 pasien 82,4, dan yang memiliki nilai normal sebanyak 9 pasien 17,6. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor dengan nilai Bilirubin Total yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan nilai Bilirubin Total yang normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laksmitawati 2013 pada pasien- pasien dengan kriteria yang sama di salah satu rumah sakit di Jakarta didapatkan 32 hasil rata-rata Bilirubin Total pasien dengan nilai 1,9 mgdL atau dapat dikatakan kebanyakan pasien memiliki nilai Bilirubin Total yang tinggi. Berdasarkan nilai Bilirubin Direk, didapati prevalensi pasien thalassemia mayor dengan nilai yang tinggi yaitu sebanyak 38 pasien 74,5, dan yang memiliki nilai normal sebanyak 13 pasien 25,5. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor dengan nilai Bilirubin Direk yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan nilai Bilirubin Direk yang normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Laksmitawati 2013 pada pasien- pasien dengan kriteria yang sama di salah satu rumah sakit di Jakarta didapatkan hasil rata-rata Bilirubin Direk pasien dengan nilai 0,6 mgdL atau dapat dikatakan kebanyakan pasien memiliki nilai Bilirubin Direk yang tinggi. Berdasarkan nilai ALP, didapati prevalensi pasien thalassemia mayor dengan nilai yang tinggi yaitu sebanyak 45 pasien 88,2, dan yang memiliki nilai normal sebanyak 6 pasien 11,8. Dapat disimpulkan bahwa pasien thalassemia mayor dengan nilai ALP yang tinggi lebih banyak dibandingkan dengan nilai ALP yang normal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Soliman 2014 pada pasien-pasien dengan kriteria yang sama di salah satu rumah sakit di Qatar didapatkan hasil rata- rata ALP pasien dengan nilai 199 UL atau dapat dikatakan kebanyakan pasien memiliki nilai ALP yang tinggi. 33 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan