1.7.SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN
BAB I PENDAHULUAN
Berisi kajian tentang latar belakang kasus proyek, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, lingkup batasan, kerangka berfikir dan sistematika laporan.
BAB II DESKRIPSI PROYEK
Berisi tinjauan terhadap kasus proyek secara umum berupa penjelasan mengenai judul proyek, pemilik, sumber, serta tinjauan literature yang berhubungan dengan proyek.
Tentang kasus proyek secara spesifik, yaitu mengenai lokasi, luas lahan, peraturan KLB KDB, luas dan tinggi bangunan, tinjauan sosial, ekonomi dan kelengkapan fasilitas yang
menghasilkan pemahamam untuk dasar konsep perencanaan dan perancangan seperti program kegiatan dan kebutuhan ruang serta studi banding proyek sejenis.
BAB III ELABORASI DAN PENGERTIAN TEMA
Berisi telaah dan kajian tentang pengertian elaborasi tema, interpretasi tema dan studi banding tema sejenis.
BAB IV ANALISA
Berisi analisis fungsional mencakup organisasi ruang, pemintakatan, program ruang, persyaratan teknis. Analisis kondisi lingkungan mencakup lokasi, kondisi dan
potensi lahan, peraturan bangunan sekitar, prasarana, karakter lingkungan, pemandangan, orientasi, lalu lintas, sirkulasi dan lain-lain. Kemudian ditambahkan dengan kesimpulan.
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Berisi konsep-kinsep dasar perancangan dan rencana tapak yang mencakup pemintakatan, tata letak, gubahan masa, pencapaian, hirarki ruang, sirkulasi, parkir,
utilitas, tata hijau serta mengenai bangunan yang direncanakan mencakup bentuk, fungsi, sirkulasi, struktur dan konstruksi, bahan, desain interior, utilitas, pencegahan bahaya
kebakaran, pentahapan bangunan, penyelesaian ruang luar, lansekap.
BAB VI PERANCANGAN ARSITEKTUR
Berisi peta situasi, gambar-gambar perancangan dan foto maket.
Universitas Sumatera Utara
BAB II DESKRIPSI PROYEK
II.1. TERMINOLOGI JUDUL
Pengertian Medan Concert Hall secara etimologi adalah : Medan
: Medan merupakan kota metropolitan ke-3 dan merupakan pusat kegiatan di Sumatera Utara.
Concert : a musical performance in with several singers, or player, or both
participate. Hall
: A large room for assembly, entertainment, etc. Gedung
: Bangunan rumah untuk kantor, rapat, atau tempat pertunjukan. Konser
: - pertunjukan musik di depan umum. -
Gubahan musik yang diistimewakan untuk satu unstrumen solo biola, cello ,suling, piano dan lain-lain diiringi oleh suatu
orkes. -
pertunjukan musik di depan umum; pertunjukan oleh sekelompok pemain musik yang terjadi dari beberapa komposisi
perseorangan
Sumber : http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php
Medan Concert Hall adalah sebuah tempat yang berfungsi sebagai tempat kegiatan pertunjukan musik di kota Medan. Jadi dengan kata lain, Medan Concert Hall
adalah sebuah tempat pertunjukan musik di kota Medan, dimana hanya kesenian musik saja yang dipertunjukkan.
II.2. LOKASI
II.2.1.Kriteria Pemilihan Lokasi II.2.1.1.Kondisi Lingkungan
Letak geografis kota Medan berada pada 2
o
27’-2
o
47’ lintang utara dan 98
o
35’- 98
o
44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar tidak berkontur, iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3
o
C- 24.4
o
C dan suhu maksimum antara 30.7
o
C-33.2
o
C. Tinjauan kriteria pemilihan kota Medan:
Universitas Sumatera Utara
1. Medan merupakan kota metropolitan ke-3 dan merupakan pusat kegiatan di
Sumatera Utara. 2.
Tingkat sosial ekonomi yang cukup tinggi. 3.
Diharapkan menjadi pusat kegiatan seni musik di Sumatera. Beberapa pertimbangan pemilihan lokasi bagi Medan Concert Hall :
1. Medan Concert Hall direncanakan sebagai fasilitas pelatihan yang lengkap dan
bermutu yang mampu mengadakan pagelaran taraf nasional maupun internasional, sehingga ditempatkan di pusat kota.
2. Musik merupakan salah satu seni yang diminati oleh semua kalangan usia,
sehingga diutamakan terletak dekat dengan fasilitas sekolah, pemukiman dan juga perkantoran.
3. Pertimbangan lokasi yang memiliki lahan yang cukup luas yang dapat
menampung seluruh kebutuhan ruang dan kebutuhan parkir yang tidak mengganggu lalu lintas sekitar.
Medan Concert Hall diharapkan dapat membangkitkan minat masyarakat akan seni musik sehingga diusahakan lokasi terletak di pusat kota.
Tabel 5. Kriteria Pemilihan Lahan
No. Kriteria Lokasi
1. Tinjauan terhadap
struktur kota Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah komersil
mengingat bangunan yang dirancang memiliki fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung fungsi bangunan untuk
komersil dan pendidikan. 2.
Wilayah Pengembangan
Berada di WPP yang sesuai dan merupakan termasuk dalam wilayah pengembangan kota Medan.
3. Lingkungan
Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.
4. Pencapaian atau
aksesibilitas Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan umum,
pribadi mapun pribadi. 5.
Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat saling
mendukung dengan bangunan yang direncanakan seperti fungsi komersial, community dan fungsi training.
6. Utilitas kota
lingkungan Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai pendukung
dalam lokasi site listrik, air, telefon, drainase, dll
Universitas Sumatera Utara
7. Status kepemilikian
Ada status hak milik 8.
Nilai lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum mungkin
9. Orientasi
Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan
10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar
site. 11. Ukuran lahan
Harus mencukupi untuk program fungsional dan fasilits-fasilitas yang direncanakan. 1 Ha
12. Kontur tapak topografi
Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan perencanaan bangunan.
Sumber : Time-Saver Standard for Building Types dan hasil olah data
II.2.1.1.a. Tinjauan terhadap struktur kota
Peruntukkan Lahan Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan terdiri dari 5 WPP,
beserta wilayah per WPP, seperti terlihat pada tabel berikut:
Tabel 6.Potensi Pengembangan Wilayah Kota Medan
WPP Cakupan Kecamatan
Pusat Pengembangan
Sasaran Peruntukkan
A 1.
Kec. Medan Belawan 2. Kec. Medan Marelan
3. Kec. Medan Labuhan Belawan
Pelabuhan, industri, pemukiman, rekreasi, maritim, usaha kegiatan pembangunan jalan
baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan
B Kec. Medan Deli
Tanjung Mulia Kawasan perkantoran, perdagangan, rekreasi
indoor, pemukiman, pembangunan jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, dan
sarana pendidikan
C 1.
Kec. Medan Timur 2.
Kec. Medan perjuangan 3.
Kec. Medan Tembung 4.
Kec. Medan Area 5.
Kec. Medan Denai 6.
Kec. Medan Amplas Aksara
Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, septik
tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
D 1.
Kec. Medan Johor 2.
Kec. Medan Kota 3.
Kec. Medan Baru 4.
Kec. Medan Maimoon Inti Kota
Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan program
kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan
Universitas Sumatera Utara
5. Kec. Medan Polonia
E 1.
Kec. Medan Barat 2.
Kec. Medan Petisah 3.
Kec. Medan Sunggal 4.
Kec. Medan Selayang 5.
Kec. Medan Tuntungan Sei Sikambing
Kawasan pemukiman, perdagangan, dan rekreasi dengan program kegiatan sambungan
air minum, septik tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan
Sumber: RUTRK Medan
II.2.1.1.b. Pencapaian
Untuk gedung pertunjukan yang diharapkan akan ramai dikunjungi orang, beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:
1. Mudah diakses dari tempat-tempat penting diluar site bahkan akan
lebih baik bila dapat dicapai dengan berjalan kaki, seperti hotel, terminal, bandara, pelabuhan, pusat perbelanjaan, bank, dan lain-lain.
2. Transportasi menuju dan keluar site mudah didapat.
3. Tidak berada di kawasan macet, karena dapat semakin menambah
kekacauan pada lalu lintas.
II.2.1.1.c. Area Pelayanan
1. Gedung ini didirikan untuk mengakomodasi peminat seni yang ada di kota Medan yang ingin berlatih baik perorangan maupun kelompok.
2. Melayani kebutuhan masyarakat kota Medan akan fasilitas rekreasi. 3. Melayani kelompok masyarakat kota Medan golongan menengah ke
atas dengan lingkup usia 5-50 tahun.
II.2.1.1.d. Persyaratan lain :
1. Jaringan utilitas tersedia 2. Jaringan telepon tersedia.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi II.2.2.1. Alternatif Lokasi
Alternatif tersebut antara lain:
a. Alternatif I
Luas lahan : ± 2.2Ha Alternatif I:
Luas Lahan : ± 2.2 Ha Lokasi : Persimpangan jalan
Gbr. 1. Alternatif Site
Alternatif I
Alternatif IV Alternatif II
Alternatif III
Universitas Sumatera Utara
o Perintis Kemerdekaan
Di samping kiri Universitas Nomensen
Kecamatan : Medan Timur, yang berbatasan dengan: Sebelah Barat berbatasan dengan Medan Barat
Sebelah Timur berbatasan dengan Medan Perjuangan Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Kota
Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Deli Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 112.888
jiwa. Luasnya adalah 7,76 km² dan kepadatan penduduknya adalah 14.547,42 jiwakm². Pada kecamatan Medan Timur terdapat Stasiun Kereta
Api Medan, RSU Pirngadi, Perguruan Tinggi Negeri IAIN, SMU Budi Murni 1, Universitas HKBP Nommensen.
Jl. Perintis Jl. Sutomo
Jl. Timor
Universitas Nomensen
Gbr. 2.Batas Lokasi Alternatif 1
Universitas Sumatera Utara
b. Alternatif II
Luas lahan : ± 1.63 Ha Lokasi : Persimpangan jalan
- Jawa
- Gaharu
Kecamatan : Medan Perjuangan
Kecamatan Medan Perjuangan berbatasan dengan: Sebelah Barat
berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Tembung dan
Kecamatan Deli Serdang Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Kota
Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Timur dan Kecamatan Deli Serdang. Pada tahun 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar
97.699 jiwa. Luasnya adalah 4,09 km² dan kepadatan penduduknya adalah 23.887,29 jiwakm².
PTKAI
Stasiun Ruko
Jl. Madura Jl. Prof.H.M.Yamin
Vihara
Gbr. 3. Gambar Batas Alternatif Lokasi2
Universitas Sumatera Utara
S. B b
Ruko
Jl. Karya Wi
Mini Market Rumah
Ti
l
Sekolah P i b
Tempat j j
Lahan Kosong Rumah
Ti l
c. Alternatif III Alternatif I
: Jl. Karya Jasa Kecamatan
: Medan Johor Batas-batas
: utara : jl. Lahan kosong
timur : Jl. Karya April selatan : Jl. Karya Jasa
barat : Karya Wisata
Kecamatan Medan Johor terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia
Kecamatan Medan Johor dengan luas wilayahnya 12,81 KM². Kecamatan Medan Johor adalah merupakan daerah pemukiman di Kota Medan
di sebelah Selatan, dan merupakan daerah resapan air bagi Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 108.911 Jiwa 2004.
Gbr 4. Gambar Batas Alternatif Lokasi 3
Universitas Sumatera Utara
Rumah Tinggal
Rumah Tinggal
Lahan kosong Dinas Pendapatan
Lahan kosong Komersil
Lahan Kosong
Asrama Haji Gedung kosong
Pomp Bensin Dari arah
Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor
yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan
Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional.
Di kecamatan ini juga sudah terdapat banyak sekolah dan perguruan tinggi swasta. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan
Medan Johor ini juga terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi dan Produk Minuman ringan. Juga terdapat kantor-kantor pemerintahan yang
baru dan akan di bangun CBD Polonia.
d. Alternatif IV
Luas lahan : ± 2.2 Ha Lokasi : Persimpangan jalan - Karya Jasa dan karya BudiSamping Asrama
Haji Medan
Gambar 5. Batas Lokasi
Universitas Sumatera Utara
Batas-batas :
utara : Jl. Karya Jasa A.H. Nasution
timur : Lahankosong
selatan : Perumahan
barat : Jl.Karya Budi Rumah 2 lantai
Kecamatan Medan Johor terletak di wilayah Selatan Kota Medan dengan batas-batas sebagai berikut :
Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Tuntungan Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Amplas
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Polonia
Kecamatan Medan Johor dengan luas wilayahnya 12,81 KM ². Kecamatan Medan Johor adalah merupakan daerah pemukiman di Kota Medan
di sebelah Selatan, dan merupakan daerah resapan air bagi Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah : 108.911 Jiwa 2004.
Di Kecamatan Medan Johor ini banyak terdapat perumahan-perumahan kelas menengah dan mewah, daerah ini sangat potensial bagi para investor
yang bergerak dibidang Real Estate, disamping itu juga sangat berpotensi dibidang agrobisnis dan pendidikan. Disini juga terdapat Balai Pembibitan
Pertanian dan sebuah Asrama Haji yang besar dan megah dengan pelayanan hajinya setiap tahun sering mendapat penghargaan secara Nasional dan juga
terdapat Laboratorium Percobaan Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara. Di kecamatan ini juga sudah terdapat banyak sekolah dan perguruan
tinggi swasta. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri di Kecamatan Medan Johor ini juga terdapat beberapa industri kecil seperti Pengolahan Kopi
dan Produk Minuman ringan. Juga terdapat kantor-kantor pemerintahan yang baru dan akan di bangun CBD Polonia.
Universitas Sumatera Utara
II.2.2.2. Penilaian alternatif lokasi Kriteria penilaian:
4 = sangat baik, 3 = cukup baik, 2 = cukup, 1 = kurang, 0 = tidak baik
Tabel 7. Kriteria Penilaian Lokasi
Kriteria Lokasi
Alternatif I Jl.Perintis
Kemerdekaan Alternatif II
Jl.Jawa Alternatif III
Jl. Karya Jasa Alternatif IV
Jl. Karya Jasa Luas lahan
5 2.2 Ha
4 1.63 Ha
4 1.6 Ha
4 2.2 Ha
Tingkatan Jalan
5 Jalan Arteri Primer
5 Jalan Arteri Primer
5 Jalan Arteri Primer
5 Jalan Arteri Primer
Pencapaian ke Lokasi
5 Mudah karena
dapat diakses dari segala penjuru
Medan baik dengan kendaraan
pribadi maupun angkutan umum
5 Mudah karena dapat
diakses dari segala penjuru Medan baik
dengan kendaraan pribadi maupun
angkutan umum 5
Mudah karena dapat diakses dari segala penjuru
Medan baik dengan kendaraan pribadi maupun
angkutan umum 5
Mudah karena dapat diakses dari segala
penjuru Medan baik dengan kendaraan
pribadi maupun kendaraan umum
Jangkauan terhadap
Struktur kota
5 Berada dekat
dengan pusat kota dengan tingkat
kepadatan penduduk tinggi
dan merupakan daerah
pengembangan perdagangan dan
rekreasi 4
Berada dekat dengan pusat kota dengan
tingkat kepadatan penduduk tinggi dan
merupakan daerah pengembangan
perdagangan dan rekreasi
4 Berada dekat dengan pusat
kota dengan tingkat kepadatan penduduk tinggi
dan merupakan daerah pengembangan
perdagangan dan rekreasi 3
Berada dekat dengan pusat kota
dengan kepadatan penduduk sedang
dan merupakan daerah
pengembangan perdagangan,
komersil dan rekreasi
Fungsi Pendukung
sekitar lokasi
4 Perkantoran, hotel,
dan universitas 5
Perkantoran, stasiun Kereta Api, dan
Kantor polisi 5
Perkantoran, komersil, dan universitas
5 Perumahan, asrama,
dan perkantoran RUTRK
Pengemban gan
5 Sesuai
5 Sesuai
5 Sesuai
5 Sesuai
Universitas Sumatera Utara
Perdagangan dan
Rekreasi Fungsi
eksisting 4
Restoran, ruko 4
Lahan kosong 5
Lahan kosong 5
Lahan kosong Kontur
Lahan kosong Realtif datar
Realtif datar Relatif datar
Pengenalan Entrance
5
Mudah
Dekat dengan persimpangan 2
jalan Berada di samping
Universitas Nommensen dan
Bank Ekonomi 4
Mudah
Dekat dengan
persimpangan 2 jalan
4
Cukup mudah
Dekat dengan persimpangan 2 jalan
4 - Mudah
- Dekat dengan persimpangan 2
jalan - Berada di sebelah
kanan Asrama Haji Medan
Total Nilai 38
36 37
36 Perinngkat
3 3
2 1
II.2.2.3. Analisis dan penetapan lokasi
Bermain musik merupakan kegiatan yang banyak diminati oleh kalangan menengah ke atas, para pelajar, ibu-ibu rumah tangga, dan
juga para pekerja di usia produktif. Oleh sebab itu, musik direncanakan dekat dengan fasilitas pemukiman, fasilitas pendidikan, serta
perkantoran. Sehingga mudah di jangkau dari mana saja. Serta harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan, seperti
ketentuan RUTRK kota Medan. Kesimpulan :
Lokasi yang paling baik adalah pada Jalan Karya Jasa, karena terdapat di pusat permukiman
penduduk, banyak terdapat perumahan, sekolah, perguruan tinggi swasta, kantor-kator
pemerintahan, serta dekat dengan CBD Polonia.
Gbr 6. Peta Lokasi
Universitas Sumatera Utara
a. Deskripsi kondisi eksisting lokasi sebagai tapak rancangan
Adapun penjelasan deskripsi proyek secara umum adalah: 1. Judul Proyek
: Medan Concert Hall 2. Tema Proyek
: Arsitektur Akustik 3. Lokasi Proyek
: Jl. Perintis Kemerdekaan 4. Batas Site:
o Utara
: Jalan Prof.H.M.Yamin o
Selatan : Jl.Printis Kemerdekaan
o Barat
: Jalan Timor o
Timur : Jl.Gaharu
5. Luas Site : ± 2.2 Ha
6. Status Proyek : Fiktif
7. Pemilik Proyek : Pihak Swasta
8. Kontur : relatif datar
9. KDB : 60
10. KLB : 3-5 lantai
11. Bangunan eksisting : lahan kosong
b. Potensi Lahan :
o Terletak dekat dengan pusat kota
o Berada pada kawasan komersil, perkantoran, pendidikan dan
rekreasi o
Berada pada hutan kota o
Transportasi lancar dan baik o
Luas site mendukung ± 2.2 Ha o
Memiliki jalur utilitas yang baik
II.3. Tinjauan Teoritis II.3.1. Pengertian Musik
Musik berasal dari bahasa Yunani, mousai, yakni sembilan dewi yang menguasai seni-seni murni dan ilmu pengetahuan. Kesembilan dewi itu adalah
puteri-puteri Zeus dan Mnemosyne. Adapun nama-nama dewi itu ialah Clio sejarah, Thalia sandiwara gembira, Melpomene nyanyian sedih dan sandiwara
Universitas Sumatera Utara
sedih, Terpischore tarian dan nyanyian bersama, Erato syair rindu-dendam dan mimik, Polyhymnia puisi, Calliope syair kepahlawanan, Urania ilmu bintang,
dan Euterpe musik.
1
• Bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya
Musik merupakan bunyi yang diterima oleh individu dan berbeda-beda berdasarkan sejarah, lokasi, budaya dan selera seseorang. Definisi tentang musik
juga bermacam-macam, yaitu: •
Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik.
sumber : www.wikipedia.com
Musik menurut Kamus Bahasa Indonesia yang baik dan Benar di http:pusatbahasa.diknas.go.idkbbiindex.php yaitu: ilmu atau seni menyusun
nada atau suara dl urutan, kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi suara yg mempunyai kesatuan dan kesinambungan, nada atau suara
yang disusun demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu, dan keharmonisan terutama yg menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi-bunyi itu.
Seni musik merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia, karena seni berhasil mendidik manusia pada kedalaman rasa yang terlembut. Seseorang yang
memiliki jiwa seni terbiasa dengan pengolahan jiwa dan pengolahan rasa humaniora. Jean Ferris, seorang psikolog mengatakan bahwa seni bagaikan cinta,
yaitu lemah, mudah dihayati dan dialami lewat nada tapi bisa dijelaskan, dimengerti dan dinikmati.
Pada mulanya musik mempunyai fungsi religius kemudian pada dekade berikutnya musik merupakan karya seni yang berfungsi sebagai hiburan atau
tontonan yang bisa dinikmati. Musik tidak hanya dapat mengurangi keletihan aktivitas hidup, tetapi juga
dalam hal-hal yang lain. Frances Rauscher 1986, seorang psikolog telah melakukan penelitian tentang pengaruh musik klasik pada daya intelektual melalui
penelitian 79 mahasiswa. Bagi mereka yang duka mendengarkan Sonata Mozart menunjukkan hasil yang lebih baik bila dibandingkan dengan mereka yang
mendengarkan musik rock modern. Bisa disimpulkan bahwa musik klasik ternyata dapat mengubah pola penerimaan otak dan dapat merangsang IQ si pendengar.
1
Ensiklopedia Indonesia
Universitas Sumatera Utara
• Fungsi musik :
- Sebagai media hiburan yang dimainkan untuk orang lain atau untuk
kepuasan diri sendiri lewat pertunjukkan besar atau kecil. -
Sebagai media untuk mencetuskan pandangan pendirian atau perasaan sang artis dalam segi religius, sosial dan filosofi.
- Sebagai saluran untuk mengekspresikan perasaan haru, gembira,
sedih atau keamarahan agar orang lain bisa ikut mengerti dan merasakan apa yang dikandung dalam sanubari individu, kelompok
dan masyarakat. -
Terapi pengobatan Mula-mula musik digunakan untuk penyembuhan penyakit para
pasien korban perang maupun untuk para veteran perang. Namun saat ini, pemakaian musik terapi telah dilakukan dibeberapa rumah
sakit di Eropa, Amerika Serikat, dan Kanada. -
Menambah intelegensi kecerdasan -
Otak kiri merupakan pusat pengendali fungsi intelektual seperti daya ingat, bahasa, logika, perhitungan, daya analisis, dan pemikiran
konvergen. Otak kanan berdasarkan kepada spontanitas, pengendali fungsi mental melibatkan intuisi, sikap, emosi, hubungan ruang dan
dimensi, gambar, musik dan irama, serta pikiran devergen. Musik dapat digunakan sebagai penyeimbang fungsi otak kiri dan otak
kanan. Daya estetis musik, terutama musik klasik, dapat digunakan sebagai penambah IQ. Proyek semacam ini tengah giat-giatnya
berkembnag di Negara Barat. -
Selain fungsi-fungsi tersebut diatas, masih ada lagi fungsi musik lainnya, diantaranya:
- Musik dapat meningkatkan produktifitas kerja.
- Musik dapat merubah suasana.
Jenis-jenis musik :
Dalam belantara musik bisa kita jumpai berbagai jenis musik seperti :
Universitas Sumatera Utara
a. Musik tradisional, disebut pula musik pentatonis atau nondiatonis yang
mempunyai 5 nada dasar. Berikut ini adalah beberapa musik tradisional Indonesia yang sudah berhasil diinventarisir.
1. Gamelan, merupakan ensemble yang dimainkan bersama oleh
beberapa orang dengan memainkan berbagai jenis alat-alat musik khas tradisional.
2. Gambang Kromong, merupakan jenis orkes yang tersusun dari
perpaduan musik gamelan dengan musik barat. 3.
Tarling, adalah seni musik dari sekitar Cirebon, dengan memadukan alat gitar dan seruling.
4. Kolintang, adalah musik tradisional dari Minahasa dengan
instrumen yang terbuat dari kayu dimainkan oleh lebih kurang 7 orang pemain pemusik.
5. Angklung, adalah musik tradisional dari Jawa Barat yang seluruh
bahannya terbuat dari bambu. 6.
Musik Arumba, adalah musik angklung versi baru dalam bentuk orkes ditambah vibraphone dari bahan bambu dan dimainkan oleh 7
orang pemusik. 7.
Keroncong, terdiri dari dua tingkatan yaitu: •
Keroncong asli, dengan susunan 6 atau 7 musik yaitu ukulele, banyo, cello, bas, gitar, biola dan flute dengan beberapa
biduan yang menyanyikan lagu-lagu khas. •
Keroncong beat, yaitu musik keroncong yang telah disempurnakan dengan penambahan paduan suara dan sejumlah
penyanyi. Adapun lagu-lagu yang dibawakan berirama rock atau pop.
b. Musik non tradisional, yaitu berasal dari budaya barat disebut juga musik
diatonis yang memiliki 12 nada dalam beberapa jenis: 1. Musik klasik, adalah musik yang khusus diciptakan dan dipergelarkan
untuk dinikmati dalam segi komposisi, gubahan lagu dan ketrampilan musisi dalam memainkan alat musik.
Universitas Sumatera Utara
2. Musik pop, adalah musik yang dimainkan oleh 3-8 pemain dengan ciri khas dan gaya tersendiri, yaitu mengekspresikan beat gerak irama serta
emosi yang disesuaikan dengan tren masa kini. 3. Musik jazz, adalah jenis musik yang dimainkan atas dasar ritme dan
spontanitas perasaan yang mengahasilkan improvisasi sebagai dasar. Musik tersebut berasal dari Amerika khususnya dari negara bagian New
Orleans. 4. Musik Kontemporer, adalah musik kreasi baru yang menggabungkan
berbagai macam bunyi, dari sumber alam maupun alat-alat mekanik. Merupakan upaya penggabungan musik tradisional dengan musik non
tradisiional. Musik kontemporer disebut juga musik elektronik, karena merupakan hasil perpaduan berbagai macam hasil rekaman bunyi-
bunyian, baik bunyi yang berasal dari sumber alam maupun bunyi yang berasal dari alat-alat mekanik.
sumber : Faktor Akustik, hlm 115
Ditinjau dari segi menikmatinya, maka musik dapat dibedakan atas:
2
1. Musik serius, yaitu musik yang diciptakan untuk dinikmati dengan
penuh perhatian dan konsentrasi. 2.
Musik ringan, yaitu musik yang diciptakan untuk hiburan dan dapat dinikmati dimana saja sebagai pengiring.
II.3.2. Cara Pagelaran Musik
Konser dapat digelar dalam tiga cara yaitu:
3
1. Resital, yaitu pertunjukan musik dalam skala mengiring seseorang atau beberapa
penyanyi. Resital dapat juga berupa pertunjukan tunggal atau soloist seperti resital biola, resital piano, dll.
2. Chamber concert, yaitu pertunjukan musik seperti jazz, pop, atau folk yang
pemainnya terdiri dari 20-30 orang. 3.
Choaral concert yaitu pertunjukan musik yang diiringi dengan paduan suara dimana penyanyinya dapat mencapai 200 orang.
II.3.3. Perilaku Pementasan II.3.3.1 Pementasan Aksi
2
Ibid, hlm. 70.
3
Ibid, hlm. 73.
Universitas Sumatera Utara
Aksi pementasan atau aksi panggung yang dilakukan oleh pemain pada pertunjukan musiknya sesuai dengan irama yang dibawakannya sehingga
menciptakan suatu suasana yang lebih ekspresi dalam menyampaikan maksudnya kepada penonton. Aksi panggung yang dilakukan tiap jenis musik dapat
dikelompokkan menjadi: a.
Kelompok Panggung Santai Tenang Adalah aksi panggung dengan melakukan gerakan bebas tetapi tidak terlalu
aktif, dan cenderung tentang pergerakannya karena musik yang dibawakannya bersifat ringan tidak menghentak, santai, dan serius. Jenis
musik yang termasuk dalam kelompok ini antara lain: -
Musik Pop Karakter musik ini adalah ringan dan santai, cenderung mudah dinikmati
oleh semua kalangan karena tidak membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dalam pemahamannya.
- Musik Jazz
Karakter musik ini adalah ringan dan serius. Peminat musik ini hampir sebagian besar dari kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan komposisi
musik jazz yang rumit sehingga membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi untuk memahami dan menikmatinya.
b. Aksi Panggung Semi Atraktif
Aksi panggung ini mampu menyuguhkan atraksi yang menarik sesuai dengan musik yang dibawakan. Jenis musik yang termasuk dalam kategori
semi atraktif antara lain: -
Musik Blues Merupakan akar dari semua musik. Inti dari musik ini adalah kebebasan
berekspresi dan berimprovisasi. -
Musik Country Merupakan musik pedesaan di suatu daerah di Amerika Serikat. Ciri musik
ini hampir sama dengan musik blues namun perbedaannya terletak pada alat musik yang digunakan.
c. Aksi Panggung Atraktif
Universitas Sumatera Utara
Kelompok musik yang melakukan aksi panggung ini memperlihatkan gerakan yang tidak terbatas. Jenis musik yang masuk kategori ini antara
lain: -
Musik Disco -
Musik Rock
II.3.4. Perkembangan Musik II.3.4.1. Perkembangan Musik di Indonesia
Musik di Indonesia sudah dirintis jauh sebelum Raja Erlangga dari abad ke-11 dan mulai mengalami perkembangan yang pesat sejak Agama Kristen masuk ke
Indonesia yaitu sekitar 450 tahun yang lalu. Kemudian dilanjutkan dengan masuknya pengaruh dari bangsa-bangsa yang pernah tinggal di Indonesia seperti:
Portugis, Inggris, Cina, India dan arab yang datang silih berganti. Sebelum tahun 1966, musik di Indonesia masih merupakan karya seni untuk
hiburan atau tontonan yang segalanya serba terbatas. Hal ini disebabkan karena media elektronika sebagai siaran untuk penyiaran belum menjadi kebutuhan
komersial, sehingga pengembangannya hanya dilakukan melalui media massa dan cetak saja. Idealisme masyarakat berkembang terhadap pengaruh kebudayaan
asing tetapi mendapat pelarangan dari golongan tertentu mengenai jenis musik yang datang dari luar. Pada saat itu hanya ditujukan pada orang asing sedang bagi
umum tidak bisa dibatasi karena adanya perangkat internet, email dan sebagainya yang tidak mengenal batas-batas ruang, tempat dan waktu.
Perangkat musik yang dahulu dimainkan oleh beberapa orang dengan berbagai alat bunyi-bunyian sekarang bisa dimainkan oleh satu orang saja dengan suatu
alat elektronika. Penataan nada-nada disalurkan melalui elemen selular yang bisa dibawa ke mana-mana, berukuran kecil, praktis dan disimpan dalam saku.
Mendengarkan musik agar tidak lagi terganggu oleh suara luar digunakan earphone yang sifatnya lebih personal. Faktor jarak, sumber penyiaran
dinyatakan dalam saluran atau channel yang dengan cepat bisa diakses jenis gelombang dengan siaran musik apa yang akan dipilih. Perekaman lewat
Compact Disc bentuknya semakin tipis, kecil dan elastis. Di samping perekaman juga mampu untuk menyimpan data memori yang mudah diakses pada saat
Universitas Sumatera Utara
diperlukan. Penggabungan gambar dan suara dibuat dalam digital audio berupa Compact Disc dengan hasil yang sangat sempurna.
Pendengar bisa menghidupkan musik tiap saat di mobil, di taman, di rumah dan di mana saja dengan menggunakan perangkat komputer yang serba multifungsi
yang juga bisa untuk digunakan sebagai alat telepon, radio, musik, multimedia, memorable, sehingga menjadikan hidup ini lebih indah
. sumber: Faktor akustik, hlm118
Perkembangan musik dipengaruhi dan ditentukan oleh suasana sosial, ekonomi dan gaya di sekitar sang artis sehingga menimbulkan berbagai jenis musik dan
irama yang berlaku pada tiap periode. Jean Ferris membagi perkembangan musik ke dalam enam periode sebagai
berikut: 1.
Periode abad pertengahan 500-1450 Merupakan periode pertama yang dipelopori oleh bangsa Yunani di mana
musik dijadikan bagian dari kehidupan mereka. Periode ini dipengaruhi secara kuat oleh unsur religius dan baru pada abad ke-14 musik merupakan
refleksi sosial pada saat masa urbanisasi. 2.
Renaissance 1450-1600 Pada zaman ini pengaruh agama terhadap musik berkurang karena ciri
sekuler atau duniawi meningkat. Renaissance merupakan periode panjang dengan perubahan-perubahan dalam sosial, politik dan agama berhasil
memberi pengaruh besar dalam dunia musik. Ciri musik saat itu yang berperan adalah Poliponi, yaitu komposisi musik dari beberapa melodi
simultan yang disatukan secara bersamaan. 3.
Baroque 1600-1750 Memiliki gaya musik yang terkenal dramatis dan emosional melalui unsur
dinamik yang kontras dan kebebasan irama. Sifat musiknya ireguler. Periode ini diakhiri dengan gaya Rokoko di mana sifat elegan ditambahkan
di dalamnya. 4.
Klasikal 1750-1820 Memiliki gaya musik dengan pengendalian emosi, tenang, sederhana dan
seimbang. Dengan pengaruh suasana abad pencerahan Prancis pada masa itu. Musik klasikal menggantikan gaya musik Barok yang emosional.
Universitas Sumatera Utara
Komposer besar pada zaman itu adalah: -
Wolfgang Amadeus Mozart -
Ludwig Von Beethoven -
Frans Joseph Hadyn 5.
Romantik 1820-1900 Ciri musik zaman Romantik adalah ungkapan cinta kepada alam dan
ungkapan gambaran dari perasaan yang tidak stabil. Komposer besar di zaman itu:
Musik orkestra: -
Felix Mendelshon -
Peter Illich Tchaikovsky -
Franz Liszt -
Johannes Brahms Musik solo dan ansamble
- Francois Frederisk Chopin
- Schumann
- Scubert
6. Periode abad 20 1900- sekarang
Periode perkembangan musik yang terakhir pada saat ini diawali dengan pengaruh tiga aliran yaitu:
- impresionisme, memiliki sifat elegan, entertaining, romantis, dan
dipengaruhi oleh seni barat. -
Primitivisme, memiliki sifat musik yang bersemangat -
Ekspresionime, sifat emosional tinggi dari ekspresi artis. Pada abad ke -20 musik jazz sangat dikenal secara luas dan dalam musik
orkestra terdapat komposisi dengan menambahkan alat musik perkusi
. sumber:faktor akustik, hlm117
II.3.4.2.Perkembangan musik di Kota Medan
Dalam sejarah musik negeri ini, andil musisi dari Kota Medan sebenarnya tak boleh diabaikan. Perkembangan musik dangdut salah satu genre musik yang
cukup digemari masyarakat, misalnya, tak lepas dari tradisi musikal Orkes Melayu yang berasal dari Sumatra Timur.
Universitas Sumatera Utara
a. Pada awal abad ke - 20
• Pada tahun 1925 terdapat Nalaingan Band di Simalungun. Pada
kurun waktu yang bersamaan kerap juga diselenggarakan kompetisi band, yang disebut orkest-concours, khususnya musik kroncong
dan band untuk dansa dans muziek di berbagai kota di Keresidenan Sumatera Timur
dan Tapanuli. Juga, telah muncul band-band yang memainkan musik
yang populer pada masa itu di istana Kesultanan Serdang, Deli dan Langkat. Bahkan di
antaranya sudah rekaman di Singapura di bawah label His Master Voice, misalnya Romulus L Tobing dari Tarutung.
• Setelah Indonesia merdeka dan Radio Republik Indonesia RRI,
banyak muncul band dalam konteks kumpulan atau ensembel yang
memainkan lagu-lagu yang populer pada masanya, seperti lazimnya band dalam
situasi sekarang. Lagu-lagu band tersebut secara reguler dipancarkan
melalui radio. •
Dari era ini muncul band Pardolok Tolong Melody, The Singing Blue
Band, Orkes Sinar Medan, Al Wardah, yang melahirkan kampiun
seperti Nahum Situmorang, Sididik Sitompul, Ismail Hutajulu, Lily Suhairy, Djaga Depari, Achmad Baqi, Taralamsjah Saragih, yang
beberapa diantaranya sudah rekaman piringan hitam vinyl record di
Lokananta. Termasuk juga Marihot Hutabarat dengan Trio Marihot
merekam album Dago Inang Sarge di Panaphone Record,
Universitas Sumatera Utara
sebagai album jazz pertama di Indonesia.
• Secara historis, era musik band dan kaitannya dengan industri di
atas dilanjutkan dengan generasi baru band, seperti Rhythm Kings, The Mercys, The Minstrel, Dara Kartika, The Great
Session, Free Men, Destroyer, DSys, Cinzano dan sebagainya. Dari
generasi inilah lahir Darma Purba, Charles Hutagalung, Reynold Panggabean, Rinto Harahap, Erwin Harahap, Jelly Tobing, Fadil
Usman, Rizaldi
Siagian, Teruna Jasa Said, Jose Tobing, Guntur Simatupang, Ayun Machruzar dan sebagainya.Pada tahun 1950-an terdapat orkes
sejenis orkes melayu di antaranya, Emma Gangga, Ellya Khadam “Si Boneka dari India”, Abdul Chalik pemimpin “Orkes Melayu
Bukit Siguntang”, A Kadir pemimpin “Orkes Sinam Kemala” dan Husein Aidit pemimpin “Orkes Melayu Kenanga”. “Kontribusi
Medan dan Sumatera Utara dalam musik dangdut di Indonesia memiliki posisi yang penting. Dan ini sudah dimulai sejak lama,
ditandai dengan kemunculan ‘Orkes Melayu Sinar Medan’, sampai ke Pop Melayu dari ‘The Rhythm Kings’, ‘The Mercys’,”sumber:
etonomusikolog Ben M Pasaribu, seperti dikutip dari ulasan musik Global di edisi 045 Setelah melewati masa-masa kejayaan orkes
Melayu yang kemudian disebut-sebut oleh para pengamat musik sebagai salah satu akar penting musik dangdut
• Pada tahun 1970-1980-an The Mercy’s band Medan yang mendapat
posisi penting dan merupakan salah satu grupmusik legenda di negeri ini, sederetan dengan grup papan atas nasional lainnya, “Koes
Plus”, “The Loyd”, “Black Brothers” maupun “Panbers”. Sayangnya, kemujuran “The Mercy’s” sepertinya hanya untuk
mereka saja, bukan untuk band-band Medan generasi berikutnya. Mengikuti jejak mereka ternyata tak semudah membalikkan telapak
tangan. Ini dirasakan betul oleh band-band Medan belakangan
Universitas Sumatera Utara
setelah keberhasilan “The Mercy’s” maju ke level nasional. Tengok saja misalnya nasib “Summer Blues”, yang sempat merajai
panggung musik blues dan rock and di kalangan anak kampus Medan, namun gaungnya hilang entah ke mana. Nyaris tak
terdengar lagi. “Sayang, mereka hanya bertahan sebentar di Jakarta,” ujar Bengbeng, gitaris “Sunset”, band Medan yang
mengusung musik blues, rock’n roll, dan musik era 70-an. •
Pada tahun 1980-an fase popularitas musik pop dan hingar bingar rock. Namun, pada saat itu, rock ternyata lebih mendominasi
kalangan musisi muda Medan. Rock sekaligus merajai panggung- panggung musik di Kota Medan, meski disayangkan popularitas
orkes Melayu perlahan-lahan mulai pudar. “Ada image khas untuk Medan saat itu. Yaitu, siapa yang belum pernah memijak panggung
musik rock di Medan, ia bukan rocker sejati,” kenang Savril Rizal, musisi Medan yang sudah melewati dan menikmati era itu. Savril
adalah sahabat seperjuangan Pay “Slank” yang memiliki visi sama, yakni eksis dengan musik rock. Sayang, Savril tidak semujur Pay,
yang kemudian menjadi gitaris “Slank”. Dan kini, menjadi salah satu motor BIP. Pada Era 1980-an, muncul aktivitas kompetisi band
lomba dengan menghasilkan pemenang, sedangkan pada era sebelumnya lebih
ditekankan pada semarak pertunjukan dengan berlomba-lomba kehadiran
penggemar fans yang banyak. Lahirlah XOZ Band, Session Band sampai
sekarang masih eksis, New Chordex, Metallaser, Grazy Rock Band,
MCM dan sebagainya yang hadir dengan ragam hard rock, heavy metal,
jazz fusion. •
Di antara mereka banyak yang sampai ke tingkat nasional untuk event
Indonesia Rock Festival maupun Light Music Contest. Pada
Universitas Sumatera Utara
masa inilah peranan penggiat, promoter atau maecenas yang lazim
disebut manajer sangat penting, diantaranya, Thomas Ginting, Ayun
Machruzar, Herwin Kampusi dan lain-lain. Demikian peranan jurnalis
musik seperti Jenda Bangun, Buary Malaway, Syaiful Ishak, Bambang
Sumantri, Diurnanta Qelanaputra, Buoy Hardjo alm dan lain-lain. •
Sekarang ini, di saat musik populer sangat beragam dan kemudahan merekam dengan teknik digital melalui media komputer yang indie
label lebih terbuka, band ditantang untuk bisa eksis dan menapaki tangga karis lebih terstruktur dan terprogram, dengan melihat ke
belakang atas yang sudah pernah dilakukan pendahulunya dan berpikir
kreatif ke depan dengan menjadi observer yang tanggap melalui media
internet serta memperluas wawasan estetika, niscaya ketertinggalan band-band era sekarang bisa bisa terkejar.
• Sekitar tahun 1990-an, terilhami dari band-band luar, seperti
Nirvana, Indie muncul menjadi sebuah alasan atau peralihan ketika sampel rekaman album mereka ditolak perusahaan rekaman besar.
BEBAS berekspresi tanpa adanya interfensi dari satu pihak, itu yang mereka inginkan sebagai salah satu musisi yang mampu mewarnai
dunia musik Medan mulai bermunculan dengan nama-nama yang saat ini cukup ngetop di telinga anak muda Medan. Sebut saja,
Mahameru, Zogut, CB 4, Tundra, Instan, Armyclown, Foredoom, Morning Power, Cranium dan masih banyak yang lainnya. Sekarang
ini, di saat musik populer sangat beragam dan kemudahan merekam dengan teknik digital melalui media komputer yang indie
label lebih terbuka, band ditantang untuk bisa eksis dan menapaki tangga karis lebih terstruktur dan terprogram, dengan melihat ke
belakang atas yang sudah pernah dilakukan pendahulunya dan
Universitas Sumatera Utara
berpikir kreatif ke depan dengan menjadi observer yang tanggap melalui
media internet serta memperluas wawasan estetika, niscaya ketertinggalan
band-band era sekarang bisa bisa terkejar.
•
Hal diatas menujukkan bahwa begitu tinggi antusias masyarakat kota Medan akan hadirnya konser jazz bertaraf nasional, tapi
mengapa Medan tidak tersentuh jenis musik yang sedang booming ini secara nasional?
Seni urban di Medan berkembang di tengah kebudayaan seni populer yang dipengaruhi oleh budaya barat.
Dalam konteks itu, pelaksanaan Medan Urban Arts Festival yang diselenggarakan oleh Urban Arts Assosiates mencoba menawarkan
fenomena lain dari berbagai sudut pandang garapan, teknis, dan konsep kultural. Diharapkan seni tradisi Selain itu, The Vintage juga
telah mempelopori lahirnya Medan Jazz Society, yang baru saja dibentuk 26 Januari kemarin. Ini adalah wadah baru bagi penikmat
jazz Medan, yang diharapkan menjadi batu loncatan perkembangan musik jazz di Medan.
II.3.5. Bentuk- Bentuk Konser
Pada permainan konser terdapat beberapa jenis penampilan: b.
Shymponie Merupakan bentuk konser yang multi movement, yaitu memiliki beberapa
bagian yang masing-masing disebut movement dan dipisahkan dengan waktu istirahat atau pause. Tiap movement memiliki perbedaan tempo,
suasana, materi, tema dan kadang-kadang juga dalam nada dasar. c.
Concerto Merupakan bentuk konser multi movement yang merupakan kesatuan
permainan orkestra dengan soloist. d.
Musik Program Merupakan konser yang mengandung konotasi musikal atau arti karena
bertujuan menggambarkan suatu pandangan, ide, atau kejadian melalui musik. Permainan berupa multi movement atau tidak, kepada penonton
Universitas Sumatera Utara
biasanya diedari program konser, yaitu lembar deskripsi berisi informasi dan musik yang akan dimainkan.
sumber: faktor akustik, hlm43
II.3.6. Tinjauan Terhadap Gedung Konser
Pengertian gedung adalah bangunan untuk sesuatu maksud untuk keperluan kantor, rapat, bioskop, ataupun untuk kegiatan besar lainnya yang melibatkan
banyak orang. Sedangkan arti dari konser adalah pertunjukan musik. Gedung pertunjukan adalah wadah atau tempat untuk mengadakan atau menyelenggarakan
pagelaran, dimana tempat tersebut harus menyediakan fasilitas, keamanan dan kenyamanan bagi pengunjung. Maka gedung konser adalah suatu bangunan yang
dipersiapkan untuk keperluan pertunjukan musik. Gedung ini sangat erat hubungannya dengan musik. Dimana terdapat kegiatan utama yang berlangsung,
yaitu pertunjukan musik dan kegiatan-kegiatan lain berstatus debagai kegiatan penunjang. Dalam pengertian ini maka terdapat suatu fasilitas untuk mewadahi
kegiatan utama yang berupa gedung atau panggung pertunjukan musik serta adanya fasilitas-fasilitas lain untuk mewadahi kegiatan-kegiatan pendukungnya.
II.3.6.1.Perkembangan Gedung Konser
Gedung konser atau lebih dikenal dengan sebutan concert hall atau gedung pagelaran musik yang kita kenal sekarang adalah hasil perkembangan dari bentuk-
bentuk teater Yunani Kuno dan teater terbuka dari Romawi. Mula-mula teater digunakan sebagai tempat untuk melihat visual, sesuai dengan namanya yang
diambil dari bahasa Yunani. Teater berarti tempat untuk melihat dimana penonton berdiri di lereng bukit dan menonton gerakan-gerakan yang biasanya berupa tarian
yang mengambil tempat datar dan terbuka berupa sebuah panggung jadi bukan tempat untuk mendengarkan musik. Kemudian pelataran itu berkembang menjadi
daerah yang melingkar orchestra, yang dikelilingi hampir 23 bagian dengan kursi penonton yang dimaksudkan untu memberikan jarak pandang yang merata, dan
bangunan longitudinal yang digunakan untuk berganti pakaian, gudang, dan sebagai latar belakang.
4
Teater Romawi berbeda dengan teater Yunani yang terletak pada cekungan. Tetapi dibangun sebagai unit tunggal auditorium disuatu tempat datar diluar kota.
4
Prasetya, Lea Penerjemah, Akustik Lingkungan
Universitas Sumatera Utara
Bangku-bangku yang agak melingkar mengelilingi pentas dibangun langsung dengan struktur dari pentas.
Pada perkembangan selanjutnya, orang Romawi mengubah orchestra mejadi setengah lingkaran, agar penonton lebih dekat ke pentas, serta membangun
atap miring yang besar di daerah pentas dan dinding di kedua sisinya. Tindakan ini memberikan pemantulan bunyi yang berdaya guna dan menghasilkan kejelasan
kata yang paling sedikit tidak mengecewakan penonon di tempat yang jauh. Ini merupakan bentuk awal yang melahirkan bentuk teater tertutup, seperti teater
Olympia Academy di Vicevza, Italia abad XVI. Setelah disadari bahwa repleksi suara dari pentas dapat menhasilkan kondisi suara yang baik, maa dinding dan
kemiringannya dilengkapi dengan refleksi suara ke pengunjung, tempat duduk diperpanjang sehingga membentuk huruf ’U’ yang sangat sesuai untuk meletakkan
balkon-balkon, membentuk baris-baris penonton di dinding yang sangat berguna dalam mengabsorbsi suara.
Pada abad XVIII, pengenalan bentuk kubah, pengurangan balkon yang bertumpuk dan pemakaian beton serta dinding yang keras menimbulkan kerugian
akustik dari teater. Akan tetapi pada masa itu kenyamanan pandangan lebih diutamakan, sehingga persyaratan akustik diabaikan.
Kamar musik Holy Well di Oxford, Inggris,merupakan gedung konser pertama yang sudah memenuhi persyaratan visual maupun akustik. Didirikan pada
pertengahan abad XVIII, dengan kapasitas pengunjung 300 orang. Bangunan ini relatif sempit tetapi mempunyai waktu dengung yang pendek, antara 1,3-1,4 detik.
Pada abad XIX, para cerdik pandai mulai menyelidiki sifat-sifat dan masalah akustik dari sebuah auditorium. Tetapi baru awal abad XX inilah para ahli
fisika dan yang lain-lain mengadakan riset-riset ilmiah secara sistematis dalam akustik ruang.
II.3.6.2. Pembagian Gedung Konser Musik
Berdasarkan bentuk panggung gedung konser terdiri dari beberapa bentuk antara lain panggung proscenium, teater terbuka, pentas arena, pentas ujung
terbuka, pentas transverse dan pentas in the round.
Universitas Sumatera Utara
Selain itu bentuk lantai pada gedung pertunjukan musik dapat digolongkan menjadi empat bagian antara lain: lantai segi empat, lantai melengkung, lantai
tapal kuda, dan lantai tak beraturan.
Gbr 7. Bentuk-bentuk panggung gedung konser
Gbr 8. bentuk audirotium bentuk persegi empat dan bentuk kipas
Universitas Sumatera Utara
II.3.6.3 Pemakai Gedung Konser
1. Seniman Pemusik
Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan
dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur
masyarakat 2.
Masyarakat Penikmat Musik Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari
kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap musik contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll maupun bertujuan sekedar
mencari hiburan atau rekreasi. 3.
Pengelola Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan
musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri.
4. Penyelenggara
Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O Event
Organiger.
Gbr 9. auditorium bentuk tapal kuda dan bentuk tak beraturan
Universitas Sumatera Utara
A. Jenis Kegiatan dan Ruang
TINJAUAN FUNGSI
a. Deskripsi pengguna dan kegiatan
Pengguna Gedung Konser 1.
Seniman Pemusik Seniman atau pemusik adalah orang yang berkepentingan langsung
untuk melakukan pementasan atau mempertunjukan kemampuan dan keterampilan dalam bidang musik yang merupakan penciptaan ide
dan kreasi musik sebagai salah satu upaya dalam bentuk berkomunikasi juga menghibur masyarakat.
2. Masyarakat Penikmat Musik
Masyarakat atau penikmat musik berasal dari kalangan umum atau dari kalangan tertentu yang bertujuan untuk berapresiasi terhadap
musik contoh: pencari bakat, produser, manager band, dll maupun bertujuan sekedar mencari hiburan atau rekreasi.
3. Pengelola
Pengelola adalah kelompok tertentu yang mengelola gedung pertunjukan musik, baik dalam acara pertunjukannya maupun dalam
hal perawatan terhadap bangunan itu sendiri. 4.
Penyelenggara Penyelenggara adalah badan atau kelompok tertentu yang
menyelenggarakan acara pementasan dalam gedung pertunjukan musik, contoh E.O Event Organizer.
5. Pengunjung
Pengunjung pada pertunjukan dapat dikualifikasikan menurut strata sosial sebagai berikut:
a. Pengunjung masyarakat strata umum :
b. Pengunjung masyarakat strata menengah
c. Pengunjung dari masyarakat strata atas
6. Pengelolaan
Kepemilikan dipegang oleh pihak swasta. Pengelolaannya diatur berdasarkan perjanjian diantara pemilik dan pihak yang terkait
Universitas Sumatera Utara
Disamping berfungsi sebagai bangunan rekreatif, gedung konser musik juga berfungsi sebagai wadah komunikasi dan edukasi bagi
pemusik dan penikmat musik. Gedung konser musik sebagai pusat pertunjukan musik memfasilitasi kegiatan pengenalan juga pelatihan
tentang musik dan bermain musik dan kemudian dapat berfungsi sebagai fasilitas pendukung dengan tujuan komersial. Sehingga
bersamaan dengan fasilitas rekreatif yang ada akan menghasilkan pemasukan dengan maksud membiayai perawatan gedung konser itu
sendiri.
Adapun maksud dari Concert Hall ini adalah: -
Komunikatif Suatu gedung konser musik dikatakan komunikatif apabila ruang
pertunjukan musik yang terdapat di dalamnya dapat menciptakan suatu jalinan komunikasi dua arah antar musik dan penonton dalam
arti penonton dapat memahami pesan yang ingin disampaikan oleh pemusik melalui lagu yang dibawakannya dan sebaliknya pemusik
dapat dengan mudah menciptakan nuansa dan suasana yang dapat mempengaruhi emosi penonton seperti yang dimaksudkan di dalam
lagu yang dibawakannya. Dan semua itu bermuara pada akustik ruang yang dapat menciptakan kualitas suara yang baik karena ibarat
orang yang berbicara harus dengan nada dan intonasi yang jelas sehingga akan cepat diketahui perkembangan emosi pendengar.
- Edukatif
Aspek edukatif merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan dalam bermain bagi para pemusik, yang diwujudkan
dengan penyediaan fasilitas berupa ruang studio latihan musik. Disamping itu juga memiliki tujuan untuk mengenalkan pada
masyarakat luas tentang perkembangan musik, jenis-jenis musik, juga memberikan suatu referensi khususnya pada kalangan pemusik
mengenai cara memainkan suatu jenis musik, pembentukan nuansa
dan hal-hal lain yang berhubungan dengan proses penciptaan sesuai dengan keinginannya.
Universitas Sumatera Utara
- Rekreatif
Sebagai bangunan komersial, gedung konser musik juga memiliki aspek rekreatif karena hal ini sesuai dengan fungsi musik yang
menyenangkan hati pendengarnya, disamping ada maksud lain untuk menciptakan fasilitas-fasilitas yang saling mendukung dalam hal
pembiayaan perawatan bangunan. b.
Deskripsi perilaku Perilaku Pementasan
Pementasan Aksi Aksi pementasan atau aksi panggung yang dilakukan oleh pemain
pada pertunjukan musiknya sesuai dengan irama yang dibawakannya sehingga menciptakan suatu suasana yang lebih ekspresi dalam
menyampaikan maksudnya kepada penonton. Aksi panggung yang dilakukan tiap jenis musik dapat dikelompokkan menjadi:
• Kelompok Panggung SantaiTenang
Adalah aksi panggung dengan melakukan gerakan bebas tetapi tidak terlalu aktif, dan cenderung tentang pergerakannya karena
musik yang dibawakannya bersifat ringan tidak menghentak, santai, dan serius. Jenis musik yang termasuk dalam kelompok
ini antara lain: -
Musik Pop Karakter musik ini adalah ringan dan santai, cenderung
mudah dinikmati oleh semua kalangan karena tidak membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi dalam
pemahamannya. -
Musik Jazz Karakter musik ini adalah ringan dan serius. Si peminat
musik ini hampir sebagian besar dari kalangan tertentu saja. Hal ini disebabkan komposisi musik jazz yang rumit
sehingga membutuhkan tingkat intelektualitas yang tinggi untuk
memahami dan menikmatinya. •
Aksi Panggung Semi Atraktif
Universitas Sumatera Utara
Aksi panggung ini mampu menyuguhkan atraksi yang menarik sesuai dengan musik yang dibawakan. Jenis musik yang
termasuk dalam kategori semi atraktif antara lain:
Musik Blues Merupakan akar dari semua musik. Inti dari musik ini
adalah kebebasan berekspresi dan berimprovisasi. -
Musik Country Merupakan musik pedesaan di suatu daerah di Amerika
Serikat. Ciri musik ini hampir sama dengan musik blues namun perbedaannya terletak pada alat musik yang
digunakan. •
Aksi Panggung Atraktif Kelompok musik yang melakukan aksi panggung ini
memperlihatkan gerakan yang tidak terbatas. Jenis musik yang masuk kategori ini antara lain:
- Musik Disco
- Musik Rock
Jenis Kegiatan
Kegiatan dalam bangunan ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu : 1.
Komersil, meliputi kegiatan pertunjukan, retailshop, cafe restoran.
2. Edukasi, meliputi perpustakaan.
3. Servis, meliputi kegiatan pengelola bangunan, parkir, utilitas,
loading dock, dan pelayanan umum. A.
Kegiatan Festival Kegiatan perlombaan atau festival adalah kegiatan perlombaan
permainan instrumen musik. Dilakukan secara teratur, 6 bulan sekali.
B. Kegiatan Penjualan
Kegiatan penjualan meliputi kegiatan jual beli instrumen musik, partitur, buku teori musik, dll.
C. Kegiatan Pertunjukan
Universitas Sumatera Utara
Menyediakan sarana yang akan digunakan sebagai tempat berlangsungnya pertunjukan konser, dan acara musik lainnya.
D. Kegiatan Hiburan Rekreasi
Menyediakan fasilitas rekreasi yang berfungsi sebagai pelengkap dan daya tarik pengunjung bangunan Medan
Concert Center. Fasilitas yang diberikan antara lain: cafe, restoran, dan retail shop.
E. Perpustakaan
Menyediakan data-data tentang sejarah musik, pemain musik, majalah musik, dll.
Dilihat dari perkembangan musik di kota Medan, musik yang paling menonjol adalah musik tradisional Batak, Simalungun, musik orkes
Melayu, musik populer dan klasik. Kelompok Ruang Konser
No Ruang Yang
Dibutuhkan Pengguna
Kegiatan
1
2
3 R. Audience
- R. Duduk - Balkon
- Toilet priawanita
Panggung
Ruang rias
- Toilet priawanita Pengunjung
Pengunjung Pengunjung
Petugas Kebersihan
Penyanyi solo, paduan suara
Pemain musik Penari latar
Penyanyi Pemain musik
Penari Penata rias
Penyanyi, pemain musik, penari,
Datang, duduk, menonton konser Datang, duduk, menonton konser
Buang air kecilbesar, mencuci tangan, mencuci muka,
memperbaiki penampilan Menyanyi
Memainkan alat musik Menari sebagai pengiring lagu
Merapikan penampilan
Buang air kecil besar, mencuci tangan, mencuci muka
Universitas Sumatera Utara
4
5
6
7
8
9
10.
11. Ruang ganti
priawanita Ruang ganti artis
bintang tamu - Toilet priawanita
Ruang hijau Green room
Work shop
- gudang
- gudang alat
- toilet
Ruang control -
lighting
- sound system
- mekanisme
panggung Ruang operator
Ruang Rapat
Ruang Latihan penata rias
Artis Piñata busana
Artis bintang tamu
Actor, artis, sutradara,
koreografer Petugas dekorasi
Petugas dekorasi
Petugas dekorasi
Petugas dekorasi
Petugas lighting
Petugas sound system
Petugas penata panggung
Petugas operator Aktor, artis,
sutradara, koreografer
Actor, artis, sutradara,
Mengganti pakaian, diskusi dengan artis
Mengganti pakaian, make up, diskusi dengan penata rias dan
busana
Istirahat, diskusi
Membuat rancangan dekorasi, mengerjakan dekoras yang telah
dirancang Menyimpan bahan kayu, besi,
dll Menyimpan peralatan
pertukangan Buang air besarkecil, mandi, cuci
tangan, cuci muka
Mengatur pencahayaan di panggung auditorium
Mengatur suara
Mengatur mekanisme panggung selama konser berlangsung
Shoting pertunjukan Diskusi,rapat, ruang workshop
Latihan
Universitas Sumatera Utara
koreografer
Fasilitas Pendukung No
Ruang Yang Dibutuhkan
Pengguna Kegiatan
1
2 3
Cafe - Ruang duduk
- Dapur
- Gudang bahan - Gudang
perlengkapan - Ruang pencucian
piring
- Toilet pengunjung priawanita
- Toilet karyawan
- Gudang umum
Toko musik Ruang cinderamata
Pengunjung Koki
Koki Pelayan
Karyawan café
Pengunjung
Karyawan
Karyawan
Pengunjung pengunjung
Duduk, makan Memasak, menciptakan masakan
baru Menyimpan bahan makanan
Menyimpan bahan makanan untuk didinginkan
Menyimpan perlengkapan dapur Mencuci, menyusun piring,
menyimpan barang bawaan Buang air kecilbear, cuci tangan,
cuci muka Buang air kecilbear, cuci tangan,
cuci muka Menyimpan peralatan yang
sudahakan dipakai Belanja
Belanja souvenir
Pengelola No
Ruang Yang Dibutuhkan
Pengguna Kegiatan
Tabel 8. Kelompok Ruang Konser
Tabel 9 Fasilitas Pendukung
Universitas Sumatera Utara
1 2
3 4
5
6
7 Ruang kerja
Ruang kerja
Ruang kerja staff Ruang kerja
mekanis Ruang rapat
Ruang arsip
Ruang penjualan tiket
Manajer Sekretaris
Staff pengelola Petugas panggung
Manajer, sekretaris, dan seluruh staff
Sekretaris, manajer, dan staff
Penjual tiket Mengawasi kegiatan karyawan
Membantu kerja manajer, membuat laporan
Mengerjakan administrasi Mengatur mekanisme panggung
Rapat
Menyimpan arsip
Menjual tiket, mengisi data pengunjung
Mekanikal Elektrikal No
Ruang Yang Dibutuhkan
Pengguna Kegiatan
1
2
3
4 Power house
Ruang chiller
Ruang pompa
Ruang water treatment
Petugas ME
Petugas ME
Petugas ME
Petugas ME Melakukan pengecekan pada
genset dan panel Melakukan pengecekan pada
chiller Melakukan pengecekan pada
pompa dan ground reservoar Melakukan pengecekan pada
saluran pembuangan
c. Deskripsi kebutuhan ruang dan besaran ruang
a. Pendekatan Perhitungan Kapasitas
1 Gedung Konser
Penentuan kapasitas gedung konser musik di Medan berdasarkan asumsi-asumsi kapasitas pengunjung konser
yang terselenggara di Medan. Kapasitas pengunjung konser
Tabel 10. Tabel Pengelola
Universitas Sumatera Utara
berdasarkan event-event organizer yang telah melaksanakan konser di Medan yaitu ±4.000 orang. Berdasarkan data
arsitek jika orang berdiri membutuhkan ruang 40 cm
2
. dan orang duduk beserta sirkulasinya pada saat konser
diperkirakan ±80 cm
2
. Perbandingan yang diperoleh adalah pengunjung yang duduk setengah dari pengunjung yang
berdiri. Jadi, dari pendekatan tersebut diperoleh kapasitas pengunjung untuk duduk Gedung Konser Musik di Medan
disediakan tempat duduk sebanyak 2000 orang dan kapasitas jika pengunjung berdiri yaitu 4000 orang. Namun atas dasar
pertimbangan jumlah peminat musik yang semakin meningkat di Medan, maka jumlah pengunjung duduk
ditingkatkan 25 menjadi 2500 orang. 2
Kelompok Ruang Penunjang Pada Balai Sidang Jakarta Convention Center, kafe
berkapasitas 10 dari jumlah pengunjungpenonton konser. Maka untuk kapasitas kafe Gedung Konser Musik di Medan
sebesar 10 dari jumlah terbesar penonton setiap konser, atau 10 x 2500 orang = 250 orang dengan pertimbangan
meja makan berkapasitas 4 orang. 3
Kelompok Ruang Pengelola - R. Pimpinan, berkapasitas 1 orang
- R. Sekretaris, berkapasitas 1 orang - R. Karyawan, berkapasitas 20 orang
- R. Rapat, berkapasitas 10 orang - R. Tamu berkapasitas 5 orang
4 Kelompok Ruang Pelayanan Umum
- Pos Keamanan 2 buah - R. P3K, berkapasitas 10 orang
- Parkir roda empat 5
Kelompok Kegiatan Teknis - R. Genset, 1 unit
Universitas Sumatera Utara
- R. Pompa, 1 unit - R. Chiller, 1 unit
- R. AHU, 1 unit - R. Panel Listrik, 1 unit
- R. Cleaning Service, 1 unit
b. Pendekatan Besaran Ruang
Studi besaran ruang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
Jumlah pelaku dan aktifitas yang mewadahi
Peralatan dan perabotan yang akan digunakan -
R. Penonton Ruang penontonauditorium dituntut agar mampu
memberikan kenyamanan baik bunyi suara serta visual yang baik, maka penentuan luas auditorium berdasarkan
pada pendekatan akustik. Pendekatan besaran ruang penonton dapat dilakukan
dengan pendekatan akustik, yaitu hubungan dengan waktu dengung dan volume kursi. Volume kursi per tempat duduk
untuk ruang pertunjukan musik adalah sebesar 7,8m
3
. dengan kapasitas 3000 orang penonton maka dapat dicari
volume ruang : 3000 orang x 7,8m
3
= 23.400m
3
Dari volume total 23.400m
3
didapat waktu dengung RT optimal adalah 1,5 detik sesuai dengan grafik RT optimum
studio pada jangkauan frekuensi tengah 500 Hz-1000 Hzsumber: Leslie L. Doelle, Akustik Lingkungan.
Maka untuk menghitung luas dari ruang penonton adalah mempertimbangkan rasio antara volume dan luas yang
ditunjukan pada table di bawah ini: Waktu Dengung RT
detik Rasio VolumeLuas VS
m 1,4
1,5 1,6
8,9 9,6
10,4
Universitas Sumatera Utara
1,7 1,8
1,9 2,0
2,1 11,1
11,9 12,6
13,4 14,1
Dari table di atas didapatkan angka rasio sebesar 9,6 maka luas ruang penonton:
Luas Ruang = Volume Ruang : Rasio VolumeLuas 23.400 : 9,6 = 2.437,5 m
3
Dari luas auditorium di atas dapat pula dihitung kebutuhan luas tiap penonton pertiap tempat duduk, yaitu: 2.437,5 m
3
: 3000=0,8125 m
3
. 8.
Kegiatan Pertunjukan Perhitungan panggung alat musik sebagai berikut:
• Gitar Listrik
Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,4 m = 1,68 m
2
Bass
Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,8 m = 2,16 m
2
Keyboard
Perhitungannya adalah 1,2 m x 1,4 m = 1,68 m
2
Drum Set
Perhitungannya adalah 2,0 m x 2,5 m = 5 m
2
Vokal
Perhitungannya adalah 0,8 m x 0,8 m = 0,64 m
2
9. Pertunjukan
Dari ciri-ciri konser yang melibatkan 3-10 orang dan jenis musik yang modern yang biasanya memerlukan
keleluasaan
musisi dalam atraksi panggung, maka dihitung besaran 4 m
2
orang sehingga perhitungannya 4m
2
x 10 orang = 40 m
2
.
Tabel 11.Hubungan Waktu Dengung dengan Rasio VolumeLuas
Sumber: Concepts in Architecture Acoustic
Universitas Sumatera Utara
d. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang
ANALISA NONFISIK PROGRAM RUANG
FASILITAS UMUM
No. FUNGSI
DESKRIPSI JUMLAH
PEMAKAI org
STANDARD m2
JUMLAH RUANG
unit TOTAL
LUAS m2 TOTAL
PEMAKAI orang
SUMBER 1
Entrance Hall 250
1 1
250 250
B. Planning 2
Lobby 125
0.65 1
81.25 125
NAD 3
Sitting Lobby Ruang Tunggu
31.25 1.5
1 46.875
31.25 NAD
4 Ruang Komunitas
125 0.65
1 81.25
125 TSS
5 Receptionist
2 6.3
1 12.6
2 BPDS
6 Toilet pria
WC 500
2 5
10 500
Standar Plan Urinoir
250 1.1
10 11
250 Standar Plan
Wastafel 1000
1.4 10
14 1000
Standar Plan Toilet wanita
WC 500
2 10
20 500
Standar Plan Wastafel
1000 1.5
10 15
1000 Standar Plan
7 Telepon Umum
1 1.2
10 12
10 8
P3K -
16 Klinik
R. Praktek 6
18 2
216 12
NAD R. Tunggu
10 1.6
1 16
10 HMC
r. dokter perawat 4
2.4 1
9.6 4
NAD Resepsionis
1 5
1 5
1 SBT
Toilet 1
0.96 3
2.88 3
NAD 9
Ruang Informasi 16
1 16
10 Pos Keamanan
16 2
32 11
Ruang ATM 2
1.2 5
6 10
12 Warnet
r. tunggu 1
1.44 1
1.44 1
SBT r. pelayanan
1 1.44
30 43.2
30 SBT
Gudang 1
9 1
9 1
ASU pantry
2 9
1 18
2 ASU
Kasir 1
7.5 1
7.5 1
ASU Toilet Pria
1 0.96
1 0.96
1 NAD
Toilet Wanita 1
0.96 1
0.96 1
NAD r. kontrol
1 6
1 6
1 ASU
13 Ruang Tiket
2 1.4
1 2.8
2 TOTAL LUAS
RUANGAN 963.315
3873.25 SIRKULASI 30
288.9945 TOTAL 1
1252.3095 3873.25
3. KAFE FUNGSI
DESKRIPSI JUMLAH
PEMAKAI org
STANDARD m2
JUMLAH RUANG
unit TOTAL
LUAS m2 TOTAL
PEMAKAI SUMBER
1 R. makan
100 1.44
2 288
200 NAD
2 Dapur
4 20 r. makan
2 115.2
8 NAD
3 pantry
4 13 dapur
2 76.8
8 NAD
Universitas Sumatera Utara
4 Gudang
1 50 dapur
2 57.6
2 NAD
5 Toilet Pria
1 0.96
2 1.92
2 NAD
6 Toilet Wanita
1 0.96
2 1.92
2 NAD
7 wastafel
1 0.6
4 2.4
4 NAD
8 janitor
1 1
2 2
2 ASU
9 Kasir
1 7.5
2 15
2 ASU
TOTAL LUAS RUANGAN
560.84 230
SIRKULASI 30 168.252
TOTAL 3 729.092
230
4. GEDUNG KONSER
FUNGSI DESKRIPSI
JUMLAH PEMAKAI
org STANDARD
m2 JUMLAH
RUANG unit
TOTAL LUAS m2
TOTAL PEMAKAI
SUMBER 1
Lobby 200
2.75 1
550 200
NAD 2
Loket 10
5 1
50 10
SBT 3
Ruang Antri 10
5 1
50 10
NAD 4
Ruang Duduk 2500
0.9 1
2250 2500
ASU 5
Auditorium Utama 2500
1.05 1
2625 2500
ASU 6
Panggung 80 unit
1 80
ASU 7
Foyer 750
0.19 1
142.5 750
ASU 6
Toilet pengunjung pria
WC 1000
2 10
20 1000
Standar Plan Urinoir
500 1.1
20 22
500 Standar Plan
Wastafel 2000
1.4 6
8.4 2000
Standar Plan Toilet wanita
WC 500
2 10
20 500
Standar Plan Wastafel
2000 1.5
4 6
2000 Standar Plan
9 Ruang Ganti
pria 10
2.5 1
25 10
ASU wanita
10 2.5
1 25
10 10
Ruang Persiapan 4
2.5 1
10 4
NAD 11
Toilet Pemain Toilet pria
WC 1000
2 10
20 1000
Standar Plan Urinoir
500 1.1
20 22
500 Standar Plan
Wastafel 2000
1.4 6
8.4 2000
Standar Plan Toilet wanita
WC 500
2 10
20 500
Standar Plan Wastafel
2000 1.5
4 6
2000 Standar Plan
12 Gudang Alat
20 1
20 NAD
13 Ruang Kontrol
Lighting 7.2
1 7.2
ASU 14
Ruang Kontrol Audio 7.2
1 7.2
NAD 15
Gudang Persiapan 60
1 60
NAD 16
Gudang Umum 20
1 20
ASU 17
Ruang Rehearsal 2.5
6 15
18 Ruang Kontrol
Baskstage 7.2
1 7.2
TOTAL LUAS RUANGAN
6254.4 17994
SIRKULASI 30 1876.32
TOTAL 4 8130.72
17994
Universitas Sumatera Utara
5, FASILITAS PENGELOLA
FUNGSI DESKRIPSI
JUMLAH PEMAKAI
org STANDARD m2
JUMLAH RUANG
unit TOTAL
LUAS m2 TOTAL
PEMAKAI SUMBER
1 Hall
10 2
1 20
10 NAD
2 Information desk
2 0.65
1 1.3
2 SBT
3 Ruang Tunggu Tanu
10 1.5
1 15
10 NAD
4 Ruang Direktur
1 25
1 25
1 ASU
5 Ruang Sekretaris
1 25
1 25
1 ASU
6 Ruang Info, Jasa
dagang 1
4.46 1
4.46 1
ASU 7
Ruang Kabag Umum 1
25 1
25 1
ASU 8
Ruang Kabag Personalia
1 25
1 25
1 Standar Plan
9 Ruang Staff
Personalia 3
4.46 1
13.38 3
Standar Plan 10
Ruang Kepala Humas Publikasi
1 25
1 25
1 Standar Plan
11 Ruang Staff Humas
Publikasi 3
4.46 1
13.38 3
Standar Plan 12
Ruang Kepala Keuangan
1 25
1 25
1 Standar Plan
13 Ruang Staff
Keuangan 3
4.46 1
13.38 3
ASU 14
Ruang Kepala Maintenance
1 25
1 25
1 15
Ruang Rapat 50
2.5 1
125 50
NAD 16
Ruang Arsip 1
20 1
20 17
Gudang 1
20 1
20 1
Standar Plan 18
Toilet pria 5
6 5
150 5
Standar Plan 19
Ruang Manager Produksi
20 Ruang Jumpa Pers
20 0.8
2 32
20 21
Ruang Pers 3
2 6
36 3
22 Ruang Co-Sponsor
5 2
2 20
5 23
Ruang Jumpa Fans 20
1.2 2
48 20
24 Ruang Loker
Ruang Ganti 7
1.2 2
16.8 7
25 Ruang Penyimpanan
Kursi Audience 0.5
6 26
Ruang Divisi 2
27 CCTV
1 20
1 20
1 20
TOTAL LUAS RUANGAN
724.7 170
SIRKULASI 30 217.41
TOTAL 5 942.11
170
6. FASILITAS SERVIS
FUNGSI DESKRIPSI
JUMLAH PEMAKAI
org STANDARD m2
JUMLAH RUANG
unit TOTAL
LUAS m2 TOTAL
PEMAKAI SUMBER
Universitas Sumatera Utara
1 Ruang Pegawai
20 1.5
1 30
20 NAD
2 Ruang Makan
Pegawai 40
1.7 1
68 40
SBT 3
Ruang Reparasi 1
6 1
6 1
NAD 4
Ruang Sholat 2
20 2
80 4
ASU 5
Ruang Wudhu 2
9 2
36 4
ASU 6
Toilet Locker 2
6 2
24 4
ASU 7
Pantry Dapur 6
10.2 1
61.2 6
ASU 8
Loading Dock 2
18 1
36 2
Standar Plan 9
Gudang Umum 1
25 1
25 1
Standar Plan 10
Tangga Kebakaran 12
19 12
2736 12
Standar Plan 11
Lift Barang 1
9 1
9 1
Standar Plan 12
Lift Orang 3
4 3
36 3
Standar Plan TOTAL LUAS
RUANGAN 5335.22
518 SIRKULASI 30
1600.566 TOTAL 6
6935.786 518
7. FASILITAS ME FUNGSI
DESKRIPSI JUMLAH
PEMAKAI org
STANDARD m2 JUMLAH
RUANG unit
TOTAL LUAS m2
TOTAL PEMAKAI
SUMBER 1
Ruang Tandon 200
1 200
2 Ruang Pompa
9 1
9 3
Ruang Panel List Ut. 12
1 12
4 Ruang Panel List Ut.
2 5
10 5
Ruang Mesin AC 50
1 50
6 Ruang AHU
6 6
36 7
Ruang Genset 40
1 40
8 Ruang Trafo
12 1
12 Standar Plan
9 Ruang PLN
12 1
12 Standar Plan
TOTAL LUAS RUANGAN
381 SIRKULASI 30
114.3 TOTAL 7
495.3
B. Studi banding arsitektur yang mempunyai fungsi sejenis
Studi Banding Proyek Sejenis
Tabel 12. Program Ruang
Universitas Sumatera Utara
Studi banding dilakukan pada beberapa gedung konser concert hall untuk mengetahui kegiatan dan fasilitas apa saja yang dibutuhkan untuk
mewadahi kegiatan-kegiatan tersebut, sehingga dapat dijadikan acuan untuk menyusun program ruang rancangan. Studi banding ini juga
dilakukan untuk mengetahui bagaimana arsitek-arsiteknya melakukan pendekatan dan penyelesaian desain sebuah gedung konser atau fasilitas
musik.
1. Oriental Art Center, Shanghai
2. Walt Disney Concert Hall, Los Angeles, California
Gbr 10.Oriental Art Center, Shanghai
Universitas Sumatera Utara
HYPERLINK
http:en.wikipedia.orgwikiFile:Disneyext.jpg \o The exterior of Founders room after panels were re-surfaced.
INCLUDEPICTURE ......niaNew20Folder203taaaaaaaaaWalt_Disney_Concert_Hall_fi
les225px-Disneyext.jpg \ MERGEFORMAT
3. ESPLANADE, SINGAPORE
Esplanade merupakan bangunan teater yang dibangun ditepi teluk Marina seluas 6 hektar di
Singapura. Bangunan ini seperti menara lalat
dengan ketinggian 30 m dirancang oleh arsitek
Vikos Gore. Esplanade difungsikan sebagai
pertunjukan seni tari, musik, drama dan opera.
Gambar..
Esplanade, Singapore Gbr
Gbr 12. Interior Walt Disney Concert Hall
Gbr 13. Esplanade
Universitas Sumatera Utara
Teater ini memiliki kapasitas 1.923 tempat duduk dengan adaptasi opera tradisional eropa dengan bentukan tapak kuda dimana antara penonton dan
musisi dipanggung terjadi interaksi secara intim. Bangunan ini didisain untuk pertunjukan seni tingkat Asia dan Kultur Barat.
Teater ini memiliki bentukan proscenium arch yang mampu menampung 100 musisi orkestra. Selain itu bangunan ini dilengkapi juga dengan restoran
dan outdoor performance space.
4. Rome Auditorium, Villa Glori, Roma, Italia Arsitek
: Renzo Piano Kapasitas
: 2700, 1200 dan 500 orang
Konsep pemintakan: Pembentukkan tapaknya terbagi menjadi empat bagian utama, yaitu:
1. gedung konser berkapasitas 2700 orang
2. gedung konser berkapasitas 1200 orang
3. ruang resital berkapasitas 500 orang
4. serta amphiteater yang menjadi pusat kawasan.
Namun kesemuanya memiliki peran yang sama untuk menciptakan melodi baru yang harmonis dalam hal ini dianalogikan oleh amphiteater.
Gambar. 14 Interior
Esplanade, Singapore
Gambar. 15 Atap
Esplanade, Singapore
Tiga massa yang berbeda ukuran ini adalah analogi dari instrumen-instrumen
musik yang bersama-sama digunakan untuk memainkan lagu dalam sebuah
pertunjukan musik, ada yang berukuran
Universitas Sumatera Utara
tampak utama didominasi oleh dinding beton. Konsep yang digunakan mengambil ciri khas perumahan kuno kawasan Roma dimana strukturnya
menggunakan tanah liat yang masif. Bentukan garis-garis pola betonnya mengambil inspirasi dari guratan alat musik.
Interior auditorium: Penggunaan material akustik seperti kayu, warna chat pastel dan kecoklatan
serta tata lampu yang memberi kesan mewah pada auditorium dan ruang resitalnya. Ekspresi atap auditorium yang menggantung mengambil pola
interior perumahan kuno Roma yang terbangun dari tanah liat dimana tanah liat tersebut diolah sedemikian rupa sehingga saat selesai dibangun tampak
serupa dinding dengan pola persegi yang diputar sebesar 45 derajat dengan bagian yang lebih menggembung pada pusat perseginya. Selain untuk
preservasi kawasan, konsep seprti ini muncul dari ide untuk memperkuat keunikan setempat menjadi kekuatan dan keunikan rancangan kawasan yang
Gbr 16. Rome Auditorium tampak dari atas
Gbr 17. eksterior Rome Auditorium
Universitas Sumatera Utara
cepat atau lambat akan menjadi icon kawasan. Untuk mendapatkan konsep seperti ini, tim Renzo Piano bekerjasama dengan akademisi dan arkeolog
setempat dalam mencari inti arsitektur regional lokasi perancangan auditorium
BAB III ELABORASI TEMA
III.1. PENGERTIAN
Tema yang diangkat dalam kasus Proyek Medan Concert Hall ini adalah Akustik Arsitektural. Kata akustik berasal dari bahasa Yunani, akoustikos, artinya segala sesuatu
yang bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi.
Gbr 18. interior Rome Auditorim, Roma, Italia
Gbr 19. potongan perspektif Rome Auditorium, Roma,
Universitas Sumatera Utara
Pengertian akustik sangat luas dan beragam, meliputi hampir pada semua kehidupan manusia, sejak bangun tidur, bekerja, beristirahat, berekreasi sampai kembali
tidur akan terus berhubungan dengan aspek akustik.
Akustik dipelajari pada berbagai bidang ilmu seperti : akustik fisika, psiko akustik, dan lain-lain. Sedangkan arsitektur akustik diterapkan untuk perencanaan
gedung-gedung pertunjukan, ruang sidang dan rumah tinggal.
III.2. INTERPRETASI TEMA
Didasari oleh permasalahan di atas, Akustik Arsitektural menjadi pilihan yang tema yang sesuai. Sebab dalam perancangan proyek nantinya, tidak ada acuan yang meningkat
terutama pada bentuk, sehingga bentuk arsitektural yang dibutuhkan bebas, tidak terikat pada bentuk tertentu. Hal ini menyebabkan bentuk bangunan ini adalah murni pendekatan
desain terhadap kebutuhan akustik.
III.2.1. TUJUAN AKUSTIK
Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni, merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari
cacat kebisingan. Untuk mencapai kondisi tersebut sangat tergantung dari faktor keberhasilan perancangan akustik ruang, konstruksi dan material yang digunakan.
Permasalahan-permasalahan yang timbul dianalisa dengan mendasar pada 5 faktor, yaitu :
• sumber suara
• perambatan suara
• penerimaan suara
• intensitas suara
• frekuensi suara.
Universitas Sumatera Utara
III.2.2. ELEMEN AKUSTIK
Terdapat tiga elemen yang harus diperhatikan dalam akustik yakni : 1.
Sumber bunyi, baik yang dinginkan maupun yang tidak dinginkan. 2.
Jejak perambatan suara, untuk perambatan bunyi. 3.
Kondisi penerima, yang diinginkan atau yang tak ingin mendengar bunyi tersebut. Jika bunyi tersebut diinginkan harus disediakan kondisi yang menguntungkan
bagi produksi, perambatan, dan penerimaannya. Sumber bunyi harus diperkuat, jejak perambatannya harus dibuat efektif dengan menguatkan pemantulan bunyi dan
dengan menempatkan pendengar sedekat mungkin dengan sumber bunyi. Sebaliknya, bila bunyi tak diinginkan seperti bising dari TV tetangga, bising
lalulintas, kondisi yang tidak menguntungkan harus disediakan untuk produksi, perambatan, dan penerimaan gangguan tersebut. Langkah-langkah yang harus
diambil dengan menekan intensitas bising pada sumbernya dan memindahkan sumber bising sejauh mungkin dari penerima. Kualitas perambatan bunyi harus dikurangi
sebanyak mungkin, dengan penggunaan penghalang tahan bunyi atau tahan getaran. Semuanya ini merupakan usaha dalam pengendalian bising.
Pengaruh Akustik Terhadap Musik
- menilai suatu pagelaran musik
Sifat-sifat akustik ruang mempunyai pengaruh yang jelas pada berbagai tahap proses musik, yaitu pada komposisi, pagelaran dan pendengaran.
Penonton maupun kritikus musik sangat dipengaruhi oleh kualitas akustik auditorium, dalam:
- kecocokan dan ketidakcocokan mereka terhadap musik tersebut
- memutuskan apakah ruangan tersebut cocok untuk pagelaran musik.
Ibid, hlm. 92.
Universitas Sumatera Utara
Bila musik memberi kesan sepertinya disajikan dalam ruang kecil dan akrab maka ruang itu dikatakan mempunyai keakraban akustik. Keakraban akustik adalah salah satu
segi yang paling diinginkan dalam auditorium terutama yang digunakan untuk musik. Keakraban akustik terjadi bila ruang mempunyai waktu dengung yang relatif
panjang pada frekuensi-frekuensi rendah 250Hz. Akustik Ruang Pagelaran Musik
Selain persyaratan akustik yang harus dipenuhi, beberapa hal lain juga harus mendapat perhatian, yaitu:
- Waktu dengung yang dikendalikan dengan hati-hati akan menambah kepenuhan
nada dan akan membantu kekerasan, ketegasan dan difusi suara dalam ruang. -
Ketegasan akan memuaskan bila kesenjangan waktu tunda mula-mula tidak melampaui 20 ms, bunyi langsung relatif cukup keras.
- Distribusi nada-nada rendah yang cukup untuk daerah pendengar yang luas
2500 tempat duduk, karena sebagian nada dasar berbagai instrumen musik bas ganda, harpa, dll relatif lemah.
- Untuk memperoleh kualitas bunyi yang merata pada seluruh daerah penonton,
balkon tidak boleh terlalu menjorok, pendengar harus mempunyai ukuran dan pembagian yang baik, dan dinding-dinding cekung harus dihindari.
- Dalam memeriksa titik-titik yang menghasilkan gema, selalu harus diingat bahwa
mengolah akustik ruang merupakan tiga dimensi. -
Frekuensi bunyi yang terlibat dalam akustik ruang musik sekitar 30Hz – 12.000Hz, termasuk komponen-komponen frekuensi tinggi dari bunyi musik yang
merupakan ciri beberapa instrumen musik. -
Pengendalian bising dan getaran yang berasal dari sistem pemanas, ventilasi dan sistem pendingin ruang dari tempat-tempat yang berdekatan dengan ruang
mekanik, listrik dan transportasi darat atau udara.
Faktor-faktor Akustik yang Baik
Ibid, hlm. 93.
Universitas Sumatera Utara
Adapun faktor-faktor terdengarnya bunyi dengan baik antara lain dipengaruhi oleh:
1. Bentuk ruang
Bentuk persegi, lingkaran atau oval adalah bentuk ruang yang kurang baik secara akustik, dan dalam perencanaan lebih disukai bentuk empat persegi panjang atau
trapesium yang kedua sisinya sejalan dengan arah bunyi suara. Penempatan tempat duduk yang berundak-undak adalah menguntungkan, karena penyebaran
suara akan lebih merata sampai kepada penonton. Dinding dan permukaan langit- langit yang terputus dan tidak merata menghasilkan suara yang baik.
Egan, David M, Architectural Acoutics.
Gbr 20. bentuk-bentuk ruang
Gbr 21. Penempatan tempat duduk yang berundak-undak
Universitas Sumatera Utara
2. Ukuran ruang
Suara pembicaraan yang dapat didengar untuk suatu jarak adalah sebagai berikut: -
20-30 m, pada arah suara. -
13 m, pada sebelah pembicara. -
10 m, dari belakang pembicara. Volume ruang musik maksimum tanpa menggunakan alat pengeras suara
loudspeaker sebaiknya tidak melebihi 18.000 m
3
. Perbandingan ruang yang disarankan antara tinggi : lebar : panjang adalah 2 : 3 : 5.
3. Perabotan dan Penyelesaian Ruang Langit-langit dan dinding yang padat kurang baik bila dibandingkan dengan
langit-langit penutup gantung dengan lubang perantara yang dapat menyerap bunyi sehingga tidak menimbulkan gema.
Pada perencanaan sistem ventilasi, ruang kosong tempat penyaluran udara sebaiknya ditempatkan antara sumber dan pendengar. Alat penghisap harus
ditempatkan pada dinding belakang dekat tempat duduk belakang, pada permukaan berbentuk kubah dan pada susunan tangga balkon yang padat dan lain-
lain. Tempat duduk teratur dan bertambah tinggi kebelakang, agar arah suara langsung ke semua tempat duduk.
Gbr 22. Ddinding dan permukaan langit-langit
Universitas Sumatera Utara
4. Posisi sumber suara Sumber suara ditempatkan pada permukaan pantul yang keras. Apabila ada lebih
dari satu sumber suara, masing-masing harus diletakkan saling berdekatan antara yang satu dengan yang lain.
5. Waktu gema Gema disebabkan karena pantulan dari suara langsung pada permukaan dinding
dan langit-langit, dimana ada jarak waktu yang lama antara suara langsung dan suara pantulannya. Suara gema harus dicegah, karena diperlukan panjang waktu
gema yang berbeda-beda tergantung pada ukuran ruang dan materi penyerap suara yang digunakan.
Waktu rata-rata dalam gedung konser dengan volume 2000-14.000 m
3
adalah 1,7 detik dan masih tergantung pada jenis materi penyerap dalam ruang. Karena itu
volume gedung konser yang baik adalah 6-9 m
3
kursi.
III.3. KETERKAITAN TEMA DENGAN JUDUL
Akustik meliputi jangkauan yang sangat luas, menyentuh hampir semua segi kehidupan manusia. Dokter, psikolog, audiolog dan biolog, pemusik, pencipta lagu, dan
para pengusaha pabrik alat-alat musik, ilmuwan komunikasi. ruang angkasa dan komputer, sarjana kelautan, orang-orang yang bekerja di industri radio, televisi dan
rekaman, arsitek, ahli tata kota, dan insinyur-insinyur bangunan, mesin, listrik dan kimia, sedikit atau banyak akan berhubungan dengan beberapa aspek akustik.
Akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos yang berarti mengenai pendengaran. Dalam fisika: ilmu bunyi dan teknik bunyi, dalam ilmu bangunan: sifat-
sifat ruangan yang mengenai pembagian, absorbsi dan pantulan bunyi.
Gedung Konser Medan sendiri merupakan kasus proyek yang berhubungan erat dengan akustik. Berbagai aktifitas yang dilakukan dalam bangunan ini akan menghasilkan bunyi
menjadi sumber bunyi yang membutuhkan pengendalian khusus agar tidak menjadi sumber bising bagi lingkungannya. Berbagai ruang yang direncanakan dalam bangunan ini
Ensiklopedia Indonesia
Universitas Sumatera Utara
membutuhkan penanganan akustik yang berbeda-beda, sesuai dengan fungsinya masing- masing. Contohnya ruang konser, ruang
seminar, ruang kelas dll. Penanganan akustik pada ruang-ruang tersebut perlu dilakukan untuk dapat menambah tingkat kenyamanan dengar penghuni pengguna bangunan ini.
III.4. STUDI BANDING ARSITEKTUR YANG MEMPUNYAI TEMA SEJENIS Studi Banding Tema Sejenis
• Studi banding dilakukan pada beberapa gedung konser concert hall untuk
mengetahui kaitan tema dengan gedung tersebut. Studi banding ini juga dilakukan untuk mengetahui bagaimana arsitek-arsiteknya melakukan pendekatan dan
penyelesaian desain sebuah gedung konser atau fasilitas musik.
1. The National Concert Hall
Arsitek : Renzo Piano
Kapasitas : 2700, 1200 dan 500 orang
Konsep pemintakan: Perlengkapan yang terdapat pada Gedung National Concert Hall:
a. Perlengkapan panggung
A= 13,25 m
B=22,2 m C=15,6 m
A= 14,4 m B=11,1 m
Universitas Sumatera Utara
Baris 1=0,3 m
Baris 2=0,6 m Baris 3=0,9 m
Baris 4=1,3 m Baris 5=1,7 m
Baris 6=2,1 m
A= 10,49 m B=10,49 m
C=0,8 m
A= 17,55 m B=0,95 m
C= 30,30 m D= 11,48 m
E=8,91 m F=36,26 m
G= 33,86 m
Gbr 23. The National Concert Hall
Universitas Sumatera Utara
b. Perlengkapan pencahayaan
c. Perlengkapan Suara
Pada bagian ini terdapat : 1.
Ruang kontrol Suara 2.
Sound System 3.
Microphone 4.
Stand Microphone 5.
Sistem kontak d.
Sistem Video
Gbr 24. Pencahayaan Ruangan The National Concert Hall
Universitas Sumatera Utara
Pada bagian ini terdapat : 1.
Ruang kontrol Video 2.
Sistem monitor panggung e.
Perlengkapan di belakang panggung Pada bagian ini terdapat :
1. Ruang ganti pakaian
2. Ruang ganti pakaian konduktor
3. Ruang piano
4. Ruang instrumen
5. Ruang duduk orkestra
6. Stand musik
7. Ruang Tari
8. Ruang Latihan
2. Roy Thomson Hall, Toronto, Canada
Arsitek : Arthur Erickson
Konsultan akustik : Theodore Schulz
Kapasitas : ±2800 orang
Konsep bentuk :
Gbr 25. Roy Thomson Hall
Universitas Sumatera Utara
Bangunan ini mempunyai core yang berbentuk bulat telur yang dengan dinding serupa cangkang, dan dikelilingi rangka kaca melingkar. Pilihan
bentuk ini lebih dikarenakan orientasi ke dalam, mengikuti bentuk dasar auditoriumnya. Bentukan cangang yang digunakan
merupaakn konstruksi double concrete untuk mengatasi bising kota yang terjadi di sekitarnya. Untuk semakin mengisolasi gangguan yang mungkin pada
auditoriumnya, masing-masing entrance menuju ke dalam ruang utamanyamasing-masing mendahului sebuah ruang kunci suara untuk lebih
jelas dapat dilihat pada denah. Bentuk bulat telur ini diambil karena bentuk denah dasar kotak tidak
mampu mengakomodasikan kebutuhan penonton yang besar. Selain itu bentuk persegi yang erlalu besar dapat mengakibatkan jarak dengar dan pandang yang
buruk bagi sebagian penonton di bagian belakang. Dengan solusi seperti ini,maka jarak pandang penonton tidak akan lebih dari 107 kaki atau sekitar 33
meter. Konsep pemintakan :
Pemintakannya terbagi atas susunan vertikal,bukan horizontal. Pembagian yang dilakukan dari yan paling bawah ke yan paling atas adalah
parkir, level mezzanine, dan level balko. Konsep sirkulasi
: Penggunaan foyer yang mengelilingi auditorium utama untuk menyebar
jumlah massapenonton yang sangat besar. Gedung inibukan hanya mempunyai level lantai dasar danbalkon, melainkan juga mempunyai level mezzanine yang
merupakan level antara lantai dasar dan lantai balkon, sehingga sirkulasi vertikal tangga pada banyak titik menjadi lebih utama dibandingkan sirkulasi
Gbr 26. denah Roy Thomson Hall, Toronto, Kanada
Universitas Sumatera Utara
horizontalnya. Jalur penonton dan penampil-kepanitiaan-admiistrasi dipisahkan akses masuknya namun masih terhubung oleh tanga dan foyer sirkulasi.
Konsep eksterior :
Konsep tampak adalah bentuk transparan yang mampu menjadi icon kota yang dinamis dengan menampilkan ekspresi yang berbeda. Pada siang hari
massa transparan akan menjadi cermin besar yang memantulkan kondisi cuaca dan lingkungan sekitanya, sedangkan pada malam hari menjadi serupa lentera
kota. konsep struktur
: konsep yang digunakan adalah bangunan alam bangunan,selubung luanya
menggunakan rangka baja yang diisi dengan blok-blok kaca insulasi, sedangkan dinding auditorium merupaan ’cast in place concrete’ yang baik
untuk bdang pemantul suara sekaligus material kunci suara yang baik. Dinding ini dimanipulasi sedemikian rupa sehingga memantulkan suara pada tempat
yang diinginkan.bentukan lanai balkon yang dipilih juga dimaksudka memantulkan suara langsung dari panggung ke penonton yan berada di sisi
depan bawah balkon tersebut. Bentuk massa keseluruhan yang menyerupai corong yang terpotong
adalah alternatif struktur kedua para asiteknya. Sebenarnya alternatif pertama yang dimiliki Erickson adalah atap serupa bentuk atap tenda namun dari kaca.
Keterbatasan teknologi material membuatnya mengalihkan kepada alternatif kedua ini.
Konsep interior :
Interior auditorium:
Gbr 27. ekserior dan foto udara Roy Thomson Hall, Toronto, Kanada
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan material akustik yang berkesan hangat seperti kayu, warna
cat pastel dan kecoklatan, penempatan grand organ sebagai titik pusat view interior, penempatan balkon yang
melingkari ruang untuk memperpendek jarak pandang
penonton dan penampil, serta tata lampu yang memberi efek
dramatis dan mewah auditoriumnya. Aksesori akustik
di atas panggung selain bernilai
estetis juga berfungsi sebagai reflektor dinamis yang dapat
dinaik-turunkan sesuai kebutuhan pertunjukan musik.
Interior lobby dan foyer:
Interiornya mengabungkan ekspresi struktur yang berbea.logam baja- kaca dengan beton-kaca pada foyer dan lobby utamanya. Bentuk yang
melengkung selain karena mengikuti bentuk auditoriumnya, juga mencptakan kesan dinamis.
Gbr 28. interior auditorium Roy Thomson Hall, Toronto, Kanada
Gbr 29. lobby Roy Thomson Hall, Toronto, Kanada
Universitas Sumatera Utara
3. Shenzhen Concert Hall, Shenzhen, China
Kapasitas : 1576 orang Volume Ruang
: 25.000cm Luas permukaan : 7250 sqm
Material Finishing : - Ceiling Concrete 50mm
• Wall LC Panel 100mm, Wood rib
• Floor Hinoki 45mm Stage
Gbr 30. Shenzhen Concert Hall
Universitas Sumatera Utara
4.The Sibelius Congress and Concert Hall
Arsitek : Hannu Tikka and Kimmo Lintula, Arkkitehtityöhuone,
Helsinki, Finland Lokasi
: Lahti, Finlandia
Kapasitas : Concert hall 1400 kursi
Theatre 252 kursi Bioskop 150 kursi
Gbr 31. The Sibelius Congrss and Concert Hall
Universitas Sumatera Utara
Dengan material utama dari kayu
dan glass box
Sruktur yang dirancang untuk menyerap gema dan bising yang
dipersiapkan untuk ruangan auditorium
Gbr 32. The Sibelius Congrss and Concert Hall
Universitas Sumatera Utara
Da ora
Universitas Sumatera Utara
Kesimpulan studi banding nyi
ng kaca sebesar
Gbr 33. Interior The Sibelius Congress and Concert Hall
Gbr 34. Plafon The Sibelius Congrss and Concert Hall
Universitas Sumatera Utara
b. gedung konser adalah icon kota yang harus didesain secara
optimal, baik dengan pendekatan konsep kontras c.
Fasilitas yang umumnya ada dalam sebuah gedung konser adalah: a.
Auditorium utama, dengan penggunaan balkon dan orchestra-pit jika diperlukan.
b. Ruang resital
c. Ruang kendali audio visual ruang pertunjukan.
d. Amphiteaterplazataman sebagai pengolahan ruang luar.
Bab IV ANALISA