Alat dan Bahan serta Cara Kerja .1 Definisi Operasional

3.7 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.7.I Kriteria inklusi : a. Pasien yang didiagnosis secara anamnesis dan klinis sebagai pasien psoriasis vulgaris. b. Bersedia ikut dalam penelitian dan menandatangani informed consent 3.7.2 Kriteria eksklusi : a. Pasien psoriasis vulgaris yang sedang hamil dan menyusui b. Pasien psoriasis yang menderita penyakit kulit kronis lain seperti dermatitis atopi, vitiligo, kanker kulit dan urtikaria. c. Pasien psoriasis yang menderita penyakit lain seperti kanker, artritis, hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes melitus d. Tidak bisa berkomunikasi dengan baik dan tidak memberikan informasi yang jelas. 3.8 Alat dan Bahan serta Cara Kerja 3.8.1 Alat dan Bahan a. Formulir informasi penelitian b. Persetujuan mengikuti penelitian c. Status penelitian d. Alat mengukur tinggi badan Stature meter 2M merek One Med e. Timbangan berat badan merek Seca Universitas Sumatera Utara 3.8.2Cara Kerja a. Pengisian persetujuan setelah penjelasan Informed consent oleh pasien. b. Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP H. Adam Malik Medan. Pencatatan data dasar meliputi identitas pasien, anamnesis, pemeriksaan fisik pengukuran tinggi badan TB dan berat badan BB, pemeriksaan dermatologis yang meliputi pemeriksaan tetesan lilin dan tanda Auspitz. c. Cara menentukan IMT Pasien psoriasis yang telah diukur BB kg dan TB m, kemudian dihitung IMT dengan menggunakan rumus, berikut ini IMT= Berat BadanTinggi Badan 2 d. Diagnosis klinis ditegakkan oleh peneliti bersama dengan pembimbing di PoliklinikIlmuKesehatanKulit danKelaminRSUP H.AdamMalikMedan. . e. Penentuan skor PASI. Cara menentukan skor PASI : Tubuh pasien dibagi menjadi 4 area yaitu: kepala dan leher, ekstremitas atas, badan dan ekstremitas bawah. Diberi skor 0-4 untuk tingkat eritema, ketebalan lesi dan skuama, pada ke-4 area tersebut, dimana skor 0 = tidak ada; 1 = ringan; 2= sedang; 3 = berat; 4 = sangat berat. Dijumlahkan pada setiap area sehingga diperoleh nilai A1 untuk kepala, A2 untuk ekstremitas Universitas Sumatera Utara atas, A3 untuk badan, A4 untuk ekstremitas bawah. A1 dikalikan dengan faktor pengali 0,1 untuk mendapatkan nilai B, A2 dengan 0,2 untuk mendapatkan nilai B2, A3 dengan 0,3 untuk mendapatkan nilai B3, A4 dengan 0,4 untuk mendapatkan nilai B4. Kemudian dikalikan dengan skor 0-6 yang menggambarkan luas area tubuh yang terlibat, dengan nilai0= 0 ; 1= 10 ; 2= 10 - 30 ; 3= 30 - 50; 4= 50 - 70; 5= 70 - 90; 6= 90 – 100. Sehingga didapatkan nilai C1, C2, C3, C4. Skor PASI adalah total nilai C1+C2+C3+C4.

3.9 Definisi Operasional

3.9.1 Psoriasis vulgaris: Psoriasis vulgaris adalah penyakit peradangan kulit bersifat kronik residif, yangdiperantarai oleh sistem imun, dengan gejala klinis berupa plak eritematosa yang berbatas tegas yang ditutupi oleh skuama yang tebal berwarna putih keperakan. Diagnosis psoriasis vulgaris ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis. Diagnosis klinis psoriasis : plak eritema yang ditutupi skuama tebal berwarna putih keperakan dengan predikleksi pada daerah kulit kepala, garis perbatasan kepala dan rambut, disertai hasil pemeriksaan fenomena tetesan lilin dan tanda Auspitz menunjukkan hasil positif. Universitas Sumatera Utara a. Pemeriksaanfenomenatetesan lilin: gambaran garis putih seperti tetesan lilin yang tampak ketika skuama pada lesi psoriasis digores dengan pinggir gelas objek. b. Tanda Auspitz : bintik-bintikperdarahan yang tampak ketika skuama pada lesi psoriasis diangkat sampai bersih dengan menggunakan ujung gelas objek. 3.9.2 Skor Psoriasis Area and severity Index PASI : Merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menilai derajat keparahan psoriasis berdasarkan eritema, ketebalan lesi, skuama dan luas area tubuh yang terlibat. 3.9.3 Indeks Massa Tubuh. Perhitungan berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter atau dengan rumus IMT= berat badan kg tinggi m 2 3.9.4 Umur , yang umum digunakan untuk kriteria menggolongkan berat badan yang dibagi atas 3 kategori, yaitu: IMT25, normal; 25IMT ≤ 30, overweight; IMT 30, obesitas Dinyatakan dalam tahun dari lahir sampai sampel terlibat dalam penelitian. Apabila lebih dari 6 bulan, umur dibulatkan ke atas dan apabila kurang dari 6 bulan, umur dibulatkan ke bawah. Data diperoleh berdasarkan anamnesis, KTP dan data diri lainnya. Universitas Sumatera Utara 3.9.5 Durasi Penyakit Rentang waktu dari sejak subjek penelitian diketahui menderita psoriasis vulgaris sampai denganwaktu penelitian. Pada penelitian ini data diambil berdasarkan anamnesis. 3.9.6 Dermatitis atopi Penyakit kulit kronis yang berhubungan dengan abnormalitas fungsibarier kulit dan sensitisasi alergen. Diagnosis berdasrkan penemuan klinis yang digambarkan oleh kriteria Hanifin dan Rajka. 3.9.7 Vitiligo Penyakit kulit kronis dengan predisposisi multifaktorial yang menyebabkan kehilangan melanosit epidermal. Penyebab pasti belum diketahui, beberapa teori termasuk autoimun, sitotoksik, biokimia, neural dan mekanisme virus menyebabkan destruksi melanosit epidermal. Ditandai oleh makula depigmentasi yang membesar lambat, dan kejadian perkembangan lesi baru. 3.9.8 Penyakit keganasan Penyakit yang ditandai dengan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, dan tidak terkendali, dimana termasuk didalamnya adalah tumor-tumor ganas. Jika ada kecurigaan dari anamnesis, maka dirujuk kebagian yang terkait. Universitas Sumatera Utara 3.9.9 Urtikaria Penyakit kulit kronis dengan lesiu kulit urtika dan reaksi peradangan berupa edema intrakutan lokalisata yang dikelilingi oleh area kemerahan eritema yang gatal. Dapat disebabkan oleh obat- obatan, makanan, berhubungan dengan mekanisme alergi yang tergantung IgE, atau faktor-faktor metabolik. 3.9.10 Artritis Penyakit autoimun yang mengakibatkan peradangan kronis pada sendi, yang ditandai dengan radang pada membran sinovial dan struktur–struktursendi serta atrofi otot dan penipisan tulang. Umumnya menyerang sendi-sendi bagian jari, pergelangan tangan, bahu, lutut dan kaki. Jika ada kecurigaan dari anamnesis maka akan dirujuk ke bagian penyakit dalam. 3.9.11 Hipertensi Kondisi kronis dengan tekanan darah di arteri meningkat. Tekanan darah tinggi terjadi bila terus-menerus berada pada 14090 mmHg atau lebih. 3.9.12 Penyakit jantung koroner Penyakit yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah kecil yang mengalirkan darah dan oksigen ke jantung. Hal ini disebabkan oleh pembentukkan plak di dinding arteri, dengangejala berupa nyeri dada, sesak nafas, dan mudah lelah setelah melakukan aktivitas fisik.Jika ada kecurigaan dari anamnesisi maka dirujuk ke bagian kardiologi. Universitas Sumatera Utara 3.9.13 Diabetes melitus Kelainan metabolik dengan penyebab multifaktorial, dengan simptom berupa hiperglikemia kronis disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, protein, sebagai akibat dari defisiensi sekresi hormon insulin, dan transporter glukosa, atau keduanya. Ditandai dengan konsentrasi glukosa sewaktu 200mgdL atau glukosa plasma puasa ≥ 126 mg?dL atau tes teloransi glukosa oral TTGO ≥ 200mgdL dan d iagnosis ditegakkan oleh dokter spesialis penyakit dalam. 3.9.14 Perokok: Pasien adalah perokok aktif dan secara teratur mengisap minimal satu batang rokok perhari selama minimal satu bulan. 3.9.15 Konsumsi alkohol Pasien yang mengkonsumsi alkohol secara rutin perempuan 75 cch, laki-laki 200 cch dalam kurun waktu ≥ 1 tahun. 3.9.16 Hamil Merupakan periode yang dialami seorang wanita sejak terjadi konsepsi menghasilkan embrio yang berkembang menjadi fetus dalam uterus 3.9.17 Menyusui Merupakan proses sekresi kelenjar mammae ibu setelah melahirkan bayi Universitas Sumatera Utara

3.10 Kerangka Operasional