Laju Pertumbuhan Ekonomi Perubahan Kerangka Ekonomi Makro

Perubahan RKPD Tahun 2015 11 Dengan memperhatikan perkembangan terkini dan proyeksi perekonomian global dan domestik ke depan, maka asumsi dasar ekonomi makro yang digunakan sebagai basis perhitungan RAPBN tahun 2015. Pertama, pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diperkirakan dapat mencapai 5,6 persen. Kedua, inflasi pada tahun 2015 diperkirakan terkendali pada kisaran 4,4 persen. Ketiga, rata-rata nilai tukar rupiah diperkirakan akan bergerak stabil pada kisaran Rp.11.900 per dolar Amerika Serikat. Keempat, suku bunga SPN 3 bulan diperkirkan 6,2 persen. Kelima, harga minyak mentah Indonesia 105 US per barel. Keenam, lifting minyak mentah 845 ribu barel per hari dan lifting gas bumi 1.248 ribu barel setara minyak per hari. Pada Tabel 1.1 disajikan Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBN-P Tahun 2015 Tabel 1. 1 Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam APBN-P Tahun 2015 Pertumbuhan Ekonomi 5,6 YoY Inflasi 4,4 YoY Tingkat Suku Bunga SPN 3 bulan 6,2 Nilai Tukar RpUSD 11.900 Harga Minyak Mentah Indonesia USDBarel 105 Lifting Minyak Indonesia Ribu Barelhari 845 Lifting Gas Indonesia Ribu barel setara Minyakhari 1.248 Sumber: Nota Keuangan RAPBN Tahun 2015, Kemenkeu 2015

1.4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi

Perkembangan perekonomian Kota Dumai bersumber dari perkembangan seluruh sektor ekonomi yang ada di Kota Dumai. Selama tahun 2013, ada lima sektor penyumbang terbesar terhadap terbentuknya laju pertumbuhan Kota Dumai, bila diurutkan dari yang terbesar adalah sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor bangunan, sektor pengangkutan dan komunikasi, dan sektor jasa-jasa. Berdasarkan series data PDRB yang mampu memperlihatkan besaran tingkat laju pertumbuhan ekonomi yang berguna untuk melihat berbagai aspek situasi perekonomian nilai PDRB atas dasar harga konstan Kota Dumai tahun 2010 tercatat sebesar 2.086,58 milyar rupiah lebih tinggi dibandingkan dengan tahun 2009 yang tercatat sebesar 1.921,30 milyar rupiah. Ini berarti terjadi peningkatan sebesar 165,28 milyar rupiah atau telah terjadi pertumbuhan ekonomi selama tahun 2010 sebesar 8,60 persen. Selanjutnya selama tahun 2011 nilai PDRB sebesar 2.260,50 milyar rupiah mengalami peningkatan sebesar 173,92 milyar rupiah atau menghasilkan laju pertumbuhan sebesar 8,34 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu selama tahun 2012 dan 2013 masing-masing mengalami peningkatan sebesar 194,28 milyar rupiah dan 210,35 milyar rupiah atau tercipta laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,59 persen dan 8,57 persen. Perubahan RKPD Tahun 2015 12 Tabel 1. 2 Laju Pertumbuhan ekonomi kota Dumai Tanpa Mgas Tahun 2009-2013 Lapangan Usaha 2009 2010 2011 2012 2013 1 2 3 4 5 6 1.Pertanian 3,97 3,57 2,83 2,94 2,74 2.Pertamb Penggalian 9,59 8,88 21,79 18,05 10,41 3.Industri Pengolahan 8,21 8,37 7,51 10,30 10,42 4.Listrik, Gas, Air Bersih 2,13 3,68 6,86 6,93 6,91 5.Bangunan 8,62 8,42 7,67 9,01 8,57 6.Perdagangan 9,53 9,58 9,01 8,76 8,90 7.Pengangkutan Telekomunikasi 8,35 8,82 9,12 8,90 9,21 8.Keuangan 6,30 8,29 9,92 9,89 9,37 9.Jasa-jasa 9,08 9,35 8,80 8,75 8,66 PDRB 8,43 8,60 8,34 8,59 8,57 Sumber : BPS Kota Dumai, 2014 Keterangan : angka perbaikan angka sementara angka sangat sementara Sektor industry pada tahun 2013 telah tumbuh sebesar 10,42 persen dengan sumbangannya terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi agregat sebesar 28,04 persen. Pesatnya pertumbuhan sector industry pengolahan ini dikarenakan hampir seluruh industry CPO yang ada di Riau dan sekitarnya bermuara ke Kota Dumai. Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran selama tahun 2013 menghasilkan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 8,90 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sangat membutuhkan sektor pengangkutan dan komunikasi. Oleh karena itu, sangat wajar bila sektor tersebut tergolong dalam kelompok yang berpartisipasi besar dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi Kota Dumai. Selama tahun 2013 sektor pengangkutan dan komunikasi tumbuh sebesar 9,21 persen, berada di atas tingkat pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran. Laju pertumbuhan sektor bangunan selama tahun 2013 sebesar 8,57 persen. Perkembangan baik sektor bangunan ini antara lain disebabkan oleh pembangunan gedung perkantoran, jalan, jembatan dan infrastruktur lainnya yang dilakukan oleh pihak pemerintah. Sektor jasa-jasa merupakan sektor penyumbang terbesar berikutnya. Sektor jasa-jasa juga memiliki pertumbuhan sangat tinggi, yakni sebesar 8,66 persen. Kemudian sektor industri, kemapanan berbagai kebijakan yang sentiasa berpihak pada industri hilir perlu rutin menjadi perhatian khusus, mulai dari tingkat daerah hingga Perubahan RKPD Tahun 2015 13 nasional. Keberhasilan industri pengolahan harus turus dikawal. Industri pengolahan berperan besar terhadap terciptanya laju pertumbuhan ekonomi Kota Dumai. Selama tahun 2013 kinerjanya tumbuh sebesar 10,42 persen. Selanjutnya ada beberapa sektor ekonomi di Kota Dumai yang menghasilkan laju pertumbuhan tinggi namun perannya terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi secara umum terbilang kecil, yakni sektor keuangan, persewaan dan jasa keuangan; dan sektor pertambangan dan penggalian. Laju pertumbuhan selama tahun 2013 dari masing-masing sektor ini sebesar 9,37 persen dan 10,41 persen. Kedua sektor ini menghasilkan pertumbuhan yang tinggi tidak terlepas dari peranan yang kondusif dari tingkat perkembangan aktivitas dari pada sektor-sektor yang berperan besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kota Dumai. Terakhir pada sektor pertanian dan sektor listrik, gas dan air bersih adalah sektor yang memberi sumbangan yang tergolong kecil terhadap laju pertumbuhan ekonomi Dumai. Laju pertumbuhan sektor ini salama tahun 2013 juga relatif kecil. Sektor pertanian tumbuh sebesar 2,74 persen dan listrik, gas dan air bersih tumbuh sebesar 6,91 persen. Berdasarkan trend dan kondisi ekonomi makro sampai tahun 2013, maka pertumbuhan ekonomi kota dumai tahun 2015 di proyeksi mengalami sedikit perlambatan berkisar antara 8,53-8,55 proyeksi.

1.4.2 PDRB dan pendapatan Per Kapita