DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Ikan jurung Tor tambra termasuk ke dalam famili Cyprinidae, ordo Cypriniformes merupakan salah satu spesies ikan air tawar yang mempunyai nilai
ekonomis dan budidaya yang tinggi. Cyprinidae berasal dari Asia dan menyebar ke benua Afrika serta Amerika. Famili ini memiliki sekitar 1600 spesies Kotellat
et al, 1993. Populasi dari ikan jurung ini tergolong langka, meskipun upaya konservasi dari ikan ini telah dilakukan oleh masyarakat di alam agar tetap
berkembang.
2.1. Klasifikasi Ikan Jurung Tor tambra
Dalam ilmu biologi, ikan jurung diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom
: Animalia Phylum
: Chordata Subphylum : Vertebrata
Class : Actinopterygii
Subclass : Neopterygii
Order : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Tor
Spesies : Tor tambra
Kotellat, 2012
2.2. Morfologi Ikan Jurung Tor tambra
Secara morfologis ikan Tor mempunyai bibir bawah yang berubah menjadi tonjolan berdaging, atau paling sedikit dua lekukan yang membatasi posisi
tonjolan, lekukan di belakang bibir tidak terputus, tidak ada tulang keras pada rahang bawah, sirip dubur lebih pendek daripada sirip punggung, bibir bawah
tanpa celah Dinas Perikanan Daerah Sumatera Utara, 1994. Ikan Tor umumnya mempunyai ciri-ciri berupa cuping dengan ukuran sedang pada bagian bibir
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
5 bawah yang tidak mencapai sudut mulut dan jari-jari terakhir sirip punggung yang
mengeras memiliki panjang yang sama dengan panjang kepala tanpa moncong. Bentuk tubuh pipih memanjang, dengan warna tubuh keperakan pada ikan muda
dan berangsur-angsur berubah menjadi kuning kehijauan yang tampak pada ikan dewasa Barabes, 2008.
Ikan tambra memiliki sirip dorsal yang memiliki 3 duri dan 8-9 jari-jari lemah, sirip anal 3 duri dan 5 jari-jari lemah, sirip dada 1 duri dan 14-16 jari-jari
lemah, sirip perut 2 duri dan 8 jari-jari lemah, 24-28 sisik pada linea lateralis. Tinggi tubuh 3,4-3,8 SL, 4,3-4,6 TL. Panjang kepala 4,3 SL dan 5,4 TL. Diameter
mata 4 HL, sekitar 1 13 terhadap moncong dan mendekati dua terhadap jarak antar mata. Mulut inferior, bibir tebal, pada pertengahan bibir bawah tidak
terdapat cuping dan hanya berupa kulit. Sungut moncong hampir sama atau lebih panjang dibandingkan mata, lebih pendek dibandingkan sungut rahang atas.
Panjang operkulum 1 ½ - 1 ¾ terhadap tingginya. Awal sirip dorsal sebelum sirip perut, berhadapan dengan sisik ke 7 atau 8 dari linea lateralis, dan 8-9 sisik di
depan sirip dorsal. Sirip dorsal cekung, duri ketiga kuat dan lebih pendek daripada panjang kepala tanpa moncong. Sirip anal membulat dan tidak mencapai ekor,
jari-jari sirip anal yang terpanjang lebih pendek dibandingkan duri sirip dorsal. Sirip ventral lebih pendek dibandingkan sirip dada maupun sirip dorsal, terletak
jauh dari anus, berjarak dua baris sisik dari linea lateralis. Sirip ekor menggarpu, ujungnya meruncing tajam. Batang ekor dikelilingi 12 sisik. Warna tubuh
keperakan, bagian belakang gelap Haryono dan Tjakrawidjaja, 2005. Ciri kelamin sekunder dimorfisme jenis kelamin berguna untuk
membedakan jenis kelamin jantan dan betina secara morfologis tanpa harus melakukan pembedahan terhadaporgan reproduksinya. Hasil pengamatan terhadap
dimorfisme jenis kelamin ikan tambra mempunyai penampakan yang berbeda antara jantan dan betinanya, yang meliputi ciri primer antara ovarium dan
testes maupun ciri sekunder. Perbedaan secara morfologi antara ikan tambra jantan dan betina, antara lain pada bentuk dan warna tubuh, terdapatnya tubus
pada pipi ikan jantan, bentuk papilla pada lubang genital. Ciri kelamin sekunder merupakan pengamatan gabungan antara hasil pembedahan terhadap organ
reproduksi sebagai pembuktian terhadap ciri secara morfologi. Selain itu jika
Universitas Sumatera Utara
DEPARTEMEN BIOLOGI FMIPA USU
6 perut ditekan keluar telur berarti betina dan jika keluar cairan putih sususperma
berarti jantan Haryono, 2006
2.3. Habitat Ikan Jurung Tor tambra