pengguna, maka dari itu bahan pustaka tersebut umumnya dibawa pulang. Dilatar belakangi hal tersebut maka perpustakaan selalu menyediakan jasa peminjaman bagi
pengguna. Metode peminjaman yang dipilih diharapkan dapat diterapkan secara efektif di perpustakaan. Keefektifan ini dapat terlihat dari kecepatan layanan dan
keekonomisan.
Menurut Sjahial-Pamunjak 2000, 97, “peminjaman atau sirkulasi adalah kegiatan pengedaran koleksi perpustakaan, baik untuk dibaca di dalam perpustakaan
maupun untuk dibawa keluar perpustakaan”. Selama melakukan peminjaan pengguna harus mematuhi tata tertib
peminjaman. Menurut Soetminah 1992, 140, tata tertib peminjaman antara lain adalah:
1. Hari dan jam buka perpustakaan.
2. Syarat keanggotaan.
3. Jumlah peminjaman.
4. Lama waktu pinjam.
5. Sanksi pelanggran.
Peminjaman dapat memudahkan anggota dalam mendayagunakan koleksi karena setiap anggota diberikan waktu yang lebih lama untuk memakai koleksi
tersebut. Dalam peminjaman sebelum koleksi yang dibutuhkan dibawa pulang, maka bahan pustaka tersebut terlebih dahulu diperiksa dan diolah oleh petugas sirkulasi
supaya pengguna dapat mengetahui batas waktu peminjaman.
2.5.3 Pengembalian
Pengembalian bahan pustaka merupakan kelanjutan dari kegiatan peminjaman. Bahan pustaka yang dipinjamkan kepada pengguna harus kembali pada
waktunya. Apabila batas waktu dari peminjaman bahan pustaka telah habis maka si peminjam wajib mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya. Dalam
pengembalian bahan pustaka, disesuaikan dengan prosedur sistem pengembalian pada
Universitas Sumatera Utara
masing-masing perpustakaan. Petugas harus melihat keadaan buku tersebut apakah dalam keadaan baik atau tidak. Hal ini erat hubungannya dengan keterbatasan jumlah
buku yang dimiliki perpustakaan. Menurut Nurhayadi 1982, 12 yang dimaksud dengan pengembalian adalah,
“Pelayanan sirkulasi yang berupa kegiatan pencatatan bukti bahwa pemakai mengembalikan bahan pustaka yang dipinjamnya”.
Sesuai dengan peminjaman, perpustakaan juga membutuhkan beberapa sarana untuk pengembalian bahan pustaka. Sarana ini berguna untuk memoerlancar kegiatan
pengembalian bahan pustaka di perpustakaan. Sarana pengembalian bahan pustaka yang biasa digunakan adalah kartu buku dan stmpel tanda kembali.
2.5.4 Perpanjangan
Perpanjangan waktu peminjaman tergantung kepada kebijakan perpustakaan, ada perpustakaan yang memberikan perpanjangan sebanyak dua kali saja dan juga
hanya memberikan satu kali saja. Menurut Sjahrial Pamuntjak 2004, 24, prosedur perpanjangan masa pinjam
adalah sebagai berikut: 1.
Pengguna membawa buku yang dipinjam ke meja layanan. 2.
Petugas memeriksa formulir penempahan. 3.
Jika tidak ada menempah, petugas membubuhkan tanggal yang baru pada kartu pinjam dan kartu buku.
4. Jika ada yang menempah, petugas tidak memberikan ijin perpanjangan
Perpustakaan juga membutuhkan sarana untuk kegiatan perpanjangan masa pinjam bahan pustaka. Beberapa sarana yang dibutuhkan untuk melakukan kegiatan
perpanjangan masa pinjam bahan pustaka adalah sebagai berikut: 1.
Kartu pinjam 2.
Kartu buku 3.
Stempel tanggal
Universitas Sumatera Utara
2.5.5 Penagihan
Menurut Sutarno 2003, 104, apabila sudah beberapa kali dikirim surat peneguran tidak juga berhasil buku diperoleh kembali, perpustakaan masih dapat
menjalankan tindakan sebagai berikut: 1.
Buku diambil dari rumah peminjam dengan biaya pengembalian dibebankan kepada peminjam. Cara ini kebanyakan dikerjakan oleh
perpustakaan umum. 2.
Izin untuk meminjam ditarik dari anggota untuk waktu yang tertentu. 3.
Khusus di perpustakaan perguruan tinggi sanksi dapat berupa tindakan akademis, misalnya: tidak diberitahu nilai kuliah, tidak diserahkan ijazah
si mahasiswa yang belum dikembalikan semua buku bebas dari pinjaman. Cara teakhir ini hanya dapat dijalankan dengan seijin Dekan
atau Rektor dan dalam kerjasama Administrasi Pendidikan.
Menurut Soetminah 1992, 148, apabila buku yang dipinjam tidak kembali pada waktu yang telah ditentukan, perpustakaan perlu mengirim surat tagihan
peminjam. Dalam surat tagihan dicantumkan: a.
Judul-judul buku yang ditagihkan b.
Biaya pengiriman surat c.
Jumlah denda yang harus dibayar Dari kutipan di atas dapat dikatakan bahwa penagihan bahan pustaka
dilakukan dengan tujuan untuk menghindari kehilangan bahan pustaka dan pemerataan pengguna bahan pustaka tersebut.
2.5.6 Sanksi