Faktor-Faktor dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Industri Keuangan Bank

D. Faktor-Faktor dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Industri Keuangan Bank

Faktor kemampuan meliputi 1. Pengetahuan yang memadai dan relevan dengan jabatannya; 2. Pemahaman tentang peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan dan peraturan perundang-undangan lain yang berhubungan dengan perusahaan pembiayaan; 3. Pengalaman di bidang perusahaan pembiayaan danatau bidang lainnya yang relevan dengan jabatannya; dan 4. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan perusahaan pembiayaan yang sehat, termasuk perluasanekspansi maupun inovasi terhadap kegiatan usaha di bidang perusahaan pembiayaan. Faktor kepatutan meliputi 1. Memiliki akhlak dan moral yang baik; 2. Tidak pernah melakukan praktik-praktik tercela di bidang usaha perusahaan pembiayaan danatau jasa keuangan lainnya; 3. Tidak pernah melakukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang perusahaan pembiayaan danatau jasa keuangan lainnya; 4. Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan; 5. Tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah yang mengakibatkan suatu perseroan atau perusahaan dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap; Universitas Sumatera Utara 6. Tidak pernah melanggar komitmen yang telah disepakati dengan instansi pembina dan pengawas perusahaan pembiayaan; dan 7. Tidak pernah memberikan keuntungan danatau manfaat lainnya secara tidak wajar kepada pemegang saham, direksi, komisaris, pegawai danatau pihak lainnya yang dapat merugikan atau mengurangi keuntungan nasabah danatau perusahaan pembiayaan; 8. Tidak pernah melanggar prinsip kehati-hatian di bidang perusahaan pembiayaan; 9. Tidak pernah melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan kewenangannya atau diluar kewenangannya; dan 10. Tidak pernah dinyatakan tidak mampu menjalankan kewenangan sebagai anggota direksi atau dewan komisaris. Ruang lingkup Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi direksi disebutkan dalam Pasal 17 PBI No.1223PBI2010 meliputi faktor integritas, kompetensi, dan faktor keuangan. Ruang lingkup tersebut berbeda bagi calon dan telah menduduki jabatannya. Adapun persyaratan integritas terhadap calon direksi dan dewan komisaris berdasarkan Pasal 18 PBI No.1223PBI2010 adalah : 1. Memiliki akhlak dan moral yang baik, antara lain dijulukan dengan sikap mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak pidana tertentu dalam waktu 20 dua puluh tahun terakhir sebelum dicalonkan. Universitas Sumatera Utara 2. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku. 3. Memiliki komitmen terhadap pengembangan operasional bank yang sehat. 4. Tidak termasuk dalam DTL. 5. Memiliki komitmen untuk tidak akan melakukan danatau mengulangi perbuatan danatau tindakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28 PBI No.1223PBI2010, bagi calon yang pernah memiliki predikat tidak lulus dalam uji kemampuan dan kepatutan dan telah menjalani masa sanksi. Sedangkan persyaratan kompetensi bagi calon direksi dan dewan Komisaris berdasarkan Pasal 19 PBI No.1223PBI2010 untuk memastikan : 1. Bagi calon anggota dewan komisaris memiliki : a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya. b. Pengalaman di bidang perbankan danatau bidang keuangan. 2. Bagi calon direksi memiliki : a. Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya. b. Pengalaman dan keahlian dibidang perbankan danatau bidang keuangan. c. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan bank yang sehat. Penilaian kemampuan dan kepatutan terhadap calon Pemegang Saham Pengendali dan calon pengurus bank dilakukan melalui penelitian administratif meliputi penelitian dokumen persyaratan administratif, track record serta Universitas Sumatera Utara penelitian reputasi keuangan dan wawancara Pasal 8 ayat 1 dan Pasal 20 ayat 1 PBI No.1223PBI2010 untuk menilai apakah yang bersangkutan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan atau tidak. Persyaratan yang dimaksud bagi calon Pemegang Saham Pengendali yaitu memenuhi persyaratan integritas dan kelayakan keuangan Pasal 4 PBI No.1223PBI2010. Persyaratan integritas antara lain memiliki akhlak dan moral yang baik, memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional bank yang sehat, dan tidak termasuk dalam Daftar Tidak Lulus Pasal 5 PBI No.1223PBI2010. 23 1. Integritas; Syarat kelayakan keuangan meliputi persyaratan kemampuan keuangan, tidak termasuk dalam daftar kredit macet, tidak pernah dinyatakan pailit atau dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam jangka waktu 5 lima tahun sebelum dicalonkan, bersedia untuk mengatasi kesulitan permodalan dan likuiditas yang dihadapi Bank dalam menjalankan kegiatan usahanya, dan tidak memiliki hutang yang jatuh tempo dan bermasalah. Persyaratan yang dinilai pada calon pengurus bank antara lain Pasal 15 PBI No.1223PBI2010: 2. Kompetensi; 3. Reputasi keuangan. Persyaratan integritas meliputi: 23 Pasal 4 PBI No.1223PBI2010 Universitas Sumatera Utara 1. Akhlak dan moral yang baik; 2. Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku, memiliki komitmen yang tinggi terhadap pengembangan operasional Bank yang sehat 3. Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus. Persyaratan kompetensi bagi calon komisaris antara lain memiliki pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya, dan atau pengalaman di bidang perbankan. Sedangkan bagi calon direksi: 1. Memiliki pengetahuan di bidang perbankan; 2. Pengalaman dan keahlian di bidang perbankan dan atau bidang keuangan 3. Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan bank yang sehat. Mayoritas anggota direksi wajib berpengalaman dalam operasional Bank sekurang-kurangnya 5 lima tahun sebagai pejabat eksekutif pada bank. Persyaratan reputasi keuangan juga harus dipenuhi antara lain, tidak termasuk dalam daftar kredit macet, dan tidak pernah dinyatakan bersalah menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit, dalam waktu 5 lima tahun sebelum dicalonkan. Bank yang merupakan lembaga intermediary, menerima dana dari pihak ketiga yaitu nasabah yang memberikan kepercayaannya dalam pengelolaan dananya. Namun, kenyataannya masih saja ada orang-orang “nakal” yang menyalahgunakan kepercayaan ini. Penyelewengan dana merupakan masalah Universitas Sumatera Utara yang sering timbul. Permasalahan inilah yang menjadi perhatian khusus Bank Indonesia sebagai bank sentral dalam pengawasan perbankan Indonesia. Kegiatan bank tidak terlepas dari menerima dana dari pihak ketiga yaitu nasabah melalui tabungandeposito atau pun yang lainnya. Dana tersebut nantinya akan disalurkan kembali dalam bentuk kredit. Namun, yang terjadi adalah masih saja terdapat penyelewengan. Ini mengurangi kepercayaan masyarakat untuk memberikan dananya dalam bentuk simpanan maupun deposito. Bank Indonesia mengeluarkan kembali peraturan mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi direksi bank perkreditan rakyat, demi untuk meningkatkan kepercayaan dan perlindungan masyarakat terhadap industri perbankan. Perbedaan tersebut secara garis besar terdiri dari beberapa aspek berikut: 1. Penambahan obyek uji kemampuan dan kepatutan. Hal tersebut meliputi : calon direksi sebelum menjalankan fungsi dan tugasnya; calon direksi dan sudah tidak menjabat sebagai calon direksi dan pejabat eksekutif. 2. Penyederhanaan proses uji kemampuan dan kepatutan terhadap calon direksi, dan pejabat eksekutif yang sedang menjabat existing: a. Pengumpulan bukti tidak harus melalui pemeriksaan khusus namun dapat dilakukan melalui pengawasan aktif pemeriksaan, pengawasan pasif atau sumber lainnya. b. Pengurangan penyampaian tanggapan dari pihak yang dinilai atas hasil sementara dari semula 2 kali menjadi hanya sekali. Universitas Sumatera Utara Penyederhanaan langkah–langkah penilaian dari 10 tahap menjadi 4 tahap yaitu: 1 Klarifikasi temuan dan bukti kepada pihak yang dinilai. 2 Penetapan dan penyampaian hasil sementara uji kemampuan dan kepatutan. 3 Tanggapan dari pihak yang dinilai atas hasil penilaian sementara. 4 Penetapan pemberitahuan hasil akhir uji kemampuan dan kepatutan. 3. Predikat hasil uji kemampuan dan kepatutan hanya ada dua yaitu lulus dan tidak lulus 4. Pengetatan sanksi dan konsekuensi bagi pihak yang dinyatakan tidak lulus. Pihak-pihak yang ditetapkan predikat tidak lulus dilarang menjadi: a. Anggota dewan komisaris, anggota direksi, atau pejabat eksekutif pada industri perbankan. b. Pengenaan jangka waktu larangan terhadap pihak-pihak yang ditetapkan predikat Tidak Lulus sebagaimana yang diatur dalam Pasal 45 ayat 2 peraturan ini ditetapkan: 1 selama jangka waktu 3 tahun: 2 selama jangka waktu lima tahun 3 selama jangka waktu 20 tahun 5. Pengaturan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi bank dalam penyelamatanpenanganan LPS. Pasal 63 ayat 1 peraturan ini mengatur bahwa Dalam rangka penanganan atau penyelamatan BPR, terhadap LPS tidak dilakukan Penilaian kemampuan Universitas Sumatera Utara dan kepatutan selaku calon direksi. Namun calon direksi yang akan diangkat LPS wajib mengikuti Penilaian Kemampuan dan Kepatutan. 6. Perluasan obyek Penilaian Kemampuan dan Kepatutan terhadap pihak-pihak yang sudah tidak menjadi Pemegang Saham Pengendali Pemegang Saham Pengendali BPR atau sudah tidak menjabat sebagai anggota dewan komisaris, anggota direksi, dan pejabat eksekutif di BPR. Pihak-pihak yang telah ditetapkan predikat tidak lulus dapat kembali menjadi pemegang saham pengendali, anggota dewan komisaris, anggota direksi, dan pejabat eksekutif apabila jangka waktu sanksi telah dilalui dan telah menjalani Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dan ditetapkan Lulus. Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dilakukan terhadap faktor kemampuan dan kepatutan sebagaimana tercantum UU OJK dalam Lampiran IV Peraturan ini: 24 E. Pengaturan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Mengenai Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Industri Keuangan Bank. Penilaian kemampuan dan kepatutan yang dilakukan terhadap pihak yang dicalonkan sebagai pihak utama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 2 huruf a meliputi: 1. Pihak yang akan menjadi anggota direksi, anggota dewan komisaris, anggota dewan pengawas syariah, atau anggota badan perwakilan anggota; 2. Pihak yang akan menjadi pemegang saham pengendali; 3. Pihak yang akan menjadi tenaga ahli; dan 24 Ibid. Universitas Sumatera Utara 4. Pihak yang akan menjadi tenaga kerja asing Otoritas Jasa Keuangan OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan. OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap: b. Kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan; c. Kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal; dan d. Kegiatan jasa keuangan di sektor perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor perbankan OJK mempunyai wewenang antara lain : Pasal 8 Untuk melaksanakan tugas pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang: a. Menetapkan peraturan pelaksanaan Undang-Undang ini; b. Menetapkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; c. Menetapkan peraturan dan keputusan OJK; d. Menetapkan peraturan mengenai pengawasan di sektor jasa keuangan; e. Menetapkan kebijakan mengenai pelaksanaan tugas OJK; f. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan perintah tertulis terhadap Lembaga Jasa Keuangan dan pihak tertentu; g. Menetapkan peraturan mengenai tata cara penetapan pengelola status pada Lembaga Jasa Keuangan; Universitas Sumatera Utara h. Menetapkan struktur organisasi dan infrastruktur, serta mengelola, memelihara, dan menatausahakan kekayaan dan kewajiban; dan i. Menetapkan peraturan mengenai tata cara pengenaan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan. Pasal 9 Untuk melaksanakan tugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, OJK mempunyai wewenang: a. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan; b. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif; c. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, danatau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; d. Memberikan perintah tertulis kepada Lembag Jasa Keuangan danatau pihak tertentu; e. Melakukan penunjukan pengelola status; f. Menetapkan penggunaan pengelola status; g. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan h. Memberikan danatau mencabut: Universitas Sumatera Utara 1 Izin usaha; 2 Izin orang perorangan; 3 Efektifnya pernyataan pendaftaran; 4 Surat tanda terdaftar; 5 Persetujuan melakukan kegiatan usaha; 6 Pengesahan; 7 Persetujuan atau penetapan pembubaran; dan 8 Penetapan lain, sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang- undangan di sektor jasa keuangan. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN

Dokumen yang terkait

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 46 95

Sistem Koordinasi Antara Otoritas Jasa Keuangan Dengan Lembaga Penjamin Simpanan Dalam Penanganan Bank Gagal Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan

5 79 130

WEWENANG OTORITAS JASA KEUANGAN (OJK) DALAM PENGATURAN DAN PENGAWASAN TERHADAP BANK SYARIAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

8 98 57

SISTEM KOORDINASI ANTARA BANK INDONESIA DAN OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PENGAWASAN BANK SETELAH LAHIRNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN

0 0 8

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 7

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 15

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 30

Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 2

BAB II STANDAR PENILAIAN KEMAMPUAN DAN KEPATUTAN DIREKSI DI INDUSTRI KEUANGAN BANK A. Pengaturan dan Pengawasan Bank oleh Otoritas Jasa Keuangan - Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penilaian Kemampuan Dan Kepatutan Direksi Di Industri Keuangan Bank Oleh Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011

0 0 19