Pertanggungjawaban pribadi direksi 1.
Setiap anggota direksi bertanggung jawab penuh secara pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan
tugasnya. 2.
Dalam hal direksi terdiri atas 2 dua anggota direksi atau lebih, tanggung jawab berlaku secara tanggung renteng bagi setiap anggota direksi.
3. Anggota direksi tidak dapat dipertanggungjawabkan atas kerugian apabila
dapat membuktikan: a. Kerugian tersebut bukan karena kesalahan atau kelalaiannya;
b. Telah melakukan pengurusan dengan itikad baik dan kehati-hatian untuk kepentingan dan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan;
c. Tidak mempunyai benturan kepentingan baik langsung maupun tidak langsung atas tindakan pengurusan yang mengakibatkan kerugian; dan
d. Telah mengambil tindakan untuk mencegah timbul atau berlanjutnya kerugian tersebut
C. Alasan perlunya dilakukan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan di Industri Keuangan Bank
Meningkatkan kepercayaan dan perlindungan kepada masyarakat terhadap industri perbankan, perlu dipastikan bahwa pengelolaan bank dilakukan oleh
pihak yang mampu dan patut Penilaian Kemampuan dan Kepatutan sehingga pengelolaan bank dilakukan sesuai dengan tata kelola yang baik good
Governance.
Universitas Sumatera Utara
Secara sederhana pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dimaksud untuk
19
1. Untuk mengetahui kemampuan dan kepatutan calon manajemen perusahaan
yang bersangkutan, secara detail dapat dipertanggung jawabkan. :
2. Untuk memantau pencapaian goals dan proses perusahaan bank secara
keseluruhan, baik aspek legal maupun aspek financial. 3.
Untuk memberi motivasi kepada para calon manajemen untuk melaksanakan tugas, kewajiban serta wewenang dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku serta pengaturan perusahaan bank bersangkutan.
4. Untuk mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan bank
secaraberkesinambungan dalam dunia bisnis yang telah memasuki pasar terintegrasi ini globalisasi, yang pada akhirnya akan bermuara pada kinerja
yang semakin baik dari waktu kewaktu secara berkesinambungan. Prosedur pelaksanaan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Bank
Indonesia sebagai bank sentral mempunyai 3 tiga bidang tugas yang telah diatur dalam Pasal 8 UU Bank Indonesia, yaitu :
4. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
5. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
6. Mengatur dan mengawasi bank.
Konsekuensi dari pasal ini adalah Bank Indonesia diberikan wewenang untuk mengatur hal-hal yang dapat menunjang terlaksananya tugas-tugas tersebut.
19
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan dari pengaturan dan pengawasan bank diarahkan untuk mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai
20
1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitanya sebagai lembaga
penghimpun dan penyalur dana. :
2. Pelaksanaan kebijakan moneter.
3. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta
pemerataan agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan menyeluruh maupun individual, dan maupun memelihara kepentingan
masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Fungsi kepatutan adalah serangkaian tindakan atau langkah-langkah yang bersifat ex-ante preventif untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem,
dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta
memastikan kepatuhan bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia danatau otoritas pengawas lain yang berwenang.
21
Hasil Penilaian Kemampuan dan Kepatutan masih dibedakan antara penanggung jawab, pemrakarsa, pemutus dan pelaksana, serta yang
mengetahuinya. Artinya, dalam setiap penyimpangan yang berakibat pada kerugian perusahaan, maka akan dicari penanggung jawab, pemrakarsa, pemutus
dan pelaksananya, karena tidak menutup kemungkinan adanya pejabat yang
20
N. Ferry dan Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan, Dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006, hal. 62.
21
http:www.bankina.co.idadminmodullaporanpdf_file300513232215.pdf diakses
tanggal 1 Maret 2015.
Universitas Sumatera Utara
menutup-nutupi penyimpangan tersebut. Hal inilah yang menentukan berat atau ringannya kesalahan dan akan sangat berpengaruh pada tingkat penilaian. Kriteria
pelaku yang terlibat antara lain pelaku, pelaksana, dan pihak yang hanya mengetahui. Pelaku yaitu orang yang secara langsung melakukan atau turut
melakukan perbuatan rekayasa dan atau praktik-praktik perbankan yang menyimpang dari undang-undang dan ketentuan perbankan; perbuatan yang dapat
dikategorikan tidak memenuhi komitmen yang disepakati dengan Bank Indonesia dan atau pemerintah.
Perkembangan industri perbankan yang dinamis membutuhkan pemilik yang selain memiliki integritas juga memiliki komitmen dan kemampuan yang
tinggi dalam mendukung pengembangan operasional bank yang sehat. Selain itu dalam pengelolaan bank diperlukan sumber daya manusia yang memiliki
integritas yang tinggi, berkualitas dan memiliki reputasi keuangan yang baik. Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan proses uji kemampuan dan
kepatutan terhadap calon pemilik dan calon pengelola bank melalui penelitian administratif yang lebih efektif dan proses wawancara yang lebih efisien, dengan
tetap memperhatikan pemenuhan persyaratan yang ditetapkan. Selanjutnya sebagai pelaksanaan tugas pengawasan bank oleh Bank Indonesia secara
berkesinambungan, terhadap pihak–pihak yang telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia, dilakukan penilaian kembali atas kemampuan dan kepatutannya
sebagai pemilik dan pengelola bank. Melindungi industri bank dari pihak-pihak yang diindikasikan tidak
memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan, penilaian kembali dilakukan
Universitas Sumatera Utara
melalui proses yang lebih singkat dan transparan tanpa mengabaikan azas keadilan bagi pihak yang diuji. Tujuan uji kemampuan dan kepatutan adalah agar
industri perbankan senantiasa dimiliki dan dikelola oleh pihak-pihak yang memenuhi persyaratan maka sudah menjadi keharusan untuk tidak memberikan
ruang bagi pihak yang melakukan tindakan yang diindikasikan tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan.
Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan ketentuan yang berkaitan dengan pengenaan sanksi yang lebih tegas dan dapat memberikan efek jera terhadap pihak
yang tidak mampu dan tidak patut dalam memiliki dan mengelola bank. Bank Indonesia sebagai Bank sentral mempunyai 3 tiga bidang tugas yang telah diatur
dalam Pasal 8 UUBI, yaitu : 1.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter. 2.
Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran. 3.
Mengatur dan mengawasi bank. Konsekuensi dari pasal ini adalah Bank Indonesia diberikan wewenang
untuk mengatur hal-hal yang dapat menunjang terlaksananya tugas-tugas tersebut. Tujuan dari pengaturan dan pengawasan Bank diarahkan untuk
mengoptimalkan fungsi perbankan Indonesia sebagai
22
1. Lembaga kepercayaan masyarakat dalam kaitanya sebagai lembaga
penghimpun dan penyalur dana. :
2. Pelaksanaan kebijakan moneter.
22
N. Ferry dan Sugiarto, Manajemen Risiko Perbankan, Dalam Konteks Kesepakatan Basel dan Peraturan Bank Indonesia
Yogyakarta : Graha Ilmu, 2006, hlm. 62
Universitas Sumatera Utara
3. Lembaga yang ikut berperan dalam membantu pertumbuhan ekonomi serta
pemerataan agar tercipta sistem perbankan yang sehat, baik sistem perbankan menyeluruh maupun individual, dan maupun memelihara kepentingan
masyarakat dengan baik, berkembang secara wajar dan bermanfaat bagi perekonomian nasional.
Pengertian pelaku disini adalah termasuk pemutus, pemrakarsa atau penanggungjawab. Pelaksana adalah orang yang telah melakukan suatu perbuatan
berdasarkan instruksi, tekanan, tipu daya, atau pemberian kompensasi dari pihak lain, seperti pihak yang menandatangani suatu dokumen, pihak yang melakukan
atau turut serta melakukan eksekusitindakan, dan pihak yang turut menyetujui suatu keputusan. Sedangkan pihak yang hanya mengetahui adalah orang yang
turut serta mengetahui atau terlibat dalam suatu perbuatan yang dilakukan oleh pihak lain karena jabatannya, misalnya sebagai pihak yang mengetahui melalui
pengesahannya dalam suatu dokumen. Penetapan hasil akhir Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dilakukan
dengan cara menjumlahkan hasil penilaian faktor integritas dan faktor kompetensi. Predikat lulus diberikan dengan hasil penilaian akhir sebesar 0 nol.
Predikat lulus bersyarat, dengan hasil penilaian akhir sebesar 1 satu sampai dengan 19 sembilan betas, dan predikat tidak lulus dengan penilaian akhir sebsar
20 dua puluh atau Iebih.
Universitas Sumatera Utara
D. Faktor-Faktor dalam Penilaian Kemampuan dan Kepatutan Industri Keuangan Bank