Orang meninggalkan gereja karena mereka mencari sesuatu yang otentik. Orang meninggalkan gereja karena mereka merasa kesepian.

7. Orang meninggalkan gereja karena mereka lelah dibilang bagaimana “Orang Kristen yg baik” akan memilih dalam pemilu. Salah satu aspek yg paling sering membuat frustasi banyak orang Kristen kebanyakan bukan lagi soal doktrin, atau program gereja, tetapi dari pergerakan politik. Ketika masih dalam seminary saya menulis tentang hal ini dengan judul “deification of western values pendewaan dari nilai-nilai barat” karena kebiasaan banyak orang kristen yang mengambil beberapa isu politik yang hangat dan opini politik, lalu mengikatkannya dengan iman mereka. Kita lelah akan semua itu. Kedalaman kasih kita kepada Tuhan bukan ditentukan oleh pilihan politik kita, dan juga bukan dilihat dari bendera partai politik yg kita pilih atau dari kandidat pemimpin politik yang kita pilih meskipun kebenaran Alkitab berimplikasi juga pada bidang politik Kecuali idiologi politik yang secara terang-terangan berlawanan dengan prinsip Alkitab. Kita dapat mengasihi Yesus dengan tulus tanpa harus menjadi anggota partai Kristen tertentu. Berhentilah membuat orang merasa bersalah apabila mereka memilih partai atau kandidat yang berbeda. Pengikut-pengikut Yesus memegang aturan luas atas keyakinan politik, dan itu tidak masalah. Hanya saja mereka tahu bahwa hal itu bukanlah teologi walaupun beberapa org ingin membuat itu menjadi teologi. Orang Kristen yang bijaksana merangkul perbedaan politik dalam tubuh kekristenan.

8. Orang meninggalkan gereja karena mereka mencari sesuatu yang otentik.

Arti kata otentik adalah : bukan palsu tetapi asli, dengan kata lain dapat diandalkan dan terpercaya. Ajaran sebuah gereja harus sama dengan praktik hidup para anggotanya. Ironisnya, kita tahu bahwa tidak ada lagi pesan yang lebih otentik daripada pesan tentang “Kasih” dari ajaran Yesus Kristus. Namun, jalan kehidupan kita sering semakin jauh dari keaslian. Karakter favorit saya di Alkitab adalah orang-orang polos, tulus, yang menjawab panggilan Tuhan dengan apa adanya tanpa membuat alasan-alasan yang dicari-cari. Orang-orang seperti Daud yang Tuhan sebut sebagai “Sahabat”. Gereja seringkali menjadi tempat dimana kita ingin menjadi diri sendiri. Akan tetapi tidaklah aman untuk berlaku demikian khususnya dengan orang-orang yang sibuk berpura-pura mereka melakukannya bersama-sama tetapi juga menjadi pengkritik yg terburuk buat kita. Orang ingin bergereja dengan orang-orang yang asli, dapat dipercaya, orang-orang yang tidak takut untuk diberi masukan di dalam menjalin hubungan, dan orang yang bersedia duduk disebelah anda ketika anda dalam situasi sulit. Ketika gereja dirasa palsu dan tidak aman untuk memberikan masukkan, orang akan pergi dan berharap mendapat tempat yg aman.

9. Orang meninggalkan gereja karena mereka merasa kesepian.

Akhirnya, ketika anda tidak menemukan sebuah persekutuan dalam gereja, dan mendapati sebagian jemaat di dalamnya memainkan sandiwara, dan menemukan bahwa pemimpin gereja tersebut adalah otoriter dan tidak cakap berkhotbah, dan mendapati bahwa tidak ada otentisitas dalam kehidupan gereja tersebut, maka anda akan menjadi orang yang kesepian. Orang meninggalkan gereja karena mereka merasa sebagai orang luar dan membuatnya merasa sepi. Hal ini adalah emosi yang menyakitkan. Jika meninggalkan gereja tersebut membuat perasaan kesepian itu hilang, maka orang tersebut akan melakukannya meskipun bukan jaminan bahwa ia juga tida akan menemukan hal yang sama di luar sana. Gereja justru hadir untuk mengeluarkan kita dari kesepian agar bisa berkumpul dalam komunitas rohani. Seharusnya tidak ada satupun orang yang mengeluhkan hal tersebut, kecuali itu adalah pilihan pribadinya.

10. Orang meninggalkan gereja ketika mereka tidak menemukan Yesus Kristus.