PDRB dan pendapatan Per Kapita

Perubahan RKPD Tahun 2015 13 nasional. Keberhasilan industri pengolahan harus turus dikawal. Industri pengolahan berperan besar terhadap terciptanya laju pertumbuhan ekonomi Kota Dumai. Selama tahun 2013 kinerjanya tumbuh sebesar 10,42 persen. Selanjutnya ada beberapa sektor ekonomi di Kota Dumai yang menghasilkan laju pertumbuhan tinggi namun perannya terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi secara umum terbilang kecil, yakni sektor keuangan, persewaan dan jasa keuangan; dan sektor pertambangan dan penggalian. Laju pertumbuhan selama tahun 2013 dari masing-masing sektor ini sebesar 9,37 persen dan 10,41 persen. Kedua sektor ini menghasilkan pertumbuhan yang tinggi tidak terlepas dari peranan yang kondusif dari tingkat perkembangan aktivitas dari pada sektor-sektor yang berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Dumai. Terakhir pada sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih adalah sektor yang memberi sumbangan yang tergolong kecil terhadap laju pertumbuhan ekonomi Dumai. Laju pertumbuhan sektor ini salama tahun 2013 juga relatif kecil. Sektor pertanian tumbuh sebesar 2,74 persen dan listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar 6,91 persen. Berdasarkan trend dan kondisi ekonomi makro sampai tahun 2013, maka pertumbuhan ekonomi kota dumai tahun 2015 di proyeksi mengalami sedikit perlambatan berkisar antara 8,53-8,55 proyeksi.

1.4.2 PDRB dan pendapatan Per Kapita

Sebagai salah satu indikasi perkembangan kemakmuran disuatu daerah dalam kurun waktu tertentu maka besaran PDRB dan Pendapatan Per Kapita menjadi perlu untuk diperhatikan. Pada Tabel 2.6. terlihat bahwa PDRB maupun Pendapatan PerKapita atas dasar harga berlaku menunjukkan kecenderungan yang meningkat selama periode 2009-2013. PDRB per kapita dan Pendapatan Regional per kapita Dumai mencerminkan tentang besarnya nilai tambah yang dihasilkan oleh faktor-faktor produksi yang ada di daerah ini setelah dibagi dengan jumlah penduduk. Besar dan kecilnya jumlah penduduk yang ada di suatu daerah berpengaruh terhadap nilai PDRB per kapita maupun pendapatan regional per kapita. Sehingga PDRB per kapita dan pendapatan regional per kapita dapat digunakan sebagai barometer bagi tingkat kemakmuran suatu daerah meskipun data tersebut belum sepenuhnya dapat digunakan langsung dalam pengukuran pemerataan pendapatan. Dari table 2.6 terlihat bahwa PDRB per kapita atas dasar harga berlaku selama kurun waktu 2009-2013 mengalami peningkatan yang cukup nyata, yaitu dari 21,44 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 40,17 juta rupiah pada tahun 2013. Perubahan RKPD Tahun 2015 14 Tabel 1. 3 PDRB dan Pendapatan Per Kapita Kota Dumai Dengan Migas dan Tanpa Migas, 2009-2013 Juta Rupiah Rincian Berlaku Konstan 1 2 3 1. PDRB Per Kapita 2009 21,44 7,80 2010 25,77 8,22 2011 30,07 8,60 2012 34,37 9,04 2013 40,17 9,72 2. Pendapatan Per Kapita 2009 19,60 7,13 2010 23,56 7,52 2011 27,49 7,86 2012 31,42 8,27 2013 36,73 8,89 Keterangan : angka perbaikan angka sementara angka sangat sementara Sumber : BPS Kota Dumai, 2014 Pada periode yang sama, secara riil melalui PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 menunjukkan arah yang juga meningkat dari 7,80 juta rupiah tahun 2009 naik menjadi 9,72 juta rupiah di tahun 2013, dan berarti ada peningkatan daya beli riil penduduk Dumai selama periode tersebut. Masih dari table 2.6, seiring dengan perkembangan PDRB per kapita maka pendapatan per kapita Dumai atas dasar harga berlaku selama periode 2009-2013 juga mengalami kenaikan dari 19,60 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 36,73 juta rupiah pada tahun 2013. Pada kurun waktu yang sama, secara riil tampaknya pendapatan per kapita memiliki pola yang sama dengan PDRB per kapita yaitu mengalami kenaikan dari 7,13 juta rupiah di tahun 2009 menjadi 8,89 juta rupiah pada tahun 2013.

1.4.3 Laju Inflasi