Sistem Pelayanan Terbuka Open Access

koleksi yang banyak maka digunakan sistem layanan terbuka. Menurut Sjahrial- Pamuntjak 2000, 101, tujuan sistem pelayanan tertutup dan sistem pelayanan terbuka adalah. 1. Mengamankan koleksi perpustakaan serta menghindari dan menekan terjadinya kehilangan koleksi perpustakaan. 2. Mengetahui siapa peminjam koleksi perpustakaan dan berapa yang sedang dipinjam. 3. Mengetahui batas waktu pengembalian buku yang sedang dipinjam. Dalam praktiknya pelayanan sirkulasi terdiri dari dua yang biasa diterapkan di perpustakaan mulai dari sistem tertutup untuk perpustakaan yang kecil sampai pada sistem terbuka untuk mengatasi layanan sirkulasi pada perpustakaan yang besar. Pada perpustakaan tertentu ada menggunakan kedua sistem layanan ini, yaitu sistem layanan terbuka open access untuk koleksi standar dan sistem layanan tertutup close access untuk koleksi pinjam singkat. Sistem layanan terbuka open access untuk koleksi standar dan sistem layanan tertutup close access untuk koleksi pinjam singkat.

2.4.1 Sistem Pelayanan Terbuka Open Access

Sistem layanan terbuka merupakan cara yang dapat membantu pengguna perpustakaan untuk mencari informasi yang dibutuhkan secara langsung ke rak. Pada perpustakaan tinggi yang melayanai civitas akademika dan koleksi yang banyak biasanaya menggunakan sistem layanan terbuka. Sistem layanan terbuka memberikan kebebasan kepada pengguna perpustakaan memilih dan mengambil sendiri pustaka yang dikehendakinya dari ruang koleksi. Menurut Darmono 2001, 139, kelebihan dan kelemahan pada sistem layanan terbuka adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Pemakai dapat melakukan pengembalian sendiri bahan pustaka yang dikehendaki dari jajaran koleksi b. Pemakai dilatih untuk dapat dipercaya dan diberi tanggung jawab terhadap pemeliharaannya koleksi yang dimiliki perpustakaan Universitas Sumatera Utara c. Pemakai akan merasa lebih puas karena ada kemudahan dalam menemukan bahan pustaka dan alternatif lain jika yang dicari tidak ditemukan d. Dalam sistem ini tenaga perpustakaan yang bertugas untuk mengembalikan bahan pustaka tidak diperlukan sehingga bias diberi tanggung jawab di bagian lain. 2. Kelemahan a. Ada kemungkinan pengaturan buku di rak penempatan jajaran menjadi kacau karena ketika mereka melakukan browsing. Buku yang sudah dicabut dari jajaran rak dikembalikan lagi oleh pemakai secara tidak tepat b. Ada kemungkinan buku yang hilang relatif lebih besar bila dibandingkan dengan sistem yang bersifat tertutup c. Memerlukan ruangan yang lebih luas untuk jajaran koleksi agar lalulintasmobilitas pemakai lebih leluasa d. Membutuhkan keamanan yang lebih baik agar kebebasan untuk mengambil sendiri bahan pustaka dari jajaran koleksi tidak menimbulkan berbagai akses seperti peningkatan kehilangan atau perobekan bahan pustaka. Berdasarkan pendapat di atas dapat dikatakan bahwa pada system layanan terbuka perpustakaan member kebebasan kepada pengguna untuk mengambil koleksi yang diinginkan dan apabila koleksi yang dicari tidak ditemukan, pengguna dapat mencari koleksi lain yang relevan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh pengguna.

2.4.2 Sistem Layanan Tertutup Close Access