Prosiding Hasil Penelitian PPM 2015
501
b. Jenis Produk
Jenis produk yang dihasilkan oleh kedua mitra adalah sama, yaitu krupuk
dengan bentuk silinder dengan campuran dan rasa yang sama. Varian rasa ada dua
macam yaitu rasa bawang dan rasa udang. Jenis produk masing-masing mitra sebagai
berikut: - Krupuk Sari Rasa, kemasan dari
0.25-5 kg dengan harga sekitar Rp. 9000,-kg untuk rasa bawang dan Rp.
10.000,-kg untuk rasa udang. - Krupuk Senyum Rasa, kemasan dari
0.2-5 kg dengan harga sekitar Rp. 9000,-kg untuk rasa bawang dan Rp.
10.000,-kg untuk rasa udang.
c. Pemasaran
Krupuk mentah
yang sudah
dikemas dalam kantung plastik tersebut siap untuk dipasarkan, proses pemasaran
dengan dua cara yaitu diambil kerumah atau diantar ke distributor atau agen.
Kedua mitra sudah memiliki pelanggan tetap sehingga berapapun jumlah produk
yang dihasilkan selalu habis terjual. Pasar dari masing-masing mitra sebagai
berikut: - Krupuk Sari Rasa, produk habis di
pasarkan di dua tempat, yaitu pasar Ponorogo dan pasar Madiun.
- Krupuk Senyum Rasa, produk habis dipasarkan di dua toko yang ada di
Ponorogo, yaitu toko Ratna dan toko Hasan. Namun produk pernah juga
diekspor pada beberapa negara, diantaranya Taiwan lebih dari 1
ton, Australia, dan Saudi Arabia.
d. Desain dan pembuatan mesin
Hasil kajian
bersama mitra,
digunakan untuk menentukan desain dan rancang bangun mesin sehingga benar-
benar mampu menjadi solusi untuk memproduksi sendiri tepung
tapioka sebagai bahan baku krupuk. Pembuatan
model merupakan upaya tindak lanjut setelah didapatkan desain dari mesin
pemarut, pemeras, dan penyaring yang tepat. Pembuatan model dilakukan di
laboratorium Proses Produksi Program Studi
Teknik Mesin
Universitas Muhammadiyah Ponorogo. Model mesin
produksi tepung tapioka yang dihasilkan, terdiri dari mesin pemarut
dan pemeras sekaligus penyaring. Proses pemarutan dengan sistem rol yang
digerakkan oleh motor bensin dengan daya 5.5 HP, sedangkan proses pemerasan
dan penyaringan dengan sistem pres ulir yang digerakkan secara manual. Mesin
pemarut dengan spesifikasi: 1 daya motor 5,5 hp; 2 putaran mesin1400
rpm; 3 diameter pully 1 motor 65 mm; 4 diameter pully 2; 5 200 mm; 5
kapasitas mesin 100 kgjam parutan singkong; 6 dimensi mesin pemarut
tinggi 1000 mm, lebar 500 mm, panjang 500 mm. Alat pemeras berbentuk persegi
dan silinder, dengan dimensi tinggi 750 mm dan lebar 500 mm.
e. Pengujian mesin
Pengujian mesin
menggunakan bahan ketela pohon yang masih segar
sesuai ketentuan pembuatan
tepung
Prosiding Hasil Penelitian PPM 2015
502 tapioka. Pengujian dilakukan dalam satu
tahapan proses, yaitu selama total waktu kurang lebih 30 menit. Fokus pengamatan
adalah kerja mesin pada setiap komponen dan hasil produksi tepung tapioka. Proses
pengujian mesin dilakukan dengan urutan: 1. Mengontrol bahwa semua komponen
mesin terpasang dengan baik; 2. Menghidupkan motor penggerak,
mengatur putaran roll pemarut dan putaran tabung pemeras sentrifugal
sesuai yang diinginkan; 3. Singkong yang sudah dikupas dan
dicuci dimasukkan kedalam tempat penampungan pada mesin pemarut
secara kontinyu. Mesin pemarut berbentuk
silinder bergigi
yang berputar;
4. Untuk membantu proses pemarutan, perlu ditambahkan air agar hasil
parutan tidak menempel pada silinder pemarut;
5. Ketela hasil parutan langsung masuk pada mesin pemeras, dan proses
pemerasan dapat dilakukan sesuai dengan
yang diinginkan.
Untuk mempermudah pengaturan pemerasan
maka pada mesin pemeras dilengkapi dengan saklar tersendiri;
6. Larutan sari pati ketela hasil perasan dialirkan pada alat penyaring pada
mesin tersebut dan selanjutnya sari pati hasil saringan ditampung dalam bak
penampung; 7. Melakukan proses pengendapan untuk
mendapatkan sari
pati tepung
tapioka, setelah
tepung tapioka
mengendap airnya
dipisahkan. Selanjutnya melakukan pengamatan
hasil produksi tepung tapioka; 8. Dengan cara yang sama, proses
pengujian mesin diulang beberapa kali
untuk memastikan
mesin berfungsi dengan baik;
Berdasarkan hasil uji coba mesin pemarut dan alat pemeras, menunjukkan
hasi yang sangat baik. Setiap komponen mesin bekerja dengan baik, yang ditandai
dengan adanya stabilitas gerak mesin. Sedangkan
untuk pengujian
kualitas produksi
tepung tapioka
juga menunjukkan hasil yang cukup baik.
Keadaan ini dapat dilihat dari warna dan tingkat
kebersihan produk
tepung tapioka
yang dihasilkan,
yang menunjukkan warna yang putih bersih.
f. Penyerahan dan pelatihan penggunaan