BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Laporan keuangan adalah salah satu informasi yang berperan penting dalam bisnis investasi pasar modal, terutama bagi perusahaan yang telah go
public . Seiring pesatnya perkembangan perusahaan-perusahaan yang telah go
public , makin tinggi pula permintaan atas audit laporan keuangan yang menjadi
sumber informasi bagi investor. Pada Undang-undang UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal Simposium Nasional Akuntansi 11 di Pontianak dinyatakan
secara jelas bahwa perusahaan yang telah go public wajib menyampaikan laporan tahunan dan laporan insidental lainnya kepada BAPEPAM Badan Pengawas
Pasar Modal. Pada Tahun 1996, BAPEPAM mengeluarkan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : KEP-80PM1996 yang mewajibkan bagi setiap
emiten dan perusahaan publik untuk menyampaikan laporan tahunan keuangan perusahaan dan laporan auditor independennya kepada BAPEPAM selambat-
lambatnya pada akhir bulan keempat 120 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan.
Namun, setelah tanggal 30 September 2003 BAPEPAM semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya Lampiran Surat Keputusan Ketua
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAPEPAM Nomor KEP-36PM2003 yang menyatakan bahwa laporan tahunan keuangan perusahaan yang disertai dengan laporan auditor independen harus
disampaikan selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga 90 hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Apabila ketetapan ini dilanggar, maka
BAPEPAM akan mengenakan sanksi bagi perusahaan yang tidak mematuhinya. Dalam peraturan ini dinyatakan bahwa dalam hal penyampaian laporan tahunan
dimaksud melewati batas waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka hal tersebut diperhitungkan sebagai keterlambatan penyampaian laporan keuangan
tahunan. Berkaitan dengan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,
persyaratan ketepatan waktu merupakan suatu keharusan, karena perusahaan yang tidak tepat waktu menyampaikan laporan keuangannya akan dikenakan sanksi
administrasi dan denda sesuai dengan ketentuan pasal 63 huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang
Pasar Modal yang menyatakan bahwa ”Emiten yang pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp 1.000.000 satu juta rupiah atas
setiap hari keterlambatan penyampaian laporan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah”. Pasar
modal di Indonesia memandang keterlambatan tersebut sebagai pelanggaran terhadap prinsip keterbukaan informasi di pasar modal. Ketentuan tentang denda
tersebut juga tertuang dalam aturan Bapepam-LK Nomor PER-03BL2010 tentang Bentuk, Susunan, dan Penyampaian Laporan Keuangan Triwulanan dan
Laporan Kegiatan Usaha. Pengenaan denda ditetapkan berdasarkan keterlambatan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
penyampaian laporan keuangan perusahaan ke Bapepam-LK dan besarnya denda Rp.1.000.000 satu juta rupiah per hari atas keterlambatan semua laporan dengan
jumlah keseluruhan sanksi denda Rp.500.000.000 lima ratus juta rupiah. Laporan keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen
kepada pemilik saham dan juga bagi pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam merupakan
laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik bersertifikat dan disertai opini pendapat audit. Informasi dalam laporan keuangan tersebut merupakan
tanggung jawab manajemen perusahaan, akan tetapi opini pendapat audit merupakan tanggung jawab auditor. Laporan keuangan juga menyediakan
informasi mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, dan perubahan posisi keuangan. Hal ini mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan
semakin meningkat. Laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan
berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan.
Untuk mendapat informasi yang relevan tersebut terdapat beberapa kendala, salah satunya adalah ketepatan waktu. Informasi laporan keuangan
tersebut akan mempunyai manfaat jika disampaikan kepada pemakainya dengan tepat waktu guna pengambilan keputusan. Ketepatan waktu merupakan salah satu
elemen pokok dalam laporan keuangan tersebut. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya IAI,
2007, PSAK No.1 par 38.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Adanya regulasi seharusnya memacu perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan tahunan tepat waktu. Namun, pada
kenyataannya setiap tahun ada perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahunannya ke BAPEPAM, sementara regulasi yang berlaku pada
periode tersebut masih sama dan belum mengalami perubahan. Regulasi tidak dapat menjadi satu-satunya faktor yang mempengaruhi perusahaan publik untuk
menyampaikan laporan keuangan tepat waktu pada setiap periode. Namun, perlu juga diperhatikan faktor-faktor lain yang menyebabkan keterlambatan dalam
penyelesaian penyajian laporan keuangan. Faktor-faktor tersebut tidak terbatas pada faktor finansial saja tapi juga faktor non-finansial. Keterlambatan dalam
penyelesaian penyajian laporan keuangan dapat memberikan indikasi positif dan negatif mengenai informasi yang terkandung dalam laporan keuangan.
Beberapa penelitian telah dilakukan oleh peneliti terdahulu untuk menguji pengaruh faktor spesifik perusahaan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan tersebut. Owusu dan Ansah 2000 : 20 telah meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu laporan keuangan di pasar
modal Zimbabwe Zimbabwe Stock Exchange ZSE dan menemukan bukti empiris bahwa hanya ukuran perusahaan dan profitabilitas yang mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang telah diaudit. Hasil penelitian Saleh 2004 : 58 hanya menemukan satu bukti empiris
yaitu variabel exstraordinary saja yang berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur sedangkan variabel rasio
gearing , ukuran perusahaan, struktur kepemilikan perusahaan, profitabilitas, umur
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan manufaktur di Bursa Efek Jakarta. Penelitian Oktorina dan Suharli
2005 menunjukkan bukti empiris bahwa ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, dan kantor akuntan besar mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan. Sedangkan debt to equity ratio dan profitabilitas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Selanjutnya, peneliti Pamor Mentari 2007 : 98 telah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan hanya reputasi auditor yang berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan ke publik, sedangkan profitabilitas, rasio gearing, ukuran perusahaan dan umur perusahaan
tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu publikasi laporan keuangan ke publik. Peneliti Rini Dwiyanti 2010 : 82 telah meneliti variabel-variabel seperti
debt to equity ratio , profitabilitas, struktur kepemilikan, kualitas auditor dan
pergantian auditor. Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas dan struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan manufaktur sedangkan debt to equity ratio, kualitas auditor dan pergantian auditor tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan perusahaan manufaktur. Sedangkan penelitian Renny Catrinasari 2006 : 63 memberikan hasil bahwa rasio gearing, profitabilitas, ukuran perusahaan,
umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan perusahaan perbankan, sedangkan struktur kepemilikan tidak
berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian Renny Catrinasari 2006 dan Rini Dwiyanti 2010 mengenai profitabilitas yang mempunyai pengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan
bertentangan dengan hasil penelitian Saleh 2004 dan Pamor Mentari 2007 yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap ketepatan
pelaporan keuangan. Pada penelitian Oktaria dan Suharli 2005 dan Rini
Dwiyanti 2010 menyatakan bahwa struktur kepemilikan mempunyai pengaruh pada ketepatan pelaporan keuangan yang bertentangan dengan pendapat Saleh
2004 dan Renny Catrinasari 2006. Sedangkan hasil penelitian Pamor Mentari 2007 mengenai reputasi kantor akuntan publik yang berpengaruh pada ketepatan
waktu pelaporan keuangan bertentangan dengan hasil penelitian dari Rini Dwiyanti 2010.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil penelitian pada beberapa peneliti untuk variabel penelitian yang sama dan ini
mendorong penulis untuk melakukan pengujian kembali pengaruh faktor-faktor seperti profitabilitas, struktur kepemilikan perusahaan dan reputasi auditor
Kantor Akuntan Publik yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian
laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia, khususnya perusahaan manufaktur. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
berbeda periode waktunya yakni periode 2007 - 2010 dan dimasukkannya variabel umur perusahaan dan ukuran perusahaan yang diprediksi sebagai faktor
yang mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan publik sektor manufaktur. Oleh karena itu, penelitian ini berusaha untuk meneliti
dan menganalisis lebih dalam mengenai faktor-faktor tersebut dengan judul
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
“Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Perusahaan Publik Sektor Manufaktur Ke Bapepam - LK “.
1.2 Perumusan Masalah