Perancangan Diradja Concert Hall

(1)

LAMPIRAN LAMPIRAN PANEL 1


(2)

DAFTAR PUSTAKA

6TA12593. http://e-journal.uajy.ac.id/624/7/6TA12593.pdf. (diakses pada tanggal 18 April 2016)

Archdaily. 2012. Galaxy Soho/Zaha Hadid Architecs. http://www.archdaily.com/287571/galaxy-soho-zaha-hadid-architects. (diakses pada tanggal 12 Maret 2016)

Archdaily. 2011. Harpa Concert Hall and Conference Centre/Henning Larsen Architects & Batteriid Architects. http://www.archdaily.com/153520/harpa-concert-hall-and-conference-centre-henning-larsen-architects. (diakses pada tanggal 3 April 2016)

Balai Sarbini. 2016. Balai Sarbini. http://www.balaisarbini.com/. (diakses pada tanggal 12 Maret 2016)

Benjamin, Andrew. (2010). Writing Art and Architecture.Australia.Prahran

Blogspot. 2012. Galaxy Xoho : Bangunan Futuristik di China. http://blogserius.blogspot.co.id/2012/11/serius-cool-galaxy-soho-bangunan.html. Ching, Francis D.K. (2009). Bentuk, Ruang, dan Tatanan.Jakarta.Erlangga

Ching, Francis D.K. and Adams, Cassandra. (2008). Ilustrasi Konstruksi

Bangunan. Edisi ketiga.Jakarta.Erlangga

Egan, M. David. (1988). Architectural Acoustics.United States of America.Arcata Graphics/Halliday.

Goldsmith, Selwyn with PRP Architects. (2000). Universal Design.

Groat, Linda and Wang, David. (2013). Architecture Research Methods. Edisi ke-2. New Jersey.John Wiley & Sons, Inc.

Is, M. Santamour. (2006). Environmental Design of Urban Buildings.London.Earthscan.

Kahn, Matthew E. (2006). Green Cities Urban Growth and the

Environment.Washington, D.C.Brookings Institution Press.

Lord, Peter and Templeton, Duncan. (1996). Detail Akustik. Edisi ketiga.Jakarta.Erlangga.


(3)

Mebidangro : Peraturan presiden nomor 52 tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan Medan, Binjai, Deli Serdang dan Karo.

Mia. 2013. Arsitektur Futuristik. http://miasiibungsu.blogspot.co.id/2013/02/arsitektur-futuristik.html. (diakses

pada tanggal 5 Maret 2016)

MSAE ,Jimmy S Juwana. (2005). Sistem Bangunan Tinggi.Jakarta.Erlangga. Neufret, Ernst. (2002). Data Arsitek. Jilid 1. Edisi ke-33.Jakarta.Erlangga. Neufret, Ernst. (2002). Data Arsitek. Jilid 2. Edisi ke-33.Jakarta.Erlangga.

Royen, Harold J. (1985). Construction Material for Arcitecture.New York.John Wiley & Sons.

RUTRK Kota Medan Tahun 2008-2028

Suptandar, J. Pamudji, (2004). Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain

Interior.Jakarta.Djambatan.

Wikipedia Indonesia. 2016. Konser. https://id.wikipedia.org/wiki/Konser. (diakses pada tanggal 20 Maret 2016)


(4)

BAB III

METODE PENDEKATAN PERANCANGAN

Metode pendekatan perancangan menjelaskan tahapan-tahapan yang dilakukan selama proses pra-perancangan, dimulai dari menentukan kawasan, melakukan diskusi dan asistensi, melakukan studi lapangan dan studi pustaka, hingga akhirnya dapat menentukan lokasi site perancangan dan menentukan fungsi bangunan yang dirancang. Berikut ini dijelaskan mengenai metode pendekatan perancangan secara lebih rinci.

3.1. Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek)

Tabel 3.1 Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek)

Tanggal Keterangan

Senin, 22 Februari 2016

Briefing dan diskusi bersama tim kerja dan dosen

pembimbing mengenai program kerja dan penentuan lokasi proyek.

Selasa, 23 Februari 2016

• Diskusi bersama tim kerja dan dosen pembimbing mengenai lokasi pasti proyek dan pengarahan untuk survei lokasi (survei lapangan). (Sumber : Olah data pribadi)

Dalam langkah diskusi ini menceritakan terdapat beberapa lokasi yang sempat diajukan :

a. Sei Mangke, Kab. Simalungun, b. Berastagi, Kab. Karo,

c. Kuala Namu, dan d. Pulo Brayan Bengkel.


(5)

Setelah melewati fase diskusi yang cukup panjang, terpilihlah kawasan Pulo Brayan Bengkel sebagai lokasi perancangan. Kawasan Pulo Brayan Bengkel ini terpilih karena memiliki banyak potensi yang berdampak positif jika dikembangkan, salah satunya dikarenakan kawasan ini merupakan kawasan pengembangan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).

3.2. Tahap 2 (Survei Lokasi)

Survei ini dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisa data-data yang didapatkan dilokasi. Dalam mengumpulkan data tentunya banyak yang harus dilihat dari berbagai sisi yang berbeda, mulai dari karakteristik lokasi, potensi, sirkulasi dan yang lainnya. Setelah mendapatkan data hasil survei lokasi, yang dilakukan selanjutnya adalah mendiskusikan dan menganalisanya bersama dengan kelompok kerja dan dosen pembimbing. Hasil dari analisa dari data survei inilah yang menjadi acuan dalam perancangan nantinya.

Gambar 3.1 Maket kawasan eksisting (Sumber : Olah data pribadi)


(6)

Tabel 3.2 Tahap 2 (Survei Lokasi)

Tanggal Keterangan

Rabu, 24 Februari 2016 • Survei lokasi di Pulo Brayan Bengkel, mengumpulkan dan mencatat data-data lokasi. Kamis, 25 Februari

2016

• Membahas hasil data survei. Mengasistensikan dan mendiskusikannya bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing.

Jum’at. 26 Februari 2016

• Menganalisa site kawasan bersama dengan tim kerja dan dosen pembimbing. Dimulai dengan peraturan yang diterapkan pada kawasan perancangan, pemilihan tema perancangan kawasan dan membuat sketsa cepat mengenai rencana perancangan kawasan.

(Sumber : Olah data pribadi)

Pada langkah survei lokasi ini dapat disimpulkan bahwa kawasan Pulo Brayan Bengkel akan dilakukan renewal development dengan menambahkan fungsi-fungsi bangunan yang dapat memfasilitasi kegiatan yang tidak hanya kegiatan masyarakat sekitar tetapi juga masyarakat diluar kawasan. Hal ini bertujuan untuk menjadikan kawasan ini sebagai daerah yang menjanjikan dan memberikan input bagi kota Medan dan daerah perencanaan Mebidangro (Medan-Binjai-Deli Serdang-Karo).

3.3. Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi)

Hasil data yang didapatkan dari survei lokasi masih harus diperkuat lagi dengan data yang didapat melalui wawancara dengan pihak-pihak yang lebih mengetahui seperti apa lokasi perancangan dan bagaimana perancangan ini kedepannya dapat berjalan dengan baik dengan hasil yang memuaskan. Data-data


(7)

yang menguatkan hasil dari data survei didapatkan dari wawancara dengan pihak-pihak terkait dan juga dengan melakukan studi pustaka. Studi pustaka dilakukan untuk mendapatkan informasi sejarah kawasan, perkembangan kawasan dari masa ke masa, dan informasi lainnya yang membantu proses perancangan.

Setelah mendapatkan data pendukung untuk melakukan proyek perancangan kawasan, maka langkah selanjutnya adalah membuat desain renewal

development kawasan Pulo Brayan Bengkel berdasarkan hasil analisa data lokasi

dan data pendukung. Perencanaan kawasaan ini memegang konsep mempertahankan nilai sejarah dengan tema sustainable (arsitektur berkelanjutan). Untuk lebih menguatkan kegiatan perancangan proyek ini, tim kerja dan dosen pembimbing masih menunggu surat balasan dari PT. KAI (Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia) untuk melakukan wawancara.

Tabel 3.3 Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi)

Tanggal Keterangan

Selasa, 01 Maret 2016 • Survei tim kerja ke Kantor PT. KAI di Jl. Jawa untuk menyampaikan surat izin wawancara dengan pihak PT. KAI perihal perencanaan kawasan pada tanah milik PT. KAI.

• Survei tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera), namun belum ada hasil.

Kamis, 03 Maret 2016 • Survei tim kerja dan dosen pembimbing ke kantor PT. KAI menanyakan surat balasan untuk izin wawancara, namun belum mendapatkan surat balasan.

• Survei tim kerja ke Perpustakaan Daerah untuk mencari data sejarah Kota Medan.


(8)

untuk mencari data sejarah kawasan Pulo Brayan Bengkel.

• Survei kembali tim kerja ke BWS (Badan Warisan Sumatera) dan bertemu dengan beberapa narasumber. Survei ini mendapatkan hasil informasi mengenai data sejarah kota Medan, sejarah kawasan Bengkel Pulo Brayan dan sejarah mengenai kereta api di Kota Medan.

(Sumber : Olah data pribadi)

3.4. Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi Bangunan yang Dibutuhkan)

Dalam mengolah hasil analisa dari data survei lokasi, wawancara dan data kepustakaaan sudah pasti pernah berada pada titik dimana begitu banyak perbedaan yang harus disatukan. Terlebih lagi dalam menyelesaikan rancangan kawasan ini dilakukan dengan kerja tim, banyak pendapat-pendapat yang harus dipadu-padankan sehingga menjadi satu kesatuan harmonisasi yang sempurna. Tabel 3.4 Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi

Bangunan yang Dibutuhkan)

Tanggal Keterangan

Sabtu - Senin, 05 - 07 Maret 2016

• Mengerjakan rancangan Masterplan Kawasan Pulo Brayan Bengkel bersama dengan tim kerja.

Selasa, 08 Maret 2016 • Mendiskusikan hasil rancangan Masterplan Kawasan Pulo Brayan Bengkel bersama tim kerja dan dosen pembimbing.

Rabu - Jum’at, 09 - 11 Maret 2016

• Mengerjakan maket kawasan eksisting.


(9)

Hal yang perlu diingat dalam merencanakan perancangan kawasan ini adalah diharapkan kawasan ini dapat menarik minat masyarakat diluar kota Medan bahkan wisatawan asing untuk berkunjung ke kota Medan. Dalam perancangan kawasan ini perlu membandingkan antara kawasan eksisting dan kawasan dengan rancangan yang baru. Hal ini bertujuan untuk melihat perbandingan kawasan antara sebelum dan sesudah dirancang. Hal yang dilihat seperti apakah tujuan utama dari perancangan kembali kawasan ini sudah tercapai, apakah kaidah-kaidah perancangan kawasan sudah dengan baik diterapkan, dan apakah kawasan yang sudah dirancang dapat memberikan dampak positif dari sebelum perancangan kawasan.

Gambar 3.2 Rancangan kawasanawal (Sumber : Olah data pribadi)


(10)

3.5. Tahap 5 (Mengerjakan Revisi Perancangan Kawasan Pulo Brayan Bengkel)

Ketika melakukan proses perancangan, tidak dapat dipungkiri dalam melakukan sebuah perancangan ada rasa ketidakpuasan dan merasa belum cukup baik terhadap hasil rancangan. Maka dari itu dalam setiap proses perancangan akan ditemukan cerita mengenai revisi-revisi desain perancangan. Revisi ini bisa saja bersisi kekurangan gambar yang bersifat fisik atau bahkan kekurangan dari segi kesempurnaan desan rancangan itu sendiri. Begitu juga dengan desain perancangan kembali kawasan ini juga tidak terlepas dari proses revisi desain.

Gambar 3.3 Proses revisi perancangan kawasan (Sumber : Olah data pribadi)

3.6. Tahap 6 (Mendapatkan Hasil Rancangan Kawasan Setelah Revisi) Untuk menghasilkan sebuah revisi perancangan kembali kawasan Pulo Brayan Bengkel tidaklah mudah. Kembali ketitik dimana diskusi awal dimulai, menganalisa kembali rancangan sebelumnya, mendata kekurangan dari hasil rancangan dan juga mendata kembali apa yang dibutuhkan pada kawasan


(11)

perancangan ini. Melewati diskusi yang cukup panjang dengan tim kerja menorehkan sebuah catatan pada rancangan awal belum cukup efisien dari segi sirkulasi kawasan, orientasi utama pada kawasan dan juga mengenai fungsi-fungsi bangunan yang belum sesuai dengan kebutuhan dan peletakannya. Ketika diskusi panjang telah terlewati, telah ditetapkan hasil Masterplan Kawasan Pulo Brayan Bengkel. Adapun hasil keputusan desain fungsi bangunan yang akan dirancang oleh masing-masing tim kerja adalah sebagai berikut :

a. Apartemen mix-used, dengan tema Hi-Tech, b. Concert Hall, dengan tema Arsitektur Futuristik,

c. Convention and Exhibition, dengan tema Arsitektur Hemat Energi,

d. Museum Sejarah Kota Medan dengan tema Arsitektur Neo-Vernakular, e. Pusat Industri, dengan tema Arsitektur Industrial,

f. Stasiun KA, dengan tema Hi-Tech,

g. Youth Centre, dengan tema Arsitektur Berkelanjutan.

Gambar 3.4 Hasil perancangan kawasan setelah revisi (Sumber : Olah data pribadi)


(12)

3.7. Tahap 7 (Melakukan Diskusi dengan Dosen Psembimbing dan Dosen Penguji Mengenai Hasil Revisi)

Untuk mengetahui apakah hasil desain dari revisi Masterplan Kawasan Perancangan, tim kembali melakukan diskusi dengan dosen pembimbing. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil akhir terbaik dari perancangan kawasan. Jika ditelaah lebih jauh berdasarkan fungsional dan estetika, kekurangan dalam sebuah desain rancangan itu sudah pasti selalu ada. Hal yang harus dilakukan adalah, mengkaji kembali desain rancangan, memperbaiki kesalahan dan kekurangan.

Dari diskusi dengan tersebut maka menghasikan sebuah desain baru mengenai peletakan fungsi bangunan yang lebih sesuai terhadap peruntukan dan guna lahan pada kawasan perancangan.

3.8. Tahap 8 (Melakukan Survei Lokasi Kembali)

Mengkaji kembali revisi rancangan kawasan, terdapat beberapa hal yang masih belum didapat dari survei lokasi. Untuk melihat apakah ada yang terlewatkan maka diputuskan untuk melakukan survei lokasi kembali. Menyusuri setiap jalan-jalan dilakukan untuk melengkapi data yang kemudian akan dianalisa kembali. Dengan dilakukannya kembali survei lokasi ini diharapkan mampu untuk melengkapi data dan untuk melihat kesesuaian fungsi bangunan dengan kondisi lapangan. Sehingga revisi yang dilakukan terhadap Masterplan Kawasan Perancangan dapat menghasilkan hasil yang maksimal.

3.9. Tahap 9 (Melakukan Perancangan Kawasan yang Sudah Sesuai dengan Hasil Revisi)

Mencapai titik akhir dari sebuah desain itu tidaklah semudah dengan menggambar sebuah garis diatas kertas putih. Dibutuhkan banyak pertimbangan, diskusi serta analisa-analisa yang terkadang harus terdapat perdebatan dan


(13)

perbedaan yang harus disatukan. Setelah melakukan diskusi dengan dosen pembimbing dan dosen penguji, dan juga telah melakukan survei kembali kawasan perancangan, maka tim melakukan kembali desain perancangan kawasan dan menghasilkan sebuah desain kawasan yang baru.

Gambar 3.5 Hasil akhir perancangan kawasan (Sumber : Olah data pribadi)

Keterangan :

a. Diradja Concert Hall,

b. Apartemen, c. Stasiun KA TOD, d. Balai Yasa,

e. Museum Sejarah Kota Medan, f. Pusat Industri Kreatif,

g. Rusun dan pemukiman,


(14)

i. Perumahan, j. Youth Centre,

k. Club house,

l. Convention and Exhibition,

m. Menara Air,

n. Perumahan dengan arsitektur kolonial Belanda, o. Treatment air, dan


(15)

BAB IV

ANALISA PERANCANGAN

4.1. Analisa Kondisi Tapak Dan Lingkungan 4.1.1. Analisa Lokasi

Gambar 4.1 Peta lokasi (Sumber : Olah data pribadi)

Peta Indonesia Peta Sumatera


(16)

Lokasi perancangan berada di Jl. Yos Sudarso, Kec. Medan Barat, Medan, Sumatera Utara. Berada di jalan Cemara, kecamatan Medan Timur, Medan, Sumatera Utara.

4.1.2. Analisa Kondisi dan Potensi Lahan

a. Lokasi : Jl. Yos sudarso, Kec. Medan Barat Kota Medan. b. Luas lahan : 3 ha (multi massa)

c. Batasan site

• Utara : Bangunan komersil • Selatan : Bangunan komersil

• Timur :Stasiun Kereta Api dan bangunan kolonial Belanda. • Barat :Sungai deli.

d. Program diperuntukan : Masyarakat lokal, regional, Dan Internasional. e. Kontur : Relatif datar.

f. GSB : (1/2n) + 1 (n = lebar jalan) g. Jalan Primer : Minimun 12-15 meter

h. Sempadan samping dan belakang : 3 meter

i. KDB : 50% - 75%

j. KLB maksimum : 5 k. GSS (Sepadan sungai): 10 m

l. Bangunan eksisting :Permukiman, komersil, pergudangan, dan pendidikan.

Lokasi perancangan berada di Jl. Yos Sudarso, Kec. Medan Barat, dekat dengan Stasiun KA Pulo Brayan dan perumahan pegawai KA yang memiliki nilai sejarah yang tinggi. Pada kawasan perancangan juga terdapat menara air yang merupakan peninggalan pada masa kejayaan PT. KAI pada tahun 1886.

Selain itu Kec. Medan Barat juga masuk pada kawasan pengembangan Mebidangro. Pengembangan kawasan Mebidangro ini untuk meningkatkan citra


(17)

dan karakteristik kawasan sebagai bagian dari pusat kota metropolitan kota Medan.

4.1.3. Analisa Peraturan

Perancangan kawasan yang berada di Kecamatan Medan barat ini memiliki peraturan ketinggian bangunan hingga 10 lantai dan dikelola secara komersil, dengan peruntukan lahan sebagai perumahan, perdagangan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

Tabel 4.1 Pengembangan Peruntukan Lahan Kota


(18)

Peraturan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) terdiri atas KDB menengah sampai tinggi, tergantung besar luas kapling dan lokasinya terhadap jalan. 1

a. Bangunan/apartemen/rumah susun/kondomonium jumlah lantai maksimal 10 lantai dengan ketentuan KDB maksimal 50 % dan KLB maksimal 5. b. Untuk bangunan-bangunan yang sudah memiliki Izin Mendirikan

Bangunan (IMB), maka disesuaikan dengan izin yang telah diterbitkan. c. Ketentuan KDB/KLB maupun ketinggian ditetapkan maksimal sepanjang

dapat menyediakan fasilitas berupa parkir, RTH dan ketentuan lainya.

Peraturan mengenai GSB (Garis Sempadan Bangunan), berdasarkan penetapan dalam RTRW Kota Medan Tahun 2028 tentang ketentuan lebar garis sempadan depan bangunan sesuai dengan klasifikasi jalan adalah sebagai berikut2:

a. Jalan Arteri Primer : minimum 12-15 meter, b. Jalan Arteri Sekunder : minimum 8-10 meter, c. Jalan Kolektor Sekunder : minimum 6-8 meter, d. Jalan Lokal Sekunder : minimum 4-6 meter, e. Jalan Lingkungan (lainnya) : minimum 4 meter, f. Jalan Setapak : minimum 2 meter.

Sedangkan untuk garis sempadan samping dan belakang bangunan untuk Kawasan Perkotaan di Kecamatan Medan Barat diatur dengan ketentuan3 :

a. Pada peruntukan perumahan tunggal diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 2 meter dengan pertimbangan akses masuk dan cucuran atap serta sempadan belakang minimal 2 meter.

b. Pada peruntukan perumahan kopel diterapkan garis sempadan samping salah satu sisi minimal selebar 1,5 meter dengan pertimbangan akses udara dan penyinaran masuk dan cucuran atap serta sempadan belakang minimal 2 meter.

1

Sumber : RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kawasan Medan Barat 2

Sumber : RDTR (Rencana Detail Tata Ruang) Kawasan Medan Barat 3


(19)

c. Pada peruntukan perumahan deret tidak diterapkan garis sempadan samping pada kedua sisi atau GSB 0 meter, sedangkan sempadan belakang minimal 2 meter.

d. Untuk peruntukan perdagangan non ruko diterapkan ketentuan tipe A. e. Untuk peruntukan perdagangan berbentuk ruko tanpa GSB samping,

sedangkan GSB Belakang digantikan dengan ketentuan rencana gang kebakaran selebar 3 meter.

f. Pada peruntukan lain seperti bangunan umum diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 2 meter untuk pencahayaan dan udara serta sempadan belakang minimal 2 meter.

g. Pada bangunan Industri diterapkan garis sempadan samping kedua sisi minimal selebar 3 meter untuk keamanan bahaya kebakaran serta sempadan belakang minimal 3 meter.

Peraturan ketinggian bangunan pada site perancangan merupakan bangunan dengan ketingian maksimal 30 lantai dan sebagian memiliki ketinggian bangunan maksimal 4 lantai.

4.1.4. Analisa Sarana dan Prasarana

Pada lokasi perancangan terdapat beberapa hal yang mendukung aktivitas pada lokasi perancangan. Hal yang mendukung tersebut tidak lain adalah sarana dan prasarana. Adapun sarana dan prasarana yang tersedia di sekitar kawasan perancangan adalah sebagai berikut :

a. Terdapat Yayasan Wanita Kereta Api dan beberapa sekolah negeri yang tersebar di kawasan Pulo Brayan.


(20)

Gambar 4.2 Sarana pendidikan disekitar kawasan perancangan (Sumber : Olah data pribadi)

b. Terdapat Rumah Sakit Umum Martha Friska di jalan Yos Sudarso.

Gambar 4.3 Sarana kesehatan disekitar kawasan perancangan (Sumber : Olah data pribadi)


(21)

Gambar 4.4 Sarana ibadah disekitar kawasan perancangan (Sumber : Olah data pribadi)

4.1.5. Analisa Karakteristik Lingkungan

Karakter lingkungan pada kawasan Pulo Brayan Bengkel dapat dilihat dari masyarakatnya, perekonomiannya, dan keadaan topografinya.

Tabel 4.2 Karakter Lingkungan Karakter

Lingkungan

Keterangan

Masyarakatnya Masyarakat di kawasan Pulo Brayan Bengkel pada umumnya bekerja sebagai pegawai, tentara dan buruh. Ada juga yang bekerja wiraswasta dengan membuka toko atau bengkel.

Perekonomian Untuk perekonomian masyarakat pada kawasan ini sebagian besar adalah ekonomi kelas menengah kebawah. Kegiatan perekonomian yang terjadi pada kawasan ini adalah kegiatan komersil, dimana masyarakatnya banyak yang membuka retail yang menjual kebutuhan kawasan seperti rumah makan, bengkel, kebutuhan rumah tangga dan lain sebagainya.


(22)

Topografi Kondisi topografi di kawasan ini relatif datar, dan hampir tidak terlihat sedikitpun area yang berkontur di kawasan ini. Karena kawasan ini relatif datar maka topografi kawasan ini tidak terlalu memberikan masalah untuk perancangan kawasan dan perancangan fungsi bangunan. Untuk jenis kondisi tanah di kawasan ini tidak terlalu keras. Jenis tanahnya adalah bekas persawahan, ini dapat dilihat dari beberapa tempat yang tanahnya terlihat rendah dan tergenang air setelah terjadi hujan. (Sumber : Olah data primer penulis)

4.1.6. Analisa View

View atau pemandangan pada lokasi site ini didominasi oleh perumahan

warga dan juga pertokoan yang berorientasi menghadap di Jl. Cemara. Berikut adalah analisa mengenai view keluar dan view kedalam site.

4.1.6.1. View Keluar Site

View keluar site adalah permukiman penduduk fly over Pulo

Brayan, dan Stasiun KA, perumahan pegawai PT. KAI (Perseroan Terbatas Kereta Api Indoneisa) dan menara air.

Gambar 4.5 View keluar site (Sumber : Olah data pribadi)


(23)

4.1.5.2. View Kedalam Site

Site yang berbatasan langsung dengan jalan memungkinkan lokasi proyek dapat dilihat dari berbagai arah oleh pengguna jalan. View kedalam site adalah view terdekat dari sekitar site perancangan, beberapa view yang terlihat yaitu pasar tradisional, pertokoan disepanjang Jl. Yos Sudarso, dan

fly over Pulo Brayan yang terlihat hingga site perancangan.

4.1.7. Analisa Tata Guna Lahan

Dalam analisa ini dibahas mengenai fungsi lahan, dan solusi untuk memanfaatkan setiap bagian kawasan perancangan untuk memaksimalkan fungsi lahan, sehingga tidak terdapat lagi lahan-lahan yang terbengkalai ataupun bangunan yang tidak memiliki fungsi (bangunan kosong).

Tabel 4.3 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Barat

No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1 Permukiman 1036,05 72

2 Fasos dan Fasom 138,86 10

3 Perdagangan dan Jasa Komersil 21,29 1,47

4 Kawasan Perlindungan Setempat 86 5,80

5 Ruang Terbuka Hijau (RTH) 25 1,73

6 Infrstruktur (Jaringan Jalan) 139 9,0

Total Luas 1.446,2 100


(24)

4.1.8. Analisa Lalu Lintas

Arus lalu lintas dari dan menuju kawasan perancangan terlihat padat lancar. Untuk yang melewati fly over kendaraan lancar, tetapi jika melewati jalan dibawah fly over (Jl. Yos Sudarso dan sekitarnya) maka arus lalu lintas terbilang macet. Hal ini dikarenakan jalan yang kecil dan adanya lintasan rel kereta api. Untuk itu pada perancangan kembali kawasan Pulo Brayan Bengkel, jalan ini akan diperlebar. Ini bertujuan untuk mengurangi penumpukan kendaraan dan memberikan ruang hawa untuk bangunan yang berada dibawah fly over. Titik lampu merah pada kawasan ini ada di persimpangan Jl. Krakatau - Jl. Cemara dan persimpangan Jl. Yos Sudarso - Jl. Cemara.

Berikut adalah uraian untuk intensitas kendaraan disekitar kawasan perancangan :

a. Jalan Yos Sudarso : sedikit macet, dengan dominasi angkutan umum, kendaraan pribadi roda dua dan empat.

b. Jalan Cemara : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

c. Jalan Krakatau : padat lancar, dengan dominasi kendaraan pribadi beroda empat, kendaraan berat dan angkutan umum.

d. Fly over : lancar, dengan dominasi kendaaran pribadi beroda empat, dan kendaraan berat.

e. Jalan Bengkel dan Jalan Lampu : lancar, sedikit yang melintas jalan ini karena daerah permukiman penduduk. Dominasi kendaraan di jalan ini adalah kendaraan roda dua.


(25)

4.1.9. Analisa Sirkulasi

Sirkulasi pada jalan-jalan kawasan perancangan merupakan sirkulasi dua arah, dengan tingkat kemacetan yang tidak terlalu tinggi. Kondisi jalan pada kawasan perancangan juga sudah cukup baik. Namun penataan jalur hijau, dan kenyamanan serta keamanan bagi pejalan kaki belum diperhatikan. Hal ini terlihat dari pedestrian pada sisi jalan yang tidak terawat bahkan ada yang tidak memiliki jalur pedestrian.

Gambar 4.6 Sirkulasi jalan (Sumber : Olah data pribadi)


(26)

Oleh sebab itu, pada perencanaan perancangan kawasan Pulo Brayan Bengkel perlu diperhatikan kenyamanan dan keamanan bagi pengunjung dan pengguna jalan. Tidak hanya yang menggunakan kendaraan, tetapi juga yang menggunakan sepeda dan bagi pejalan kaki.

4.2. Analisa Fungsional

4.2.1. Analisa Kebutuhan Ruang dan Program Ruang

Analisa kebutuhan ruang dan program ruang adalah mengenai ruang-ruang yang dibutuhkan sesuai kebutuhan dan aktivitas yang dilakukan. Sedangkan program ruang adalah mengenai besaran ruang yang dibutuhkan sesuai dengan kapasitas yang dapat ditampung pada suatu ruang di satu waktu.

4.2.1.1. Analisa Kebutuhan Ruang Tabel 4.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang

Fasilitas Pertunjukan Kelompok

Kegiatan

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang

Konser, Teater dan

Pengunjung

Mencari informasi R.informasi Melakukan regristasi

tiket

Loket tiket Menonton konser R. pertunjukan/

tribun penonton Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Penyanyi/ Artis utama

Mengganti pakaian dan diskusi

R. ganti artis pria/wanita Merapikan

penampilan/berhias

R. hias

Latihan R. latihan

Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room

Melakukan konser Panggung/ ruang konser

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet


(27)

Pertunjukan

Penyanyi/ Bintang tamu

Mengganti pakaian dan diskusi

R. ganti artis pria/wanita Merapikan

penampilan/berhias

R. hias

Latihan R. latihan

Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room

Melakukan konser Panggung/ ruang konser

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Koreografer/ penari

Mengganti pakaian R. ganti Merapikan

penampilan/berhias

R. hias

Latihan R. latihan

Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room

Melakukan konser Panggung/ ruang konser

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Pemain Musik

Merapikan

penampilan/berhias

R. hias

Latihan R. latihan

Rapat kegiatan R. rapat Istirahat/diskusi Green room

Memainkan alat music/mengiringi konser

Panggung/ ruang konser

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Desainer/Penata Rias

Menata rias dan busana R. hias/R. ganti Diskusi dengan artis R. hias/ R. ganti Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Sutradara

Rapat kegiatan konser R. rapat Mengarahkan latihan R. latihan Mengarahkan dan

mengontrol pertunjukan

R.konser/backstage

Istirahat/ diskusi Green room

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Membuat rancangan dekorasi


(28)

Konser, Teater dan Pertunjukan Petugas Dekorasi Mendekorasi panggung konser R.konser/panggung konser Menyimpan peralatan dekorasi Gudang

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Mengatur pencahayaan panggung dan ruang konser

R. operator lighting

Mengatur sound system panggung

R. operator sound sistem Petugas Operator Mengatur mekanisme panggung selama konser berlangsung R. konser/panggung

Shooting pertunjukan R.konser/panggung Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Pengunjung

Mencari informasi R.informasi Melakukan regristasi

tiket

Loket tiket

Menonton konser Area pertunjukan/ tribun penonton Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

` Artis

Mengganti pakaian dan diskusi

R. ganti artis pria/wanita Merapikan

penampilan/berhias

R. hias

Melakukan konser Panggung/ area pertunjukan Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Petugas Operator

Mengatur pencahayaan panggung dan area pertunjukan

R. operator lighting

Mengatur sound system pertunjukan

R. operator sound sistem Mengatur mekanisme panggung selama pertunjukan berlangsung Area pertunjukan/ panggung

Shooting pertunjukan Area pertunjukan/ panggung

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet


(29)

Penyanyi Melakukan rekaman Studio rekaman Latihan rekaman suara R. latihan suara Studio

Rekaman Dan Ruang

Latihan

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Komposer Mengatur rekaman Studio rekaman Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Studio Rekaman Dan Ruang Latihan Pemain drama Pelatih Latihan drama/teater Memimpin latihan R. latihan drama/teater Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Penari Pelatih

Latihan tari/dance Memimpin latihan

R. latihan tari/dance Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Kantor Pengelola Kelompok

Kegiatan

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang

Pengelola Direksi

Bekerja R. kerja

Menerima tamu R. tunggu/lobi

Rapat R. rapat

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Cafe/restaurant

Pengelola

Staff

Bekerja R. kerja

Menerima tamu R. tunggu/lobi Menyimpan arsip R. arsip

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Makan Café/restaurant

Fasilitas Pendukung Kelompok

Kegiatan

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang

Coffee shop

Pengunjung

Menikmati

makanan/minumam

Area makan Melakukan transaksi Kasir Pemilik

Bekerja R. kerja

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Karyawan/koki

Bekerja R. kerja

Memasak makanan Dapur Melayani transaksi Kasir Menerima dan

menyimpan barang

T. penyimpan barang


(30)

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet Restaurant Pengunjung Menikmati makanan/minumam Area makan Melakukan transaksi Kasir Pemilik

Bekerja R. kerja

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet Karyawan/koki Bekerja R. kerja

Memasak makanan Dapur Melayani transaksi Kasir Menerima dan

menyimpan barang

T. penyimpan barang

Beribadah/istirahat Mushallah/toilet

Service Area Kelompok

Kegiatan

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Ruang

Service

Teknisi

Merawat sistem m/e R. utilitas Mengoperasikan sistem

m/e

R. operasional

Karyawan

Merawat bangunan Semua ruangan Menyimpan alat Gudang/janitor

Bekerja R. kerja

Istirahat Kantin/toilet

Makan Kantin/restaurant

Beribadah Mushallah


(31)

4.2.1.2 Analisa Program Ruang

Tabel 4.5 Program Ruang Fasilitas Umum

FASILITAS UMUM

NO. NAMA RUANG STANDAR

(m²)/@ KAPASITAS UNIT

LUAS AREA

(m²) SUMBER ZONNING

1. Lobby 2,75 300 1 825 NAD Publik

2. R. loket tiket 1,5 2 3 9 NAD Servis

3. Ruang informasi - 4 1 12 NAD Servis

4. Toilet umum 3 12 8 288 NAD Servis

5. Mushallah 0.96 50 2 96 NAD Publik

Total 1.230

Sirkulasi 20% 246

Sub Total Fasilitas Umum 1.476

(Sumber : Olah data pribadi)

Tabel 4.6 Program Ruang Fasilitas Pertunjukan

FASILITAS PERTUNJUKAN

NO. NAMA RUANG STANDAR

(m²)/@ KAPASITAS UNIT

LUAS AREA

(m²) SUMBER ZONNING

1. Ruang Pertunjukan Besar 1,5 2.000 1 3.000 TSS Publik

2. Ruang Pertunjukan Sedang 1,5 1.000 1 1.500 TSS Publik

3. Auditorium Kecil 1,5 150 1 225 TSS Publik

4. R. Lighting - 2 3 348,6 Asumsi Private


(32)

6. R. Proyektor dan MIxer - - 3 226,5 Asumsi Private

7. R. Serbaguna - - 4 171,6 Asumsi Publik

8. Backstage 0,85 80 3 204 HDIS Private

9. R. Ganti 2,6 10 6 156 TSS Private

10. R. Rias 2,6 10 4 104 TSS Private

11. Stage - - 3 1.350 NAD -

12. Studio Rekaman - - 1 90 Standart

Planning

Private

13. Studio/R. Latihan Seni Drama - - 1 96 Standart

Planning

Private

14. Studio/R. Latihan Seni Tari - - 1 96 Standart

Planning

Private

15. Studio Musik - - 1 16 Asumsi Private

Total 7.628,7

Sirkulasi 20% 1.525,74

Sub Total Fasilitas Pertunjukkan 9.154,44

(Sumber : Olah data pribadi)

Tabel 4.7 Program Ruang Fasilitas Penunjang

FASILITAS PENUNJANG

NO. NAMA RUANG STANDAR

(m²)/@ KAPASITAS UNIT

LUAS AREA

(m²) SUMBER ZONNING

1. Restaurant 2 60 1 240 NAD Publik

2. Café’ 2 60 1 240 NAD Publik

3. Retail 1,8-2,5 15 4 150 NAD Publik


(33)

4. Gallery Kesenian II 6 - 2 480 ASS Service

Total 1.800

Sirkulasi 20% 360

Sub Total Fasilitas Penunjang 2.160

(Sumber : Olah data pribadi)

Tabel 4.8 Program Ruang Kantor Pengelola

KANTOR PENGELOLA

NO. NAMA RUANG STANDAR

(m²)/@ KAPASITAS UNIT

LUAS

AREA (m²) SUMBER ZONNING

1. General Manager Room 16 1 1 16 DM Privat

2. Ruang Sekretaris 6,7 1 1 7 NAD Privat

3. Lobby/Resepsionis 0,9 20 1 18 NAD Publik

4. Ruang Tunggu 0.7 20 1 14 NAD Publik

5. Ruang Rapat 2 20 1 40 NAD Privat

6. Ruang Kerja 5-6 6 1 36 ASS Privat

7. Ruang Administrasi 3,7 2 1 7,4 DM Privat

8. Ruang Kabag Operasional 3,7 3 1 11,1 DM Privat

9. Ruang Kabag Keuangan 3,7 2 1 7,4 DM Privat

10. Ruang Kabag Kepegawaian 3,7 3 1 11.1 DM Privat

11. Ruang Kabag Keamanan 3,7 2 1 7,4 DM Privat

12. Ruang Kabag Pemeliharaan

dan Perawatan Bangunan 3,7 5 1 18,5 DM Privat

13. Ruang Pekerja/Loker 2 22 1 44 NAD Servis

14. Ruang Arsip 8 2 1 16 NAD Privat


(34)

16. Pantry 6 3 1 18 Asumsi Service

17. Toilet 3 10 1 30 NAD Servis

Total 391,9

Sirkulasi 20% 78,38

Sub Total Kantor Pengelola 470.28

(Sumber : Olah data pribadi)

Keterangan :

NAD = Neufert Architecs Data TSS = Time-Savers Standards

HDIS = Human Dimension and Interior Space SBT = Struktur Bangunan Tinggi


(35)

4.2.2. Suasana Ruang

Suasana ruang yang ada pada bangunan concert hall memiliki kesan luas dan tinggi. Hal ini akan membuat kenyamanan para penonton pertunjukan tidak memiliki kesan sempit. Hal ini mengharuskan sebuah concert hall memiliki suasana ruang yang aman dan nyaman, serta dapa mendukung segala jenis pertunjukan yang akan dilakukan. Kesan publik dan tidak terlalu private juga harus direncanakan dengan baik, karena bangunan concert hall sebagian besar memiliki ruang publik untuk pengunjung.

4.2.3. Analisa Bentuk

Bentuk dasar bangunan disesuaikan dengan karakteristik bangunan. Penyesuaian bentuk dasar dengan karakteristik bangunan harus disesuaikan dengan sifat bentuk. Adapun sifat-sifat bentuk ialah :

a. Lingkaran : terpusat, berorientasi ke dalam dan stabil (berporos). b. Segitiga : menunjukan kestabilan, namun cenderung pada area

sudutnya tidak memiliki fungsi.

c. Persegi : merupakan bentuk yang statis dan netral, banyak vasiasi bentuk.

d. Radial : merupakan sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisasi ruang-ruang linier yang berkembang menurut arah jari-jari.

e. Bluster : merupakan kelompok ruang berdasarkan kedekatan hubungan atau bersama-sama memanfaatkan satu ciri atau hubungan visual.

f. Grid : merupakan petakan ruang-ruang dalam daerah struktural grid atau struktur 3 dimensi lain.


(36)

4.3. Analisa Teknologi dan Struktur 4.3.1. Analisa Struktur

Diradja Concert Hall menggunakan struktur bentang lebar, hal ini untuk

mendapatkan hasil pemanfaatan ruang yang luas untuk memfasilitasi kebutuhan pertunjukan. Dalam pemilihan jenis struktur yang digunakan pada perancangan

Diradja Concert Hall menggunakan beberapa kriteria, diantaranya :

a. Kriteria teknik

Sistem struktur harus dapat memenuhi persyaratan esensial yaitu : kekakuan, kekuatan dan kestabilan dan ketahanan terhadap kebakaran. b. Kriteria fungsi

Sistem struktur harus dapat memenuhi fungsi ruang fasilitas utama dalam bangunan.

c. Kriteria estetika

Sistem struktur harus dapat mengekspresikan keindahan. • Sub Struktur (pondasi bangunan)

Jenis pondasi terbagi dalam 2 (dua) klarifikasi, yaitu :

- Pondasi dangkal : untuk bangunan sederhana, berlantai

sedikit, yang bebannya relatif ringan, berupa pondasi setempat maupun lajur.

- Pondasi dalam : untuk bangunan kompleks, berlantai

banyak, yang bebannya relatif besar berupa pondasi tiang, sumuran dan terapung.

• Batasan-batasan akibat konstruksi diatasnya, harus memperhatikan:

- Kondisi beban

- Sifat dinamis bangunan. • Batasan-batasan di sekelilingnya

Batasan-batasan lingkungan yang dimaksud disini adalah mengenai lingkungan sekitar perancangan. Dalam perancangan mengenai peraturan dan keadaan lingkungan harus turut diperhatikan. Hal ini agar setelah hasil perancangan telah selesai tidak akan memberikan dampak yang buruk terhadap lingkungan sekitar.


(37)

Selanjutnya berdasarkan bagian dan fungsinya maka struktur dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

a. Struktur bagian atas

Merupakan bagian bangunan yang terletak diatas bangunan atau sebagai penutup bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur atap, yaitu :

• Pemilihan bentuk atap,

• Penutup atap yang digunakan, • Konstruksi atap yang digunakan, • Faktor estetika.

b. Struktur bagian tengah atau badan bangunan

Merupakan bagian bangunan yang mewadahi kegiatan pada bangunan. Pertimbangan perencanaan struktur bagian badan bangunan, yaitu :

• Karakteristik kegiatan dalam ruang, • Bentuk/massa bangunan,

• Bentuk dan tatanan ruang,

• Material atau bahan yang digunakan. c. Struktur bagian bawah

Bagian yang berhubungan langsung dengan tanah dan sebagai penerus beban ke tanah pendukung. Pertimbangan perencanaan pondasi, yaitu :

• Kondisi dan karakteristik tanah, • Daya dukung tanah,

• Beban bangunan,

• Sistem penyaluran gaya.

4.3.2. Analisa Kontruksi

Konstruksi merupakan komponen atau bagian bangunan yang berfungsi untuk mewujudkan bentuk bangunan yang diinginkan, merupakan proses pembentukan hubungan antara dua jenis bahan atau lebih menjadi satu kesatuan yang utuh dan kokoh. Pertimbangan perencanaan konstruksi, yaitu :


(38)

a. Kekuatan dan daya tahan terhadap kondisi alam, b. Efektifitas bahan yang digunakan,

c. Mewujudkan bentuk yang diinginkan,

d. Karakteristik dan sifat bahan yang digunakan,

e. Kekuatan dan daya tahan terhadap gaya-gaya yang bekerja.

Concert hall memiliki fungsi ruang pertunjukan, ruang publik dan ruang

serba guna yang mengharuskan fleksibilitas pada ruang-ruangannya agar dapat digunakan dalam berbagai jenis aktivitas. Bangunan ini menggunakan struktur bentang lebar, hal ini karena bangunan bentang lebar merupakan bangunan yang memungkinkan penggunaan ruang bebas kolom yang selebar dan sepanjang mungkin. Bangunan yang memiliki panjang ≥ 30 meter diwajibkan menggunakan dilatasi.

4.3.3. Analisa Akustik Ruang dan Lingkungan

Dalam merancang gedung pertunjukan, faktor akustik sangatlah penting untuk diperhatikan, baik akustik lingkungan dan akustik ruang. Kedua hal ini sama pentingnya untuk lebih diutamakan dalam perancangan gedung pertunjukan. Mengingat lokasi perancangan yang berada pada jalan lalu lintas utama serta berdekatan dengan pasar tradisional, sudah pasti polusi suara yang dihasilkan oleh kendaraan yang melintas dapat mempengaruhi bagaimana desain bangunan ini direncanakan.

Untuk meminimalisir polusi suara yang dihasilkan oleh lingkungan sekitar perancangan, maka perlu dirancang buffer untuk menyerap suara dari luar terhadap bangunan, misalnya seperti mendesain lansekap dengan tumbuhan-tumbuhan yang dapat menghambat perambatan gelombang suara hingga ke bangunan.

Mendesain akustik ruang juga menjadi bagian yang penting, diantaranya dengan memperhatikan material yang kedap suara yang bertujuan untuk menghalau suara dari luar ruangan yang dapat mengganggu jalannya pertunjukan


(39)

dan juga supaya suara pertunjukan dari dalam tidak sampai terdengar diluar ruangan. Pemilihan material yang tepat juga sangat perlu diperhatikan agar suara dalam ruang pertunjukan tidak menghasilkan suara yang menggema.

Gambar 4.7 Tabel jenis material penyerap bunyi

(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)

Gambar 4.8 Tabel jenis material penyerap bunyi


(40)

Gambar 4.9 Tabel jenis material penyerap bunyi

(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)

Gambar 4.10 Tabel jenis material penyerap bunyi


(41)

Gambar 4.11 Tabel jenis material penyerap bunyi

(Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)

Selain jenis material, bagaimana posisi bangku penonton juga perlu untuk direncanakan dengan baik. Berikut adalah persyaratan bagaimana susunan bangku dalam ruang pertunjukan :

a. Sudut pandang penglihatan penonton terhadap area panggung sangat penting untuk diperhatikan agar penonton dapat melihat pertunjukan diseluruh area panggung secara jelas, nyaman dan tanpa terhalang apapun. Untuk itu, setiap tingkatan pada baris penonton dan jarak pandang terhadap panggung sangat harus diperhatikan.

b. Seating and performance, semua gedung pertunjukan memberikan tempat

dimana para penonton menikmati tontonan yang disajikan. Pengaturan kursi ini adalah untuk memberikan kenyamanan penonton pada suatu pertunjukan. Adapun standar untuk dimensi kursi yaitu :

• Lebar kursi dengan sandaran lengan minimal 525 mm • Lebar kursi tanpa sandaran lengan minimal 450 mm

• Tinggi kursi dan kemiringan : 430-450 mm dan sudut horizontal 7-9º

• Tinggi sandaran punggung dan kemiringan 800-850 mm dari lantai (dapat ditinggikan untuk alasan akustik) dan sudut belakang 15-20º


(42)

• Kedalaman kursi : 600-720 mm untuk kedalaman kursi dan sandaran punggung, jika kursi dapat dilipat maka kedalaman : 425-500 mm

• Sandaran lengan : lebar min.50 mm, tinggi 600 mm diatas lantai.

c. Seating Layout, tipologi bentuk susunan bangku penonton dari ruang

pertunjukan :

• Persegi Empat

Kelebihan : pemantulan silang antar dinding-dinding sejajar menyebabkan bertambahnya kepenuhan nada, suatu segi akustik tuang yang sangat diinginkan pada ruang musik.

Kekurangan : facade bangunan yang flat dan monoton.

Gambar 4.12 Ruang pertunjukkan berbentuk persegi (Sumber : Architectural Acoustics, 1988)

• Kipas

Kelebihan : penonton lebih dekat ke sumber bunyi, sehingga memungkinkan konstruksi balkon yang dilengkungkan,

Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi, kecuali memang diatur secara akustik atau dibuat difuse.


(43)

Gambar 4.13 Ruang pertunjukkan berbentuk kipas (Sumber : Faktor Akustik Dalam Perancangan Disain Interior, 2004)

• Tapal Kuda

Kelebihan : kotak-kotak yang berhubungan yang satu diatas yang lain, walaupun tanpa lapisan penyerapan interior, kotak-kotak ini berperan sebagai penyerap bunyi.

Kekurangan : apabila dinding belakang ikut dilengkungkan akan menyebabkan terjadinya gema atau pemusatan bunyi.

• Tidak teratur/lingkaran

Kelebihan : dapat membawa penonton sangat dekat dengan sumber bunyi. Bentuk ini dapat menyebabkan keakraban bunyi antara pemain dan penonton.


(44)

Gambar 4.11 Ruang pertunjukkan berbentuk lingakaran (Sumber : Architectural Acoustics, 1988)

4.3.4. Analisa Utilitas

4.3.4.1. Analisa Sistem Jaringan Listrik

Sistem jaringan listrik pada Diradja Concert Hall memiliki dua sumber, yaitu :

a. PLN, merupakan Perusahaan Listrik Negara yang menjadi sumber utama dalam jaringan listrik pada bangunan ini. Pasokan dari trafo masuk kedalam bangunan menggunakan dua sistem perbelakan yaitu dengan kabel bawah tanah dan kabel udara yaitu melalui atap plafon atau dinding bangunan.

b. Generator atau genset diperlukan jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik, maka dengan sendirinya genset akan menyala.


(45)

4.3.4.2. Analisis Sistem Jaringan Air Bersih

Dalam merencanakan instalasi air bersih terdapat beberapa hal yang harus direncanakan dengan baik yaitu sumber air bersih, kualitas air bersih, sistem pendistribusian dan penampungan air bersih. Berikut ini adalah beberapa hal yang direncanakan dalam sistem jaringan air bersih pada Diradja Concert Hall :

a. PAM, sumber utama pendistribusian bersih yang diperlukan bangunan.

b. Sumur buatan, cadangan sumber air bersih selain PAM.

c. Rain Harvest, menampung dan menyalurkan air hujan yang dapat

digunakan kembali sebagai irigasi, penggunaan air pada MCK serta untuk keperluan sistem pendingin ruangan.

4.3.4.3. Analisis Sistem Jaringan Air Kotor

Pada sistem jaringan air kotor terdapat beberapa jenis limbah air kotor, yaitu :

a. Air kotor yang padat, b. Air kotor cair, dan

c. Air koto sisa cucian (lemak/zat kimia).

Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor direncanakan dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahaya, penampungan air kotor juga tidak berdekatan dengan sumber atau penampungan air bersih. Hal ini menghindari pencemaran bau atau hal lainnya. Air kotor cair disalurkan langsung ke riol kota. Sedangkan air kotor padat dan sisa cucian diarahkan ke proses masing-masing yaitu bak kontrol, septictank, dan bak penangkap lemak, yang nantinya akan disalurkan ke sumur resapan.


(46)

4.3.4.4. Analisis Sistem Jaringan Fire Protection

Komponen-komponen sistem penanggulangan kebakaran (fire

protection) pada bangunan Diradja Concert Hall yaitu :

a. hydrant-box sprinkler,

b. portable fire extingusher,

c. tangga darurat.

Persyaratan pemasangan, penempatan dan operasi sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang berlaku dibidang pemadam kebakaran.

4.4. Kesimpulan

Berdasarkan analisa yang telah diuraikan sebelumnya, maka terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil, yaitu :

a. Perancangan Diradja Concert Hall berada pada Kawasan Pulo Brayan Bengkel, Kec. Medan Timur.

b. Diradja Concert Hall dapat menampung pertunjukan dengan skala besar

dan beberapa kegiatan lainnya.

c. Diradja Concert Hall menggunakan struktur bentang lebar dengan konsep

arsitektur futuristik.

d. Perancangan Diradja Concert Hall merencanakan mengenai keamanan dan kenyamanan bagi pejalan kaki. Sehingga perencanaan sirkulasi tidak hanya terpaku bagi pengguna kendaraan, tetapi juga yang menggunakan transportasi umum, hal ini mengingat lokasi perancangan yang juga terintegrasi dengan stasiun KA (Kereta Api) dan ruang terbuka publik.


(47)

BAB V

KONSEP PERANCANGAN

5.1. Konsep Perancangan Kawasan Green Deli Oasis

Gambar 5.1 Masterplan perancangan kawasan Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)

Keterangan :

1. Dirajda Concert Hall,

2. Apartement, 3. Stasiun KA TOD, 4. Balai Yasa,

5. Museum Sejarah Kota Medan, 6. Pusat Industri Kreatif,

7. Rusun dan permukiman,


(48)

9. Perumahan, 10.Youth Centre, 11.Club house,

12.Convention and Exhibition,

13.Menara Air,

14.Perumahan arsitektur kolononial Belanda, 15.Treatment air, dan

16.Treatment sampah.

Green Deli Oasis merupakan hasil dari perancangan kawasan yang

dihasilkan dari proses yang sangat panjang. Perancangan ini memiliki tujuan untuk menjadikan kawasan Pulo Brayan Bengkel dan sekitarnya menjadi ‘magnet’ yang memiliki daya tarik tersendiri bagi setiap masyarakat dan wisatawan yang berada di kota Medan. Untuk menjadikan kawasan ini sebagai sebuah kawasan yang memiliki cerminan kehidupan sebuah kehidupan dimasa depan serta menjadi destinasi yang bertaraf Internasional, diperlukan konsep-konsep perancangan yang dapat menggambarkan dari keseluruhan keinginan tersebut.

Kawasan mengambil konsep bentuk kawasan seperti kelopak pucuk daun tembakau. Bentuk kelopak pucuk daun tumbuhan tembakau ini dipilih agar menggambarkan identitas dari sejarah kawasan ini, mengingat pada zaman dahulu tembakau menjadi salah satu hasil komoditas yang utama di daerah Deli.

Selain konsep bentuk kawasan yang seperti kelopak pucuk daun tembakau, terdapat beberapa konsep perancangan yang diterapkan pada kawasan ini, diantaranya :

a. Mengedepankan konsep walkable, dengan membuat pejalan kaki merasa nyaman ketika berkeliling ditempat-tempat pada kawasan ini. Pedestrian yang layak, dan jaringan bagi pejalan kaki yang ingin berkeliling di kawasan ini juga dirancang dengan baik.


(49)

b. Merencanakan sistem transportasi publik dengan baik, keberadaan Stasiun Pulo Brayan Bengkel ini menjadi nilai positif yang cukup penting. Hal selanjutnya adalah dengan merencanakan transportasi khusus mengelilingi kawasan. Tidak lupa menyediakan jalur sepeda dan jalur bagi pejalan kaki yang nyaman dan aman yang bertujuan untuk mengurangi penggunaan kendaraan yang dapat menghasilkan polusi udara.

c. Menyediakan lahan hijau sebesar 60% pada kawasan ini.

d. Menjaga nilai sejarah pada kawasan ini, seperti tetap menjaga keberadaan perumahan pegawai PT. KAI (Perseroan Terbatas Kereta Api Indonesia), menara air yang menjadi titik tengah dari kawasan ini, serta keberadaan bangunan Bengkel Kereta Api.

e. Merancang beberapa tempat yang dapat melayani berbagai jenis kegiatan yang ingin dilakukan seperti :

• Stasiun kereta api, sebagai jantung transportasi kawasan ini. • Youth centre, sebagai pusat kegiatan kreativitas remaja.

Concert hall, sebagai pusat kegiatan kesenian dan hiburan.

• Pusat industri kreatif, sebagai pusat kerajinan dan kegiatan industri pada kawasan ini.

Wisata MICE (meeting, incentive, convention and exhibition), sebagai pusat kegiatan bisnis, edukasi dan pariwisata.

Apartemen, mall dan hotel, sebagai penginapan, tempat tinggal dan pusat belanja.


(50)

Gambar 5.2 Konsep pedestrian Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.3 Konsep pedestrian Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.4 Konsep ruang terbuka hijau Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)


(51)

Gambar 5.5 Konsep ruang publik Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.6 Konsep ruang publik Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.7 Konsep ruang publik Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)


(52)

Gambar 5.8 Menara Air Green Deli Oasis (Sumber : Olah data pribadi)

5.2. Konsep Perancangan Diradja Concert Hall

Salah satu bangunan yang merupakan bagian dari kawasan Green Deli

Oasis adalah bangunan concert hall. Kota Medan sebagai salah satu kota terbesar

di Indonesia belum memiliki bangunan yang layak untuk kegiatan pertunjukan kesenian. Melihat semakin banyaknya kegiatan bermusik, teater dan kegiatan seni lainnya yang semakin intens mendorong perancangan concert hall sebagai salah satu bagian yang penting pada kawasan Green Deli Oasis. Concert hall ini dirancang untuk menjadi pusat kegiatan kesenian dan hiburan pada kawasan ini. Bangunan concert hall ini diberi nama Diradja Concert Hall. Cakupan pengunjung dan kegiatan pertunjukannya tidak hanya seluas kawasan ini saja, tetapi juga mencakup seluruh masyarakat kota Medan. Konsep dasar dari perancangan Diradja Concert Hall ini adalah bagaimana menghadirkan sebuah bangunan yang memiliki nilai futuristik, sehingga bangunan ini nantinya dapat menjadi ikon bagi kawasan perancangan. Tema futuristik pada bangunan ini mengikuti konsep seorang arsitek terkenal yaitu Santiago Calatrava. Santiago Calatrava merupakan seorang arsitek yang selalu menghasilkan karya-karya arsitektur yang memiliki nilai futuristik dan menjadi sebuah ikon arsitektur.


(53)

Gambar 5.9 Salah satu karya arsitektur Santiago Calatrava

Gambar diatas adalah hasil desain dari Santiago Calatrava yang memiliki nilai arsitektur futuristik. Dengan menunjukan sebuah hasil desain yang dapat membuat orang berdecak kagum. Desain tersebut menjadi titik awal dari desain bentuk bangunan Diradja Concert Hall. Dengan membuat guratan-guratan sketsa kasar yang mendasar pada bentuk bangunan karya Santiago Calatrava, maka pada akhirnya didapatlah bentukan bangunan Diradja Concert Hall.


(54)

Gambar 5.10 Konsep desain bangunan oleh Santiago Calatrava

Gambar 5.11 Desain Diradja Concert Hall mengikuti gaya desain arsitektur Santiago Calatrava

(Sumber : Olah data pribadi)

5.2.1. Konsep Perancangan Tapak

Konsep perancangan tapak pada Diradja Concert Hall memiliki sirkulasi dari Jl. Yos Sudarso dan orientasi bangunan menghadap Jl. Yos Sudarso. Perancangan tapak dirancang dengan memaksimalkan fungsi ruang luar sebagai taman untuk pengunjung dapat menikmati suasanan yang ada. Hal ini mengingat lokasi berada dikawasan yang memiliki potensial yang cukup banyak.


(55)

Gambar 5.12 Zoning site Diradja Concert Hall (Sumber : Olah data pribadi)

Untuk area parkir kendaraan diletakan pada basement, hal ini dilakukan agar tidak mengganggu pandangan terhadap massa bangunan. Hal ini juga mengingat kebutuhan parkir yang cukup besar yaitu 200-300 parkir kendaraan.

5.2.2. Konsep Perancangan Bangunan

Untuk konsep bangunan Diradja Concert Hall ini memiliki gubahan massa, bangunan yang terbagi menjadi tiga level tingkatan. Desain Diradja

Concert Hall bentukan tapak terinspirasi dari bentukan sayap roket sedangkan

bentukan fasade terinspirasi dari desain-desain arsitek Santiago Calatrava yang dikembangkan sesuai dengan bentukan gubahan massa tapak. Konsep

Pertunjukkan outdoor

Massa bangunan

Main entrance

Side entra nce


(56)

perancangan Diradja Concert Hall ini yaitu untuk menciptakan sebuah bangunan dengan bentuk yang unik dan futuristik, sehingga dapat menjadi landmark pada kawasan Green Deli Oasis.

Gambar 5.13 Bentuk gubahan massa Diradja Concert Hall (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.14 Site Plan (Sumber : Olah data pribadi)


(57)

Pada perancangan Diradja Concert Hall ini juga terdapat beberapa zona atau area yang terdiri dari zona umum, zona pameran, zona pendidikan/edukasi, zona eksklusif dan zona area pertunjukan outdoor and indoor.

a) Zona umum, meliputi ruang : • Main hall,

• Resepsionis,

Pintu masuk utama juga sebagai area red carpet, Lobi and lounge.

b) Zona pameran, terdiri atas ruang : • Galeri kesenian,

Toko merchandise,

Area sewa untuk stand-stand tertentu ketika ada kegiatan yang sedang diadakan.

c) Zona pendidikan, meliputi ruang : • Ruang kursus seni tari, • Ruang kursus seni drama, • Ruang kursus seni lukis, • Ruang baca/perpustakaan.

d) Zona eksklusif, meliputi ruang : • Sirkulasi khusus artis, • Ruang persiapan artis,

Ruang pertemuan untuk kegiatan fan-meeting.

e) Zona area pertunjukan :

Auditorium skala besar, 2000 penonton (King Theatre), Auditorium kecil, 150 penonton (Crown Theatre), Pertunjukan outdoor.


(58)

Gambar 5.15 Auditorium skala besar (King Theatre) (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.16 Auditorium skala kecil (Crown Theatre) (Sumber : Olah data pribadi)


(59)

Gambar 5.17 Area pertunjukan outdoor (Sumber : Olah data pribadi)

Pemilihan dan penentuan perencanaan massa bangunan disesuaikan dengan kondisi site dan juga disesuaikan dengan fungsi dan kebutuhan ruang pada sebuah bangunan concert hall. Mengingat fungsi bangunan ini yang merupakan sebuah tempat untuk pertunjukan yang menampung hingga 2000 penonton maka gubahan massa yang dipilih adalah sebuah massa yang besar dengan konsep bentang lebar.

Selain berdasarkan fungsi dan kebutuhan akan sebuah gedung konser, adapun pertimbangan lain yang menjadi landasan dalam pemilihan bentuk gubahan massa, yaitu :

• Orientasi terhadap matahari

Bangunan Diradja Concert Hall ini menghadap ke arah timur pada tampak depan dan menghadap belakang pada tampak belakang. Dikarenakan bentuk site dan sirkulasi utama, maka bangunan ini memiliki bidang yang lebih lebar pada sisi timur-barat. Hal ini menjadi sangat penting nantinya dalam menentukan desain fasad dan juga material fasad yang digunakan.


(60)

Gambar 5.18 Orientasi bangunan terhadap arah mata angin dan sirkulasi utama (Sumber : Olah data pribadi)

• Orientasi terhadap tapak

Bentukan massa bangunan ini dirancang sesuai dengan keadaan tapak, dan dirancang untuk tanggap terhadap kawasan sekitar site perancangan. Dalam hal ini menunjukan bahwa Jl. Yos Sudarso merupakan area utama pada site ini, sehingga orientasi bangunan ini menghadap pada Jl. Yos Sudarso.


(61)

Gambar 5.19 Tampak bangunan (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 5.20 Tampak bangunan 3 dimensi (Sumber : Olah data pribadi)


(62)

Gambar 5.21 Detail double glasses pada tampak menghadap barat (Sumber : Olah data pribadi)

5.2.3. Konsep Struktur a. Stuktur Pondasi

Pondasi yang digunakan adalah pondasi telapak. Namun untuk beberapa titik juga menggunakan bor pile untuk menahan beban struktur, misalnya pada bagian tumpuan atap utama.

b. Stuktur Atap

Untuk struktur atapnya sendiri menggunakan space struss, dengan studi literatur pada bangunan Aquatic Centre di London karya Zaha Hadid dan juga bangunan Rail Way Station karya Santiago Calatrava.


(63)

Gambar 5.22 Struktur atap pada bangunan karya Santiago Calatrava (Sumber : archdaily)

Gambar 5.23 Struktur atap pada bangunan Aquatic Centre (Sumber : http://mm.gettyimsges.com)


(64)

Gambar 5.24 Detail struktur atap pada bangunan Aquatic Centre (Sumber : archdaily)

5.2.4. Konsep Teknologi Kursi Penonton

Untuk bangku penonton pada bangunan Diradja Concert Hall menggukan teknologi seats moveable. Teknologi ini digunakan untuk menyimpan kursi pada sudut tertentu pada ruangan konser. Sehingga dapat menciptakan satu ballroom yang cukup luas ketika kursi penonton konser tidak dibutuhkan. Hal ini sangat mendukung dan menciptakan ruang auditorium yang multifungsi dan fleksibilitas ruang.


(65)

Gambar 5.25 Kursi penonton pada auditorium konser (Sumber : Olah data pribadi)

Teknologi seats moveable ini hanya digunakan pada ruang auditorium konser yang berskala besar (King Theatre). Pada saat tidak digunakan kursi penonton akan disimpan pada bagian belakang ruangan dan kursi yang dekat dengan panggung akan disimpan pada bawah panggung.

Gambar 5.26 Kursi penonton disimpan pada bagian belakang ruangan (Sumber : Olah data pribadi)


(66)

Gambar 5.27 Kursi penonton disimpan pada bagian bawah panggung (Sumber : Olah data pribadi)

5.2.5. Konsep Utilitas Bangunan a. Air Bersih

Sumber air bersih bangunan ini berasal dari PDAM kota, dan juga air dari resapan air hujan. Resapan air hujan yang ditampung dapat digunakan sebagai kebutuhan air untuk utilitas seperti toilet, dan cadangan air untuk penanggulangan kebakaran.

b. Air Kotor

Limbah air kotor yang dihasilkan ditampung dan water treatment terlebih dahulu sebelum akhirnya dibuang ke riol kota.

c. Penghawaan Udara

Pada bagian main hall penghawaan udara menggunakan AC central AHU, dan mesin AHU diletakan diluar bangunan pada site. Untuk ruang-ruang


(67)

seperti auditorium dan galeri menggunakan AC FCU untuk lebih menghemat penggunaan. Sedangkan untuk ruang-ruang yang kegiatannya tidak selalu ada, misalnya seperti ruang kursus dan kantor pengelola menggunakan AC split unit. Pada bagian auditorium, tempat keluarnya hawa dingin terletak pada bagian bawah dinding interior, hal ini untuk lebih memaksimalkan hawa dingin yang digunakan.


(68)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

6.1. Rancangan Kawasan Green Deli Oasis

Akhir dari sebuah konsep perancangan yang dipadukan berdasarkan hasil analisa-analisa data yang didapat adalah hasil perancangan. Hasil dari perancangan ini dimulai dari hasil renewal development kawasan Pulo Brayan Bengkel menjadi kawasan Green Deli Oasis dan bangunan Diradja Concert Hall. Berikut ini adalah sketsa-sketsa dari kawasan Green Deli Oasis, yang merupakan hasil renewal development dari kawasan Pulo Brayan Bengkel :

Gambar 6.1 Suasana ruang terbuka hijau Green Deli Oasis (Sumber : Olah data tim)


(69)

Gambar 6.2 Suasana pedestrian Green Deli Oasis (Sumber : Olah data tim)

Gambar 6.3 Suasana pedestrian Green Deli Oasis (Sumber : Olah data tim)


(70)

Gambar 6.4 Suasana ruang publik Green Deli Oasis (Sumber : Olah data tim)

Gambar 6.5 Suasana ruang publik Green Deli Oasis (Sumber : Olah data tim)


(71)

Gambar 6.6 Suasana taman dan Menara Air (Sumber : Olah data tim)

Gambar 6.7 Suasana halte bus Green Deli Oasi (Sumber : Olah data tim)


(72)

6.2. Rancangan Kawasan Diradja Concert Hall

Diradja Concert Hall adalah sebuah bangunan gedung konser yang

memfasilitasi berbagai jenis pertunjukan, baik yang bersifat indoor dan outdoor. Hasil dari proses perancangan bangunan Diradja Concert Hall diantaranya gambar kerja, gambar 3d (tiga dimensi) dari eksterior bangunan dan interior bangunan.

6.2.1. Peta Situasi/Tapak

( Gambar Terlampir)

Pada gambar ini menjelaskan bagaimana posisi perancangan bangunan

Diradja Concert Hall terhadap kondisi sekitar lokasi perancangan pada kawasan Green Deli Oasis.

6.2.2. Rancangan Tapak

( Gambar Terlampir)

Pada gambar ini menjelaskan mengenai perancangan tapak bangunan

Diradja Concert Hall, yang memperlihatkan sirkulasi bangunan, vegetasi sekitar

bangunan pada site, posisi bangunan pada site, dan perencanaan lansekap yang mendukung aktivitas pada bangunan Diradja Concert Hall.

6.2.3. Rancangan Arsitektur

( Gambar Terlampir)

Pada rancangan arsitektur ini dilampirkan gambar kerja yang meliputi gambar denah lantai bangunan, potongan dan tampak bangunan. Pada masing-masing gambar menjelaskan elevasi bangunan terhadap permukaan tanah,


(73)

ruang-ruang yang terdapat pada bangunan, sirkulasi pada ruang-ruang dalam bangunan baik sirkulasi vertikal dan horizontal.

6.2.4. Rancangan Struktur dan Konstruksi

( Gambar Terlampir)

Pada rancangan struktur dan konstruksi menjelaskan mengenai detail struktur dan konstruksi, serta detail arsitektural pada bangunan Diradja Concert

Hall.

6.2.5. Rancangan Utilitas

( Gambar Terlampir)

Pada rancangan utilitas menjelaskan bagaimana perencanaan utilitas pada bangunan dan utilitas pada site perancangan. Perencanaan utilitas ini meliputi sistem jaringan listrik, sistem air bersih dan air kotor, dan penghawaan udara.

6.2.6. Perspektif Suasana Diradja Concert Hall

Selain melampirkan gambar kerja secara keseluruhan, pada hasil perancangan ini juga menampilkan perspektif dari perancangan Diradja Concert

Hall. Gambar-gambar perspektif tersebut meliputi perspektif eksterior dan

perspektif interior dari bangunan Diradja Concert Hall. Berikut ini merupakan sketsa-sketsa suasana eksterior dari bangunan Diradja Concert Hall :


(74)

Gambar 6.8 Suasana eksterior Diradja Concert Hall (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 6.9 Suasana tampak atas eksterior Diradja Concert Hall (Sumber : Olah data pribadi)


(75)

Gambar 6.10 Suasana eksterior Diradja Concert Hall (2) (Sumber : Olah data pribadi)

Berikut ini merupakan suasana interior dari bangunan Diradja

Concert Hall :

Gambar 6.11 Suasana ruang pertunjukan kapasitas kecil (crown theatre) (Sumber : Olah data pribadi)


(76)

Gambar 6.12 Suasana ruang pertunjukan crown theatre (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 6.13 Suasana ruang pertunjukan crown theatre (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 6.14 Suasana lobi khusus studio musik (Sumber : Olah data pribadi)


(77)

Gambar 6.15 Suasana ruang kelas kursus musik piano (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 6.16 Suasana ruang kelas kursus musik biola dan musik akustik (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 6.17 Suasana lorong ruang kelas kursus musik (Sumber : Olah data pribadi)

Selain dari perspektif suasana eksterior dan interior dari bangunan


(78)

maket bangunan Diradja Concert Hall dan maket kawasan Green Deli

Oasis.

Gambar 6.18 Maket kawasan Green Deli Oasis (Sumber : Olah data tim)

Gambar 6.19 Maket bangunan Diradja Concert Hall (Sumber : Olah data pribadi)


(79)

Gambar 6.20 Maket bangunan Diradja Concert Hall (2) (Sumber : Olah data pribadi)

Gambar 6.21 Maket bangunan Diradja Concert Hall (3) (Sumber : Olah data pribadi)


(80)

Gambar 6.22 Maket bangunan Diradja Concert Hall (4) (Sumber : Olah data pribadi)


(81)

KESIMPULAN

Setelah melalui proses desain yang cukup panjang, dimulai dari proses perancangan kawasan Green Deli Oasis dan perancangan bangunan Diradja

Concert Hall, terdapat beberapa kesimpulan yang dapat diambil. Beberapa

kesimpulan tersebut diantaranya :

Kawasan Green Deli Oasis merupakan kawasan yang didesain untuk menjawab semua impian dan harapan akan kota Medan yang berkembang menjadi sebuah kota yang ideal.

Green Deli Oasis merupakan renewal development dari kawasan Pulo

Brayan Bengkel.

Green Deli Oasis menyajikan berbagai fasilitas-fasilitas yang mendukung

kehidupan perkotaan seperti kegiatan bisnis, wisata sejarah dan budaya, wisata hiburan dan belanja, dan kegiatan industri.

Tema yang diambil dalam perancangan Green Deli Oasis adalah

sustainable architecture, dengan tujuan untuk menjadikan kawasan ini

sebagai destinasi yang menarik banyak pengunjung baik dari dalam maupun kota Medan.

• Dengan tujuan untuk mendatangkan begitu banyak pengunjung, maka desain kawasan ini dirancang dengan aman dan nyaman bagi setiap pengunjung. Dengan menyediakan banyak ruang terbuka hijau, pedestrian yang layak, serta jalur sepeda yang aman.

Diradja Concert Hall adalah satu bangunan yang menjadi pusat kegiatan

pertunjukan dan hiburan kesenian pada kawasan Green Deli Oasis.

Tema yang diambil dalam perancangan Diradja Concert Hall adalah arsitektur futuristik. Tema ini dipilih untuk menghadirkan desain yang berbeda yang belum pernah ada sebelumnya di kota Medan. Dan menjadikan bangunan Diradja Concert Hall sebagai landmark pada kawasan Green Deli Oasis.


(82)

Diradja Concert Hall dikemas dengan konsep yang berbeda, dengan

menggunakan teknologi terbaru pada desain ruang pertunjukannya dan desain yang unik pada tampak bangunan. Selain itu, Diradja Concert Hall tidak hanya menghadirkan pertunjukan indoor tetapi juga pertunjukan

outdoor.

• Sistem struktur yang digunakan pada bangunan ini perpaduan antara struktur baja dan struktur beton. Dan struktur atap bangunan menggunakan struktur space truss.


(83)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul

Terminologi judul adalah pembahasan mengenai batasan atau definisi istilah dan makna dari sebuah kata judul agar bisa dipahami oleh tujuannya ataupun sasarannya.1 Judul proyek ini adalah “Diradja Concert Hall” yang dapat menampung konser pertunjukan untuk skala Internasional, kegiatan kesenian tradisional dan kegiatan serta pertunjukan kesenian lainnya.

a. Pengertian diradja :

• Singkatan adiraja ; gelar raja yang tertinggi.2

b. Pengertian concert :

Concert (konser) adalah sebuah pertunjukan musik secara langsung

dihadapan penonton.3

c. Pengertian hall :

Hall adalah sebuah ruangan yang besar yang dibatasi oleh atap,

dinding dan lantai.4

Berdasarkan pengertian diatas maka Diradja Concert Hall adalah suatu bangunan dengan fungsi sebagai ruang pertunjukan musik dan konser. Tidak hanya pertunjukan musik dan konser saja, tetapi juga seni teater dan seni tari

(dance). Diradja Concert Hall berada dalam kawasan Kecamatan Medan Timur

yaitu kawasan Pulo Brayan Bengkel yang memiliki nilai sejarah.

1

Kamus Besar Bahasa Indonesia 2

Kamus Besar Bahasa Indonesia 3

en.wikipedia.org 4


(84)

2.2. Lokasi

Lokasi pencarian perancangan ini berada pada kawasan Pulo Brayan Bengkel yang memiliki nilai sejarah transportasi kereta api yang sudah ada sejak jaman penjajahan Belanda dahulu. Lokasi ini selain memiliki nilai sejarah perkembangan transportasi, tetapi juga memiliki nilai sejarah budaya dimana terdapat bangunan yang sudah tua yang memiliki gaya arsitektur kolonial Belanda dan mencoba memadukan dengan gaya arsitektur setempat yakni arsitektur melayu.

Gambar 2.1 Peta lokasi (Sumber : Olah data pribadi)

Peta Indonesia Peta Sumatera


(85)

2.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Berdasarkan uraian di atas maka Kota Medan memiliki kriteria yang menjadi dasar perencanaan concert hall, diantaranya :

a. Lokasi merupakan daerah pengembangan yang sangat berpotensi (Mebidangro),

b. Kemudahan dalam pelayanan trasnportasi umum sehingga memudahkan dalam pencapaian lokasi proyek, dengan adanya proyek MRT (Mass Rapid

Transit),

c. Belum terdapat fasilitas yang dapat menampung kegiatan pertunjukan dengan skala besar dan bertaraf Internasional.

Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Proyek

No. Kriteria Lokasi

1. Luas Lahan 3 Ha

2. Tinjauan terhadap

struktur kota

Berada di kawasan perkotaan dan merupakan daerah yang memiliki perencanaan pengembangan kota di bidang kegiatan pelayanan kebutuhan publik dan sarana transportasi, sehingga memiliki penggunaan fungsi bangunan yang maksimal. Selain itu lokasi juga harus berada di jalan arteri utama.

3. Pencapaian Lokasi proyek harus memiliki

kemudahan akses baik oleh kendaraan pribadi, pelayanan transportasi umum dan juga pejalan kaki.

4. Entrance Entrance atau pintu masuk dan keluar

dari lokasi proyek harus mudah diakses oleh pengguna dan pengunjung

bangunan.

5. Kontur lahan Lahan memiliki kontur yang relatif datar, sehingga memudahkan dalam akses dan pergerakan pengunjung dari dalam dan luar bangunan. Selain itu agar lebih memaksimalkan penggunaan lahan yang


(86)

ada mengingat proyek merupakan fasilitas pelayanan publik.

6. Kebisingan Lokasi harus berada pada daerah yang memiliki tingkat kebisingan rendah. (Sumber : Olah data pribadi)

2.2.1.1. Tinjauan Terhadap Struktur Kota

Dalam pemilihan lokasi dan penentuan fungsi bangunan pada proyek ini harus sesuai dengan kebijakan peraturan pemerintah Kota Medan terhadap pengembangan kawasan dan tata guna lahan. Hal ini dapat dilihat melalui RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) dan RUTRK (Rencana Umum Tata Ruang Kota) Kota Medan berikut ini :

Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2028

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI SKALA

1 Pusat Primer Utara • Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan regional • Pusat pelayanan

transportasi (TOD); • Pusat kegiatan

sosial-budaya

• Pusat kegiatan industri

• Kota Medan; • Provinsi

Sumatera Utara • Regional

2 Pusat Primer Pusat Kota

• Pusat kegiatan perdagangan/bisnis; • Pusat kegiatan jasa dan

kegiatan pemerintahan provinsi dan kota;

• Pusat pelayanan ekonomi

• Kota Medan; • Provinsi

Sumatera Utara

• Internasional


(87)

NO PUSAT

PELAYANAN FUNGSI SKALA

3

Pusat Sekunder Medan

Belawan

• Pusat pelayanan transportasi (laut) • Pusat kegiatan

bongkar-muat dan impor-ekspor • Pusat kegiatan industri • Pusat kegiatan perikanan

• Kota Medan; • Provinsi Sumatera Utara • Internasional 4 Pusat Sekunder Medan Labuhan

• Pusat Kegiatan Jasa dan Perdagangan

• Pusat pelayanan transportasi

• Pusat pelayanan kesehatan

Bagian Wilayah Kota

5 Pusat Sekunder Medan Marelan

• Pusat kegiatan

perdagangan kebutuhan pokok (pasar induk); • Pusat kegiatan rekreasi

dan wisata

• Bagian

Wilayah Kota; • Kabupaten

Deli Serdang 6 Pusat Sekunder

Medan Perjuangan

• Pusat kegiatan perdagangan/bisnis • Pusat pelayanan olahraga

Bagian Wilayah Kota

7

Pusat Sekunder Medan Area

• Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan

transportasi

Bagian Wilayah Kota

8 Pusat Sekunder Medan Barat

• Pusat pelayanan ekonomi • Pusat pelayanan

transportasi wilayah bagian Barat

• Pusat kegiatan sosial-budaya

Bagian Wilayah Kota

9 Pusat Sekunder Medan

Selayang

• Pusat kegiatan

perdagangan/bisnis • Pendidikan

Bagian Wilayah Kota


(1)

Gambar 2.15 Ruangan Nordurljos ... 40

Gambar 2.16 Ruangan Silfurberg... 41

Gambar 2.17 Tampak Balai Sarbini ... 42

Gambar 2.18 Stage Balai Sarbini ... 43

Gambar 2.19 Lobi Balai Sarbini ... 44

Gambar 2.20 Main Hall BalaiSarbini... 44

Gambar 2.21 Denah lobi Balai Sarbini ... 45

Gambar 2.22 Denah main hall Balai Sarbini ... 45

Gambar 2.23 Tampak Galaxy Soho ... 49

Gambar 2.24 Tampak Galaxy Soho ... 50

Gambar 2.25 Suasana malam Galaxy Soho ... 51

Gambar 2.26 Tampak atas Galaxy Soho ... 52

Gambar 2.27 Interior Galaxy Soho ... 53

Gambar 3.1 Maket kawasan eksisting ... 55

Gambar 3.2 Rancangan kawasan awal ... 59

Gambar 3.3 Proses revisi perancangan kawasan ... 60

Gambar 3.4 Hasil perancangan kawasan setelah revisi ... 61

Gambar 3.5 Hasil akhir perancangan kawasan ... 63

Gambar 4.1 Peta lokasi ... 65

Gambar 4.2 Sarana pendidikan disekitar kawasan perancangan ... 70


(2)

Gambar 4.4 Sarana ibadah disekitar kawasan perancangan ... 71

Gambar 4.5 View keluar site ... 72

Gambar 4.6 Sirkulasi jalan... 75

Gambar 4.7 Tabel jenis material penyerap bunyi ... 90

Gambar 4.8 Tabel jenis material penyerap bunyi ... 90

Gambar 4.9 Tabel jenis material penyerap bunyi ... 91

Gambar 4.10 Tabel jenis material penyerap bunyi ... 91

Gambar 4.11 Tabel jenis material penyerap bunyi ... 90

Gambar 4.12 Ruang pertunjukan berbentuk persegi ... 93

Gambar 4.13 Ruang pertunjukan berbentuk kipas ... 94

Gambar 4.14 Ruang pertunjukan berbentuk lingkaran ... 95

Gambar 5.1 Masterplan perancangan kawasan Green Deli Oasis ... 97

Gambar 5.2 Suasana pedestrian Green Deli Oasis ... 100

Gambar 5.3 Suasana pedestrian Green Deli Oasis ... 100

Gambar 5.4 Suasana ruang terbuka hijau Green Deli Oasis ... 100

Gambar 5.5 Konsep ruang publik Green Deli Oasis ... 101

Gambar 5.6 Konsep ruang publik Green Deli Oasis ... 101

Gambar 5.7 Konsep ruang publik Green Deli Oasis ... 101

Gambar 5.8 Menara air Green Deli Oasis ... 102

Gambar 5.9 Salah satu karya arsitektur Santiago Calatrava ... 103


(3)

Gambar 5.11 Desain Diradja Concert Hall ... 104

Gambar 5.12 Zoning site Diradja Concert Hall ... 105

Gambar 5.13 Bentuk gubahan massa Diradja Concert Hall ... 106

Gambar 5.14 Site plan ... 106

Gambar 5.15 Auditorium skala besar (King Theatre) ... 108

Gambar 5.16 Auditorium skala kecil (Crown Theatre) ... 108

Gambar 5.17 Area pertunjukan outdoor ... 109

Gambar 5.18 Orientasi bangunan terhadap arah mata angin ... 110

Gambar 5.19 Tampak bangunan ... 111

Gambar 5.20 Tampak bangunan 3 dimensi ... 111

Gambar 5.21 Detail double glasses pada tampak menghadap barat ... 112

Gambar 5.22 Struktur atap pada bangunan karya Santiago Calatrava ... 113

Gambar 5.23 Struktur atap pada bangunan Aquatic Centre ... 113

Gambar 5.24 Detail struktur atap pada bangunan Aquatic Centre ... 114

Gambar 5.25 Kursi penonton pada auditorium konser... 115

Gambar 5.26 Kursi penonton disimpan pada bagian belakang ruangan ... 115

Gambar 5.27 Kursi penonton disimpan pada bagian bawah panggung .... 116

Gambar 6.1 Suasana ruang terbuka hijau Green Deli Oasis ... 118

Gambar 6.2 Suasana pedestrian Green Deli Oasis ... 119

Gambar 6.3 Suasana pedestrian Green Deli Oasis ... 119


(4)

Gambar 6.5 Suasana ruang publik Green Deli Oasis ... 120

Gambar 6.6 Suasana taman dan Menara Air ... 121

Gambar 6.7 Suasana halte bus Green Deli Oasis ... 121

Gambar 6.8 Suasana eksterior Diradja Concert Hall ... 124

Gambar 6.9 Suasana tampak atas eksterior Diradja Concert Hall ... 124

Gambar 6.10 Suasana eksterior Diradja Concert Hall (2) ... 125

Gambar 6.11 Suasana ruang pertunjukan kapasitas kecil(crown theatre) ... 125

Gambar 6.12 Suasana ruang pertunjukan crown theatre... 126

Gambar 6.13 Suasana ruang pertunjukan crown theatre... 126

Gambar 6.14 Suasana lobi khusus studio musik ... 126

Gambar 6.15 Suasana ruang kelas kursus musik piano... 127

Gambar 6.16 Suasana ruang kelas kursus musik biola danmusik akustik ... 127

Gambar 6.17 Suasana lorong ruang kelas kursus musik ... 127

Gambar 6.18 Maket kawasan Green Deli Oasis ... 128

Gambar 6.19 Maket bangunan Diradja Concert Hall ... 128

Gambar 6.20 Maket bangunan Diradja Concert Hall (2) ... 129

Gambar 6.21 Maket bangunan Diradja Concert Hall (3) ... 129


(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Tabel Presentase Jumlah Peminat Kegiatan Kesenian di Medan

... 3

Tabel 2.1 Kriteria Lokasi Proyek ... 13

Tabel 2.2 Rencana Struktur Pusat Pelayanan Kota Medan Tahun 2028. . 14

Tabel 2.3 Peniliaian Lokasi Berdasakan Kriteria... 22

Tabel 3.1 Tahap 1 (Diskusi dan Briefing Dalam Menentukan Kawasan Proyek) ... 54

Tabel 3.2 Tahap 2 (Survei Lokasi) ... 56

Tabel 3.3 Tahap 3 (Survei Lapangan dan Mencari Data Kepustakaan Untuk Menguatkan Analisa Data Lokasi) ... 57

Tabel 3.4 Tahap 4 (Mendesain Rancangan Kawasan dengan Fungsi-Fungsi Bangunan yang Dibutuhkan) ... 58

Tabel 4.1 Pengembangan Peruntukan Lahan Kota ... 66

Tabel 4.2 Karakter Lingkungan ... 71

Tabel 4.3 Penggunaan Lahan Kecamatan Medan Barat ... 73

Tabel 4.4 Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 76

Tabel 4.5 Program Ruang Fasilitas Umum ... 81

Tabel 4.6 Program Ruang Fasilitas Pertunjukan ... 81

Tabel 4.7 Program Ruang Fasilitas Penunjang ... 82


(6)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 2.1 Kegiatan Perilaku Pengguna Umum ... 29

Diagram 2.2 Kegiatan Perilaku Pengguna Khusus ... 29

Diagram 2.3 Kegiatan Penyewa Ruang Pameran ... 30

Diagram 2.4 Kegiatan Penyewa Retail ... 30

Diagram 2.5 Kegiatan Pimpinan Pengelola Bangunan ... 30