Pesawat Tanpa Awak Unmanned Aerial Vehicle

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pesawat Tanpa Awak Unmanned Aerial Vehicle

Pesawat tanpa awak Unmanned Aerial Vehicle atau sering disingkat UAV adalah sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh atau mampu mengendalikan dirinya sendiri, menggunakan hukum aerodinamika untuk mengangkat dirinya. Kontrol pesawat tanpa awak ada dua variasi utama, variasi pertama yaitu dikontrol melalui pengendali jarak jauh dan variasi kedua adalah pesawat yang terbang secara mandiri berdasarkan program yang dimasukan kedalam pesawat sebelum terbang. Tidak seperti pesawat pada umumnya yang memiliki pilot dan kru pesawat untuk mengontrol dan mengawasi secara langsung kondisi pesawat, pada pesawat tanpa awak kondisi pesawat tidak dapat dikontrol secara langsung karena memang tidak memiliki kru pesawat. Proses kontrol pesawat sepenuhnya dilakukan oleh sistem autopilot dengan mengacu pada parameter-parameter yang telah ditentukan oleh pengguna sebelum terbang. UAV sendiri mampu membawa kamera, sensor, alat komunikasi dan beberapa peralatan lain. Pesawat - pesawat semacam ini berkembang luas di kalangan militer. Seperti yang di kembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi BPPT untuk angkatan laut dengan nama PUNA Gagak pada gambar 2.1 dibawah ini. Gambar 2.1 Pesawat tanpa awak milik Indonesia Universitas Sumatera Utara 8 2.1.1 Mesin Pada pesawat tanpa awak, mesin berfungsi memutar propeller sehingga dapat memberikan gaya dorong thrust pada pesawat tanpa awak. Dengan adanya gaya dorong thrust maka badan pesawat akan terdorong ke depan untuk mencapai kecepatan yang cukup. Prinsip yang digunakan sama seperti pada kapal laut yang memindahkan massa air kebelakang dengan menggunakan propeller sehingga badan kapal terdorong ke depan. Setelah kecepatan pesawat cukup, maka sayap pesawat akan mampu mengangkat pesawat tersebut. Pesawat tanpa awak ini menggunakan mesin DLE-30. Jenis mesin iniadalah jenis mesin bensindengan ukuran setara mesinglow. Pengapian elektronikmemberikanpercikanawaldengancepat. Waktusecara otomatis disesuaikanuntukdaya puncaksepanjang rentangrpm dandibuatuntuk desain penerbangan dengan memastikanrasiokekuatanterbaikuntuk rasio beratterhadap kinerja. Sebuah tempat minyak sumber minyak dibelakangkarburator dipasang untukmemastikanagar dapat diinstallebih mudahdanidling denganhalussebelumterbang dan dengan aliran bahan bakar yang dapat diandalkansaat terbang. Pada gambar di bawah dapat dilihat gambar dan spesifikasi daripada mesin tersebut. Mesin DLE-30 dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini. Gambar 2.2DLE-30 Gasoline Engine DLE Operator’s Manual, 2010 Universitas Sumatera Utara 9 Adapun spesifikasi dari mesin DLE-30 Gasolin Engine diperlihatkan pada table 2.1 dibawah ini. Tabel 2.1 Spesifikasi Mesin DLE-30 Gasolin Engine Displacement 30.5 cc 1.86 cu.in Performance 3.7 HP 8500 rpm Idle Speed 1600 rpm Ignition style Electronic Ignition Recommended Propeller 18x8, 18x10, 20x8 Spark Plug Type CM6 gap 0.018 in – 0.020 in 0.45 mm – 0.51 mm D x Stroke 1.4 in 36 mm x 1.18 in 30 mm Compression Ratio 7.6 : 1 Carborator DLE with manual choke Weight Main engine 910 g Muffler 60 g Electronic ignition 120 g Engine mount standoffs 20 g Fuel 87-93 Oktan Gasoline with 30:1 gas oil mixture Sumber : DLE Operator’s Manual, 2010 2.1.2 Propeler Propeller atau baling–baling adalah kitiran untuk menjalankan pesawat terbang. Kitiran ini memindahkan tenaga dengan mengkonversi gerakan rotasi menjadi daya dorong untuk menggerakkan sebuah pesawat terbang melalui suatu massa seperti udara atau air, dengan memutar dua atau lebih bilah kembar dari sebuah poros utama. Pada dasarnya, baling-baling pada propeller merupakan sayap kecil yang menghasilkan gaya resultan aerodinamis yang dibagi menjadi gaya yang bekerja Universitas Sumatera Utara 10 sepanjang sumbu aksis dari pesawat gaya dorong dan gaya yang bekerja pada baling-baling propeller momen torsi. Torsi berlawanan arah dengan pergerakan rotasi dari mesin yang terjadi seperti adanya tarikan terhadap propeller.Dalam keadaan setimbang, propeller berputar secara konstan yang digerakkan oleh torsi mesin yang mempunyai besar yang sama tetapi arah berbeda seperti ditunjukkan pada Gambar 2.3 dibawah. Gambar 2.3 Gaya dorong dan torsi pada propeller Kurniawan, 2011 2.1.3 Badan Pesawat Badan pesawat fuselage adalah bagian badan utama sebuah pesawat di mana awak pesawat , penumpang atau kargo ditempatkan. Pada pesawat bermesin tunggal badan pesawat biasanya juga berisi mesin, meskipun di beberapa pesawat amfibi mesin tunggal biasanya terpasang pada tiang yang melekat pada badan pesawat , di mana badan pesawat digunakan untuk mengambang. Badan pesawat juga berfungsi untuk mengontrol posisi dan permukaan penyetabil dalam hubungannya untuk permukaan angkat , hal ini diperlukan untuk stabilitas dan manuver pesawat Llyod J, Jim Marchman, 2003. Universitas Sumatera Utara 11

2.2 Mekanisme Pesawat untuk Terbang