BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 ANALISIS BAHAN BAKU CPO CRUDE PALM OIL
Bahan baku yang digunakan pada penelitian ini adalah minyak sawit mentah atau CPO Crude Palm Oil. CPO crude palm oil merupakan minyak kasar
yang diperoleh dengan cara ekstraksi daging buah sawit dan biasanya masih mengandung kotoran terlarut dan tidak terlarut dalam minyak. Pengotor yang
dikenal dengan sebutan gum atau getah ini terdiri dari fosfatida, protein, hidrokarbon, karbohidrat, air, logam berat dan resin, asam lemak bebas FFA,
tokoferol, pigmen dan senyawa lainnya [37]. Untuk kerja enzim lipase terimobilisasi Lipozyme, adanya gum memungkinkan terjadinya penyumbatan
pada pori-pori sebagai sisi aktif enzim sehingga kinerja lipase menjadi tidak maksimal.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan bahan baku berupa Crude Palm Oil CPO yang telah di degumming. Degumming merupakan suatu proses
pemisahan getah atau lendir-lendir yang terdiri atas fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin [38].
Pada penelitian ini, bahan baku yang telah di-degumming dianalisis kadar FFA dengan dibandingkan sebelum di-degumming. Gambar 4.1 berikut
merupakan hasil analisis kadar FFA CPO sebelum dan setelah degumming.
Gambar 4.1 Analisis Kadar FFA terhadap CPO Sebelum dan Sesudah Degumming
1 2
3 4
5
Sebelum Degumming Setelah Degumming
K a
da r
F F
A
Sebelum Degumming Setelah Degumming
26
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan gambar 4.1, diperoleh penurunan kadar FFA setelah degumming sebesar 14,33 . Penurunan kadar FFA ini berarti juga meningkatkan
kinerja enzim karena berkurangnya kadar dan jumlah zat pengotor berupa getah gum yang berpotensi menghambat pori-pori dan sisi aktif enzim. Penelitian
pendahuluan menggunakan bahan baku CPO tanpa degumming, diperoleh yield biodiesel sebesar 16,05 , dimana perolehan yield ini jauh lebih kecil
dibandingkan dengan menggunakan bahan baku CPO yang telah di-degumming. Perolehan yield yang lebih kecil ini disebabkan masih banyak pengotor berupa
getah pada CPO sebelum degumming yang menghambat kerja lipase pada reaksi sintesis biodiesel. Berdasarkan hal tersebut maka proses degumming sebaiknya
dilakukan sebagai pretreatment dalam penggunaan CPO sebagai bahan baku biodiesel secara enzimatis.
Selanjutnya, minyak sawit CPO ini dianalisis dengan menggunakan GC Gas Chromatography untuk mengetahui komposisi asam-asam lemak yang
terkandung didalamnya dan untuk menghitung berat molekul CPO dalam bentuk trigliserida.
Berikut merupakan komposisi asam lemak hasil analisis GC dari CPO yang ditunjukkan pada gambar 4.2
Gambar 4.2 Kromatogram Hasil Analisis GC Komposisi Asam Lemak CPO
27
Universitas Sumatera Utara
Dari hasil analisis pada gambar 4.2, maka diperoleh komposisi asam lemak CPO yang dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Komposisi Asam Lemak dari CPO Crude Palm Oil
No. Puncak Retention Time
menit Komponen Penyusun
Komposisi bb
1 13,336
Asam Laurat C
12:0
0,05 2
16,301 Asam Miristat C
14:0
0,51 3
18,952 Asam Palmitat C
16:0
35,03 4
19,255 Asam Palmitoleat C
16:1
0,24 5
21,218 Asam Stearat C
18:0
3,64 6
21,545 Asam Oleat C
18:1
50,03 7
22,043 Asam Linoleat C
18:2
9,77 8
22,749 Asam Linolenat C
18:3
0,31 9
23,418 Asam Arakidat C
20:0
0,32 10
23,783 Asam Eikosenoat C
20:1
0,11 Berdasarkan data komposisi asam lemak dari CPO maka dapat ditentukan
bahwa berat molekul CPO dalam bentuk trigliserida adalah 855,03707 grmol sedangkan berat molekul FFA CPO adalah 272,298078 grmol. Selanjutnya,
berdasarkan hasil analisis GC, komponen asam lemak yang dominan pada sampel CPO adalah pada puncak 6 yaitu asam lemak tidak jenuh berupa asam oleat
sebesar 50,0330 bb dan pada puncak 3 yaitu asam lemak jenuh berupa asam palmitat sebesar 35,0279 bb. Dapat dilihat kandungan asam oleat pada CPO
cukup tinggi. Menurut Knothe, 2005 minyak dengan kandungan asam oleat C18:1 terbesar adalah minyak yang paling cocok untuk memproduksi biodiesel
[39]. CPO yang digunakan sebagai bahan baku merupakan minyak nabati.
Minyak dan lemak nabati, asam lemak jenuh umumnya terdapat pada posisi luar sn-1 dan sn-3 sedangkan asam lemak tak jenuh pada bagian dalam sn-2 [40].
Posisi sn-1, sn-2, dan sn-3 serta kaitan kerja lipase spesifik dalam reaksi dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut.
Gambar 4.3 Reaksi Interesterifikasi Triasilgliserol Menggunakan Lipase Spesifik sn-1,3 A,B,C,X = Asam Lemak Gugus Asil [41]
28
Universitas Sumatera Utara
Komposisi asam lemak jenuh dan tak jenuh pada CPO disajikan pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2 Komposisi Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh pada CPO
Komposisi Persentasi
Asam Lemak Jenuh 39,2172
Asam Lemak Tak Jenuh 60,7827
Dalam penelitian ini digunakan enzim lipase terimobilisasi yang menggunakan support dari resin penukar ion berpori Lipozyme. Lipozyme
merupakan enzim lipase terimobilisasi menggunakan support dari resin penukar ion berpori yang bekerja spesifik pada ikatan sn 1,3 untuk reaksi interesterifikasi
dan sintesis ester [42]. Keuntungan dengan menggunakan lipase spesifik sn-1,3 pada reaksi interesterifikasi, pertukaran separuh dari gugus asil hanya berfokus
pada posisi sn-1 dan sn-3, dapat meningkatkan produk dengan karakteristik yang tidak dapat diperoleh dari interesterifikasi secara kimia [43].
Berdasarkan komposisi asam lemak jenuh dan tidak jenuh dalam CPO maka dimungkinkan paling sedikit 39,2172 asam lemak akan terkonversi menjadi
ester dengan menggunakan Lipozyme. Tetapi karena asam lemak pada CPO yang lebih dominan adalah asam lemak tak jenuh yaitu sekitar 60,7827 dengan posisi
sn-2 maka penggunaan enzim yang non spesifik seperti Novozym 435 memungkinkan akan memberikan hasil yang lebih baik.
29
Universitas Sumatera Utara
4.2 PEMAKAIAN ULANG RECYCLE LIPOZYME