a. Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek
: Medan Concert Hall 2. Tema Proyek
: Arsitektur Akustik 3. Lokasi Proyek
: Jl. Perintis Kemerdekaan 4. Batas Site:
o Utara
: Jalan Prof.H.M.Yamin o
Selatan : Jl.Printis Kemerdekaan
o Barat
: Jalan Timor o
Timur : Jl.Gaharu
5. Luas Site : ± 2.2 Ha
6. Status Proyek : Fiktif
7. Pemilik Proyek : Pihak Swasta
8. Kontur : relatif datar
9. KDB : 60
10. KLB : 3-5 lantai
11. Bangunan eksisting : lahan kosong
b. Potensi Lahan :
o Terletak dekat dengan pusat kota
o Berada pada kawasan komersil, perkantoran, pendidikan dan
rekreasi o
Berada pada hutan kota o
Transportasi lancar dan baik o
Luas site mendukung ± 2.2 Ha o
Memiliki jalur utilitas yang baik
II.3. Tinjauan Teoritis II.3.1. Pengertian Musik
Musik berasal dari bahasa Yunani, mousai, yakni sembilan dewi yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi itu adalah
puteri-puteri Zeus dan Mnemosyne. Adapun nama-nama dewi itu ialah Clio sejarah, Thalia sandiwara gembira, Melpomene nyanyian sedih dan sandiwara
Universitas Sumatera Utara
sedih, Terpischore tarian dan nyanyian bersama, Erato syair rindu-dendam dan mimik, Polyhymnia puisi, Calliope syair kepahlawanan, Urania ilmu bintang,
dan Euterpe musik.
1
• Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya
Musik merupakan bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi tentang musik
juga bermacam-macam, yaitu: •
Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
sumber : www.wikipedia.com
Musik menurut Kamus Bahasa Indonesia yang baik dan Benar di http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php yaitu: ilmu atau seni menyusun
nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yg mempunyai kesatuan dan kesinambungan, nada atau suara
yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama yg menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu.
Seni musik merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena seni berhasil mendidik manusia pada kedalaman rasa yang terlembut. Seseorang yang
memiliki jiwa seni terbiasa dengan pengolahan jiwa dan pengolahan rasa humaniora. Jean Ferris, seorang psikolog mengatakan bahwa seni bagaikan cinta,
yaitu lemah, mudah dihayati dan dialami lewat nada tapi bisa dijelaskan, dimengerti dan dinikmati.
Pada mulanya musik mempunyai fungsi religius kemudian pada dekade berikutnya musik merupakan karya seni yang berfungsi sebagai hiburan atau
tontonan yang bisa dinikmati. Musik tidak hanya dapat mengurangi keletihan aktivitas hidup, tetapi juga
dalam hal-hal yang lain. Frances Rauscher 1986, seorang psikolog telah melakukan penelitian tentang pengaruh musik klasik pada daya intelektual melalui
penelitian 79 mahasiswa. Bagi mereka yang duka mendengarkan Sonata Mozart menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan mereka yang
mendengarkan musik rock modern. Bisa disimpulkan bahwa musik klasik ternyata dapat mengubah pola penerimaan otak dan dapat merangsang IQ si pendengar.
1
Ensiklopedia Indonesia
Universitas Sumatera Utara
• Fungsi musik :
- Sebagai media hiburan yang dimainkan untuk orang lain atau untuk
kepuasan diri sendiri lewat pertunjukkan besar atau kecil. -
Sebagai media untuk mencetuskan pandangan pendirian atau perasaan sang artis dalam segi religius, sosial dan filosofi.
- Sebagai saluran untuk mengekspresikan perasaan haru, gembira,
sedih atau keamarahan agar orang lain bisa ikut mengerti dan merasakan apa yang dikandung dalam sanubari individu, kelompok
dan masyarakat. -
Terapi pengobatan Mula-mula musik digunakan untuk penyembuhan penyakit para
pasien korban perang maupun untuk para veteran perang. Namun saat ini, pemakaian musik terapi telah dilakukan dibeberapa rumah
sakit di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. -
Menambah intelegensi kecerdasan -
Otak kiri merupakan pusat pengendali fungsi intelektual seperti daya ingat, bahasa, logika, perhitungan, daya analisis, dan pemikiran
konvergen. Otak kanan berdasarkan kepada spontanitas, pengendali fungsi mental melibatkan intuisi, sikap, emosi, hubungan ruang dan
dimensi, gambar, musik dan irama, serta pikiran devergen. Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang fungsi otak kiri dan otak
kanan. Daya estetis musik, terutama musik klasik, dapat digunakan sebagai penambah IQ. Proyek semacam ini tengah giat-giatnya
berkembnag di Negara Barat. -
Selain fungsi-fungsi tersebut diatas, masih ada lagi fungsi musik lainnya, diantaranya:
- Musik dapat meningkatkan produktifitas kerja.
- Musik dapat merubah suasana.
Jenis-jenis musik :
Dalam belantara musik bisa kita jumpai berbagai jenis musik seperti :
Universitas Sumatera Utara
a. Musik tradisional, disebut pula musik pentatonis atau nondiatonis yang
mempunyai 5 nada dasar. Berikut ini adalah beberapa musik tradisional Indonesia yang sudah berhasil diinventarisir.
1. Gamelan, merupakan ensemble yang dimainkan bersama oleh
beberapa orang dengan memainkan berbagai jenis alat-alat musik khas tradisional.
2. Gambang Kromong, merupakan jenis orkes yang tersusun dari
perpaduan musik gamelan dengan musik barat. 3.
Tarling, adalah seni musik dari sekitar Cirebon, dengan memadukan alat gitar dan seruling.
4. Kolintang, adalah musik tradisional dari Minahasa dengan
instrumen yang terbuat dari kayu dimainkan oleh lebih kurang 7 orang pemain pemusik.
5. Angklung, adalah musik tradisional dari Jawa Barat yang seluruh
bahannya terbuat dari bambu. 6.
Musik Arumba, adalah musik angklung versi baru dalam bentuk orkes ditambah vibraphone dari bahan bambu dan dimainkan oleh 7
orang pemusik. 7.
Keroncong, terdiri dari dua tingkatan yaitu: •
Keroncong asli, dengan susunan 6 atau 7 musik yaitu ukulele, banyo, cello, bas, gitar, biola dan flute dengan beberapa
biduan yang menyanyikan lagu-lagu khas. •
Keroncong beat, yaitu musik keroncong yang telah disempurnakan dengan penambahan paduan suara dan sejumlah
penyanyi. Adapun lagu-lagu yang dibawakan berirama rock atau pop.
b. Musik non tradisional, yaitu berasal dari budaya barat disebut juga musik
diatonis yang memiliki 12 nada dalam beberapa jenis: 1. Musik klasik, adalah musik yang khusus diciptakan dan dipergelarkan
untuk dinikmati dalam segi komposisi, gubahan lagu dan ketrampilan musisi dalam memainkan alat musik.
Universitas Sumatera Utara
2. Musik pop, adalah musik yang dimainkan oleh 3-8 pemain dengan ciri khas dan gaya tersendiri, yaitu mengekspresikan beat gerak irama serta
emosi yang disesuaikan dengan tren masa kini. 3. Musik jazz, adalah jenis musik yang dimainkan atas dasar ritme dan
spontanitas perasaan yang mengahasilkan improvisasi sebagai dasar. Musik tersebut berasal dari Amerika khususnya dari negara bagian New
Orleans. 4. Musik Kontemporer, adalah musik kreasi baru yang menggabungkan
berbagai macam bunyi, dari sumber alam maupun alat-alat mekanik. Merupakan upaya penggabungan musik tradisional dengan musik non
tradisiional. Musik kontemporer disebut juga musik elektronik, karena merupakan hasil perpaduan berbagai macam hasil rekaman bunyi-
bunyian, baik bunyi yang berasal dari sumber alam maupun bunyi yang berasal dari alat-alat mekanik.
sumber : Faktor Akustik, hlm 115
Ditinjau dari segi menikmatinya, maka musik dapat dibedakan atas:
2
1. Musik serius, yaitu musik yang diciptakan untuk dinikmati dengan
penuh perhatian dan konsentrasi. 2.
Musik ringan, yaitu musik yang diciptakan untuk hiburan dan dapat dinikmati dimana saja sebagai pengiring.
II.3.2. Cara Pagelaran Musik
Konser dapat digelar dalam tiga cara yaitu:
3
1. Resital, yaitu pertunjukan musik dalam skala mengiring seseorang atau beberapa
penyanyi. Resital dapat juga berupa pertunjukan tunggal atau soloist seperti resital biola, resital piano, dll.
2. Chamber concert, yaitu pertunjukan musik seperti jazz, pop, atau folk yang
pemainnya terdiri dari 20-30 orang. 3.
Choaral concert yaitu pertunjukan musik yang diiringi dengan paduan suara dimana penyanyinya dapat mencapai 200 orang.
II.3.3. Perilaku Pementasan II.3.3.1 Pementasan Aksi
2
Ibid, hlm. 70.
3
Ibid, hlm. 73.
Universitas Sumatera Utara
Aksi pementasan atau aksi panggung yang dilakukan oleh pemain pada pertunjukan musiknya sesuai dengan irama yang dibawakannya sehingga
menciptakan suatu suasana yang lebih ekspresi dalam menyampaikan maksudnya kepada penonton. Aksi panggung yang dilakukan tiap jenis musik dapat
dikelompokkan menjadi: a.
Kelompok Panggung Santai Tenang Adalah aksi panggung dengan melakukan gerakan bebas tetapi tidak terlalu
aktif, dan cenderung tentang pergerakannya karena musik yang dibawakannya bersifat ringan tidak menghentak, santai, dan serius. Jenis
musik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: -
Musik Pop Karakter musik ini adalah ringan dan santai, cenderung mudah dinikmati
oleh semua kalangan karena tidak membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dalam pemahamannya.
- Musik Jazz
Karakter musik ini adalah ringan dan serius. Peminat musik ini hampir sebagian besar dari kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan komposisi
musik jazz yang rumit sehingga membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi untuk memahami dan menikmatinya.
b. Aksi Panggung Semi Atraktif
Aksi panggung ini mampu menyuguhkan atraksi yang menarik sesuai dengan musik yang dibawakan. Jenis musik yang termasuk dalam kategori
semi atraktif antara lain: -
Musik Blues Merupakan akar dari semua musik. Inti dari musik ini adalah kebebasan
berekspresi dan berimprovisasi. -
Musik Country Merupakan musik pedesaan di suatu daerah di Amerika Serikat. Ciri musik
ini hampir sama dengan musik blues namun perbedaannya terletak pada alat musik yang digunakan.
c. Aksi Panggung Atraktif
Universitas Sumatera Utara
Kelompok musik yang melakukan aksi panggung ini memperlihatkan gerakan yang tidak terbatas. Jenis musik yang masuk kategori ini antara
lain: -
Musik Disco -
Musik Rock
II.3.4. Perkembangan Musik II.3.4.1. Perkembangan Musik di Indonesia
Musik di Indonesia sudah dirintis jauh sebelum Raja Erlangga dari abad ke-11 dan mulai mengalami perkembangan yang pesat sejak Agama Kristen masuk ke
Indonesia yaitu sekitar 450 tahun yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan masuknya pengaruh dari bangsa-bangsa yang pernah tinggal di Indonesia seperti:
Portugis, Inggris, Cina, India dan arab yang datang silih berganti. Sebelum tahun 1966, musik di Indonesia masih merupakan karya seni untuk
hiburan atau tontonan yang segalanya serba terbatas. Hal ini disebabkan karena media elektronika sebagai siaran untuk penyiaran belum menjadi kebutuhan
komersial, sehingga pengembangannya hanya dilakukan melalui media massa dan cetak saja. Idealisme masyarakat berkembang terhadap pengaruh kebudayaan
asing tetapi mendapat pelarangan dari golongan tertentu mengenai jenis musik yang datang dari luar. Pada saat itu hanya ditujukan pada orang asing sedang bagi
umum tidak bisa dibatasi karena adanya perangkat internet, email dan sebagainya yang tidak mengenal batas-batas ruang, tempat dan waktu.
Perangkat musik yang dahulu dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai alat bunyi-bunyian sekarang bisa dimainkan oleh satu orang saja dengan suatu
alat elektronika. Penataan nada-nada disalurkan melalui elemen selular yang bisa dibawa ke mana-mana, berukuran kecil, praktis dan disimpan dalam saku.
Mendengarkan musik agar tidak lagi terganggu oleh suara luar digunakan earphone yang sifatnya lebih personal. Faktor jarak, sumber penyiaran
dinyatakan dalam saluran atau channel yang dengan cepat bisa diakses jenis gelombang dengan siaran musik apa yang akan dipilih. Perekaman lewat
Compact Disc bentuknya semakin tipis, kecil dan elastis. Di samping perekaman juga mampu untuk menyimpan data memori yang mudah diakses pada saat
Universitas Sumatera Utara
diperlukan. Penggabungan gambar dan suara dibuat dalam digital audio berupa Compact Disc dengan hasil yang sangat sempurna.
Pendengar bisa menghidupkan musik tiap saat di mobil, di taman, di rumah dan di mana saja dengan menggunakan perangkat komputer yang serba multifungsi
yang juga bisa untuk digunakan sebagai alat telepon, radio, musik, multimedia, memorable, sehingga menjadikan hidup ini lebih indah
. sumber: Faktor akustik, hlm118
Perkembangan musik dipengaruhi dan ditentukan oleh suasana sosial, ekonomi dan gaya di sekitar sang artis sehingga menimbulkan berbagai jenis musik dan
irama yang berlaku pada tiap periode. Jean Ferris membagi perkembangan musik ke dalam enam periode sebagai
berikut: 1.
Periode abad pertengahan 500-1450 Merupakan periode pertama yang dipelopori oleh bangsa Yunani di mana
musik dijadikan bagian dari kehidupan mereka. Periode ini dipengaruhi secara kuat oleh unsur religius dan baru pada abad ke-14 musik merupakan
refleksi sosial pada saat masa urbanisasi. 2.
Renaissance 1450-1600 Pada zaman ini pengaruh agama terhadap musik berkurang karena ciri
sekuler atau duniawi meningkat. Renaissance merupakan periode panjang dengan perubahan-perubahan dalam sosial, politik dan agama berhasil
memberi pengaruh besar dalam dunia musik. Ciri musik saat itu yang berperan adalah Poliponi, yaitu komposisi musik dari beberapa melodi
simultan yang disatukan secara bersamaan. 3.
Baroque 1600-1750 Memiliki gaya musik yang terkenal dramatis dan emosional melalui unsur
dinamik yang kontras dan kebebasan irama. Sifat musiknya ireguler. Periode ini diakhiri dengan gaya Rokoko di mana sifat elegan ditambahkan
di dalamnya. 4.
Klasikal 1750-1820 Memiliki gaya musik dengan pengendalian emosi, tenang, sederhana dan
seimbang. Dengan pengaruh suasana abad pencerahan Prancis pada masa itu. Musik klasikal menggantikan gaya musik Barok yang emosional.
Universitas Sumatera Utara
Komposer besar pada zaman itu adalah: -
Wolfgang Amadeus Mozart -
Ludwig Von Beethoven -
Frans Joseph Hadyn 5.
Romantik 1820-1900 Ciri musik zaman Romantik adalah ungkapan cinta kepada alam dan
ungkapan gambaran dari perasaan yang tidak stabil. Komposer besar di zaman itu:
Musik orkestra: -
Felix Mendelshon -
Peter Illich Tchaikovsky -
Franz Liszt -
Johannes Brahms Musik solo dan ansamble
- Francois Frederisk Chopin
- Schumann
- Scubert
6. Periode abad 20 1900- sekarang
Periode perkembangan musik yang terakhir pada saat ini diawali dengan pengaruh tiga aliran yaitu:
- impresionisme, memiliki sifat elegan, entertaining, romantis, dan
dipengaruhi oleh seni barat. -
Primitivisme, memiliki sifat musik yang bersemangat -
Ekspresionime, sifat emosional tinggi dari ekspresi artis. Pada abad ke -20 musik jazz sangat dikenal secara luas dan dalam musik
orkestra terdapat komposisi dengan menambahkan alat musik perkusi
. sumber:faktor akustik, hlm117
II.3.4.2.Perkembangan musik di Kota Medan
Dalam sejarah musik negeri ini, andil musisi dari Kota Medan sebenarnya tak boleh diabaikan. Perkembangan musik dangdut salah satu genre musik yang
cukup digemari masyarakat, misalnya, tak lepas dari tradisi musikal Orkes Melayu yang berasal dari Sumatra Timur.
Universitas Sumatera Utara
a. Pada awal abad ke - 20
• Pada tahun 1925 terdapat Nalaingan Band di Simalungun. Pada
kurun waktu yang bersamaan kerap juga diselenggarakan kompetisi band, yang disebut orkest-concours, khususnya musik kroncong
dan band untuk dansa dans muziek di berbagai kota di Keresidenan Sumatera Timur
dan Tapanuli. Juga, telah muncul band-band yang memainkan musik
yang populer pada masa itu di istana Kesultanan Serdang, Deli dan Langkat. Bahkan di
antaranya sudah rekaman di Singapura di bawah label His Master Voice, misalnya Romulus L Tobing dari Tarutung.
• Setelah Indonesia merdeka dan Radio Republik Indonesia RRI,
banyak muncul band dalam konteks kumpulan atau ensembel yang
memainkan lagu-lagu yang populer pada masanya, seperti lazimnya band dalam
situasi sekarang. Lagu-lagu band tersebut secara reguler dipancarkan
melalui radio. •
Dari era ini muncul band Pardolok Tolong Melody, The Singing Blue
Band, Orkes Sinar Medan, Al Wardah, yang melahirkan kampiun
seperti Nahum Situmorang, Sididik Sitompul, Ismail Hutajulu, Lily Suhairy, Djaga Depari, Achmad Baqi, Taralamsjah Saragih, yang
beberapa diantaranya sudah rekaman piringan hitam vinyl record di
Lokananta. Termasuk juga Marihot Hutabarat dengan Trio Marihot
merekam album Dago Inang Sarge di Panaphone Record,
Universitas Sumatera Utara
sebagai album jazz pertama di Indonesia.
• Secara historis, era musik band dan kaitannya dengan industri di
atas dilanjutkan dengan generasi baru band, seperti Rhythm Kings, The Mercys, The Minstrel, Dara Kartika, The Great
Session, Free Men, Destroyer, DSys, Cinzano dan sebagainya. Dari
generasi inilah lahir Darma Purba, Charles Hutagalung, Reynold Panggabean, Rinto Harahap, Erwin Harahap, Jelly Tobing, Fadil
Usman, Rizaldi
Siagian, Teruna Jasa Said, Jose Tobing, Guntur Simatupang, Ayun Machruzar dan sebagainya.Pada tahun 1950-an terdapat orkes
sejenis orkes melayu di antaranya, Emma Gangga, Ellya Khadam “Si Boneka dari India”, Abdul Chalik pemimpin “Orkes Melayu
Bukit Siguntang”, A Kadir pemimpin “Orkes Sinam Kemala” dan Husein Aidit pemimpin “Orkes Melayu Kenanga”. “Kontribusi
Medan dan Sumatera Utara dalam musik dangdut di Indonesia memiliki posisi yang penting. Dan ini sudah dimulai sejak lama,
ditandai dengan kemunculan ‘Orkes Melayu Sinar Medan’, sampai ke Pop Melayu dari ‘The Rhythm Kings’, ‘The Mercys’,”sumber:
etonomusikolog Ben M Pasaribu, seperti dikutip dari ulasan musik Global di edisi 045 Setelah melewati masa-masa kejayaan orkes
Melayu yang kemudian disebut-sebut oleh para pengamat musik sebagai salah satu akar penting musik dangdut
• Pada tahun 1970-1980-an The Mercy’s band Medan yang mendapat
posisi penting dan merupakan salah satu grupmusik legenda di negeri ini, sederetan dengan grup papan atas nasional lainnya, “Koes
Plus”, “The Loyd”, “Black Brothers” maupun “Panbers”. Sayangnya, kemujuran “The Mercy’s” sepertinya hanya untuk
mereka saja, bukan untuk band-band Medan generasi berikutnya. Mengikuti jejak mereka ternyata tak semudah membalikkan telapak
tangan. Ini dirasakan betul oleh band-band Medan belakangan
Universitas Sumatera Utara
setelah keberhasilan “The Mercy’s” maju ke level nasional. Tengok saja misalnya nasib “Summer Blues”, yang sempat merajai
panggung musik blues dan rock and di kalangan anak kampus Medan, namun gaungnya hilang entah ke mana. Nyaris tak
terdengar lagi. “Sayang, mereka hanya bertahan sebentar di Jakarta,” ujar Bengbeng, gitaris “Sunset”, band Medan yang
mengusung musik blues, rock’n roll, dan musik era 70-an. •
Pada tahun 1980-an fase popularitas musik pop dan hingar bingar rock. Namun, pada saat itu, rock ternyata lebih mendominasi
kalangan musisi muda Medan. Rock sekaligus merajai panggung- panggung musik di Kota Medan, meski disayangkan popularitas
orkes Melayu perlahan-lahan mulai pudar. “Ada image khas untuk Medan saat itu. Yaitu, siapa yang belum pernah memijak panggung
musik rock di Medan, ia bukan rocker sejati,” kenang Savril Rizal, musisi Medan yang sudah melewati dan menikmati era itu. Savril
adalah sahabat seperjuangan Pay “Slank” yang memiliki visi sama, yakni eksis dengan musik rock. Sayang, Savril tidak semujur Pay,
yang kemudian menjadi gitaris “Slank”. Dan kini, menjadi salah satu motor BIP. Pada Era 1980-an, muncul aktivitas kompetisi band
lomba dengan menghasilkan pemenang, sedangkan pada era sebelumnya lebih
ditekankan pada semarak pertunjukan dengan berlomba-lomba kehadiran
penggemar fans yang banyak. Lahirlah XOZ Band, Session Band sampai
sekarang masih eksis, New Chordex, Metallaser, Grazy Rock Band,
MCM dan sebagainya yang hadir dengan ragam hard rock, heavy metal,
jazz fusion. •
Di antara mereka banyak yang sampai ke tingkat nasional untuk event
Indonesia Rock Festival maupun Light Music Contest. Pada
Universitas Sumatera Utara
masa inilah peranan penggiat, promoter atau maecenas yang lazim
disebut manajer sangat penting, diantaranya, Thomas Ginting, Ayun
Machruzar, Herwin Kampusi dan lain-lain. Demikian peranan jurnalis
musik seperti Jenda Bangun, Buary Malaway, Syaiful Ishak, Bambang
Sumantri, Diurnanta Qelanaputra, Buoy Hardjo alm dan lain-lain. •
Sekarang ini, di saat musik populer sangat beragam dan kemudahan merekam dengan teknik digital melalui media komputer yang indie
label lebih terbuka, band ditantang untuk bisa eksis dan menapaki tangga karis lebih terstruktur dan terprogram, dengan melihat ke
belakang atas yang sudah pernah dilakukan pendahulunya dan berpikir
kreatif ke depan dengan menjadi observer yang tanggap melalui media
internet serta memperluas wawasan estetika, niscaya ketertinggalan band-band era sekarang bisa bisa terkejar.
• Sekitar tahun 1990-an, terilhami dari band-band luar, seperti
Nirvana, Indie muncul menjadi sebuah alasan atau peralihan ketika sampel rekaman album mereka ditolak perusahaan rekaman besar.
BEBAS berekspresi tanpa adanya interfensi dari satu pihak, itu yang mereka inginkan sebagai salah satu musisi yang mampu mewarnai
dunia musik Medan mulai bermunculan dengan nama-nama yang saat ini cukup ngetop di telinga anak muda Medan. Sebut saja,
Mahameru, Zogut, CB 4, Tundra, Instan, Armyclown, Foredoom, Morning Power, Cranium dan masih banyak yang lainnya. Sekarang
ini, di saat musik populer sangat beragam dan kemudahan merekam dengan teknik digital melalui media komputer yang indie
label lebih terbuka, band ditantang untuk bisa eksis dan menapaki tangga karis lebih terstruktur dan terprogram, dengan melihat ke
belakang atas yang sudah pernah dilakukan pendahulunya dan
Universitas Sumatera Utara
berpikir kreatif ke depan dengan menjadi observer yang tanggap melalui
media internet serta memperluas wawasan estetika, niscaya ketertinggalan
band-band era sekarang bisa bisa terkejar.
•
Hal diatas menujukkan bahwa begitu tinggi antusias masyarakat kota Medan akan hadirnya konser jazz bertaraf nasional, tapi
mengapa Medan tidak tersentuh jenis musik yang sedang booming ini secara nasional?
Seni urban di Medan berkembang di tengah kebudayaan seni populer yang dipengaruhi oleh budaya barat.
Dalam konteks itu, pelaksanaan Medan Urban Arts Festival yang diselenggarakan oleh Urban Arts Assosiates mencoba menawarkan
fenomena lain dari berbagai sudut pandang garapan, teknis, dan konsep kultural. Diharapkan seni tradisi Selain itu, The Vintage juga
telah mempelopori lahirnya Medan Jazz Society, yang baru saja dibentuk 26 Januari kemarin. Ini adalah wadah baru bagi penikmat
jazz Medan, yang diharapkan menjadi batu loncatan perkembangan musik jazz di Medan.
II.3.5. Bentuk- Bentuk Konser
Pada permainan konser terdapat beberapa jenis penampilan: b.
Shymponie Merupakan bentuk konser yang multi movement, yaitu memiliki beberapa
bagian yang masing-masing disebut movement dan dipisahkan dengan waktu istirahat atau pause. Tiap movement memiliki perbedaan tempo,
suasana, materi, tema dan kadang-kadang juga dalam nada dasar. c.
Concerto Merupakan bentuk konser multi movement yang merupakan kesatuan
permainan orkestra dengan soloist. d.
Musik Program Merupakan konser yang mengandung konotasi musikal atau arti karena
bertujuan menggambarkan suatu pandangan, ide, atau kejadian melalui musik. Permainan berupa multi movement atau tidak, kepada penonton
Universitas Sumatera Utara
biasanya diedari program konser, yaitu lembar deskripsi berisi informasi dan musik yang akan dimainkan.
sumber: faktor akustik, hlm43
II.3.6. Tinjauan Terhadap Gedung Konser
Pengertian gedung adalah bangunan untuk sesuatu maksud untuk keperluan kantor, rapat, bioskop, ataupun untuk kegiatan besar lainnya yang melibatkan
banyak orang. Sedangkan arti dari konser adalah pertunjukan musik. Gedung pertunjukan adalah wadah atau tempat untuk mengadakan atau menyelenggarakan
pagelaran, dimana tempat tersebut harus menyediakan fasilitas, keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Maka gedung konser adalah suatu bangunan yang
dipersiapkan untuk keperluan pertunjukan musik. Gedung ini sangat erat hubungannya dengan musik. Dimana terdapat kegiatan utama yang berlangsung,
yaitu pertunjukan musik dan kegiatan-kegiatan lain berstatus debagai kegiatan penunjang. Dalam pengertian ini maka terdapat suatu fasilitas untuk mewadahi
kegiatan utama yang berupa gedung atau panggung pertunjukan musik serta adanya fasilitas-fasilitas lain untuk mewadahi kegiatan-kegiatan pendukungnya.
II.3.6.1.Perkembangan Gedung Konser
Gedung konser atau lebih dikenal dengan sebutan concert hall atau gedung pagelaran musik yang kita kenal sekarang adalah hasil perkembangan dari bentuk-
bentuk teater Yunani Kuno dan teater terbuka dari Romawi. Mula-mula teater digunakan sebagai tempat untuk melihat visual, sesuai dengan namanya yang
diambil dari bahasa Yunani. Teater berarti tempat untuk melihat dimana penonton berdiri di lereng bukit dan menonton gerakan-gerakan yang biasanya berupa tarian
yang mengambil tempat datar dan terbuka berupa sebuah panggung jadi bukan tempat untuk mendengarkan musik. Kemudian pelataran itu berkembang menjadi
daerah yang melingkar orchestra, yang dikelilingi hampir 23 bagian dengan kursi penonton yang dimaksudkan untu memberikan jarak pandang yang merata, dan
bangunan longitudinal yang digunakan untuk berganti pakaian, gudang, dan sebagai latar belakang.
4
Teater Romawi berbeda dengan teater Yunani yang terletak pada cekungan. Tetapi dibangun sebagai unit tunggal auditorium disuatu tempat datar diluar kota.
4
Prasetya, Lea Penerjemah, Akustik Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Bangku-bangku yang agak melingkar mengelilingi pentas dibangun langsung dengan struktur dari pentas.
Pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mengubah orchestra mejadi setengah lingkaran, agar penonton lebih dekat ke pentas, serta membangun
atap miring yang besar di daerah pentas dan dinding di kedua sisinya. Tindakan ini memberikan pemantulan bunyi yang berdaya guna dan menghasilkan kejelasan
kata yang paling sedikit tidak mengecewakan penonon di tempat yang jauh. Ini merupakan bentuk awal yang melahirkan bentuk teater tertutup, seperti teater
Olympia Academy di Vicevza, Italia abad XVI. Setelah disadari bahwa repleksi suara dari pentas dapat menhasilkan kondisi suara yang baik, maa dinding dan
kemiringannya dilengkapi dengan refleksi suara ke pengunjung, tempat duduk diperpanjang sehingga membentuk huruf ’U’ yang sangat sesuai untuk meletakkan
balkon-balkon, membentuk baris-baris penonton di dinding yang sangat berguna dalam mengabsorbsi suara.
Pada abad XVIII, pengenalan bentuk kubah, pengurangan balkon yang bertumpuk dan pemakaian beton serta dinding yang keras menimbulkan kerugian
akustik dari teater. Akan tetapi pada masa itu kenyamanan pandangan lebih diutamakan, sehingga persyaratan akustik diabaikan.
Kamar musik Holy Well di Oxford, Inggris,merupakan gedung konser pertama yang sudah memenuhi persyaratan visual maupun akustik. Didirikan pada
pertengahan abad XVIII, dengan kapasitas pengunjung 300 orang. Bangunan ini relatif sempit tetapi mempunyai waktu dengung yang pendek, antara 1,3-1,4 detik.
Pada abad XIX, para cerdik pandai mulai menyelidiki sifat-sifat dan masalah akustik dari sebuah auditorium. Tetapi baru awal abad XX inilah para ahli
fisika dan yang lain-lain mengadakan riset-riset ilmiah secara sistematis dalam akustik ruang.
II.3.6.2. Pembagian Gedung Konser Musik
Berdasarkan bentuk panggung gedung konser terdiri dari beberapa bentuk antara lain panggung proscenium, teater terbuka, pentas arena, pentas ujung
terbuka, pentas transverse dan pentas in the round.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu bentuk lantai pada gedung pertunjukan musik dapat digolongkan menjadi empat bagian antara lain: lantai segi empat, lantai melengkung, lantai
tapal kuda, dan lantai tak beraturan.
Gbr 7. Bentuk-bentuk panggung gedung konser
Gbr 8. bentuk audirotium bentuk persegi empat dan bentuk kipas
Universitas Sumatera Utara
II.3.6.3 Pemakai Gedung Konser
1. Seniman Pemusik
Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan
dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur
masyarakat 2.
Masyarakat Penikmat Musik Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari
kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap musik contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll maupun bertujuan sekedar
mencari hiburan atau rekreasi. 3.
Pengelola Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan
musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri.
4. Penyelenggara
Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O Event
Organiger.
Gbr 9. auditorium bentuk tapal kuda dan bentuk tak beraturan
Universitas Sumatera Utara
A. Jenis Kegiatan dan Ruang
TINJAUAN FUNGSI
a. Deskripsi pengguna dan kegiatan
Pengguna Gedung Konser 1.
Seniman Pemusik Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung
untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide
dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur masyarakat.
2. Masyarakat Penikmat Musik
Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap
musik contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll maupun bertujuan sekedar mencari hiburan atau rekreasi.
3. Pengelola
Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam
hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri. 4.
Penyelenggara Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang
menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O Event Organizer.
5. Pengunjung
Pengunjung pada pertunjukan dapat dikualifikasikan menurut strata sosial sebagai berikut:
a. Pengunjung masyarakat strata umum :
b. Pengunjung masyarakat strata menengah
c. Pengunjung dari masyarakat strata atas
6. Pengelolaan
Kepemilikan dipegang oleh pihak swasta. Pengelolaannya diatur berdasarkan perjanjian diantara pemilik dan pihak yang terkait
Universitas Sumatera Utara
Disamping berfungsi sebagai bangunan rekreatif, gedung konser musik juga berfungsi sebagai wadah komunikasi dan edukasi bagi
pemusik dan penikmat musik. Gedung konser musik sebagai pusat pertunjukan musik memfasilitasi kegiatan pengenalan juga pelatihan
tentang musik dan bermain musik dan kemudian dapat berfungsi sebagai fasilitas pendukung dengan tujuan komersial. Sehingga
bersamaan dengan fasilitas rekreatif yang ada akan menghasilkan pemasukan dengan maksud membiayai perawatan gedung konser itu
sendiri.
Adapun maksud dari Concert Hall ini adalah: -
Komunikatif Suatu gedung konser musik dikatakan komunikatif apabila ruang
pertunjukan musik yang terdapat di dalamnya dapat menciptakan suatu jalinan komunikasi dua arah antar musik dan penonton dalam
arti penonton dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pemusik melalui lagu yang dibawakannya dan sebaliknya pemusik
dapat dengan mudah menciptakan nuansa dan suasana yang dapat mempengaruhi emosi penonton seperti yang dimaksudkan di dalam
lagu yang dibawakannya. Dan semua itu bermuara pada akustik ruang yang dapat menciptakan kualitas suara yang baik karena ibarat
orang yang berbicara harus dengan nada dan intonasi yang jelas sehingga akan cepat diketahui perkembangan emosi pendengar.
- Edukatif
Aspek edukatif merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam bermain bagi para pemusik, yang diwujudkan
dengan penyediaan fasilitas berupa ruang studio latihan musik. Disamping itu juga memiliki tujuan untuk mengenalkan pada
masyarakat luas tentang perkembangan musik, jenis-jenis musik, juga memberikan suatu referensi khususnya pada kalangan pemusik
mengenai cara memainkan suatu jenis musik, pembentukan nuansa
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proses penciptaan sesuai dengan keinginannya.
Universitas Sumatera Utara
- Rekreatif
Sebagai bangunan komersial, gedung konser musik juga memiliki aspek rekreatif karena hal ini sesuai dengan fungsi musik yang
menyenangkan hati pendengarnya, disamping ada maksud lain untuk menciptakan fasilitas-fasilitas yang saling mendukung dalam hal
pembiayaan perawatan bangunan. b.
Deskripsi perilaku Perilaku Pementasan
Pementasan Aksi Aksi pementasan atau aksi panggung yang dilakukan oleh pemain
pada pertunjukan musiknya sesuai dengan irama yang dibawakannya sehingga menciptakan suatu suasana yang lebih ekspresi dalam
menyampaikan maksudnya kepada penonton. Aksi panggung yang dilakukan tiap jenis musik dapat dikelompokkan menjadi:
• Kelompok Panggung SantaiTenang
Adalah aksi panggung dengan melakukan gerakan bebas tetapi tidak terlalu aktif, dan cenderung tentang pergerakannya karena
musik yang dibawakannya bersifat ringan tidak menghentak, santai, dan serius. Jenis musik yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain: -
Musik Pop Karakter musik ini adalah ringan dan santai, cenderung
mudah dinikmati oleh semua kalangan karena tidak membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dalam
pemahamannya. -
Musik Jazz Karakter musik ini adalah ringan dan serius. Si peminat
musik ini hampir sebagian besar dari kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan komposisi musik jazz yang rumit
sehingga membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi untuk
memahami dan menikmatinya. •
Aksi Panggung Semi Atraktif
Universitas Sumatera Utara
Aksi panggung ini mampu menyuguhkan atraksi yang menarik sesuai dengan musik yang dibawakan. Jenis musik yang
termasuk dalam kategori semi atraktif antara lain:
Musik Blues Merupakan akar dari semua musik. Inti dari musik ini
adalah kebebasan berekspresi dan berimprovisasi. -
Musik Country Merupakan musik pedesaan di suatu daerah di Amerika
Serikat. Ciri musik ini hampir sama dengan musik blues namun perbedaannya terletak pada alat musik yang
digunakan. •
Aksi Panggung Atraktif Kelompok musik yang melakukan aksi panggung ini
memperlihatkan gerakan yang tidak terbatas. Jenis musik yang masuk kategori ini antara lain:
- Musik Disco
- Musik Rock
Jenis Kegiatan
Kegiatan dalam bangunan ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1.
Komersil, meliputi kegiatan pertunjukan, retailshop, cafe restoran.
2. Edukasi, meliputi perpustakaan.
3. Servis, meliputi kegiatan pengelola bangunan, parkir, utilitas,
loading dock, dan pelayanan umum. A.
Kegiatan Festival Kegiatan perlombaan atau festival adalah kegiatan perlombaan
permainan instrumen musik. Dilakukan secara teratur, 6 bulan sekali.
B. Kegiatan Penjualan
Kegiatan penjualan meliputi kegiatan jual beli instrumen musik, partitur, buku teori musik, dll.
C. Kegiatan Pertunjukan
Universitas Sumatera Utara
Menyediakan sarana yang akan digunakan sebagai tempat berlangsungnya pertunjukan konser, dan acara musik lainnya.
D. Kegiatan Hiburan Rekreasi
Menyediakan fasilitas rekreasi yang berfungsi sebagai pelengkap dan daya tarik pengunjung bangunan Medan
Concert Center. Fasilitas yang diberikan antara lain: cafe, restoran, dan retail shop.
E. Perpustakaan
Menyediakan data-data tentang sejarah musik, pemain musik, majalah musik, dll.
Dilihat dari perkembangan musik di kota Medan, musik yang paling menonjol adalah musik tradisional Batak, Simalungun, musik orkes
Melayu, musik populer dan klasik. Kelompok Ruang Konser
No Ruang Yang
Dibutuhkan Pengguna
Kegiatan
1
2
3 R. Audience
- R. Duduk - Balkon
- Toilet priawanita
Panggung
Ruang rias
- Toilet priawanita Pengunjung
Pengunjung Pengunjung
Petugas Kebersihan
Penyanyi solo, paduan suara
Pemain musik Penari latar
Penyanyi Pemain musik
Penari Penata rias
Penyanyi, pemain musik, penari,
Datang, duduk, menonton konser Datang, duduk, menonton konser
Buang air kecilbesar, mencuci tangan, mencuci muka,
memperbaiki penampilan Menyanyi
Memainkan alat musik Menari sebagai pengiring lagu
Merapikan penampilan
Buang air kecil besar, mencuci tangan, mencuci muka
Universitas Sumatera Utara
4
5
6
7
8
9
10.
11. Ruang ganti
priawanita Ruang ganti artis
bintang tamu - Toilet priawanita
Ruang hijau Green room
Work shop
- gudang
- gudang alat
- toilet
Ruang control -
lighting
- sound system
- mekanisme
panggung Ruang operator
Ruang Rapat
Ruang Latihan penata rias
Artis Piñata busana
Artis bintang tamu
Actor, artis, sutradara,
koreografer Petugas dekorasi
Petugas dekorasi
Petugas dekorasi
Petugas dekorasi
Petugas lighting
Petugas sound system
Petugas penata panggung
Petugas operator Aktor, artis,
sutradara, koreografer
Actor, artis, sutradara,
Mengganti pakaian, diskusi dengan artis
Mengganti pakaian, make up, diskusi dengan penata rias dan
busana
Istirahat, diskusi
Membuat rancangan dekorasi, mengerjakan dekoras yang telah
dirancang Menyimpan bahan kayu, besi,
dll Menyimpan peralatan
pertukangan Buang air besarkecil, mandi, cuci
tangan, cuci muka
Mengatur pencahayaan di panggung auditorium
Mengatur suara
Mengatur mekanisme panggung selama konser berlangsung
Shoting pertunjukan Diskusi,rapat, ruang workshop
Latihan
Universitas Sumatera Utara
koreografer
Fasilitas Pendukung No
Ruang Yang Dibutuhkan
Pengguna Kegiatan
1
2 3
Cafe - Ruang duduk
- Dapur
- Gudang bahan - Gudang
perlengkapan - Ruang pencucian
piring
- Toilet pengunjung priawanita
- Toilet karyawan
- Gudang umum
Toko musik Ruang cinderamata
Pengunjung Koki
Koki Pelayan
Karyawan café
Pengunjung
Karyawan
Karyawan
Pengunjung pengunjung
Duduk, makan Memasak, menciptakan masakan
baru Menyimpan bahan makanan
Menyimpan bahan makanan untuk didinginkan
Menyimpan perlengkapan dapur Mencuci, menyusun piring,
menyimpan barang bawaan Buang air kecilbear, cuci tangan,
cuci muka Buang air kecilbear, cuci tangan,
cuci muka Menyimpan peralatan yang
sudahakan dipakai Belanja
Belanja souvenir
Pengelola No
Ruang Yang Dibutuhkan
Pengguna Kegiatan
Tabel 8. Kelompok Ruang Konser
Tabel 9 Fasilitas Pendukung
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
5
6
7 Ruang kerja
Ruang kerja
Ruang kerja staff Ruang kerja
mekanis Ruang rapat
Ruang arsip
Ruang penjualan tiket
Manajer Sekretaris
Staff pengelola Petugas panggung
Manajer, sekretaris, dan seluruh staff
Sekretaris, manajer, dan staff
Penjual tiket Mengawasi kegiatan karyawan
Membantu kerja manajer, membuat laporan
Mengerjakan administrasi Mengatur mekanisme panggung
Rapat
Menyimpan arsip
Menjual tiket, mengisi data pengunjung
Mekanikal Elektrikal No
Ruang Yang Dibutuhkan
Pengguna Kegiatan
1
2
3
4 Power house
Ruang chiller
Ruang pompa
Ruang water treatment
Petugas ME
Petugas ME
Petugas ME
Petugas ME Melakukan pengecekan pada
genset dan panel Melakukan pengecekan pada
chiller Melakukan pengecekan pada
pompa dan ground reservoar Melakukan pengecekan pada
saluran pembuangan
c. Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang