Pembahasan HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.4. Distribusi frekuensi dan persentase tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok n=70 Tindakan ibu Frekuensi Persentase Baik Cukup 55 15 78,6 21,4

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 41 orang 58,6. Dilihat dari tingkat pendidikan responden lebih banyak berpendidikan SD sebanyak 23 orang 32,9 dan usia ibu yang paling dominan berada diantara 20 - 35 tahun sebanyak 53 orang 75,7. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Simangunsong 2013, dimana pengetahuan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak Balita di Kelurahan Huta Tonga - tonga Sibolga sebanyak 41 orang 68,35 ibu memiliki pengetahuan cukup. Hasil penelitian ini didukung oleh tingkat pendidikan ibu lebih banyak berpendidikan SMA 34 orang 56,7 dan usia ibu yang termasuk kedalam usia dewasa dini yaitu 28 - 34 tahun sebanyak 39 orang 65. Berdasarkan hasil penelitian Mariani, dkk 2011 tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan terhadap status gizi anak 2 - 5 tahun di Jakarta didapatkan bahwa pengetahuan ibu cukup Universitas Sumatera Utara sebanyak 30 orang 60 hasil penelitian ini didukung dengan tingkat pendidikan ibu yang mayoritas lulusan SMA 54. Hal ini juga sejalan dengan pendapat Notoadmodjo 2005 yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi pengetahuan adalah pendidikan dan kesempatan mendapatkan informasi. Dilihat dari tingkat pendidikan responden lebih banyak berpendidikan SD 23 orang 32,9 dan dilihat dari kesempatan dalam mendapatkan informasi, responden juga lebih banyak sebagai ibu rumah tangga 62 orang 88,6 dan hanya sedikit ibu yang bekerja sehingga informasi yang didapatkan tentang gizi pada anak juga sedikit. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga Notoadmodjo, 2007. 5.2.2. Sikap Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 49 orang 70 responden memiliki sikap negatif dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Hariani 2007 dimana sikap ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak Prasekolah di Lingkungan VIII Desa Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan sebanyak 23 orang 60,52 ibu memiliki sikap negatif. Hal ini disebabkan oleh pendidikan ibu yang terbanyak SMA yang belum cukup memadai untuk pengetahuan seorang ibu dalam mengasuh anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Azwar 2005 yang Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pendidikan. Hasil penelitian Simangunsong 2013 di Kelurahan Huta Tonga - tonga Sibolga sikap ibu cukup sebanyak 50 orang 83,3 dalam mengatasi kesulitan makan pada anak balita, hasil penelitian ini sejalan dengan pengetahuan ibu yang cukup. Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas akan tetapi merupakan presdisposisi tindakan atau perilaku, begitu juga sikap ibu dalam menentukan jenis makanan yang mengandung zat gizi yang cukup dan sesuai dengan kebutuhan anak. Ibu dapat menentukan sikap nya dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah dengan cara yang sesuai kemampuan ibu masing - masing Notoadmodjo,2005. Sesuai dengan teori Santoso 2004 sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak, sikap senantiasa terarah terhadap suatu hal atau objek. Manusia dapat mempunyai sikap terhadap bermacam - macam hal. Sikap seseorang terhadap makanan dipengaruhi oleh pelajaran dan pengalaman yang diperoleh sejak masa kanak - kanak tentang makan dan makanan Santoso, 2004. Hal ini berhubungan dengan pendapat Azwar 2005 menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap yaitu salah satunya adalah faktor pendidikan. Sikap mempunyai segi motivasi, berarti segi dinamis untuk menuju suatu tujuan, berusaha untuk mencapai suatu tujuan. Sikap merupakan suatu pengetahuan tetapi pengetahuan yang disertai kesediaan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan pengetahuan tersebut. Sikap positif Universitas Sumatera Utara merupakan kecenderungan tindakan untuk mendekati, menyenangi, mengharapkan obyek tertentu sedangkan sikap negatif merupakan kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyukai obyek tertentu Purwanto, 1998. 5.2.3. Tindakan Ibu dalam Mengatasi Kesulitan Makan pada Anak Prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok Berdasarkan hasil penelitian tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak prasekolah di Desa Sei Musam Kendit Kecamatan Bahorok mempunyai tindakan baik 55 orang 78,6. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mariani, dkk 2011 tentang pengetahuan dan tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan terhadap status gizi pada anak usia 2 - 5 tahun di Jakarta, dimana didapatkan ibu memiliki tindakan baik sebanyak 32 orang 64. Tindakan ibu dalam mengatasi kesulitan makan pada anak akan mempengaruhi asupan gizi anak, apabila tindakan ibu baik dalam mengatasi kesulitan makan pada anak maka asupan gizi anak juga akan baik Mariani, 2011. Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui, proses selanjutnya yang diharapkan yaitu melaksanakan atau mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya inilah yang disebut tindakan Notoadmodjo, 2007. Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan. Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain fasilitas Notoadmodjo, 20112. Berdasarkan hasil penelitian sebagian besar ibu memiliki sikap negatif sebanyak Universitas Sumatera Utara 49 orang 70 hal ini sejalan dengan penghasilan keluarga per bulan yang rata - rata Rp.2.000.000 sebanyak 65 orang 92,9, dimana untuk mewujudkan sikap menjadi perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung seperti materi agar ibu bisa mengatasi kesulitan makan pada anak dengan memenuhi kebutuhan rumah tangga seperti bahan makanan untuk diolah menjadi lebih menarik dan asupan gizi anak terpenuhi. Faktor pendukung yang lain yaitu keterampilan ibu dalam memilih, memasak dan menghidangkan makanan anak dapat berpengaruh terhadap pemenuhan nutrisi pada anak. Keterampilan ibu dalam memilih keragaman bahan dan jenis masakan juga sangat diperlukan untuk menghindari kebosanan pada anak terhadap makanan. Ibu yang memiliki ketrampilan dalam memasak, memilih bahan dan menyajikan akan menghasilkan makanan yang menarik saat disajikan. Keterampilan dalam menyuapi atau memberikan makanan pada anak akan meningkatkan kemauan anak untuk makan Santoso, 2004. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN