4.2 PEMAKAIAN ULANG RECYCLE LIPOZYME
Lipozyme yang dipakai dalam penelitian ini, diulangi pemakaiannya sebanyak 2 kali dari pemakaian pertama yaitu pada penelitian Melina. Adapun
hubungan jumlah pemakaian ulang Lipozyme terhadap perolehan yield
diperlihatkan pada gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hubungan Jumlah Pemakaian Terhadap Perolehan Yield Biodiesel
Pada gambar 4.4 dapat dilihat bahwa kecenderungan terjadi penurunan perolehan yield pada pemakaian II dan III. Adapun penurunan perolehan yield
disebabkan oleh menurunnya kinerja lipozyme pada pemakaian II dan III. Menurunnya kinerja lipozyme yang dipakai berulang kemungkinan disebabkan
oleh inhibitor sehingga tertutupnya sisi aktif lipozyme yang berperan penting dalam pembentukan biodiesel khususnya pada pertukaran ikatan asam lemak [44].
15 30
45 60
75
I II
III
Yield
Jumlah Pemakaian Ulang
Run 1 Run 2
Run 3 Run 4
Run 5 Run 6
Run 7
30
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.5 Skema Sisi Aktif Lipozyme yang Tertutup oleh Inhibitor [45] Adapun yang menjadi inhibitor untuk Lipozyme adalah terakumulasinya
minyak sawit yang belum sepenuhnya terkonversi menjadi biodiesel. Minyak sawit yang terakumulasi pada lipozyme berupa asam oleat [46]. Asam oleat yang
terkandung dalam CPO yang dipakai sebagai bahan baku cukup tinggi yaitu sebesar 50,03.
Penggunaan metil asetat interesterifikasi sebagai aseptor asil dalam esterifikasi minyak sawit lebih baik dari pada penggunaan etanol
transesterifikasi. Ini dapat dilihat dari persen penurunan yield biodiesel yang diperoleh. Souza et al. 2012, menggunakan minyak kedelai sebagai bahan baku
dan etanol sebagai asil aseptor dan dengan rasio molar 1:3 pada suhu reaksi 50
o
C selama 4 jam dan biokatalis yang sama dengan penelitian ini yaitu Lipozyme
sebanyak 5, memperoleh yield biodiesel sebesar 29 dan persen penurunan yield sebesar 68,97 dengan 2 kali penggunaan ulang [8], sedangkan pada
penelitian ini yang menggunakan metil asetat sebagai asil aseptor memperoleh yield biodiesel sebesar 68,14 dan 3 kali penggunaan ulang, persen penurunan
yield yang diperoleh jauh lebih kecil yaitu 14,28 . Inhibitor
31
Universitas Sumatera Utara
4.2.1 Pengaruh Rasio Molar Reaktan Terhadap Penurunan Yield Biodiesel Pada Berbagai Pemakaian Ulang Recycle Lipozyme
Pengaruh rasio molar reaktan terhadap penurunan yield biodiesel pada berbagai pemakaian ulang diperlihatkan pada gambar 4.6
Pada gambar 4.6 total persen penurunan yield biodiesel meningkat seiring bertambahnya rasio molar substrat. Pada perbandingan 1:4 total persen penurunan
yield sebesar 16,75 dan pada perbandingan 1:8 terjadi peningkatan total persen penurunan yield menjadi sebesar 23,43
Dapat dilihat bahwa rasio molar substrat berpengaruh signifikan terhadap kinerja biokatalis yang di-recycle dimana hal ini dikuatkan dengan hasil korelasi
yang diperoleh dari penggunaan software SPSS dimana rasio molar memiliki nilai +0,982 yang berarti hubungannya sangat kuat dan berbanding lurus terhadap total
penurunan yield biodiesel.
Gambar 4.7 Variabel Korelasi Menggunakan Software SPSS
15 30
45 60
75
1:4 1:8
Y iel
d
Rasio Molar CPO : Metil Asetat
Pemakaian Ulang I Pemakaian Ulang II
Pemakaian Ulang III
Gambar 4.6 Pengaruh Rasio Molar Reaktan Terhadap Penurunan Yield Biodiesel Pada Berbagai Pemakaian Ulang Recycle Biokatalis pada Suhu 45
o
C
32
Universitas Sumatera Utara
Reaksi interesterifikasi membutuhkan jumlah metil asetat yang tinggi untuk mengarahkan reaksi pada reaksi maju karena interesterifikasi merupakan
reaksi reversible [47]. Semakin bertambahnya jumlah metil asetat yang digunakan pada penelitian, perolehan yield biodiesel lebih banyak, namun diperoleh
persentase penurunan yield biodiesel yang lebih besar pula. Perolehan biodiesel yang semakin menurun ini disebabkan oleh menurunnya kinerja Lipozyme dalam
reaksi interesterifikasi. Penggunaan metil asetat sebagai reaktan dalam proses produksi biodiesel secara enzimatis tidak mempengaruhi kinerja enzim [48].
Kinerja lipozyme yang semakin menurun kemungkinan disebabkan oleh terakumulasinya asam oleat pada CPO dari pemakaian I hingga pemakaian ke III
sehingga menjadi inhibitor untuk pori-pori Lipozyme sebagai sisi aktif kerja enzim lipase.
4.2.2 Pengaruh Jumlah Biokatalis Terhadap Penurunan Yield Biodiesel Pada Berbagai Pemakaian Ulang Recycle Lipozyme
Pengaruh jumlah biokatalis terhadap penurunan yield biodiesel pada berbagai pemakaian ulang diperlihatkan pada gambar 4.8.
Gambar 4.8 Pengaruh Jumlah Biokatalis Terhadap Penurunan Yield Biodiesel Pada Berbagai Pemakaian Ulang Recycle Biokatalis pada Suhu 50
o
C Pada gambar 4.8 total persen penurunan yield biodiesel menurun seiring
bertambahnya jumlah biokatalis yang digunakan. Pada jumlah biokatalis 10 total persen penurunan yield sebesar 80,635 dan pada jumlah biokatalis 30
terjadi penurunan total persen penurunan yield menjadi sebesar 41,72.
15 30
45 60
75
10 30
Y iel
d
Jumlah Biokatalis
Pemakaian Ulang I Pemakaian Ulang II
Pemakaian Ulang III
33
Universitas Sumatera Utara
Dapat dilihat bahwa jumlah biokatalis berpengaruh penting terhadap kinerja biokatalis yang di-recycle dimana hal ini dikuatkan dengan hasil korelasi
yang diperoleh dari penggunaan software SPSS dimana rasio molar memiliki nilai -0,280 yang berarti hubungannya berbanding terbalik terhadap total penurunan
yield biodiesel.
Gambar 4.9 Variabel Korelasi Menggunakan Software SPSS Jumlah lipozyme yang lebih banyak, terkait pada active site yang lebih
banyak pula. Active site dari lipozyme berperan penting dalam pembentukan biodiesel khususnya pada pertukaran ikatan asam lemak [44]. Hasil yang
diperoleh pada penelitian dengan jumlah lipozyme yang lebih besar, persentase penurunan yield biodiesel semakin rendah. Jumlah biokatalis dengan jumlah yang
cukup banyak memberikan efek positif terhadap pemakaian ulang enzim.
34
Universitas Sumatera Utara
4.3 ANALISIS AKTIVITAS ENZIM LIPOZYME