DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
17
3.3.3 Perlakuan terhadap Ikan Jurung
Ikan jurung sebanyak 20 ekor ditempatkan pada 2 hapa yang berisi masing-masing 10 ekor ikan. Pada penelitian ini ikan diberi pakan yang berbeda
yaitu A: pelet komersil, B: kontrol tidak diberi pelet. Pakan diberikan sebanyak 2 kali sehari pagi dan sore hari sebanyak 5 dari bobot ikan jurung. Pengukuran
bobot ikan, panjang total ikan dan faktor fisik air diukur setiap 2 minggu sekali selama 12 minggu. Sebelum dilakukan pengukuran, ikan terlebih dahulu dibius
dengan phenoxyetanol 3 ppm selama kurang lebih 3 menit lalu setelah selesai dilakukan pengukuran ikan diletakkan pada wadah yang berisi air sungai agar
kembali kekeadaan semula.
3.4 Parameter yang diukur 1. Panjang
Panjang total ikan diukur dengan menggunakan jangka sorong mulai dari ujung moncong sampai dengan ujung ekor ikan. Hasilnya dicatat setiap 2 minggu
sekali selama 12 minggu.
2. Bobot
Bobot ikan ditimbang menggunakan timbangan digital dengan ketelitian 0,01 gram setiap 2 kali dalam seminggu selama 12 minggu, kemudian dicatat
hasilnya.
3. Suhu air
Pengukuran suhu dilakukan dengan menggunakan alat termometer dengan skala 0-100°C, kemudian dimasukkan termometer ke dalamnya, dibiarkan
beberapa saat lalu dibaca skala dari termometer tersebut dan dicatat hasil yang tertera pada skala termometer.
4. pH air Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Sebelumnya dikalibrasi dulu pH dengan pH 7, lalu dimasukkan pH meter ke dalam sampel air, lalu dibaca nilainya dan dicatat hasil yang tetera ada skala pH
meter.
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
18
5. Kadar Oksigen terlarut
Oksigen terlarut DO diukur dengan menggunakan metode winkler. Sampel air diambil dan dimasukkan ke dalam botol winkler kemudian dilakukan
pengukuran oksigen terlarut.
6. Kadar Amonia
Pengukuran kadar amonia NH
3
dilakukan dengan menggunakan spektrofotometri pada kisaran kadar 0,01 mgl sampai dengan 1,00 mgl. Dicatat
hasil yang diperoleh. 7. Kadar Ortofosfat
Pengukuran kadar ortofosfat PO
4
dilakukan dengan metode asam askorbat menggunakan spektrofotometri pada kisaran kadar 0,01 mgl sampai
dengan 1,00 mgl. Dicatat hasil yang diperoleh.
3.5 Analisis Data
Variabel yang dianalisis adalah: a. Kelangsungan hidup Sintasan
Nt SR =
___
x 100 No
Keterangan: SR = Kelangsungan hidup
Nt = Jumlah ikan pada saat awal ekor
No = Jumlah ikan pada saat akhir ekor
Effendie, 2002 b. Pertambahan Berat
W= Wt-Wo
Keterangan: W = pertumbuhan berat gram
Wt = bobot rata-rata ikan pada waktu t gram
Wo = bobot rata-rata ikan pada awal penelitian gram
Arifin Rupawan, 1997
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
19 c. Laju Pertumbuhan Growth Rate = GR
GR= Wt-Wo t
Keterangan: GR = pertumbuhan mutlak g
Wt = bobot total ikan uji pada akhir percobaan g
Wo = bobot total ikan uji pada awal percobaan g
t = waktu pengamatan
Zooneveld et al, 1991 d. Laju Pertumbuhan Spesifik Specific Growth Rate = SGR
SGR = lnWt – lnWot x 100
Keterangan : SGR : Laju Pertumbuhan Spesifik
Wt : bobot rata
– rata akhir gramekor Wo
: bobot rata – rata awal gramekor
t : waktu pemeliharaan
Zooneveld et al, 1991 e. Hubungan Panjang - Berat
Hubungan Panjang – Berat ikan dapat dilakukan untuk melihat pola pertumbuhan
ikan di alam, yang ditentukan dengan rumus sebagai berikut: W= aL
b
Dimana: W
= Berat tubuh ikan g L
= Panjang total ikan cm a
= Konstanta b
= Koefisien pertumbuhan Effendie, 1997
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
20
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Sintasan Survival Rate
Sintasan merupakan persentase antara jumlah individu yang hidup pada akhir percobaan dengan jumlah individu pada awal percobaan. Faktor yang
mempengaruhinya adalah faktor biotik maupun faktor abiotik. Parasit, kompetitor, predasi, umur, kemampuan adaptasi, penanganan manusia, dan kepadatan
populasi dipengaruhi oleh faktor abiotik, sedangkan sifat kimia dan fisika dari suatu lingkungan air dipengaruhioleh faktor abiotik Rika, 2008.
Berikut ini ikan jurung selama pemeliharaan 12 minggu yang diberi pakan pelet, dan tanpa pelet masing-masing menunjukkan hasil sintasan yang sama sebesar
100 dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Sintasan ikan jurung Tor tambra selama 12 minggu dengan pemberian pakan yang berbeda
K edua perlakuan memberikan respon yang sama terhadap sintasan, hal ini
disebabkan karena faktor biotik dan abiotik yang mempengaruhi kelangsungan hidup antara satu dengan yang lainnya saling berinteraksi dan beriringan seperti
jumlah, kompetisi, kualitas makanan, tingkat kematian, dan umur. Secara alamiah setiap organisme mempunyai kemampuan untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya dalam batas-batas tertentu atau disebut tingkat toleransi. Jika perubahan
lingkungan ikan terjadi di luar kisaran toleransi, maka cepat atau lambat ikan tersebut akan mati.
Kelangsungan hidup ikan sangat ditentukan oleh kualitas air. Kualitas air merupakan faktor pembatas bagi kehidupan mahkluk hidup yang hidup dalam air
baik yang termasuk faktor kimia dan fisika. Keadaan kualitas air media penelitian
Pakan Pengamatan Ke-
1 2
3 4
5 6
Pelet
100 100
100 100
100 100
Tanpa pelet
100 100
100 100
100 100
Universitas Sumatera Utara